• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis apakah desain interior mempengaruhi keputusan pembelian 2. Untuk menganalisis apakah harga mempengaruhi keputusan pembelian..

4 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bauran pemasan

Pemasaran merupakan hal yang penting dalam berbagai bidang bisnis untuk bertumbung dan berkembang dimasa yang akan datang. Perusahaan biasanya mengkombinasikan empat variabel untuk menentukan strategi pemasaran. Kombinasi empat variabel itu biasanya disebut dengan marketing mix yang terdiri dari product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), process (proses), people (orang) dan. Physical evidence (lingkungan fisik). Marketing mix ini biasanya disebut dengan istilah 7p.

Menurut Laksana(2008) manajemen pemasaran adalah pertukaran produk yang dilakukan melalui aktifitas dari bauran pemasaran, yaitu product, price, promotion dan place.

Menurut Sumarni(2010) menjelaskan, “Marketing mix adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi.

1. Product (Produk)

Menurut Sumarni(2010), “Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi

keinginan atau kebutuhan”. Produk tidak hanya selalu berupa barang tetapi bisa juga berupa jasa ataupun gabungan dari keduanya (barang dan jasa).

2. Price (Harga)

Menurut Sumarni(2010) harga adalah, “Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut.

3. Place (Tempat)

Tempat dalam marketing mix biasa disebut dengan saluran distribusi, saluran dimana produk tersebut sampai kepada konsumen. Definisi dari Sumarni(2010) tentang saluran distribusi adalah, “Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industri pemakai”.

4. Promotion (Promosi)

Menurut Tjiptono (2008), pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi

5

pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

5. Process (Proses)

Menurut Kotler (2006), Proses disini adalah mencakup bagaimana cara perusahaan melayani permintaan tiap konsumennya. Mulai dari konsumen tersebut memesan (order) hingga akhirnya mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Beberapa perusahaan tertentu biasanya memiliki cara yang unik atau khusus dalam melayani konsumennya. Yang dimaksud proses dalam pemasaran yaitu keseluruhan sistem yang berlangsung dalam penyelenggaraan dan menentukan mutu kelancaran penyelenggaraan jasa yang dapat memberikan kepuasan pada penggunanya.

6. People (orang)

Menurut Lupiyoadi(2009) orang adalah tipe kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat dalam pemberian jasa.

7. Physical evidence (Lingkungan Fisik)

Menurut Lupiyoadi(2009) Lingkungan fisik merupakan tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen.

2.2 Pemasaran Jasa

Menurut Lupiyoadi(2009) jasa sering dipandang suatu fenomena yang rumit. Kata jasa (service) itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk.

2.3 Desain interior

Dalam marketing mix yang terdiri dari product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), process (proses), people (orang) dan physical evidence (lingkungan fisik), atau yang biasa disebut dengan 7p, desain interior masuk dalam place. Place dalam pemasaran merupakan aspek yang penting, karena bisa dijadikan tempat atau wadah yang digunakan dalam memasarkan suatu produk. Menurut (P. Kotler, 2008) lokasi adalah dimulai

6

dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik dan sebagainya. Maka dari itu place perlu diteliti.

Menurut Ching (2002) arti desain interior adalah merencanakan, menata, dan merancang ruang-ruang interior dalam bangunan. Tatanan fisik tersebut dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia akan sarana untuk bernaung dan berlindung, menentukan langkah sekaligus mengatur bentuk aktivitas mereka, memelihara aspirasi dan mengekspresikan ide-ide yang menyertai segala tindakan mereka, mempengaruhi penampilan, perasaan, dan kepribadian mereka. Menurut Ching (1987) sebuah ruang merupakan material utama yang digunakan oleh perancang sebagai sarana dan merupakan sebuah elemen yang esensial pada sebuah interior.

Dapat disimpulkan bahwa desain interior adalah perencanaan, tatanan ruang-ruang interior bangunan sebagai komponen fisik yang tepat dari suatu struktur fisik, untuk memenuhi kebutuhan manusia akan sarana untuk bernaung, berlindung, mengatur aktivitas, memelihara aspirasi, mengekspresikan ide-ide, mempengaruhi penampilan, perasaan dan kepribadian mereka.

2.4 Harga

Menurut penjelasan di atas marketing mix yang terdiri dari product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), process (proses), people (orang) dan. Physical evidence (lingkungan fisik), atau yang biasa disebut dengan 7p, harga masuk dalam price atau harga. Price atau harga merupakan aspek yang penting juga dalam pemasaran. Karena dalam pemasaran, harga merupakan patokan yang bisa dijadikan untuk transaksi. Menurut Rizky(2014) harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah barang beserta jasa-jasa tertentu, dengan indikator penilaian mengenai harga secara keseluruhan, respons terhadap kenaikan harga, harga produk tertentu dibandingkan produk yang sama apabila ditempat lain. Harga menjadi penting, karena harga merupakan patokkan sehingga harga merupakan aspek yang perlu diteliti.

Harga merupakan aspek yang penting dalam keputusan pembelian. Banyak masyarakat yang juga menentukan harga terlebih dahulu terhadap keputusan pembeliannya. Menurut Dwyner dan Tanner (2009) adalah jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli kepada penjual untuk produk atau jasa tertentu dalam Wulansari, Esti, (2010). Sedangkan Menurut McCharty (1985) harga adalah salah satu dari empat variabel yang dikendalikan oleh manajer pemasaran.

Menurut Urbany (2009) adalah beberapa satuan nilai yang diberikan oleh salah satu pihak

7

sebagai imbalan atas sesuatu dari pihak lain dalam (Wulansari, Esti, 2010). Dapat disimpulkan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibebankan sebagai imbalan atau untuk dibayarkan untuk penggunan barang atau pun jasa.

2.5 Pengembangan Hipotesis Penelitian

Menurut Ching(2002) arti desain interior adalah merencanakan, menata, dan merancang ruang-ruang interior dalam bangunan. Masyarakat khususnya mahasiswa yang dijadikan sampel. Mereka memilih tempat-tempat yang nyaman dan unik tentunya untuk dijadikan tempat pelepasan kepenatan mereka. Selain dijadikan tempat pelepasan kepenatan mereka, desain interior yang unik tersebut juga dijadikan faktor untuk pemilihan lokasi tempat nongkrong mereka. Sehingga mereka bisa menjadikan tempat mengabadikan moment dengan memanfaatkan desain interiornya. Mahasiswa sekarang ini banyak yang menggunakan smartphone atau media sosial untuk mengupload foto-foto mereka dimedia sosial. Dengan adanya hal tersebut membuat mereka memilih café yang desain café yang unik juga untuk diupload di media sosial. Menurut penelitian (Lisan, 2010) menunjukkan bahwa Outstore atmosphere tidak memiliki pengaruh yang positif pada minat beli konsumen terhadap Resort Café Atmosphere. Sedangkan menurut penelitian Kusumawati(2014) menunjukkan bahwa store atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian baik konsumen maupun

pelanggan.

Maka dari dua jurnal tersebut terdapat perbedaan dan peneliti ingin membuktikan mengapa hal tersebut terjadi. Untuk itu dapat disimpulkan :

H1: Design interior berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Menurut Dwyner dan Tanner (2009) adalah jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli kepada penjual untuk produk atau jasa tertentu. Harga bisa mempengaruhi keputusan pembelian mahasiswa dalam menentukan tempat mereka untuk keputusan pembeliannya.

Karena menurut penelitian dari (Wulansari, Esti, 2010) menunjukkan bahwa café atmosphere dan harga itu mempengaruhi dalam keputusan pembeliannya. Sedangkan menurut (Atmaja, n.d.) menunjukkan bahwa variabel harga, lokasi, dan kualitas layanan memiliki pengaruh yang kecil atau tidaksignifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Kopitiam Oey.

Karena terdapat perbedaan hasil dari dua penelitian tersebut maka peneliti ingin membuktikannya maka dapat disimpulkan:

8

H2: Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Maka model penelitiannya seperti:

Desain Interior (X1)

Harga (X2)

Keputusan Pembelian (Y)

H1

H2

9 METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono(2013) metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat kualitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.

3.1 Objek Penelitian

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Desain Interior Dan Harga Produk Di Cafe Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen”, ini dilakukan di Café Kafeole yang terletak di Jalan Tentara Pelajar no 61 Salatiga. Penelitian dilakukan di Café Kafeole karena café tersebut ramai banyak mahasiswa yang mengunjungi café tersebut. Selain itu lokasinya juga strategis, tempatnya nyaman dan tentunya desain yang unik juga menjadi alasannya. Subyek peneltiannya adalah mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

3.2 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan jenis data primer.

Instrumen yang digunakan yaitu:

1. Kuesioner

Penulis akan membagikan angket kepada mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga mengetahui apakah mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga itu melihat desain interior dan harga kafe untuk keputusan pembelian mereka.

10 Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional

1.Desain interior (x1)

 Merencanakan, menata, dan merancang ruang-ruang interior dalam bangunan.

