BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini :
1. Bagaimana proses berkarya seni lukis menggunakan model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?
2. Bagaimana kemampuan berkarya seni lukis menggunakan model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
8
1. Mendeskripsikan proses berkarya seni lukis menggunakan model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?
2. Mendeskripsikan kemampuan berkarya seni lukis menggunakan model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?
D. Manfaat Penelitan 1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan dan prespektif baru sekaligus bisa menjadi panduan atau landasan untuk mengembangkan pemahaman serta kemampua dalam berkarya seni lukis.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
Dari penelitian ini diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman pengetahuan berkarya yang lebih kompleks, sehingga siswa menjadi lebih mampu menguasai, memahami dan terampil dalam berkarya seni Lukis.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi tentang seni lukis pada guru, serta guru juga mampu dalam melakukan berbagai
upaya untuk meningkatkan kualitas, kemampuan, proses dan hasil pembelajaran pada seni lukis.
c. Bagi Orang Tua Siswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bahwa betapa pentingnya perhatian orang tua dengan aktivitas dan prestasi putra-putrinya. Dengan demikian, akan menggugah hati para orang tua siswa untuk berpartisipasi lebih aktif dalam rangka menyukseskan pendidikan putra-putrinya khususnya dalam bidang seni Lukis.
d. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi atau referensi berharga bagi sekolah untuk mengambil suatu kebijakan dan tindakan yang paling tepat dalam kaitanya dengan upaya menyajikan strategi pembelajaran yang efektif dan efesien di sekolah.
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Kajian teori merupakan analisis, uraian dan evaluasi terhadap teori-teori yang relevan baik saat ini maupun yang akan berkembang dengan pertanyaan riset atau topik yang menggunakan literatur. Untuk itu pada penelitian ini yaitu
“kemampuan berkarya seni lukis dengan menggunakan model pebelajaran student centered learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar”, ada beberapa data ilmiah yang dijadikan sebagai bahan penunjang dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Kajian kemampuan
Kemampuan seseorang akan turut serta menentukan perilaku dan hasilnya. Yang dimaksud kemampuan adalah bakat yang melekat pada suatu individu atau seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan secara mental, fisik dan pikiran yang di peroleh sejak lahir, belajar, pengalaman dan pengetahuan.
Adapun teori-teori kemampuan, yaitu sebagai berikut :
a. Stepen P. Robbins dalam bukunya Perilaku Organisasi (2003:52) kemampuan adalah suatu kapasitas individu untuk melaksanakan tugas dalam pekerjaan terrtentu.
b. Soelaiman (2007: 112) kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental ataupun fisik. Karyawan dalam suatu organisasi, meskipun dimotivasi dengan baik, tetapi tdak semua memiliki kemampuan untuk bekerja dengan baik. Kemampuan dan keterampilan memainkan peranan utama dalam perilaku dan kinerja individu.
Keterampilan adalah kecakapan yangberhubungan dengan tugas yang di miliki dan dipergunakan oleh seseorang padawaktu yang tepat.
c. Mc Shane dan Glinow dalam Buyung (2007: 37) ability the natural aptitudes and learned capabilities required to successfullycomplete a task (kemampuan adalah kecerdasan-kecerdasan alami dan kapabilitas dipelajari yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas). Kecerdasan adalah bakat alami yang membantu para karyawan mempelajari tugas-tugas tertentu lebih cepat dan mengerjakannya lebih baik.
2. Kajian Proses Berkarya
Menurut Agus Ahyari (2002: 65) “Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu”.
