• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh : MUHAMMAD ANWAR NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Oleh : MUHAMMAD ANWAR NIM :"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

v SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

MUHAMMAD ANWAR NIM : 105411101817

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(2)

viii

i

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Kita kuat, kita petarung, kita juga pemenang dari rahim ibu sampai di hidupkan kembali “.

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur dan Bahagia karya ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Manusia dan Tuhan Alam Semesta yaitu Allah SWT Yang Maha Esa, karena dengan izinya dan bantuanya lah skripsi ini dapat seslesi. Puji syukur tak

terhingga kepada Allah SWT penguasa alam semesta yang telah mengabulkan doa-doa ku dan yang telah memperindah takdir-takdir ku.

Bapak, ibu, adik dan keluargaku tercinta yang telah banyak berkorban dan selalu memberikan do’a, dukungan, nasehat serta motivasi yang tulus dalam hidupku.

Teman-teman dan Senior-senior ku atas keikhlasan dalam membantu mewujudkan harapan saya menjadi kenyataan, saya ucapkan banyak terimakasih. Semoga

Tuhan selalu bersama kita semua, Aamiin.

(7)

vi ABSTRAK

Muhammad Anwar 2021.”Kemampuan Berkarya Seni Lukis Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Student Centered Learning (SCL) Pada Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Provinsi Sulawesin Selatan “. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Bapak Dr.

Andi Baetal Mukaddas, S.Pd, M.Sn. dan Pembimbing II Ibu Roslyn, S.Sn., M.Sn.

Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana proses Bagaimana proses berkarya seni lukis menggunakan model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar dan Bagaimana kemampuan berkarya seni lukis menggunakan model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar ? Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana proses berkarya seni lukis dan bagaimana kemampuan berkarya seni lukis pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

Objek penelitian ini adalah siswa klas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berjumlah 12 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : Observasi, Tes praktik, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Dalam proses berkarya seni lukis dengan menggunakan model pembelajaran student centered learning (SCL) pada siswa kelas XI Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar tergolong sudah sangat baik, hal tersebut dikarenakan alat dan fasilitas di sekolah ini sangat memadai serta pengalaman dan pengetahuan siswa tentang melukis cukup luas, sehingga dapat mendorong kreativitas dan menyelesaikan karya lukis secara keseluruhan. Selain dari proses tersebut hasil karya lukis siswa dinyatakan cukup kreatif, terlihat pada kreativitas pengembangan, penciptaan dan pewarnaan pada karya lukis. Selain itu kualitas karya batik siswa memiliki tingkat kualitas yang sangat baik, ini dapat dilihat dari hasil karya yang mencapai nilai di atas rata-rata. Dimana indikator penilaian kualitas yaitu Keindahan bentuk objek, warna, teknik pembuatan, dan kerapian.

Kata kunci: Seni Lukis, SCL, Pembelajaran.

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat meyelesaikan proposal ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. serta sahabat, paratabi’in dan para penerus generasi Islam yang telah menerangi alam.

Alhamdulillah berkat taufiq dan hidayah-Nya penulis dapa menyelesaikan penulisan proposal dengan judul “Kemampuan Berkarya Seni Lukis dengan Menggunakan Model Pembelajaran Student Centered Learning (SCL) Pada Siswa Kelas XI Sma Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Provinsi Sulawesi Selatan”. Ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Sastra Satu (S1) pada Prodi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sepenuhya penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tulus dan ikhlas memberi motivasi kendala namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT. sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi dengan baik

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H.

Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr.

Erwin Akib, M.Pd., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan Universitas

(9)

ix

Muhammadiyah Makassar. Dr. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd, M.Sn., Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Selanjutnya kepada Dr. Andi Baetal Mukaddas, M.Sn., Pembimbing I, Ibu Roslyn, S.Sn.,M.Sn., Pembimbing II, dan kepada Drs. Amir, M.M., Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. Keluarga besar yang selama ini menyayangi, mendukung dan memotivasi saya untuk menjadi yang terbaik dan jadi kebanggaan keluarga dan Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa.

Segenap kemampuan, tenaga dan daya pikir telah tercurahkan dalam merampungkan penulisan ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Namun kesempurnaannya manusia adalah ketika ia melakukan kesalahan, oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang sempat membacanya.

Wahai Rabbi, terimalah segala usaha hamba, engkaulah Maha-mendengar dan Maha-mengetahui. Semoga Allah SWT. membalas dengan pahala yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Karya ini.

Makassar, November 2021

Penulis

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI………...ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kajian Teori ... 10

B. Kerangka Pikir ... 26

C. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB 111 METODE PENELITIAN ... 28

(11)

A. Rancangan Penelitian ... 28

B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... 30

C. Definisi Operasional Variabel ... 31

D. Instrument Penelitian ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian ... 35

B. Pembahasan ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA………...54 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penilaian Hasil Karya Seni Lukis………42

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Macam-Macam Garis ... ... 16

Gambar 2.2 Warna Primer, Warna Sekunder, Warna Tersier ... 17

Gambar 2.3 Macam-Macam Bidang .. ... 18

Gambar 2.4 Kerangka Pikir ... ... 26

Gambar 3.1 Skema Desain ... ... 30

Gambar 4.1 Alat dan Bahan Melukis . ... 39

Gambar 4.2 Membuat Sket Pada Kanvas ... 39

Gambar 4.3 Mewarnai Sket dengan Cat ... 40

Gambar 4.4 Finishing Pada Karya ... ... 41

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Observasi . ... 56 Lampiran 2. Format Wawanca .. ... 57 Lampiran 3. Dokumentasi ... ... 58

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah Salah Satu proses untuk memperoleh, mendapatkan dan mengembangkan pegetahuan, keterampilan, sikap dan pengalaman peserta didik, dimana aspek-aspek yang diperoleh akan berkembang dan tumbuh dalam diri peserta didik untuk diterapkan dan menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Menurut Crow & Crow dalam Zainal Aqib (2010: 11) mengemukakan bahwa “Pendidikan adalah proses pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan (in-sight), dan penyusaian bagi seseorang yang menyebabkan ia berkembang”.

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 sebagai berikut:

Yang dimaksud dengan pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. serta Undang-Undang Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Butir 8 menyatakan bahwa “Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan”.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan sangat berperan penting dan memiliki peran sebagai agen perubahan (agent of change), sekaligus untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan

(16)

2

latihan, agar siap memasuki era global yang penuh persaingan.

Pemerintah serius dalam menangani bidang pendidikan sebab dengan pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi bermutu sebagai penerus bangsa yang berkualitas, unggul dan kompetitif. Untuk menciptakan pendidikan yang maju dan berkualitas diperlukan manajemen yang baik, fasilitas yang mumpuni dan dukungan guru-guru yang professional dan berkualitas.

Selain di lingkungan sekolah Pendidikan juga bisa kita dapatkan di lingkungan keluarga dan lingkungan sosial masyarakat. Tanpa pendidikan manusia tidak mampu mengembangkan bakat sebagai insan yang perlu di didik dan mendidik. Namun, suatu pendidikan akan mempunyai mutu yang tinggi apabila dilakukan dengan baik, ikhlas dan sungguh-sungguh. Sedangkan mutu seorang pendidik sangat di tentukan oleh pemahamannya tentang komponen, pendekatan, dan berbagai metode pengajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran tersebut. Pendidikan sebagai sesuatu yang memiliki bentuk kegiatan manusia di dalam kehidupannya menempatkan sesuatu sebagai tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan bersifat abstrak, maupun tujuan yang dirumuskan bersifat khusus untuk mempermudah pencapaian tujuan yang telah di tentukan.

Pendidikan merupakan proses pembelajaran bagi setiap individua- individu atau kelompok untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru yang bersifat positif. Dalam Islam telah dianjurkan bahkan diwajibkan bagi Umat Islam untuk belajar atau menuntut ilmu. Pengetahuan, Akhlakul karimah,

(17)

ketauhidan itu semua diperoleh melalui pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan dalam Islam agar umat Islam terbebas dari kebodohan.

Banyak sekali kita jumpai ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan kepada kita agar beramal, berpengetahuan, berilmu dan berpendidikan. Di antara ayat-ayat yang berkaitan dengan pendidikan di antaranya sebagai berikut:

Artinya: “Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.“ (QR Surah Al- Mujadalah : 11)

Artinya: “Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu.

Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka.” (HR Baehaqi)

Artinya: “Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu mendiamkan ilmunya.”

(HR. Ath-Thabrani).

Guru sangat berperan penting dalam tercapainya suatu proses belajar yang efektif pada peserta didik. Lubis, 2006 (dalam Pramuswati, 2010) menyatakan bahwa guru sebagai tenaga profesional harus memiliki sejumlah

(18)

4

kemampuan mengaplikasikan berbagai teori belajar dalam bidang pengajaran, kemampuan memilih, menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif, dan kemampuan membuat suasana belajar yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Pembelajaran adalah unsur terpenting dalam aktivitas pendidikan.

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang kepadanya dianugerahkan cinta, cipta, rasa dan karsa untuk mencapai suatu tujuan dan kebutuhan dalam menjalani kehidupan. Manusia memiliki tujuan dan kebutuhan pribadi yang harus dipenuhi untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya, kebutuhan jasmani di antaranya adalah sandang dan pangan sedangkan kebutuhan rohani diantaranya adalah seni dan religi. Kebutuhan seni tidak dapat dilepaskan dan dipisahkan dari seluruh kebutuhan manusia, karena seni itu melekat pada setiap manusia itu sendiri dari mulai dia dilahirkan sampai dia mati. Seni menjadi sebagian dari keseluruhan kebutuhan manusia serta menjadi keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Seni melekat hampir pada seluruh aspek kehidupan manusia baik dilingkungan masyarakat, keluarga maupun lingkungan pendidikan.

Seni dan ilmu seni adalah dua prespektif yang harus dibedakan eksistensinya. Seni adalah pembahasan tentang penghayatan pengalaman, sedangkan ilmu seni adalah pembahasan memahami atau pemahaman pengalaman. Seseorang bisa saja menjadi ahli dalam pengamat seni, serta menunjukkan karya seni yang dianggapnya baik, namun jika tiba pertanyaan yang membutuhkan penjelasan mengapa karya tersebut dikatakan bagus atau kurang

(19)

bagus, belum tentu mampu menjawabnya. Pengetahuan tentang seni bukan hanya berhubungan dengan penciptaan karya seni dan penghayatan karya seni, tetapi juga yang tidak kalah pentingnya adalah pemahaman mengenai karya seni sendiri.

Karya seni khususnya seni lukis lahir dari seniman yang kreatif, artinya seniman selalu berusaha meningkatkan sensibilitas dan persepsi terhadap dinamika kehidupan masyarakat dari pengalaman-pengalaman yang dia lalui.

Sebaliknya masyarakat akan dapat merasakan manfaatnya. Seniman yang kreatif akan membawa masyarakat keselera estetik yang lebih dalam dan lebih bermakna, bukan selerah yang mengarah pada kedangkalan seni. Hal tersebut menuntut kreativitas seniman dalam proses cipta seni, secara teoritis membutuhkan pemikiran yang dalam, matang dan mumpuni dalam dunia seni. Ada tiga komponen dalam proses pencipta seni sebagai landasan berkarya, komponen tersebut adalah tema, bentuk dan isi. Walaupun secara teori dapat dipisahkan namun sebenarnya ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan (Dharsono, 2004: 28).

Pendidikan seni budaya berkaitan erat dengan proses edukasi di Indonesia, Pendidikan seni budaya memuat segala apek kehidupan sesuai dengan susunan kata yang mengandung seni dan budaya. Pembelajaran ini menanamkan nilai-nilai keindahan yang terkandung dala seni dan budaya, serta mengandung nilai keunikan, keindahan, kebermanfaatan, kebermaknaan atas perkembangan karakter siswa di sekolh. Pendidikn seni budaya memberikan pengalaman dalam bentu kegiatn berekspresi, berkerasi, serta kemampuan berapresiasi (Wikipedia Bahasa Indonesia).

(20)

6

Seni rupa adalah salah satu bidang seni budaya yang pada umumnya banyak digemari oleh siswa karena dengan pelajaran seni rupa ini siswa dapat terhibur, berekspresi dan bereksperimen sesuai dengan keinginan dan pengalamy.

Namun pengamatan menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang memiliki bakat dan kemampuan dasar dalam membuat suatu karya seni rupa khususnya dalam melukis. Untuk mencapai keahlian dan prestasi di bidang seni rupa tersebut diharapakan perlu dukungan oleh bakat, minat dan pembinaan. Pembinaan yang dilakukan baik pembinaan formal maupun non formal. Terkait dengan pembahasan dan permasalahan di atas peneliti melakukan penelitian dengan judul.

“Kemampuan Berkarya Seni Lukis Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar”. Dalam penelitian ini dibatasi pada salah satu teknik melukis yaitu melukis menggunakan media cat minyak atau cat air. Pembatasan masalah ini didasarkan pada pertimbangan bahwa materi yang diajarkan di kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar, telah sampai pada pembahasan melukis menggunakan media cat air. Adapun alasan pentingnya penelitian ini dilakukan adalah peneliti ingin mengungkapkan secara jelas mengenai kemampuan siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar dalam berkarya seni Lukis dengan menggunakan model pembelajaran student centered learning (SCL).

Melalui Pendidikan Seni Rupa ini diharapkan siswa dapat dibantu perkembangan fisik dan psikisnya secara seimbang. Selain itu, diharapkan masyarakat, khususnya generasi muda, tumbuh sikap apresiatif terhadap segala sesuatu mengenai seni dan budaya Indonesia.

(21)

Salah satu peran sekolah adalah sebagai lembaga pendidikan yang turut melestarikan budaya bangsa serta mengarahkan peserta didik ke arah yang positif secara optimal dalam melestarikan kebudayaan. Sekolah juga bisa di katakan sebagai suatu organisasi yaitu terkait pada tata aturan formal, berprogram dan bertarget atau bersasaran, bertujuan yang jelas, serta memiliki struktur kepemimpinan dalam penyelenggaraan yang resmi. Untuk menjalankan peran tersebut sekolah di harapkan untuk menyajikan bahan ajar yang sesuai dengan keadaan peserta didiknya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini :

1. Bagaimana proses berkarya seni lukis menggunakan model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?

2. Bagaimana kemampuan berkarya seni lukis menggunakan model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

(22)

8

1. Mendeskripsikan proses berkarya seni lukis menggunakan model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?

2. Mendeskripsikan kemampuan berkarya seni lukis menggunakan model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?

D. Manfaat Penelitan 1. Manfaat Teoretis

Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan dan prespektif baru sekaligus bisa menjadi panduan atau landasan untuk mengembangkan pemahaman serta kemampua dalam berkarya seni lukis.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Dari penelitian ini diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman pengetahuan berkarya yang lebih kompleks, sehingga siswa menjadi lebih mampu menguasai, memahami dan terampil dalam berkarya seni Lukis.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi tentang seni lukis pada guru, serta guru juga mampu dalam melakukan berbagai

(23)

upaya untuk meningkatkan kualitas, kemampuan, proses dan hasil pembelajaran pada seni lukis.

c. Bagi Orang Tua Siswa

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bahwa betapa pentingnya perhatian orang tua dengan aktivitas dan prestasi putra-putrinya. Dengan demikian, akan menggugah hati para orang tua siswa untuk berpartisipasi lebih aktif dalam rangka menyukseskan pendidikan putra-putrinya khususnya dalam bidang seni Lukis.

d. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi atau referensi berharga bagi sekolah untuk mengambil suatu kebijakan dan tindakan yang paling tepat dalam kaitanya dengan upaya menyajikan strategi pembelajaran yang efektif dan efesien di sekolah.

(24)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Kajian teori merupakan analisis, uraian dan evaluasi terhadap teori-teori yang relevan baik saat ini maupun yang akan berkembang dengan pertanyaan riset atau topik yang menggunakan literatur. Untuk itu pada penelitian ini yaitu

“kemampuan berkarya seni lukis dengan menggunakan model pebelajaran student centered learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar”, ada beberapa data ilmiah yang dijadikan sebagai bahan penunjang dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Kajian kemampuan

Kemampuan seseorang akan turut serta menentukan perilaku dan hasilnya. Yang dimaksud kemampuan adalah bakat yang melekat pada suatu individu atau seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan secara mental, fisik dan pikiran yang di peroleh sejak lahir, belajar, pengalaman dan pengetahuan.

Adapun teori-teori kemampuan, yaitu sebagai berikut :

a. Stepen P. Robbins dalam bukunya Perilaku Organisasi (2003:52) kemampuan adalah suatu kapasitas individu untuk melaksanakan tugas dalam pekerjaan terrtentu.

(25)

b. Soelaiman (2007: 112) kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental ataupun fisik. Karyawan dalam suatu organisasi, meskipun dimotivasi dengan baik, tetapi tdak semua memiliki kemampuan untuk bekerja dengan baik. Kemampuan dan keterampilan memainkan peranan utama dalam perilaku dan kinerja individu.

Keterampilan adalah kecakapan yangberhubungan dengan tugas yang di miliki dan dipergunakan oleh seseorang padawaktu yang tepat.

c. Mc Shane dan Glinow dalam Buyung (2007: 37) ability the natural aptitudes and learned capabilities required to successfullycomplete a task (kemampuan adalah kecerdasan-kecerdasan alami dan kapabilitas dipelajari yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas). Kecerdasan adalah bakat alami yang membantu para karyawan mempelajari tugas-tugas tertentu lebih cepat dan mengerjakannya lebih baik.

2. Kajian Proses Berkarya

Menurut Agus Ahyari (2002: 65) “Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu”.

Pada buku pengetahuan teknologi kerajinan, “Proses adalah urutan kerja dari suatu pekerjaan yang merupakan suatu pekerjaan yang merupakan suatu rangkaian dari dalam pengembangan sesuatu”. (Wahyudi, 1979: 3). Dalam arti lain dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia W. J. S Poerwadarminta, (1982: 769) “Proses adalah runtutan perubahan peristiwa dalam perkembangan sesuatu”. Sedangkan

(26)

12

menurut Kamus Bahasa Ilmiah, “Proses adalah tahapan-tahapan dalam suatu peristiwa pembentukan”. Tim Prima Pena, (2006: 390).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian proses adalah salah satu urutan perubahan peristiwa dalam perkembangan sesuatu Moeliono (dalam Mirnawati 2013: 17). Masih dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses adalah suatu rangkaian kegiatan, tindakan, pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk, Poerwadarminta, (dalam Mirnawati 2013: 17). Dan menurut definisinya proses adalah serangkaian langkah sistematis atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulang kali untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh setiap tahapan itu secara konsisten, maka hasilnya akan mengarah pada apa yang didinginkan. Jadi proses dapat diartikan sebagai suatu tahap awal dari suatu kegiatan sehingga tercapai tujuan dari kegiatan tersebut.

Menurut Yunus (2013: 17) Berkarya artinya mengerjakan suatu pekerjaan sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau hal yang lainnya. Islam sangat menganjurkan agar umatnya dapat saling menghargai yang didasari oleh jiwa yang tulus. Menghargai hasil karya orang lain berarti kita menghargai orang yang berkarya itu. Begitu juga sebaliknya, mencelanya berarti kita mencela yang menciptakannya.

Menghargai hasil karya orang lain merupakan salah satu bentuk keserasian dan kerukunan hidup antar sesama manusia agar terwujud kehidupan yang saling menghargai dan menghormati sesuai dengan harkat kemanusiaan.

(27)

Menghargai hasil karya orang lain juga merupakan sifat terpuji yang harus dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berkarya adalah kemampuan untuk mengimplementasikan atau merealisasikan suatu imajinasi, ide atau pemikiran. Berkarya sangat erat untuk hubungannya dengan kerja keras. Kerja keras menunjukkan bahwa seseorang mempunyai keinginan berproses untuk memperoleh hasil secara baik dan efektif.

3. Kajian Model Pembelajaran Student Centered Learning (SCL)

Model pembelajaran secara konvesional menempatkan guru sebagai sumber pembelajaran yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa. Perkembangan penelitian mengenai bagaiman seseorang belajar mempengaruhi model pembelajaran konvesional yang menempatkan guru sebagai pusat belajar. Kunci perubahan tersebut terdapat pada pemikiran bahwa siswa secara aktif membentuk pengetahuannya sendiri, yang dikenal sebagai pemikiran kontruktivisme. Pendekatan kontruktivisme tersebut dalam implementasinya melahirkan pendekatan Student Centered Learning (SCL), yaitu pembelajaran berpusat pada siswa (Trinova, 2019: 326).

Student Cantered Learning (SCL) Menurut McCombs, dkk (dalam Dewi, 2013. 11-14) merupakan pengajaran yang berpusat pada siswa (SCL) guru secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa. Menurut Sanjaya (2011: 99) mengajar tidak ditentukan oleh selera guru, akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri.

Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri.

(28)

14

Sesuai pemaparan Sanjaya, dengan demikian peran guru berubah dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar. Guru tak lagi berperan hanya sebagai sumber belajar, akan tetapi berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar. Inilah makna proses pembelajaran yang berpusat kepada siswa.

4. Kajian seni lukis a. Pengertian seni lukis

Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang pada saat ini mengalami perkembangan begitu pesat, demikian pula mengenai batasan- batasan pengertiannya. Secara umum seni lukis diartikan sebagai suatu penggunaan warna pada sebuah bidang permukaan untuk menciptakan maksud tertentu dari sebuah imajinasi. “Seni lukis merupakan salah satu hasil karya seni rupa dwi matra, di samping seni grafis, ilustrasi, desain komunikasi visual gambar dan sketsa” (Sulistyo, 2005: 1). Seni lukis adalah seni mengenai gambar- menggambar dan lukismelukis (Ali, 1996: 915). Apabila suatu lukisan memiliki unsur garis yang sangat menonjol, semisal karya-karya yang dibuat dengan pena atau pensil, maka karya tersebut disebut “gambar”, sedang “lukisan” adalah karya yang kekuatannya terletak pada unsur warna. Bermacam pendapat dari para ahli mengenai pengertian seni lukis yang hingga sekarang ini masih berkembang secara elementer, maka dipertegas dalam Ensiklopedia Indonesia: “Seni lukis

(29)

adalah bentuk lukisan pada bidang 2 dimensi, berupa hasil pencampuran warna yang mengandung arti”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka pengertian seni lukis dapat disimpulkan sebagai hasil aktivitas manusia yang dituangkan dalam bidang dua dimensi dalam arti mempunyai ukuran panjang dan lebar dengan melandaskan fisioplastis dan ideoplastis menggunakan medium seni rupa sehingga menghasilkan karya seni lukis yang mempunyai nilai artistik guna mencapai ekspresi dan imajinasi.

Di dalam seni lukis pada hakekatnya terdapat kegiatan melukis untuk menuangkan ide kreatif yang terdapat unsur ekspresivitas dan kreativitas. Sebuah pendapat menyatakan: “Melukis dapat dikatakan sebagai kegiatan menggambar, jika ungkapan perasaan (ekspresi) merupakan aspek yang paling dominan, oleh karenanya melukis dapat dikatakan dengan istilah menggambar ekspresi. Jadi, melukis berarti usaha seseorang (sebut: seniman) untuk menyalurkan ungkapan perasaandengan menggunakan media seni rupa lazimnya adalah media cat minyak di atas kanvas atau cat air di atas kertas” ( Sulistyo, 2005: 1-2). Seni lukis terdiri dari 3 komponen yaitu: subject matter/pokok soal/ tema, bentuk dan isi. Ramuan atau komponen seni meliputi subject matter, bentuk dan isi atau arti (Mulyadi, 2000: 14). Komponen pendukung tersebut akan berperan dalam pembabaran bentuk visual sebuah karya dalam hal ini karya seni lukis.

(30)

16

Adapun elemen-elemen pada seni lukis, yaitu sebagai berikut:

1.) Garis

Gambar 2.1. Macam-macam Garis

Sumber (https://steemit.com/promosteemit/@balia/unsur-unsur-seni-rupa) Garis merupakan suatu alat yang fundamental dalam membabarkan ekspresi. Garis juga merupakan perlengkapan grafis yang dibuat untuk fungsi simbolis dalam ekspresi. Garis pada hakekatnya adalah suatu rentetan dari titiktitik yang berimpitan, ia merupakan bentuk abstrak yang tidak ada di dalam alam, artinya sekedar illusif yang memberikan kesan imajinatif tertentu (Toekio, 1983: 18). Garis ini bisa menyatakan tapal batas, relung atau gelombang berirama (ritme), keras atau pejal dan banyak lagi. Dalam seni lukis garis biasa digunakan untuk membuat kontur, tekstur serta memberikan efek-efek gerak. Selain itu garis juga dapat memberi kesan irama dan kekuatan dari goresan yang berbeda-beda antara seniman yang satu dengan yang lain.

(31)

2.) Warna

Gambar. 2.2. (a) Warna Primer, (b) Warna Sekunder dan (c) Warna Tersier Sumber

(http://friskafineartclass.blogspot.com/2015/04/teori-seni-lukis.html)

Warna merupakan salah satu elemen pokok dalam karya seni rupa.

Warna terjadi sebagai akibat mata kita menangkap pantulan cahaya di atas suatu benda. Intensitas atau daya pantul tadi berbeda kekuatan, sehingga indera kita dapat membedakan macam warna yang ditangkap. Warna juga dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat, simbolik dan media ekspresi. Adanya perbedaan jenis ini dapat memberi kesan tentang ruang, komposisi, gelap terang, keindahan dan sebagainya.

Seni lukis, warna sebenarnya terbentuk karena pigmen-pigmen dari cat yang memiliki daya pantul cahaya yang diterimanya dan menyerap berkas sinar tertentu (Toekio, 1983: 22). Warna mampu memberi sifat harmoni, kontras bahkan keserasian dengan objek. Dalam pengolahan warna, biasa mencampur terlebih dahulu cat minyak, di atas piring palet sampai matang, kemudian goreskan di atas kanvas. Gelap terang berdasarkan arah cahaya yang datang sangat diperhitungkan sekali dalam lukisan.

(32)

18

3.) Bidang

Gambar. 2.3. Macam-Macam Bidang

Sumber (https://theinsidemag.com/unsur-unsur-seni-rupa/#!)

Bidang merupakan salah satu elemen pokok dalam seni rupa yang memiliki bentuk dan jenis yang tentu saja banyak sekali. Bentuk bidang dibagi menjadi 2 macam, yaitu bentuk bidang beraturan (bujur sangkar, lingkaran, oval, persegi panjang maupun segi tiga) dan bentuk bidang tidak beraturan.

Bidang pada seni rupa, bisa jadi merupakan hasil perpotongan dari beberapa garis atau garis lengkung yang bertemu ujung pangkalnya sehingga merupakan siluet dari sesuatu. Bidang juga dapat terjadi pada sekelompok warna.

Misalnya dengan hanya menyentuh kuas yang sudah bercampur warna diatas bidang datar atau kertas, terjadilah bekas atau tanda warna yang menempel pada kertas tersebut. Bekas yang dihasilkan ini disebut bidang atau merupakan “spot”

(noktah). Sedangkan bidang yang terjadi karena pertemuan garis lengkung dan merupakan siluet dapat kita sebut shape (Sulistyo, 2005: 117).

Sedangkan pengertian lain menyatakan: Bidang sebagai elemen tidak terbentuk tanpa adanya batas pemisah, bidang atau spot sama halnya seni rupa.

Secara definitive bidang bisa memberi pengertian noktah: shape, area atau mass atau juga size. Semuanya itu terutama dinyatakan bagi penggambaran atau bentuk

(33)

dua dimensi, sedangkan kata mass atau massa bisa dua atau tiga dimensi (Toekio, 1983: 20). Bidang dapat memberi sebuah kesan menonjol, menentukan proporsi, keseimbangan (balance) maupun komposisi dalam sebuah desain, lukisan, patung dan karya seni rupa yang lain. Bagi seniman atau pendesain bidang dapat dicapai dengan goresan, ulasan kuas, torehan atau cukilan dan banyak cara lain menurut kepentingan mendapatkan bentuk.

3.) Tekstur

Tekstur pada dunia seni rupa adalah sifat-sifat dari permukaan bidang atau kualitas suatu permukaan (Sulistyo, 2005: 118). Sedangkan pengertian yang lain tentang tekstur pada dasarnya adalah sifat rabaan dari suatu permukaan yang secara imajinatif ataupun faal memberikan kesan tertentu. Sifat rabaan ini bisa rial (artinya: nyata dapat dirasakan oleh indera raba), ataupun hanya ilusif: hanya dapat dirasakan lewat imajinatif (Toekio, 1983: 21). Tekstur rial atau nyata dibuat menggunakan bahan-bahan mix-media, jika tekstur ini diraba rasanya kasar sesuai kesan yang dirasakan. Sedangkan tekstur semu dibuat menggunakan goresan, sapuan kuas, torehan dan garis-garis yang tipis serta lembut. Meskipun kesan yang dirasakan juga kasar, namun jika diraba ternyata rata, tidak sesuai dengan pandangan. Kesan utama yang disampaikan lewat bidang adalah sifat faal dari suatu bentuk visual. Kita akan menangkap tentang rasa halus, kasar, tajam, lunak, datar dan sebagainya, sebagai akibat dari penglihatan kita terhadap relief dan gambaran atau lukisan yang kita lihat.

(34)

20

4.) Value atau Gelap Terang

Value diartikan sebagai perbedaan kecerahan warna atau perbedaan tingkat kegelapan antara bagian-bagian yang berdekatan pada bagian detail sebuah lukisan atau gambar (Suryo, 2000: 71). Value juga diartikan sebagai warna-warna yang memberikan kesan gelap terang atau gejala warna dalam perbandingan hitam dan putih (Suwaji Bastomo, 1992: 65). Apabila suatu warna ditambah dengan putih, maka warna itu makin tinggi valuenya sampai pada putih sama sekali.

Apabila ditambah dengan hitam warna itu akan lemah valuenya sampai pada hitam sama sekali.

5.) Komposisi

Komposisi adalah susunan atau perimbangan. Berhasil atau tidaknya suatu karya seni ditentukan oleh susunan unsur-unsurnya, sehingga susunan itu dapat membentuk ungkapan sesuai dengan yang dikehendakinya (Sulistyo, 2005:

98).

C. Aliran-aliran seni lukis

Menurut Nugiyono, (2015: 4) Perkembangan seni lukis modern di mulai pada masa karya lukisan yang disebut impresionisme berkembang di Eropa dan kemudian mempengaruhi perkembangan seni rupa di dunia. Seiring dengan perkembangannya, munculah aliran-aliran seni lukis yang berpengaruh di dunia.

(35)

Berikut beberapa aliran seni lukis yang terkenal di dunia.

1.) Romantisme

Menurut Nugiyono, (2015: 4) Aliran romantisme merupakan aliran seni lukis yang mengungkapkan sebuah kejadian atau peristiwa yang dianggap menarik dan istimewa, karya aliran romantisme cenderung kaku dan statis. Ciri- ciri aliran romantisme yaitu tema kejadian yang mengenaskan, ungkapan penuh gerak dan berlebihan, cenderung di dramatisir dan cenderung menggunakan warna-warna cerah.

2.) Realisme

Menurut Wahid (2013: 61) realisme adalah suatu aliran yang ingin menangkap realitas seperti apa adanya, tanpa ilusi dan tanpa tambahan apa-apa.

Realisme merupakan aliran/gaya yang memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya tampa menambah dan mengurangi objek. Pada tahun 1855, proklamasi realisme dilakukan oleh pelopor sekaligus tokohnya yaitu Gustave Courber (1819- 1877). Dengan slogannnya yang terkenal “Tunjukkan malaikat padaku dan aku akan melukisnya”. Yang mengandung arti bahwa baginya lukisan itu ialah seni yang konkret, menggambarkan segala sesuatu yang ada dan nyata.

3.) Naturalisme

Menurut Nugiyono, (2015: 6) aliran ini sangat memperhatikan alam.

Aliran naturalisme mencoba memvisualisasikan sebuah keadaan alam ke atas sebuah kanvas

(36)

22

4.) Ekspresionisme

Ekspresionisme menurut Yunus dan Wahid, (2013: 70) yaitu mengutamakan curahan batin sendiri secara bebas. Kalau seniman impresionis menangkap kesan sesaat terhadap gejala yang menjadi objeknya, maka seniman ekspresionis mengutamakan curahan batin sendiri.

5.) Impresionisme

Menurut Sudarmaji (1979: 16) aliran impresionisme adalah karya seni lukis yang ingin mengungkap kesan. Sekelompok pelukis diperancis mulai tidak senang dengan cara melukis akademi yang selalu menggambar distudio. Menurut Yunus dan Kahar Wahid (2013: 68) lukisan impresionisme adalah lukisan kesan dari objek yang dipantulkan oleh sinar matahari. Yang menentukan bentuk warna adalah sinar matahari.

6.) Abstrak

Menurut Bahari, (2008: 126) menyatakan pada aliran-aliran sebelumnya, seniman masih bertolak dari kenyaataan optis, maka pada aliran abstrak yang sangat banyak jenisnya, seniman berusaha menggali suatu kenyataan yang ada didalam batin para seniman. Mungkin dapat disebut dengan istilah fantasi, imaji kreatif, intuisi, dan lainnya.

7.) Dadaisme

Menurut Nugiyono, (2015: 9) Dadaisme merupakan aliran seni lukis dengan cara menyajikan karya artisti, dari bentuk yang seram, magic, menyeramkan, kekanak-kanakan (naïve) terkadang mengesankan ciri-cirinya.

(37)

8.) Hasil penelitian yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

a. Hasil penelitian Oleh Ajeng Nurul Fatimah (2014), berjudul “Meningkatkan Kreativitas Anak Menggunakan Media Barang Bekas Pada Kelompok B TK Mekar Arum Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan media barang bekas dapat meningkatkan kreativitas anak. Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang yaitu bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak. Adapun perbedaannya ada dalam aspek media yang digunakan, yaitu penelitian terdahulu menggunakan media barang bekas sedangkan yang akan dilakukan saat ini melalui kegiatan melukis.

b. Hasil penelitian yang kedua oleh Siti Rochayah (2012), berjudul

”Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Metode Bermain Plastisin Pada Siswa Kelompok B TK Masyithoh 02 Kawunganten Cilacap Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012”,. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui metode bermain plastisin dapat meningkatkan kreativitas anak.

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang yaitu bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak. Adapun perbedaannya ada dalam aspek media yang digunakan, yaitu penelitian terdahulu melalui metode bermain plastisin sedangkan yang akan dilakukan saat ini melalui kegiatan melukis.

(38)

24

c. Hasil Penelitian yang ketiga Oleh Suyatmi (2014), “Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Aktivitas Menggambar Pada Aanak Kelompok A di TK Aba Ngabean 2”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui aktivitas menggambar dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini. Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang yaitu bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak.

Adapun perbedaannya ada dalam aspek media yang digunakan, yaitu penelitian terdahulu melalui aktivitas menggambar sedangkan yang akan dilakukan saat ini melalui kegiatan melukis.

d. Hasil penelitian yang keempat oleh Eki Asfari (2021), dengan judul “ Pelaksanaan Pembelajaran Seni Ilustrasi (Doodle) Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Student Centered Learning (SCL) Pada Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bontoala Makassar Provinsi Sulawesi Selatan “. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis tentang, proses pembuatan seni ilustrasi (doodle) dan kualitas hingga faktor penunjang dalam proses pengerjaan dengan menggunakan model pembelajaran student centered learning (SCL). Persamaan penelitian di atas dengan skripsi peneliti yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran student centered learning (SCL) dalam meningkatkan proses belajar dan kualitas karya pada siswa. perbedaannya terletak pada objek penelitian yaitu penelitian Eki Asfari proses pembelajara pada seni ilustrasi sedangkan penulis meneliti proses pembelajaran pada seni lukis.

(39)

e. Hasil penelitian yang kelima oleh Mirsan (2020), dengan judul “Proses Berkarya Seni Lukis Dengan Media Kaca Di Sanggar Seni Gunturu Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba”. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan tentang, proses ide pengkaryaan seni lukis.

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang yaitu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas dalam bidang seni lukis. Sedangkan perbedaannya ada dalam aspek media yang digunakan, yaitu penelitian terdahulu menggunakan media kaca dalam melukis, sedangkan yang akan dilakukan peneliti saat ini menggunakan media kanvas dalam melukis.

f. Hasil penelitian yang keenam oleh Nurfajri Rezky Simulia (2021), dengan judul “Proses Berkarya Seni Lukis Menggunakan Bahan Pewarna Alam Bagi Peserta Didik Kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone”. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan tentang, proses ide pengkaryaan seni lukis.

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang yaitu sama-sama bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas dalam berkarya seni lukis. Sedangkan perbedaannya terletak pada bahan yang di gunaka yaitu penelitian terdahulu menggunakan pewarna alam dalam melukis, sedangkan yang akan dilakukan peneliti saat ini menggunakan bahan cat air dalam melukis.

g. Hasil penelitian yang ke tujuh oleh Lita Arafu (2013), dengan judul “Makna Dan Tema Lukisan Karya Vivi Kurnia Kumalasari “. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis tentang, proses

(40)

26

pemaknaan pada lukisan. Persamaan penelitian di atas dengan skripsi peneliti yaitu sama-sama belajar dan membahas tentang seni lukis. Sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitian yaitu penelitian Lita Arafu membahas terkait substansi atau makna daripada lukisan sedangkan penulis meneliti tentang kemampuan dalam melukis.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan landasan teori tersebut, maka kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar. 2.4. Kerangka Berpikir Bagaimana Proses Berkarya seni lukis

pada siswa Siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Unismuh

Makassar

Hasil

Bagaimana Kemampuan Berkarya Seni Lukis Pada Siswa

(41)

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah kemampuan berkarya seni Lukis pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar dapat di teliti dengan menggunakan model pembelajaran student centered learning (SCL).

(42)

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini termasuk metode “deskriptif kualitatif”, yang artinya metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alami, yang mana peneliti berperan sebagai instrumen kunci (Sugiyono, 2008:15). Dalam arti lain deskriptif kualitatif ialah berusaha mengungkapkan suatu atau memberi gambaran secara objektif sesuatu dengan kenyataan sesungguhnya.

Erat kaitannya dalam proses penelitian, yaitu bagaimana cara menyajikan data berdasarkan kenyataan yang ada dengan proses pengamatan dan wawancara mengenai kemampuan berkarya seni lukis dengan menggunakan model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.

2. Variabel penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, yakni berusaha mengungkapkan dan menggambarkan apa adanya tentang proses berkarya seni lukis dengan menggunakan model pembeljaran student centered learning (SCL) dalam pembelajaran seni budaya. Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti tidak membedakan antara variabel bebas dan variabel terikat.

(43)

Adapun yang menjadi variabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Proses berkarya seni lukis dengan menggunakan model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?

b. Kemampuan berkarya seni lukis dengan menggunakan model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar

3. Desain penelitian

Desain penelitian pada hakikatnya merupakan strategi mengatur penelitian dan dibuat sebagai kerangka acuan dalam melaksanakan penelitian.

Dalam proses penelitian ini, peneliti berupaya menyusun kerangka acuan yang meliputi perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data (observasi, tes praktik, dokumentasi), analisis data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan kerangka acuan yang telah dibuat, maka disusunlah desain penelitian sebagai berikut

(44)

30

B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Provinsi Sulawesi Selatan Jl. Sultan Alauddin No. 259, Gn. Sari, Kec.

Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Alasan peneliti memilih SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar sebagai tempat penelitian, yaitu:

a. SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar merupakan salah satu sekolah yang banyak diminati.

Pengumpulan Data

Proses berkarya seni lukis dengan menggunakan model

pembelajaran SCL

Proses kemampuan berkarya seni lukis dengan menggunakan model pembelajaran SCL

Pengolahan Dan Analisis Data

Kesimpulan Pengajian Data

Deskripsi Data

Gambar 3.1. Sekema Desain Penelitian

(45)

b. Kurangnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran ini khususnya dalam bidang seni lukis dan mudah-mudahan dengan penelitian yang saya lakukan nanti pemahaman, pengetahuan dan kreativitas siswa dapat meningkat.

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian telah di laksanakan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2021.

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar, dengan jumlah terdiri dari 12 orang siswa.

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Kemampuan berkarya seni lukis dengan menggunakan model pembelajaran student centered learning (SCL).

C. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan Variabel Tersebut, maka perlu dilakukan pendefenisian oprasional variabel untuk memperjelas dan menghindari pendefenisian yang keliru. Adapun defenisi oprasional variabel tersebut adalah :

1. Proses berkarya seni lukis yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu proses dalam menentukan konsep, ide atau gagasan, menyiapkan alat dan bahan, membuat sket, pewarnaan dan finishing pada pengkarya seni lukis.

(46)

32

2. Kemampuan berkarya seni lukis pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang dimaksud, yaitu hasil yang dicapai oleh para siswa dalam berkarya seni lukis.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, lembar dokumentasi, dan lembar penilaian praktik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal dalam penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Teknik observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaanya.

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting aalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sutrisno,1986).

Dalam penelitian kualitatif, observasi lebih dipilih sebagai alat karena peneliti dapat melihat, mendengar, atau merasakan informasi yang ada secara langsung. Saat peneliti terjun langsung ke lapangan, informasi yang muncul bisa saja sangat berharga. Dari teknik observasi dikumpulkan data tentang faktor-

(47)

faktor yang mempengaruhi hasil karya seni lukis pada siswa SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.

b. Tes praktik

Tes adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan seseorang. Dalam hal ini tes praktik akan dilakukan dengan mengarahkan siswa melakukan praktik dalam melukis.

c. Wawancara

Slamet (2011) dalam Edi menyebutkan bahwa wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi social antara peneliti dengan dengan yang diteliti. Dalam hal ini informasi yang dapat diperoleh dari hasil mewawancarai pengunjung atau peserta pameran.

d. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan untuk melengkapi perolehan data dilapangan baik pada saat melakukan observasi maupun pada saat melakukan wawancara berupa gambar atau foto. Data yang diperoleh merupakan apa yang dapat menunjukkan proses dan hasil penelitian. Pemilihan cara ini sebagai salahsatu cara untuk memperoleh data secara tepat, cepat dan efisien.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka selanjutnya penulis mengolah data secara terpisah dengan teknik sebagai berikut:

(48)

34

1. Proses analisa ini dimulai dengan membaca, mempelajari, dan menelaah selutuh data dari hasil observasi, tes praktik, wawancara, dan dokumentasi kemudian diperiksa kembali sehingga lengkap dan benar.

2. Kategorisasi data dan membuat rangkuman dari data-data yang dianggap penting diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3. Data-data tersebut disusun menjadi bagian serta menyusun uraian-uraian dengan struktur data yang diperoleh.

4. Pemeriksaan kebenaran data, kemudian diadakan penghalusan data dari responden untuk kemudian diadakan penafsiran.

5. Kemudia hasil tes praktik peserta didik dinilai.

(49)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan penelitian tentang hasil karya peserta didik melalui proses pelaksaan pembelajaran seni lukis dengan menggunakan cat air pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakasanakan selama empat kali pertemuan, pada pertemuan pertama peneliti melakuakan observasi dan pengenalan awal tentang seni lukis. Pada pertemuan kedua memberikan praktik melukis, pada pertemuan ketiga melakukan evaluasi karya peserta didik dan pada pertemuan ke empat melakukan penilaian karya peserta didik.

Dari wawancara dari siswa yang berada di kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar, rata-rata siswa mengungkapkan ketertarikan terhadap proses pembuatan karya seni lukis karena baru pertama kali mereka membuat karya seni lukis.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka data yang telah diolah dan dianalisis disajikan dalam bentuk deskritif kualitatif, yang bertujuan untuk mendiskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah atau bidang-bidang tertentu, sesuai dengan indikator dalam fokus penelitian. Adapun hasil analisis masing-masing data tersebut sebagai berikut.

(50)

36

1. Kemampuan Berkarya Seni Lukis Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Student Centered Learning (SCL) Pada Siswa XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

Pelaksanaan pembelajaran seni lukis ini pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar. setiap peserta didik membuat karya ini secara individu. yang melalui beberapa tahap dalam pembuatannya yaitu sebagai berikut:

a. Perencana pembelajaran student centered learning (SCL)

Merupakan suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Peserta didik diharapkan aktif mandiri dalam proses belajarnya, bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya berdasarkan kebutuhan, para guru beralih fungsi menjadi fasilitator dan sebagai materi pembelajar.

Dalam pelaksanaan pembelajaran salah satu faktor yang paling menentukan adalah system yang di gunakan, sebagai penunjang dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah. Untuk di ketahui bersama bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru, materi dan metode tidak akan berjalan dengan lancar tanpa ada system yang mengatur secara struktur.

Minat belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar dalam pembelajaran seni lukis dengan menggunakan model pembelajaran student centered learning (SCL) sangatlah antusias dalam menerima pelajaran tentang seni lukis tersebut, bahkan dalam melakukan proses pengerjaan tugas seni lukis dengan media kanvsas tersebut siswa mampu menyelesaikan dan

(51)

memaksimalkan tugas yang telah di berikan oleh guru dan dapat diselsaikan degan waktu yang telah ditentukan.

b. Proses pembelajaran student centered learning (SCL) 1.) Pendahuluan

Pada pertemuan pertama peneliti di mulai dengan memperkenlan diri dan memberikan materi gambaran pemahaman awal tentang seni lukis yang bersifat teoritis Pada pertemuan pertama ini juga guru yang bersangkuan memberikan penjelasan tentang seni lukis, memperlihatkan contoh karya seni lukis, memberikan penjelaskan tentang alat dan bahan yang di perlukan saat melukis serta bagaimana cara menggunakannya dan pada pertemuan pertama ini guru langsung memberikan tugas kepada siswa.

Dalam proeses pelaksanaan pembelajaran seni lukis pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar siswa dituntut untuk memiliki pemahaman dan kualitas dalam pembelajaran seni lukis yang memerlukan konsep, ide atau gagasan, teknik dan kreativitas.

2.) Proses berkarya

Kegiatan belajar-mengajar pada proses berkarya siswa dalam Pembelajaran seni lukis. Langkah-langkah dalam Pembelajaran seni lukis dimulai dengan membuat konsep, kemudian sketsa dilanjutkan dengan pewarnaan sampai dengan finishing karya. dalam kegiatan Pembelajaran seni lukis pada pratindakan peneliti memberi penjelasan singkat tentang kriteria melukis yang meliputi konsep, ide atau gagasan, Kreativitas, dan Teknik. Kemudian peneliti menyuruh

(52)

38

siswa untuk membuat sketsa. Dengan kata lain, peneliti hanya memberikan sebatas rangsangan atau stimulus kepada siswa untuk melukis sesuai dengan konsep dan kemampuan siswa.

3.) Evaluasi pembelajaran

Hasil karya seni lukis dengan menggunakan model pembelajaran Student Centre Learning (SCL) siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar telah diberikan evaluasi oleh peneliti yakni berpedoman dari beberapa aspek peneliaian meliputi: konsep, Ide atau gagasan, Kreativitas dan Teknik.

4.) Menentukan konsep ide atau gagasan karya berdasarkan materi pembelajaran Pada tahap ini sebelum siswa membuat karya seni lukis terlebih dahulu peneliti memberikan materi tentang teknik dan cara pembuatan karya seni lukis dan memperlihatkan beberapa contoh karya seni lukis dan memperagakan teknik dan cara pembuatan karya seni lukis tersebut didepan kelas mulai dari pengenalan alat dan bahan dan juga cara membuat pola sket terlebih dahulu dengan menggunakan pencil sebelum menggunakan kuas dan cat untuk masuk di pewarnaan. Setelah itu peneliti menjelaskan serta mengarahkan siswa untuk membuat atau menentukan konsep, ide atau gagasan terlebih dahulu yang akan dibuat oleh siswa dan di sini siswa bebas dalam menentukan tema karya yang mereka ingin buat.

c. Menyediakan alat dan bahan

Menyediakan alat dan bahan merupakan tahap awal yang harus dilakukan dalam membuat karya seni lukis. alat dan bahan yang harus disiapkan diantaranya pencil, kanfas, kuas dan cat sebagai alat dan bahan dasar dalam membuat karya

(53)

seni lukis. Alat dan bahan yang digunakan dalam mebuat karya seni lukis antara lain :

Gambar 4.1 : Alat dan Bahan Melukis ( Dokumentasi : Anwar, Agustus 2021)

d. Proses pembuatan karya seni Lukis 1.) Membuat Sket

Membuat Sket terlebih dahulu sebagai gambaran dasar dari apa yang mau di Lukis sesuai dengan tema, ide atau gagasan yang diinginkan.

Gambar 4. 2 : Membuat sket pada kanvas

( Dokumentasi : Anwar, Agustus 2021 )

(54)

40

2.) Pewarnaan

Pada proses ini sesuai dengan data yang di dapatkan penulis, siswa menggunakan cat air, yang prosesnya di lakukan setelah sket agar yang di Lukis lebih gampang untuk di warnai. Berikut proses pewarnaan pada lukisan:

Gambar 4.3 : Mewarnai karya dengan cat ( Dokumentasi : Anwar, Agustus 2021 )

3.) Finishing

Finishing dalam membuat karya seni lukis merupakan proses penyelesaian atau tahap akhir dalam melukis.

(55)

Gambar 4.4: Finishing pada karya (Dokumentasi : Anwar, Agustus 2021)

2. Hasil karya seni lukis siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

Hasil karya seni lukis pada siswa memperlihatkan beberapa aspek yang harus dipenuhi sebagai dasar penilaian ada tiga yaitu, ide atau gagasan, kreativitas, dan teknik. Hasil karya seni lukis dibuat dengan berpatokan pada indikator pencapaian kompetensi dapat dipaparkan dalam tabel sebagai berikut:

(56)

42

Tabel. 4.1 Penilaian hasil karya seni lukis pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

No. Nama Siswa

Indikator Penilaian

Rata- rata

Kategori Ide/

Gagasan

Kreati vitas

Teknik

1. Ahmad Fawzan Khaerul Amir

88 91 96 91,6 Sangat

baik

2. Amri Khoiruddin 91 90 93 91,3 Sangat

Baik

3. Ashabul Kahfi 78 86 88 84 Baik

(57)

4. Hani Humairah S.

Adam

85 87 95 89 Baik

5 . 5.

Hidayat 90 85 89 88 Baik

6. Jingga Fahira 78 75 88 80,3 Cukup

Baik

(58)

44

7. Muh Anhar Pratama 89 89 95 91 Sangat

Baik

8. Nadia 83 80 85 82,6 Baik

9. Nafiah Lukman 87 78 90 85 Baik

10. Nurul Khairatun Hisan

80 85 87 84 Baik

(59)

11. Widya Takimpo 80 85 90 85 Baik

12. Yazid Syuaib 87 78 75 80 Cukup

Baik

keterangan :

a. 91 – 100 = Sangat Baik b. 81 - 90 = Baik

c. 71 – 80 = Cukup Baik d. 61 – 70 = Kurang

(60)

46

B. Pembahasan

Dalam pembahasan ini, peneliti akan menguraikan hasil kegiatan penelitian tentang Kemampuan berkarya seni lukis pada siswa kelas IX SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar, yang berdasarkan penyajian hasil analisis data yang telah di kemukakan sebelumya. Adapun pembahasan hasil yang telah dikemukakan sebelumnya.

1. Proses berkarya Seni Lukis pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

Proses berkarya seni lukis harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan juga tahap yang tepat. ada beberapa hal yang telah dilakukan oleh siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar dalam membuat karya Seni Lukis antara lain :

a. Pada proses ini sebelum siswa membuat karya seni lukis terlebih dahulu guru memberikan materi tentang teknik dan cara pembuatan karya seni lukis dan memperlihatkan beberapa contoh karya seni lukis juga memperagakan teknik dan cara pembuatan karya seni lukis didepan kelas mulai dari pengenalan alat dan bahan dan juga cara membuat pola sketch, pewarnaan sampai dengan finishing dalam membuat karya seni lukis. Siswa diarahkan membuat konsep, ide atau gagasan terlebih dahulu yang akan dibuat dan siswa bebas menentukan tema karya seni lukis mereka. Setelah guru menjelaskan didepan kelas tentang teknik membuat seni lukis, masing-masing siswa menyediakan alat dan bahan.

b. Menyediakan bahan dan alat, seperti pencil, kuas, kanvas dan cat. Pada proses ini siswa kelas IX SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar. telah

(61)

melakukan dengan cukup baik, meskipun masih ada beberapa siswa yang tidak menyiapkan secara keseluruhan alat dan bahan yang diperlukan dengan benar, seperti halnya tidak menyiapkan kanvas, cat dan kuas, sehingga akibatnya dalam membuat karya sdikit terhambat.

c. Proses Pembuatan sket pada karya seni lukis, dalam berkarya seni lukis siswa pertama membuat sket atau pola gambar dasar dalam melukis dengan menggunakan pensil, pada tahap ini terlihat beberapa siswa masih kaku dan ada juga beberapa siswa yang masih sulit menentukan tema, ide atau gagasan yang ingin mereka buat.

d. Proses pewarnaan pada karya seni lukis, Setelah selesai membuat sket dengan beberapa tema seperti pemandangan, tumbuhan, hewan, dan kartun. langkah selanjutnya yang telah dilakukan siswa adalah pewarnaan.

Sebelum masuk di tahap pewarnaan di mulai pastikan tangan siswa bersih, tidak kotor dan berminyak, karena Ketika kanvas yang akan di warnai terkena kotoran atau minyak itu akan mempengaruhi warna cat dalam melukis. dalam pewarnaan ini siswa sangat berhati-hati demi mendapatkan hasil karya yang maksimal.

e. Finishing dalam membuat karya seni lukis adalah penyelesaian atau tahap akhir dari melukis dengan mendetail, merapikan dan meratakan warna pada lukisan.

(62)

48

2. Hasil kemampuan berkarya Seni Lukis pada siswa kelas IX SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

Penilaian hasil karya seni lukis pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar, dilihat berdasarkan beberapa aspek penilaian yaitu tema, ide atau gagasan yang merupakan konsep berpikir yang digunakan dalam melakukan atau membuat suatu karya. Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda atau merealisasikan ide-ide yang baru menjadi sebuah karya, sedangkan tehnik merupakan cara atau metode yang digunakan untuk membuat dan mengetahui hasil karya seni Lukis kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar penjelasannya dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Konsep, Ide atau Gagasan

Konsep, Ide atau gagasan merupakan konsep berpikir yang di gunakan siswa dalam membuat suatu karya. berdasarkan indikator pencapaian kompetensi pada aspek konsep, ide atau gagasan, siswa memiliki tingkat pencapaian yang berbeda-beda, dimana siswa yang memiliki tingkatan nilai yang sangat baik dipengaruhi oleh cara berpikir yang baik, pemilihan warna dapat disesuaikan berdasarkan objek serta warna-warna tertentu sehingga terlihat lebih sinkron baik itu dalam memadukan warna dan objek-objek yang telah ditentukan berdasarkan konsep, ide atau gagasannya. Berdasarkan tabel di atas rata-rata nilai yang diperoleh siswa yang dilihat dari ide atau gagasanya adalah (84,6) dari jumlah 12 orang siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar fisika siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar setelah diterapkan metode scramble

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar dan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar ditinjau dari tipe kepribadian

Sampel penelitian ini adalah Siswa Kelas X IPA SMA Muhammadiyah 1 UNISMUH Makassar dengan jumlah 30 siswa.kesalahan siswa dalam pengucapan makharijul huruf

Skor maksimum yang diperoleh setelah dilakukan perlakuan atau pembelajaran dengan Metode Sekuensi pada kelas eksperimen adalah 93,33 sedangkan skor terendah adalah 60, skor

questioning strategies in elt (english language teaching) the classroom interaction at eleventh grade SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.. Jurnal Pendidikan Bahasa

4.6 Hasil Observasi Peneliti Terhadap Aktivitas Siswa Pada Aspek Indikator Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Dalam Layanan

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SMA MUHAMMADIYAH UNISMUH MAKASSAR TESIS Sabagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Magister