 Beberapa satuan nilai yang diberikan oleh salah satu pihak sebagai imbalan atas sesuatu dari pihak lain

11

 Keputusan pembelian merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih (Schiffman, 2008)

Pada penelitian ini populasinya adalah mahasiswa yang Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Peneliti memilih mahasiswa UKSW Salatiga karena dirasa mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana suka untuk makan di café. Baik untuk sekedar mengerjakan tugas atau pun untuk duduk dan sekedar bertemu dengan teman mereka.

Sampelnya adalah mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga yang pernah mengunjungi Kafeole. Peneliti mengambil sampel sebanyak 100 orang karena menurut Roscoe(1982) dalam Sugiyono(2013) ukuran sampel yang layak dalam penelitian minimal 30.

Terkait dengan teknik pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik purposivesampling.

Purposive sampling menurut Sugiyono(2013) adalah teknik penentuan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tersebut adalah mereka yang pernah makan di Kafeole. Peneliti mengambil 100 sampel supaya hasil penelitian lebih valid dan reliable dan 100 sampel masih dapat dijangkau oleh peneliti.

3.4 Rancangan Insrumen

Rancangan yang digunakan adalah : 1. Membuat Kuesioner

Kuesioner dibagi menjadi 2 yaitu:

12 a. Identitas responden

 Berisi pertanyan tentang jenis kelamin responden, fakultas responden dan angkatan responden

b. Pendapat Responden

 Berisi pendapat responden tentang pertanyaan yang diajukan terhadap responden

3.5 Uji Validitas

Menurut Sugiyono(2013) uji validitas adalah instrumen tersebut dapat digunakan untuk menggukur apa yang seharusnya diukur. Alat uji yang digunakan yaitu Cronbach’s Alpha. Suatu item dapat dikatakan reliable jika nilai dari hasil uji r hitung > r tabel.

3.6 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono(2013) uji reliabiitas adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan meghasikan data yang sama. Alat yang digunakan yaitu Cronbach’s Alpha. Suatu item dapat dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.

Range reliability menurut Umar(2000) Cronbach’s Alpha <0,6=tingkat reliabilitas kurang baik; Cronbach’s Alpha >0,7-0,8=tingkat reliabilitas dapat diterima; Cronbach’s Alpha >0,8

=tingkat reliablitas sangat baik.

3.7 Uji asumsi klasik

 Uji normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel residual memiliki distribusi normal Ghozali(2006). Untuk pengujian normalitas data kami menggunakan Kolmogorov Smirnov.

 Uji Multikolinieritas

Uji Multikorelinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independen Ghozali(2006).

 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke satu

pengamatan yang lain Ghozali(2006).

 Uji linieritas

13

Uji linieritas adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat linier atau tidak.

3.8 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data kuantitatif. Analisisnya menggunakan regresi berganda, dengan rumus:

Y=a+b1x1+b2x2+e Dimana:

Y=Keputusan pembelian

b1: koefisien regresi variabel x1 (desain interior)

b2: koefisien regresi variabel x2 (harga)

x1: desain interior x2: harga

e : eror

14 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum objek penelitian

Café Kafeole terletak di tempat yang strategis yaitu berada di Jalan Tentara Pelajar no 61 Salatiga. Café Kafeole memiliki suasa yang berbeda dengan café pada umumnya. Café ini memiliki suasana yang asri karena memiliki banyak pepohonan sehingga sangat rindang dan juga sejuk. Selain memiliki suasana yang asri Café Kafeole, lokasi Café Kafeole dikelilingi oleh bebatuan dan terdapat gazebo-gazebo disekitarnya. Café Kafeole memiliki berbagai macam menu mulai masakan barat, china dan Indonesia.

4.2 Hasil penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara menyebar kuesioner kepada mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah melakukan pembelian di Café Kafeole Salatiga untuk mengetahui pengaruh desain interior dan harga café terhadap keputusan pembelian konsumen. Sampel dalam penelitian adalah mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang pernah berkunjung ke Café Kafeole Salatiga.