Pada buku pengetahuan teknologi kerajinan, “Proses adalah urutan kerja dari suatu pekerjaan yang merupakan suatu pekerjaan yang merupakan suatu rangkaian dari dalam pengembangan sesuatu”. (Wahyudi, 1979: 3). Dalam arti lain dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia W. J. S Poerwadarminta, (1982: 769) “Proses adalah runtutan perubahan peristiwa dalam perkembangan sesuatu”. Sedangkan
12
menurut Kamus Bahasa Ilmiah, “Proses adalah tahapan-tahapan dalam suatu peristiwa pembentukan”. Tim Prima Pena, (2006: 390).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian proses adalah salah satu urutan perubahan peristiwa dalam perkembangan sesuatu Moeliono (dalam Mirnawati 2013: 17). Masih dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses adalah suatu rangkaian kegiatan, tindakan, pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk, Poerwadarminta, (dalam Mirnawati 2013: 17). Dan menurut definisinya proses adalah serangkaian langkah sistematis atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulang kali untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh setiap tahapan itu secara konsisten, maka hasilnya akan mengarah pada apa yang didinginkan. Jadi proses dapat diartikan sebagai suatu tahap awal dari suatu kegiatan sehingga tercapai tujuan dari kegiatan tersebut.
Menurut Yunus (2013: 17) Berkarya artinya mengerjakan suatu pekerjaan sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau hal yang lainnya. Islam sangat menganjurkan agar umatnya dapat saling menghargai yang didasari oleh jiwa yang tulus. Menghargai hasil karya orang lain berarti kita menghargai orang yang berkarya itu. Begitu juga sebaliknya, mencelanya berarti kita mencela yang menciptakannya.
Menghargai hasil karya orang lain merupakan salah satu bentuk keserasian dan kerukunan hidup antar sesama manusia agar terwujud kehidupan yang saling menghargai dan menghormati sesuai dengan harkat kemanusiaan.
Menghargai hasil karya orang lain juga merupakan sifat terpuji yang harus dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berkarya adalah kemampuan untuk mengimplementasikan atau merealisasikan suatu imajinasi, ide atau pemikiran. Berkarya sangat erat untuk hubungannya dengan kerja keras. Kerja keras menunjukkan bahwa seseorang mempunyai keinginan berproses untuk memperoleh hasil secara baik dan efektif.
3. Kajian Model Pembelajaran Student Centered Learning (SCL)
Model pembelajaran secara konvesional menempatkan guru sebagai sumber pembelajaran yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa. Perkembangan penelitian mengenai bagaiman seseorang belajar mempengaruhi model pembelajaran konvesional yang menempatkan guru sebagai pusat belajar. Kunci perubahan tersebut terdapat pada pemikiran bahwa siswa secara aktif membentuk pengetahuannya sendiri, yang dikenal sebagai pemikiran kontruktivisme. Pendekatan kontruktivisme tersebut dalam implementasinya melahirkan pendekatan Student Centered Learning (SCL), yaitu pembelajaran berpusat pada siswa (Trinova, 2019: 326).
Student Cantered Learning (SCL) Menurut McCombs, dkk (dalam Dewi, 2013. 11-14) merupakan pengajaran yang berpusat pada siswa (SCL) guru secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa. Menurut Sanjaya (2011: 99) mengajar tidak ditentukan oleh selera guru, akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri.
Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri.
14
Sesuai pemaparan Sanjaya, dengan demikian peran guru berubah dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar. Guru tak lagi berperan hanya sebagai sumber belajar, akan tetapi berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar. Inilah makna proses pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
4. Kajian seni lukis a. Pengertian seni lukis
Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang pada saat ini mengalami perkembangan begitu pesat, demikian pula mengenai batasan-batasan pengertiannya. Secara umum seni lukis diartikan sebagai suatu penggunaan warna pada sebuah bidang permukaan untuk menciptakan maksud tertentu dari sebuah imajinasi. “Seni lukis merupakan salah satu hasil karya seni rupa dwi matra, di samping seni grafis, ilustrasi, desain komunikasi visual gambar dan sketsa” (Sulistyo, 2005: 1). Seni lukis adalah seni mengenai gambar-menggambar dan lukismelukis (Ali, 1996: 915). Apabila suatu lukisan memiliki unsur garis yang sangat menonjol, semisal karya-karya yang dibuat dengan pena atau pensil, maka karya tersebut disebut “gambar”, sedang “lukisan” adalah karya yang kekuatannya terletak pada unsur warna. Bermacam pendapat dari para ahli mengenai pengertian seni lukis yang hingga sekarang ini masih berkembang secara elementer, maka dipertegas dalam Ensiklopedia Indonesia: “Seni lukis
adalah bentuk lukisan pada bidang 2 dimensi, berupa hasil pencampuran warna yang mengandung arti”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka pengertian seni lukis dapat disimpulkan sebagai hasil aktivitas manusia yang dituangkan dalam bidang dua dimensi dalam arti mempunyai ukuran panjang dan lebar dengan melandaskan fisioplastis dan ideoplastis menggunakan medium seni rupa sehingga menghasilkan karya seni lukis yang mempunyai nilai artistik guna mencapai ekspresi dan imajinasi.
Di dalam seni lukis pada hakekatnya terdapat kegiatan melukis untuk menuangkan ide kreatif yang terdapat unsur ekspresivitas dan kreativitas. Sebuah pendapat menyatakan: “Melukis dapat dikatakan sebagai kegiatan menggambar, jika ungkapan perasaan (ekspresi) merupakan aspek yang paling dominan, oleh karenanya melukis dapat dikatakan dengan istilah menggambar ekspresi. Jadi, melukis berarti usaha seseorang (sebut: seniman) untuk menyalurkan ungkapan perasaandengan menggunakan media seni rupa lazimnya adalah media cat minyak di atas kanvas atau cat air di atas kertas” ( Sulistyo, 2005: 1-2). Seni lukis terdiri dari 3 komponen yaitu: subject matter/pokok soal/ tema, bentuk dan isi. Ramuan atau komponen seni meliputi subject matter, bentuk dan isi atau arti (Mulyadi, 2000: 14). Komponen pendukung tersebut akan berperan dalam pembabaran bentuk visual sebuah karya dalam hal ini karya seni lukis.
16
Adapun elemen-elemen pada seni lukis, yaitu sebagai berikut:
1.) Garis
Gambar 2.1. Macam-macam Garis
Sumber (https://steemit.com/promosteemit/@balia/unsur-unsur-seni-rupa) Garis merupakan suatu alat yang fundamental dalam membabarkan ekspresi. Garis juga merupakan perlengkapan grafis yang dibuat untuk fungsi simbolis dalam ekspresi. Garis pada hakekatnya adalah suatu rentetan dari titiktitik yang berimpitan, ia merupakan bentuk abstrak yang tidak ada di dalam alam, artinya sekedar illusif yang memberikan kesan imajinatif tertentu (Toekio, 1983: 18). Garis ini bisa menyatakan tapal batas, relung atau gelombang berirama (ritme), keras atau pejal dan banyak lagi. Dalam seni lukis garis biasa digunakan untuk membuat kontur, tekstur serta memberikan efek-efek gerak. Selain itu garis juga dapat memberi kesan irama dan kekuatan dari goresan yang berbeda-beda antara seniman yang satu dengan yang lain.
2.) Warna
Gambar. 2.2. (a) Warna Primer, (b) Warna Sekunder dan (c) Warna Tersier Sumber
(http://friskafineartclass.blogspot.com/2015/04/teori-seni-lukis.html)
Warna merupakan salah satu elemen pokok dalam karya seni rupa.
Warna terjadi sebagai akibat mata kita menangkap pantulan cahaya di atas suatu benda. Intensitas atau daya pantul tadi berbeda kekuatan, sehingga indera kita dapat membedakan macam warna yang ditangkap. Warna juga dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat, simbolik dan media ekspresi. Adanya perbedaan jenis ini dapat memberi kesan tentang ruang, komposisi, gelap terang, keindahan dan sebagainya.
