• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan berkelanjutan adalah : pengelolaan yang dapat memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia saat ini, tanpa mengorbankan potensi pemenuhan kebutuhan dan

1.4 Tujuan Penelitian

adalah: identifikasi potensi dan kelayakan, pengembangan, pengelolaan, pemeliharaan dan pemasaran. Sementara sukses tidaknya mengkomersialkan suatu objek ekowisata berkelanjutan tergantung pada kejelian mengidentifikasi aneka daya tarik sumber daya alam dan potensi untuk mengembangkan, mendidik SDM yang dibutuhkan secara terarah dan konseptual, pengembangan secara fisik sesuai konsep wisata berkelanjutan dengan menganalisa dampak yang akan terjadi (Robby, 2003).

Berdasarkan uraian di atas, secara umum permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana potensi Kawasan Kars Wediombo ditinjau dari kondisi biofisik, sosial-budaya, sosial ekonomi, dukungan hukum, dan tipologi wisatawan dalam hubungannya dengan pengembangan ekowisata kars Wediombo ? 2. Seberapa besar Supply dan Demand serta bagaimana prioritas manfaat

(Benefit) dan biaya (Cost)kawasan ekowisata kars Wediombo?

3. Bagaimana zonasi Kawasan Kars Wediombo sebagai kawasan ekowisata sudah dilakukan sesuai kaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan?

4. Bagaimana model pengembangan kawasan ekowisata kars yang harus diterapkan di Wediombo supaya dapat berkembang dalam konteks sebagai wilayah ekowisata kars berkelanjutan yang berbasis kepada masyarakat lokal ?

Perumusan masalah model pengembangan kawasan ekowisata kars Wediombo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta secara skematis disajikan pada Gambar 4.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan kondisi tersebut, maka tujuan penelitian adalah membangun model pengembangan kawasan ekowisata kars yang berkelanjutan Wediombo.Untuk membangun model tersebut, beberapak kegiatan yang perlu dilakukan sebagai tujuan khusus adalah :

1. Mengidentifikasi potensi kawasan dengan mengidentifikasi karakteristik biofisik, sosial-budaya dan ekonomi kawasan kars Wediombo, legal aspek dan tipologi wisatawan untuk pengembangan ekowisata kars.

2. Menganalisis besarnya demand dan supply, serta prioritas manfaat dan biaya pengembangan ekowisata kars di kawasan Wediombo dan sekitarnya.

3. Mendelineasi zona kawasan kars Wediombo berdasarkan potensinya untuk pengembangan ekowisata yang berkelanjutan

4. Menyusun model pengembangan ekowisata kars di Wediombo dan sekitarnya.

Gambar 4. Skema Perumusan Masalah Model Pengembangan Kawasan Ekowisata Kars yang Berkelanjutan di Wediombo, Gunungkidul. 1.5. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian model pengembangan kawasan ekowisata kars yang berkelanjutan di Kawasan Wediombo Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, antara lain :

Kawasan KARST Wediombo Potensi Pengembangan Ekowisata Kars Analisis Pengembangan Ekowisata Kars Wediombo

Kabupaten Gunungkigdul

karakter biofisik, sosial-budaya dan ekonomi kawasan

kars

Fragil, Unik, dan Keanekaragaman

tinggi

PERMASALAHAN

Demand, supply,

dan prioritas manfaat dan biaya

zonasi pengembangan kawasan ekowisata kars Model Pengembangan Kawasan Kars Wediombo yang bekelanjutan

13 1. Manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, sebagai sumber informasi dan

bahan pustaka dalam pengembangan ekowisata khususnya terkait kawasan kars.

2. Manfaat bagi masyarakat, memberikan informasi kepada masyarakat lokal dalam memahami peranan partisipasi mereka dalam pengembangan ekowisata kars dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan kars.