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi: jenis kelamin, fakultas, angkatan dan uang saku per bulan. Deskripsi karakteristik responden disajikan sebagai berikut:

15 Tabel 1

Karakteristik Responden No Karakteristik Responden Jumlah 1. Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel jenis kelamin menunjukkan bahwa responden perempuan sebanyak 62 dan responden laki-laki sebanyak 38. Sedangkan tabel fakultas menunjukkan bahwa responden FEB sebanyak 56, Fsikom sebanyak 12, FBS sebanyak 10, FTI sebanyak 14, PSIKOLOGI sebanyak 4, FTEK sebanyak 1, PERTANIAN sebanyak 1, HUKUM sebanyak 1,

16

FSM sebanyak 1. Sedangkan tabel angkatan menunjukkan bahwa angkatan 2011 sebanyak 3, angkatan 2012 sebanyak 9, angkatan 2013 sebanyak 33, angkatan 2014 sebanyak 19, angkatan 2015 sebanyak 25, dan angkatan 2016 sebanyak 11. Lalu untuk tabel uang saku per bulan menunjukkan bahwa responden dengan uang saku per bulan <500.000 sebanyak 13, 500.000-1.000.000 sebanyak 40 dan >500.000-1.000.000 sebanyak 47. Terlihat pada tabel di atas bahwa pembeli terbanyak adalah kelompok dengan uang saku terbanyak.

4.2.2 Uji Validitas

Menurut Sugiyono(2013) uji validitas adalah instrumen tersebut dapat digunakan untuk menggukur apa yang seharusnya diukur. Alat uji yang digunakan yaitu Cronbach’s Alpha.

Suatu item dapat dikatakan reliable jika nilai dari hasil uji r hitung > r tabel.

Tabel 2

3. Keputusan Pembelian Pertanyaan 1 0,582 Valid

Pertanyaan 2 0,482 Valid

Pertanyaan 3 0,530 Valid

Pertanyaan 4 0,391 Valid

Sumber : Data Olahan

17

Berdasarkan uji validitas dalam tabel di atas dengan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 30, di dapat sebesar 0.3610 (lihat pada lampiran tabel r). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel desain interior, harga dan keputusan pembelian konsumen tersebut valid. Karena r hitung > r tabel.

4.2.3 Uji Reabilitas

Menurut Sugiyono(2013) uji reliabiitas adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan meghasikan data yang sama. Alat yang digunakan yaitu Cronbach’s Alpha. Suatu item dapat dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.

Range reliability menurut Umar(2000) Cronbach’s Alpha <0,6=tingkat reliabilitas kurang baik; Cronbach’s Alpha >0,7-0,8=tingkat reliabilitas dapat diterima; Cronbach’s Alpha >0,8

=tingkat reliablitas sangat baik.

Untuk melihat nilai reliabilitas maka kita melihat tabel Croncbach's Alpha. Nilainya tersebut sebesar 0,92 maka tingkat reliabilitas sangat baik.

Tabel 4

Untuk melihat nilai reliabilitas maka kita melihat tabel Croncbach's Alpha. Nilainya tersebut sebesar 0,745 maka tingkat reliabilitas dapat diterima.

18

Untuk melihat nilai reliabilitas maka kita melihat tabel Croncbach's Alpha. Nilainya tersebut sebesar 0,703 maka tingkat reliabilitas dapat diterima.

4.2.4 Uji Asumsi Klasik

Syarat yang harus dilakukan sebelum melakukan uji regresi berganda yaitu uji asumsi klasik.

Uji tersebut terdiri dari uji normalitas, uji multikorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Hasil uji asumsi klasiknya yaitu:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel residual memiliki distribusi normal Ghozali(2006). Uji normalitas diujikan pada masing-masing variabel yaitu desain interior, harga dan keputusan pembelian. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan hasil uji normalitas (bisa dilihat dilampiran halaman 41) menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dari itu dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian berdistribusi normal.

2) Uji Multikolinieritas

Uji Multikorelinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independen Ghozali(2006). Uji Multikolinieritas yang benar yaitu jika tidak terjadi Multikolinieritas terhadap data yang diuji. Dasar keputusan tidak terjadi Multikolinieritas yaitu jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00.

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa nilai tolerance variabel desain interior dan harga sebesar 0,507 dan menunjukkan bahwa lebih besar dari 0,10. Sementara itu nilai VIF variabel desain interior dan harga sebesar 1,973 dan

19

menunjukkan bahwa lebih kecil dari 10,00. Maka dari itu dapat disimpulka bahwa variabel penelitian tidak terjadi Multikolinieritas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke satu pengamatan yang lain Ghozali(2006). Uji heteroskedastisitas yang baik yaitu ketika tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dasar keputusan tidak terjadi Heteroskedastisitas yaitu ketika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas menjukkan bahwa nilai signifikansi variabel harga sebesar 0,338 artinya lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Desain interior menunjukkan hasil sebesar 0,022 yang artinya kurang dari pada 0,05 menunjukkan bahwa terjadi Heteroskedastisitas.

4) Uji Linieritas

Uji linieritas adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat linier atau tidak. Uji Linier yang di gunakan adalah Ramsey,bila probabilitas F hitung >α (5%), maka spesifikasi model sudah benar Ghozali(2006). Uji linieritas dilihat apabila nilai signifikan tabel ANOVA < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan bersifat linier.

Berdasarkan hasil uji linieritas variabel desain interior dapat dilihat bahwa nilai signifikan tabel anova sebesar 0,037. Artinya nilai signifikan kurang dari 0,05 yang berarti bahwa hubungan bersifat linier. Hal ini menunjukkan bahwa desain interior berpola linier terhadap keputusan pembelian konsumen.

Berdasarkan hasil uji linieritas variabel desain interior dapat dilihat bahwa nilai signifikan tabel anova sebesar 0,030. Artinya nilai signifikan kurang dari 0,05 yang berarti bahwa hubungan bersifat linier. Hal ini menunjukkan bahwa harga berpola linier terhadap keputusan pembelian konsumen.

20

a. Dependent Variable: keputusan pembelian

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y= 2,961+0,122x1+0,685x2

Adapun interpretasi dari persamaan regresi linear berganda tersebut adalah:

a. a=2,961 menyatakan bahwa jika desain interior dan harga tetap (tidak mengalami perubahan) maka nilai keputusan pembelian konsumen sebesar 2,961

b. b1=0,122 menyatakan bahwa jika desain interior bertambah sebesar 1 poin, maka keputusan pembelian konsumen akan mengalami peningkatan sebesar 0,122. Nilai koefisien regresinya bernilai positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa desain interior berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen.

c. b2=0,685 menyatakan bahwa jika harga mengalami peningkatan sebesar 0,685 maka keputusan pembelian konsumen akan mengalami peningkatan sebesar 0,685. Nilai koefisien regresinya bernilai positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

21

b. Dependent Variable: keputusan pembelian

Hasil uji t pada tabel coeficients bisa dilihat bahwa nilai signifikansi dari variabel harga sebesar 0,000 < 0,05 yang artinya harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Lalu untuk variabel desain interior nilai signifikansinya sebesar 0,018 < 0,05 yang artinya desain interior berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.

a. Predictors: (Constant), harga, desain interior

Hasil koefisien determinasi (R2) diperoleh sebesar 0,519. Hal ini berarti keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh desain interior dan harga sebesar 51,9 % dan sisanya 48,1% dipengaruhi oleh variabel lain.

22 4.3 Pembahasan

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh desain interior dan harga café terhadap keputusan pembelian konsumen.

A. Pengaruh desain interior terhadap keputusan pembelian konsumen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan untuk variabel desain interior terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t untuk variabel desain interior dengan nilai thitung sebesar 2,405 dan nilai signifikasi sebesar 0,018 lebih kecil dari 0,05 (0,018< 0,05), dan koefisien regresinya mempunyai nilai positif sebesar 0,122 yang artinya desain interior semakin tinggi akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh variabel yang signifikan yaitu desain interior terhadap keputusan pembelian konsumen”.

Pengaruh desain interior terhadap keputusan pembelian konsumen khususnya untuk mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang membeli di Café Kafeole melihat akan desain interiornya. Hal itu dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa desain interior itu menjadi keputusan pembelian konsumen.

Hal ini menyatakan bahwa penelitian Lily Harlina Putri, Srikandi Kumadji dan Andriani Kusumawati (2014) menunjukkan bahwa store atmosphere berpengaruh terhadap keputusan pembelian baik konsumen maupun pelanggan itu terbukti.

B. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan untuk variabel harga terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik uji t untuk variabel harga dengan nilai thitung sebesar 5,386 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05(0,000<0,05), dan koefisien regresinya mempunyai nilai positif sebesar 0,685, artinya harga semakin tinggi maka akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Karena dengan harga yang tinggi mahasiswa akan memikirkan untuk pembelian tersebut. Penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis kedua yang menyatakan bahwa “ terdapat pengaruh variabel yang signifikan yaitu harga terhadap keputusan pembelian konsumen.

Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian yaitu khususnya mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang membeli di Café Kafeole tergantung dari latar belakang ekonomi maupun lingkungan tempat tinggal. Pada mahasiswa

23

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga harga menjadi pengaruh yang penting dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen, karena harga itu menjadi patokan mahasiswa biasanya dalam mengambil keputusan. Hal ini bisa dilihat dari hasil yang didapat yaitu harga signifikan terhadap keputusan pembelian kosumen.

Hasil penelitian ini juga mendukung dari penelitian terdahulunya yaitu

Hasil penelitian ini juga mendukung dari penelitian terdahulunya yaitu

Dokumen terkait