Seni lukis, warna sebenarnya terbentuk karena pigmen-pigmen dari cat yang memiliki daya pantul cahaya yang diterimanya dan menyerap berkas sinar tertentu (Toekio, 1983: 22). Warna mampu memberi sifat harmoni, kontras bahkan keserasian dengan objek. Dalam pengolahan warna, biasa mencampur terlebih dahulu cat minyak, di atas piring palet sampai matang, kemudian goreskan di atas kanvas. Gelap terang berdasarkan arah cahaya yang datang sangat diperhitungkan sekali dalam lukisan.
18 menjadi 2 macam, yaitu bentuk bidang beraturan (bujur sangkar, lingkaran, oval, persegi panjang maupun segi tiga) dan bentuk bidang tidak beraturan.
Bidang pada seni rupa, bisa jadi merupakan hasil perpotongan dari beberapa garis atau garis lengkung yang bertemu ujung pangkalnya sehingga merupakan siluet dari sesuatu. Bidang juga dapat terjadi pada sekelompok warna.
Misalnya dengan hanya menyentuh kuas yang sudah bercampur warna diatas bidang datar atau kertas, terjadilah bekas atau tanda warna yang menempel pada kertas tersebut. Bekas yang dihasilkan ini disebut bidang atau merupakan “spot”
(noktah). Sedangkan bidang yang terjadi karena pertemuan garis lengkung dan merupakan siluet dapat kita sebut shape (Sulistyo, 2005: 117).
Sedangkan pengertian lain menyatakan: Bidang sebagai elemen tidak terbentuk tanpa adanya batas pemisah, bidang atau spot sama halnya seni rupa.
Secara definitive bidang bisa memberi pengertian noktah: shape, area atau mass atau juga size. Semuanya itu terutama dinyatakan bagi penggambaran atau bentuk
dua dimensi, sedangkan kata mass atau massa bisa dua atau tiga dimensi (Toekio, 1983: 20). Bidang dapat memberi sebuah kesan menonjol, menentukan proporsi, keseimbangan (balance) maupun komposisi dalam sebuah desain, lukisan, patung dan karya seni rupa yang lain. Bagi seniman atau pendesain bidang dapat dicapai dengan goresan, ulasan kuas, torehan atau cukilan dan banyak cara lain menurut kepentingan mendapatkan bentuk.
3.) Tekstur
Tekstur pada dunia seni rupa adalah sifat-sifat dari permukaan bidang atau kualitas suatu permukaan (Sulistyo, 2005: 118). Sedangkan pengertian yang lain tentang tekstur pada dasarnya adalah sifat rabaan dari suatu permukaan yang secara imajinatif ataupun faal memberikan kesan tertentu. Sifat rabaan ini bisa rial (artinya: nyata dapat dirasakan oleh indera raba), ataupun hanya ilusif: hanya dapat dirasakan lewat imajinatif (Toekio, 1983: 21). Tekstur rial atau nyata dibuat menggunakan bahan-bahan mix-media, jika tekstur ini diraba rasanya kasar sesuai kesan yang dirasakan. Sedangkan tekstur semu dibuat menggunakan goresan, sapuan kuas, torehan dan garis-garis yang tipis serta lembut. Meskipun kesan yang dirasakan juga kasar, namun jika diraba ternyata rata, tidak sesuai dengan pandangan. Kesan utama yang disampaikan lewat bidang adalah sifat faal dari suatu bentuk visual. Kita akan menangkap tentang rasa halus, kasar, tajam, lunak, datar dan sebagainya, sebagai akibat dari penglihatan kita terhadap relief dan gambaran atau lukisan yang kita lihat.
20
4.) Value atau Gelap Terang
Value diartikan sebagai perbedaan kecerahan warna atau perbedaan tingkat kegelapan antara bagian-bagian yang berdekatan pada bagian detail sebuah lukisan atau gambar (Suryo, 2000: 71). Value juga diartikan sebagai warna-warna yang memberikan kesan gelap terang atau gejala warna dalam perbandingan hitam dan putih (Suwaji Bastomo, 1992: 65). Apabila suatu warna ditambah dengan putih, maka warna itu makin tinggi valuenya sampai pada putih sama sekali.
Apabila ditambah dengan hitam warna itu akan lemah valuenya sampai pada hitam sama sekali.
5.) Komposisi
Komposisi adalah susunan atau perimbangan. Berhasil atau tidaknya suatu karya seni ditentukan oleh susunan unsur-unsurnya, sehingga susunan itu dapat membentuk ungkapan sesuai dengan yang dikehendakinya (Sulistyo, 2005:
98).
C. Aliran-aliran seni lukis
Menurut Nugiyono, (2015: 4) Perkembangan seni lukis modern di mulai pada masa karya lukisan yang disebut impresionisme berkembang di Eropa dan kemudian mempengaruhi perkembangan seni rupa di dunia. Seiring dengan perkembangannya, munculah aliran-aliran seni lukis yang berpengaruh di dunia.
Berikut beberapa aliran seni lukis yang terkenal di dunia.
1.) Romantisme
Menurut Nugiyono, (2015: 4) Aliran romantisme merupakan aliran seni lukis yang mengungkapkan sebuah kejadian atau peristiwa yang dianggap menarik dan istimewa, karya aliran romantisme cenderung kaku dan statis. Ciri-ciri aliran romantisme yaitu tema kejadian yang mengenaskan, ungkapan penuh gerak dan berlebihan, cenderung di dramatisir dan cenderung menggunakan warna-warna cerah.
2.) Realisme
Menurut Wahid (2013: 61) realisme adalah suatu aliran yang ingin menangkap realitas seperti apa adanya, tanpa ilusi dan tanpa tambahan apa-apa.
Realisme merupakan aliran/gaya yang memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya tampa menambah dan mengurangi objek. Pada tahun 1855, proklamasi realisme dilakukan oleh pelopor sekaligus tokohnya yaitu Gustave Courber (1819-1877). Dengan slogannnya yang terkenal “Tunjukkan malaikat padaku dan aku akan melukisnya”. Yang mengandung arti bahwa baginya lukisan itu ialah seni yang konkret, menggambarkan segala sesuatu yang ada dan nyata.
3.) Naturalisme
Menurut Nugiyono, (2015: 6) aliran ini sangat memperhatikan alam.
Aliran naturalisme mencoba memvisualisasikan sebuah keadaan alam ke atas sebuah kanvas
22
4.) Ekspresionisme
Ekspresionisme menurut Yunus dan Wahid, (2013: 70) yaitu mengutamakan curahan batin sendiri secara bebas. Kalau seniman impresionis menangkap kesan sesaat terhadap gejala yang menjadi objeknya, maka seniman ekspresionis mengutamakan curahan batin sendiri.
5.) Impresionisme
Menurut Sudarmaji (1979: 16) aliran impresionisme adalah karya seni lukis yang ingin mengungkap kesan. Sekelompok pelukis diperancis mulai tidak senang dengan cara melukis akademi yang selalu menggambar distudio. Menurut Yunus dan Kahar Wahid (2013: 68) lukisan impresionisme adalah lukisan kesan dari objek yang dipantulkan oleh sinar matahari. Yang menentukan bentuk warna adalah sinar matahari.
6.) Abstrak
Menurut Bahari, (2008: 126) menyatakan pada aliran-aliran sebelumnya, seniman masih bertolak dari kenyaataan optis, maka pada aliran abstrak yang sangat banyak jenisnya, seniman berusaha menggali suatu kenyataan yang ada didalam batin para seniman. Mungkin dapat disebut dengan istilah fantasi, imaji kreatif, intuisi, dan lainnya.
7.) Dadaisme
Menurut Nugiyono, (2015: 9) Dadaisme merupakan aliran seni lukis dengan cara menyajikan karya artisti, dari bentuk yang seram, magic, menyeramkan, kekanak-kanakan (naïve) terkadang mengesankan ciri-cirinya.
8.) Hasil penelitian yang Relevan
Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:
a. Hasil penelitian Oleh Ajeng Nurul Fatimah (2014), berjudul “Meningkatkan Kreativitas Anak Menggunakan Media Barang Bekas Pada Kelompok B TK Mekar Arum Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan media barang bekas dapat meningkatkan kreativitas anak. Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang yaitu bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak. Adapun perbedaannya ada dalam aspek media yang digunakan, yaitu penelitian terdahulu menggunakan media barang bekas sedangkan yang akan dilakukan saat ini melalui kegiatan melukis.
b. Hasil penelitian yang kedua oleh Siti Rochayah (2012), berjudul
”Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Metode Bermain Plastisin Pada Siswa Kelompok B TK Masyithoh 02 Kawunganten Cilacap Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012”,. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui metode bermain plastisin dapat meningkatkan kreativitas anak.
Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang yaitu bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak. Adapun perbedaannya ada dalam aspek media yang digunakan, yaitu penelitian terdahulu melalui metode bermain plastisin sedangkan yang akan dilakukan saat ini melalui kegiatan melukis.
24
c. Hasil Penelitian yang ketiga Oleh Suyatmi (2014), “Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Aktivitas Menggambar Pada Aanak Kelompok A di TK Aba Ngabean 2”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui aktivitas menggambar dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini. Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang yaitu bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak.
Adapun perbedaannya ada dalam aspek media yang digunakan, yaitu penelitian terdahulu melalui aktivitas menggambar sedangkan yang akan dilakukan saat ini melalui kegiatan melukis.
d. Hasil penelitian yang keempat oleh Eki Asfari (2021), dengan judul “ Pelaksanaan Pembelajaran Seni Ilustrasi (Doodle) Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Student Centered Learning (SCL) Pada Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar Provinsi Sulawesi Selatan “. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis tentang, proses pembuatan seni ilustrasi (doodle) dan kualitas hingga faktor penunjang dalam proses pengerjaan dengan menggunakan model pembelajaran student centered learning (SCL). Persamaan penelitian di atas dengan skripsi peneliti yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran student centered learning (SCL) dalam meningkatkan proses belajar dan kualitas karya pada siswa. perbedaannya terletak pada objek penelitian yaitu penelitian Eki Asfari proses pembelajara pada seni ilustrasi sedangkan penulis meneliti proses pembelajaran pada seni lukis.
e. Hasil penelitian yang kelima oleh Mirsan (2020), dengan judul “Proses Berkarya Seni Lukis Dengan Media Kaca Di Sanggar Seni Gunturu Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba”. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan tentang, proses ide pengkaryaan seni lukis.
Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang yaitu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas dalam bidang seni lukis. Sedangkan perbedaannya ada dalam aspek media yang digunakan, yaitu penelitian terdahulu menggunakan media kaca dalam melukis, sedangkan yang akan dilakukan peneliti saat ini menggunakan media kanvas dalam melukis.
f. Hasil penelitian yang keenam oleh Nurfajri Rezky Simulia (2021), dengan judul “Proses Berkarya Seni Lukis Menggunakan Bahan Pewarna Alam Bagi Peserta Didik Kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone”. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan tentang, proses ide pengkaryaan seni lukis.
Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang yaitu sama-sama bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas dalam berkarya seni lukis. Sedangkan perbedaannya terletak pada bahan yang di gunaka yaitu penelitian terdahulu menggunakan pewarna alam dalam melukis, sedangkan yang akan dilakukan peneliti saat ini menggunakan bahan cat air dalam melukis.
g. Hasil penelitian yang ke tujuh oleh Lita Arafu (2013), dengan judul “Makna Dan Tema Lukisan Karya Vivi Kurnia Kumalasari “. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis tentang, proses
26
pemaknaan pada lukisan. Persamaan penelitian di atas dengan skripsi peneliti yaitu sama-sama belajar dan membahas tentang seni lukis. Sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitian yaitu penelitian Lita Arafu membahas terkait substansi atau makna daripada lukisan sedangkan penulis meneliti tentang kemampuan dalam melukis.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori tersebut, maka kerangka berpikir dapat
Berdasarkan landasan teori tersebut, maka kerangka berpikir dapat