3. Manfaat bagi penyelenggara jasa wisata yaitu, memberikan gambaran mengenai peluang dan prospek dunia pariwisata di Kawasan Wediombo yang berwawasan ekowisata.

4. Manfaat bagi pemerintah yaitu, sebagai arahan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekowisata yang lebih efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, distribusi kesejahteraan dan pelestarian lingkungan.

1.6. Novelty

1. Dihasilkan model pengembangan kawasan ekowisata kars Wediombo berkelanjutan melalui keterpaduan kelembagaan dalam pengelolaan kawasan pada semua zona wisata.

2. Dalam membangun model tersebut digunakan berbagai metode secara terintegrasi yang meliputi metode analisis statistik, analisis Supply dan

Demand, analisis Eckenrode, analisis MPE, analisis Micro-ROS, dan analisis AWOT.

Kawasan Kars Wediombo mempunyai keunikan dan keanekaragaman kekayaan alami yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. Untuk mengetahui pengertian mengenai ekowisata, maka beberapa definisi ekowisata diuraikan sebagai berikut.

Konsep ekowisata muncul pada pertengahan tahun 1980 oleh Ceballos-Lascurain (dalam Weaver, 2001) yang mengakui bahwa antara kegiatan wisata dengan lingkungan akan menimbulkan keuntungan dan menimbulkan kerugian. Beberapa definisi ekowisata berkembang antara lain: Ekowisata adalah perjalanan wisata pada kawasan alam yang relatif tidak terganggu dan terkontaminasi dengan spesifikasi objek pendidikan, kekaguman, dan keindahan dari tanaman liar, binatang, budaya yang ada (dulu dan sekarang) yang ditemui (Ceballos-Lascurain dalam Boo, 1990). Menurut Valentine (1992), ekowisata adalah wisata yang berbasis sumber daya alam, yaitu ekologi berkelanjutan dan dasarnya adalah kawasan alami yang relatif tidak ada gangguan, tidak ada kerusakan dan degradasi, berkonstribusi secara langsung melindungi dan mengelola kawasan lindung.

Perkembangan selanjutnya adalah menurut Goodwin (1996) yang menyatakan bahwa ekowisata adalah wisata alam yang menimbulkan dampak rendah dengan konstribusi terhadap pemeliharaan spesies dan habitat lainnya, secara langsung adalah berkonstribusi terhadap konservasi dan secara tidak langsung menciptakan pendapatan masyarakat lokal, oleh sebab itu perlindungan terhadap kawasan dunia kehidupan liar merupakan sumber pendapatan. Menurut Fennel (1999), ekowisata adalah bentuk keberlanjutan dari wisata berbasis sumber daya alam dengan fokus utama adalah mencari pengalaman dan pendidikan dan mengelola etika yang menyebabkan dampak rendah, tidak konsumtif, dan berorientasi lokal (kontrol, manfaat, dan skala), berkonstribusi terhadap konservasi dan preservasi pada kawasan. Berdasarkan Ecotourism Association of Australia (EAA, 2000), ekowisata adalah wisata berkelanjutan secara ekologi dengan fokus utama adalah mencari pengalaman kawasan alami, yang mengacu kepada lingkungan dan budaya, apresiasi dan konservasi.

15 Menurut Weaver (2001) ekowisata merupakan konsep wisata yang memelihara apresiasi dan pengalaman untuk belajar dari lingkungan alami atau beberapa komponen termasuk budaya di dalamnya. Tampak bahwa keberlanjutan lingkungan alam dan sosial budaya perlu dipromosikan sebagai kegiatan wisata, karena lebih diminati wisatawan dan diperkirakan akan berkembang.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekowisata menekankan tujuan untuk mencari pengalaman maupun bersifat pendidikan dengan memperhatikan faktor alam dengan cara konservasi dan proteksi. Dengan definisi demikian pengembangan ekowisata sangat tepat jika diterapkan pada kawasan kars seperti Kawasan Wediombo dengan melihat segi biofisik, sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokal.