• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 UNISMUH MAKASSAR DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN KEIRSEY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 UNISMUH MAKASSAR DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN KEIRSEY"

Copied!
228
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 UNISMUH MAKASSAR DITINJAU

DARI TIPE KEPRIBADIAN KEIRSEY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Neneng Anastasyia NIM 105361113416

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Neneng Anastasyia

Nim : 10536 11134 16

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi :Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Ditinjau dari Tipe Kepribadian Keirsey

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, November 2020 Yang Membuat Pernyataan

Neneng Anastasyia NIM. 105361113416

(5)

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Neneng Anastasyia

Nim : 10536 11134 16

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Ditinjau dari Tipe Kepribadian Keirsey

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, November 2020 Yang Membuat Perjanjian

Neneng Anastasyia NIM. 105361113416

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

اُفِّ لَكُي اَل اَُاللّ

اًسْفَن اَلِّإ ااَهَعْس ُو

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

(QS. Al-Baqarah: 286)

“Do the best and pray. God will take care of the rest”

(penulis)

Kupersembahkan karya ini untuk : Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya, baik berupa nikmat kesehatan maupun kesempatan sehingga karya ini dapat terselesaikan. Selanjutnya kepada kedua orang tuaku, saudaraku dan sahabatku atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan.

(7)

vii ABSTRAK

Neneng Anastasyia, 2020. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Ditinjau Dari Tope Kepribadian Keirsey. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing II Dr. Sukmawati dan pembimbing II Rezki Ramdani.

Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar ditinjau dari tipe kepribadian Keirsey diantaranya tipe guardian, artisan, rational, dan idealist.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berkepribadian guardian, artisan, rational, dan idealist.

Subjek dalam penelitian ini adalah 4 peserta didik dari kelas X IPA dan X IPS SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar pada semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Teknik pengambilan subjek yaitu menggunakan tekhnik purposive sampling. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, angket, metode tes, dan wawancara serta menggunakan instrumen angket tes kepribadian Keirsey dan tes kemampuan pemecahan masalah matematis materi SPLTV. Data dianalisis dengan mereduksi kemudian langkah selanjutnya adalah penyajian data. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar ditinjau dari tipe kepribadian Keirsey dari 4 tipe kepribadian yang ada yang paling baik kemampuan pemecahan masalahnya ialah siswa dengan tipe kepribadian rational karena siswa dengan tipe kepribadian ini mampu melewati semua indikator kemampuan pemecahan masalah yang ada. Adapun penjabaran untuk semua tipe kepribadian yang pertama tipe kepribadian guardian mampu melewati semua tahap namun belum maksimal pada tahap menyelesaikan masalah. Selanjutnya, siswa dengan tipe kepribadian artisan mampu melewati semua tahapan namun terkadang ktergesa – gesa dalam mennyelesaikan soal. Kemudian untuk tipe kepribadian rational telah mampu melewati tahap memahami masalah, menyusun rencana, menyelesaikan masalah dan mampu pada tahap memeriksa kembali dan membuat kesimpulan dengan baik. Kemudian untuk subjek dengan tipe kepribadian idealist belum mampu melewati semua indikator dengan baik.

Kata kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah, Tipe Kepribadian Keirsey

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinggah penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar. Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya.

2. Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ma’rup , S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Ibu Dr. Sukmawati, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Ibu Rezki Ramdani, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

(9)

ix

5. Bapak Wahyuddin, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Kristiawari, S.Pd., M.Pd., selaku validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap instrument penelitian.

6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu selama menempuh pendidikan.

7. Pare staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah melayani dengan penuh sabar demi kelancaran proses perkuliahan.

8. Bapak Drs. Amir, M.M. selaku kepala SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

9. Ibu Fatmawati Hasyim, S.Pd., selaku guru budang studi matematika di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang telah membantu peneliti selama proses penelitian.

10. Siswa – siswi kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian ini.

11. Kedua orang tua peneliti yang senantiasa mendoakan dan memberi semangat, serta kasih sayang yang tiada tandinganya selama ini.

12. Teman – teman angkatan 2016 di Pendidikan Matematika khususnya 2016 D yang menjadi sahabat yang bersedia menemani peneliti selama proses penelitian, untuk bantuannya dalam memberi masukan dan motivasi selama penyusunan skripsi ini, juga untuk persahabatan yang luar biasa.

(10)

x

13. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis yang lain pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, November 2020

Penulis

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PENGESAHAN ...

LEMBAR PENGESAHAN ...

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

SURAT PERNYATAAN... ii

SURAT PERJANJIAN ... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vix

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Deskripsi ... 9

2. Kemampuan Pemecahan Masalah... 10

3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 17

4. Tipe Kepribadian Keirsey ... 18

B. Hasil Penelitian Yang Relevan... 21

C. Kerangka Berpikir ... 23

(12)

xii BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ... 26

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian... 26

C. Fokus Penelitian ... 26

D. Teknik Penentuan Subjek Penelitian ... 27

E. Sumber Data Penelitian ... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Prosedur Penelitian... 30

H. Instrumen Penelitian... 32

I. Teknik Analisis Data ... 34

J. Keabsahan Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dengan Tipe Kepribadian Guardian ... 41

C. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dengan Tipe Kepribadian Artisan ... 64

D. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dengan Tipe Kepribadian Rational ... 86

E. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Dengan Tipe Kepribadian Idealist ... 104

F. Pembahasan ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 128

B. Saran ... 130

C. Keterbatasan Penelitian ... 128

DAFTAR PUSTAKA ... 132 LAMPIRAN – LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Indikator Pemecahan Masalah ... 16

3.1 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 33

3.2 Kualifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah ... 34

4.1 Jumlah Peserta Didik Tes Tipe Kepribadian Keirsey ... 37

4.2 Daftar Kode Subjek Penelitian ... 38

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1 Tahap Menyusun Rencana Subjek NF Soal Nomor 1... 43

Gambar 4.2 Tahap Menyelesaikan Masalah Subjek NF Soal Nomor 1 ... 45

Gambar 4.3 Tahap Memeriksa Kembali Subjek NF Soal Nomor ... 45

Gambar 4.4 Tahap Menyusun Rencana Subjek NF Soal Nomor 2... 51

Gambar 4.5 Tahap Menyelesaikan Masalah Subjek NF Soal Nomor 2 ... 53

Gambar 4.6 Tahap Memeriksa Kembali Subjek NF Soal Nomor 2 ... 55

Gambar 4.7 Tahap Menyusun Rencana Subjek NF Soal Nomor 3... 58

Gambar 4.8 Tahap Menyelesaikan Masalah Subjek NF Soal Nomor 3 ... 60

Gambar 4.9 Tahap Memeriksa Kembali Subjek NF Soal Nomor 2 ... 63

Gambar 4.10 Tahap Memahami Masalah Subjek YS Soal Nomor 1 ... 65

Gambar 4.11 Tahap Menyusun Rencana Subjek YS Soal Nomor 1... 66

Gambar 4.12 Tahap Menyelesaikan Masalah Subjek YS Soal Nomor 1 ... 68

Gambar 4.13 Tahap Memeriksa Kembali Subjek YS Soal Nomor 1 ... 71

Gambar 4.14 Tahap Memahami Masalah Subjek YS Soal Nomor 2 ... 73

Gambar 4.15 Tahap Menyusun Rencana Subjek YS Soal Nomor 2... 74

Gambar 4.16 Tahap Menyelesaikan Masalah Subjek YS Soal Nomor 2 ... 76

Gambar 4.17 Tahap Memeriksa Kembali Subjek YS Soal Nomor 2 ... 77

Gambar 4.18 Tahap Memahami Masalah Subjek YS Soal Nomor 3 ... 79

Gambar 4.19 Tahap Menyusun Rencana Subjek YS Soal Nomor 3... 81

Gambar 4.20 Tahap Menyelesaikan Masalah Subjek YS Soal Nomor 3 ... 82

(15)

xv

Gambar 4.21 Tahap Memeriksa Kembali Subjek YS Soal Nomor 3 ... 85

Gambar 4.22 Tahap Memahami Masalah Subjek NAD Soal Nomor 1 ... 86

Gambar 4.23 Tahap Menyusun Rencana Subjek NAD Soal Nomor 1 ... 88

Gambar 4.24 Tahap Menyelesaikan Masalah Subjek NAD Soal Nomor 1 ... 89

Gambar 4.25 Tahap Memeriksa Kembali Subjek NAD Soal Nomor 1 ... 92

Gambar 4.26 Tahap Memahami Masalah Subjek NAD Soal Nomor 2 ... 93

Gambar 4.27 Tahap Menyusun Rencana Subjek NAD Soal Nomor 2 ... 95

Gambar 4.28 Tahap Menyelesaikan Masalah Subjek NAD Soal Nomor 2 ... 96

Gambar 4.29 Tahap Memeriksa Kembali Subjek NAD Soal Nomor 2 ... 98

Gambar 4.30 Tahap Memahami Masalah Subjek NAD Soal Nomor 3 ... 99

Gambar 4.31 Tahap Menyusun Rencana Subjek NAD Soal Nomor 2 ... 100

Gambar 4.32 Tahap Menyelesaikan Masalah Subjek NAD Soal Nomor 3 ... 102

Gambar 4.33 Tahap Memeriksa Kembali Subjek NAD Soal Nomor 3 ... 104

Gambar 4.34 Tahap Menyusun Rencana Subjek AK Soal Nomor 1 ... 106

Gambar 4.35 Tahap Menyelesaikan Masalah Subjek AK Soal Nomor 1 ... 108

Gambar 4.36 Tahap Memeriksa Kembali Subjek AK Soal Nomor 1 ... 110

Gambar 4.37 Tahap Menyusun Rencana Subjek AK Soal Nomor 2 ... 112

Gambar 4.38 Tahap Menyelesaikan Masalah Subjek AK Soal Nomor 2 ... 114

Gambar 4.39 Tahap Menyusun Rencana Subjek AK Soal Nomor 3 ... 117

Gambar 4.40 Tahap Menyelesaikan Masalah Subjek AK Soal Nomor 3 ... 118

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

A.1 Naskah Asli Angket Tes Kepribadian Keirsey A.2 Lembar Tes Kepribadian Keirsey

LAMPIRAN B

B.1 Klasifikasi Tipe Kepribadian Siswa

B.2 Hasil Pengisian Angket Penggolongan Kepribadian oleh Subjek LAMPIRAN C

C.1 Kisi – Kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis C.2 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

Materi SPLTV LAMPIRAN D

D.1 Hasil Kerja Soal Subjek NF (Guardian) D.2 Hasil Kerja Soal Subjek YS (Artisan) D.3 Hasil Kerja Soal Subjek NAD (Rational) D.4 Hasil Kerja Soal Subjek AK (Idealist) LAMPIRAN E

E.1 Foto Bersama Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar

E.2 Pembagian Angket Tes Kepribadian Keirsey Melalui Grup Whatsapp

E.3 Subjek Mengerjakan Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Aplikasi Zoom Meeting

E.4 Foto Kiriman Masing – Masing Subjek Kepada Peneliti LAMPIRAN F

F.1 Persuratan

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah proses guna mempengaruhi peserta didik sehinggah mampu membiasakan diri di dalam lingkungannya sehinggah perubahan akan timbul dari dalam diri peserta didik tersebut yang sebisa mungkin akan sangat berguna di dalam kehidupan bermasyarakat (Oemar Hamalik, 2001 : 79). Menurut Prof. DR.M.J. Langeveld pendidikan adalah tiap – tiap upaya yang berpengaruh, melindungi serta membantu peserta didik agar tertuju pada proses pendewasaan peserta didik tersebut secara lebih tepat, membantu supaya lebih mampu untuk menjalankan tugas hidupnya secara pribadi (Hendrowibowo, 2014).

Di dalam upaya untuk mencapai tujuan dari pendidikan nasional, PBM (Proses Belajar Mengajar) adalah aktivitas yang terbilang penting. Proses pembelajaran ialah suatu proses yang melibatkan guru dan siswa dalam berinteraksi guna mencapai tujuan dari pendidikan. Tujuan pendidikan adalah untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berahlak mulia, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Sangat diperlukan kerja sama antar tenaga pendidikan dan siswa dalam pendidikan, guna terwujudnya tujuan dari pendidikan tersebut dikarenakan adanya ketergantungan antar keduanya.

Seiring dengan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berkembang sangat pesat, mutu di dalam pendidikan nasional harus ikut mengalami perkembangan. Dalam hal ini, pemerintah sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas pendidikan

(18)

nasional, terutama pada tersedianya sarana dan prasaran dalam pendidikan misalnya gedung sekolah yang memadai, hinggah fasilitas pendidikan yang layak.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat berperanan penting terhadap perkembangan. Perkembangan teknologi modern didasari oleh matematika sebagai ilmu yang universal. Di dalam ruang lingkup kehidupan manusia, aktivitas yang mereka jalani tidak dapat terpisahkan dari penerapan berbagai konsep yang ada dalam matematika. Uraian ini sesuai dengan konsep Freudenthal dalam (hadi, 2017: 24), bahwa matematika adalah aktivtias manusia dimana peserta didik tidak dipandang sebagai penerima pasif matematika. Dalam mengajarkan matematika kepada siswa tenaga pendidik seharusnya mengerti bahwasanya tiap – tiap peserta didik memiliki kemampuan yang cenderung berbeda - beda. Pelajaran matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipecahkan oleh karenanya matematika sangat perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari tenaga pendidik untuk membekali siswa dengan kemampuan dalam hal pemecahan masalah yang terdapat pada matematika.

Setiap peserta didik harusnya dibekali dengan kemampuan yang baik dalam memecahkan masalah karena ini sangat berguna bagi siswa dalam menentukan strategi dan proses pada saat menyelesaikan masalah yang dihadapinya baik yang muncul pada kehidupan nyata maupun pada pembelajaran. Adapun kriteria siswa dapat dikatakan mampu dalam memecahkan masalah matematika, apabila siswa mampu pada tahap memahami masalah pada soal, mampu pada tahap menyusun rencana penyelesaian, kemudian rencana tersebut mampu dia aplikasikan pada tahap penyelesaian masalah, dan juga siswa mampu pada tahap memeriksa kembali serta menarik kesimpulan.

(19)

Secara umum kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa di Indonesia bisa kita lihat pada hasil tes PISA (Programe for International Student Assesment) dan juga pada TIMSS (Trends in International Mathematics and Scince Study). Adapun hasil PISA di tahun 2018 menunjukan bahwa Indonesia berada pada peringkat bawah. Hasil terlihat dari skor rata-rata international sebesar 500, Indonesia memperoleh skor 379 untuk matematika dan menduduki peringkat 70 dari 78 negara.

Diketahui skor ini mengalami penurunan dibanding tes tahun 2015 untuk matematika memperoleh skor 389. Selanjutnya di Asia Tenggara, Indonesia berada paling bawah bersama Filipina yang mendapat peringkat terakhir. Pada laopran TIMSS tahun 2015, siswa Indonesia berada pada posisi 44 dari 49 negara peserta dengan memperoleh skor 397. Hal ini menunjukan perlunya meningkatkan kemampuan matematis terutama pada kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematis.

Selain itu, peneliti melakukan wawancara kepada salah satu guru matematika kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar ibu Fatmawati Hasyim S.Pd diperoleh informasi sekolah tersebut menggunakan kurikulum 2013 (K13) dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika adalah 75.

Beliau mengatakan siswa pada saat mengerjakan soal masih mengalami kesulitan untuk dapat memahami masalah yang terdapat pada soal serta masih kebingungan menemukan cara untuk menyelesaikan soal. Kebanyakan siswa masih bingung seperti apa cara untuk menghubungkan informasi yang ada di dalam soal dan konsep yang terdapat dalam penyelesaian. Terlebih lagi jika guru memberi mereka soal yang berbeda dari contoh yang telah diberikan sebelumnya, menyebabkan ketidakyakinan siswa pada saat menyelesaikan soal yang tersebut. Terkadang siswa bermain – main

(20)

ketika pembelajaran berlangsung sehinggah menyebabkan siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan dan menyebabkan pembelajaran yang tengah berlangsung menjadi kurang efektif. Salah satu materi yang ada pada pembelajaran matematika yang membutuhkan kemampuan pemecahan masalah sebagai proses, tujuan, serta keterampilan dasar yaitu SPLTV atau sistem persamaan linear tiga variabel.

Sementara itu, pengalaman peneliti sewaktu memberi bimbingan belajar kepada siswa X IPA di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar menunjukan siswa dalam menyelesaikan soal terkait SPLTV mempunyai pemecahan masalah yang beragam dan cenderung melalukan kesalahan. Kesalahan itu diantaranya siswa belum memahami masalah yang ada pada soal, siswa juga terkadang tergesa-gesa serta tidak cermat dalam menyelesaikan soal, kebingungan menentukan rencana penyelesaian seperti membuat model matematika, jarang menyertakan keterangan variabel dari model matematika yang dibuat. Kemudian, ada beberapa siswa yang telah mampu melewati beberapa indikator pemecahan masalah seperti memahami masalah yang ada serta mengerjakan langkah-langkah pemecahan masalah dengan tepat, akan tetapi mereka belum memeriksa kembali ketepatan jawaban yang telah mereka peroleh sebelumnya, menyebabkan hasil yang mereka peroleh kurang tepat. Adapun faktor yang memperngaruhi kemampuan siswa pada saat memecahkan masalah matematika, terutama pada soal-soal dengan tingkat pemikiran yang tinggi diantaranya ada faktor langsung dan juga ada faktor tidak langsung. Adapun faktor tidak langsung yang dapat memberi pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah peseta didik yaitu motivasi yang ada pada siswa serta kemampuan diri siswa. Kedua faktor tersebut

(21)

bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri sehingga bisa dipengaruhi oleh karakteristik yang ada pada siswa. Karakteristik yang ada pada diri siswa ini bisa digolongkan sebagai kepribadian siswa.

Kepribadian merupakan suatu golongan sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Menurut David Keirsey dalam (Eko dkk, 2018: 3) tipe kepribadian manusia digolongkan menjadi empat, yaitu : guardian, artisan, idealist, dan rasional. Setiap siswa tentunya memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Siswa bertipe kepribadian guardian suka dengan model kelas yang tradisional serta jadwal yang tidak berubah - ubah. Siswa bertipe kepribadian ini sangat cocok dengan guru yang memeberikan penjelasan materi yang transparan serta tepat dan konkret. Guru dalam memberika penjelasan materi terhadap siswa guardian harus berdasarkan kenyataan yang ada. Siswa bertipe kepribadian ini lebih condong ke kata – kata dan tidak menyukai gambar. Selanjutnya siswa bertipe kepribadian artisan lebih menyukai ilmu terapan. selalu aktif di setiap kegiatan, serta ingin selalu menjadi pusat perhatian.

Kelas yang disukai oleh siswa artisan yaitu kelas dengan banyak kegiatan seperti presentasi, diskusi, serta demonstrasi karena kelas seperti ini dapat dia jadikan ajang untuk mengungkap kemampuannya. Siswa bertipe kepribadian rational suka dengan penjelasan yang berlandaskan logika. Siswa bertipe kepribadian ini mampu untuk menangkap ide serta pelajaran yang membutuhkan penalaran yang tinggi, Tipe ini suka dengan penjelasan materi yang didasarkan alasan dan penjelasan mengenai asal materi tersbut. Siswa bertipe kepribadian ini suka dengan cara belajar dengan penemuan melalui eksplorasi, eksperimen juga pemecahan masalah kompleks. Siswa bertipe kepribadian idealist lebih cenderung ke pelajaran yang membahas ide serta nilai-nilai.

(22)

Tipe ini lebih senang untuk mengerjakan tugas secara perseorangan daibanding berkelompok, serta mampu melihat masalah dari berbagai pandangan.

Kemampuan siswa yang masih kurang dalam memecahan masalah dalam matematika ini mesti telaah lebih mendalam. Tentu lebih menarik apabila dikaji berdasarkan tipe kepribadian, karenanya peneliti tertarik mengkaji kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan kepribadian menurut David Keirsey. Oleh karena itu, peneliti ingin melaksanakan penelitian dengan berjudul “Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Keirsey”.

B. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar ditinjau dari tipe kepribadian Keirsey.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar ditinjau dari tipe kepribadian Keirsey? Berdasarkan jenis kepribadian menurut David Keirsey diantaranya:

1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berkepribadian guardian?

2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berkepribadian artisan?

(23)

3. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berkepribadian rational?

4. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berkepribadian idealist?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar ditinjau dari tipe kepribadian Keirsey. Berdasarkan jenis kepribadian menurut David Keirsey diantaranya:

1. Untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berkepribadian guardian.

2. Untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berkepribadian artisan.

3. Untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berkepribadian rational.

4. Untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berkepribadian idealist.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diinginkan dari penelitian ini diantaranya:

1. Untuk siswa

Siswa diharapkan dapat melatih kemampuan pemecahan masalah yang dimilikinya, dan dapat memberi insprirasi pada siswa untuk lebih memahami tipe kepribadian yang dimilikinya.

(24)

2. Untuk Guru

Dapat dijadikan petunjuk ketika ingin mermbuat suatu program untuk pembelajaran guna membangun kemampuan pemecahan masalah siswa.

3. Untuk Peneliti

Dapat menambah pengalaman peneliti serta menjadi sumber informasi kepada pembaca mengenai deskripsi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari tipe kepribadian yang dikelompokan oleh David Keirsey.

(25)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Deskripsi

Dalam Kamus Bahasa Indonesia deskripsi adalah pemaparan dengan kata-kata yang jelas dan terperinci (Untara, 2013). Secara umum, deskripsi dapat didefinisikan sebagai satu kaidah upaya pengelolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri (M Akbar, 2018: 12). Sabarti Akhadiah, dkk (Aji, 2013: 23) Mengatakan bahwa deskripsi adalah upaya untuk menjelaskan menggunakan kata-kata bentuk lahiriah suatu objek. Dengan deskripsi, penulis berupaya mengalihkan gagasan hasil pengamatan serta persaannya ke pembaca dengan menceritakan sifat dan semua hal rinci dari suatu objek.

Kemudian Nursisto (Amandiri, 2015: 28) menjelaskan bahwa deskripsi adalah karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai apa yang dilukiskan sesuai dengan citra penulisannya.

Kurniasari juga menjelaskan (Rahayu, 2016: 15) deskripsi berisi mengenai pengalaman yang digambarkan secara jelas. Pengalaman tersebut bisa dalam bentuk suatu objek.

Ketika membaca dan mendengar, seolah-olah pembaca atau pendengar merasakan sendiri seperti terlihat, mendengar, atau menyentuh.

Berdasarkan uraian di atas, deskripsi adalah menggambarkan dengan kata-kata suatu objek sesuai keadaan yang sebenarnya.

(26)

2. Kemampuan Pemecahan Masalah

A. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah

Masalah adalah salah satu komponen hidup individu yang berasal dari dalam diri sendiri dan juga berasal dari lingkungan, karenanya tiap individu sebaiknya dapat memiliki peran dalam memecah masalahnya sendiri (Miftahul, 2018 : 16)

Adjie dan Maulana (2007:14) berkata bahwa di dalam memecahkan masalah yang ada manusia melibatkan dimensi pengetahuan mulai dari pemahaman, ingatan, analisis, evaluasi sintesis, dan penerapan sehinggah dapat dikatakan kemampuan pemecahan masalah merupakan suatu keterampilan. Nasution (2011:170) berpendapat bahwa didalam memecahkan masalah bukan hanya mengaplikasikan aturan – aturan yang ada tetapi dapat memunculkan pelajaran baru sehingah memecahkan masalah dapat dilihat sebagai suatu proses untuk menemukan aturan – aturan yang telah ada sebelumnya.

Wardhani (2008) berpendapat bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses mengaplikasikan ilmu yang diperoleh ke dalam keadaan baru. Pada pembelajaran matematika seorang siswa dikatakan telah mampu dalam memecahkan masalah matematika jika siswa mampu pada tahap memahami masalah yang ada, menyusun rencan penyelesaian, melakukan perhitungan dan memeriksa kembali.

Dari beberapa definisi di atas maka kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan seseorang untuk mennyelesaikan masalah yang dia hadapi dengan tujuan mendapatkan pengetahuan.

(27)

Menurut Polya (1957) dalam (Tim MKPBM, 2001) langkah – langkah dalam memecahkan masalah diantaranya :

1. Memahami masalah

Pada tahap memahami masalah siswa harus mampu menetukan hal apa saja yang diketahui dan ditanyakan pada soal serta mampu mengetahui syarat apa yang harus dipenuhi.

2. Menyusun rencana penyelesaian

Pada tahap ini siswa harus mampu menyusun rencana penyelesaian berdasarkan informasi yang ada pada soal dan mampu menentukan rumus apa yang bisa diaplikasikan dalam penyelesaian

3. Melaksankan perhitungan

Pada tahap ini siswa harus mampu mengerjakan penyelesaian berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya menggunakan metode dan perhitungan yang tepat.

4. Memeriksa kembali

Pada tahap ini siswa harus mampu mengecek kembali jawabannya yang telah diperoleh sebelumnya dan harus mampu menarik kesimpulan dengan tepat. dibuat generalisasinya

.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan atas, peneliti tertarik menggunakan teori pemecahan masalah menurut Polya.

B. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tahapan pemecahan masalah menurut teori Polya diantaranya yaitu tahap memahami masalah, tahap menyusun

(28)

rencana penyelesaian, tahap menyelesaiakan masalah sesuai rencana, dan tahap memeriksa kembali. Adapun indikator pemecahan masalah matematis menurut tahapan Polya tertera pada tabel 2.1 di bawah ini :

Tabel 2.1

Indikator Pemecahan Masalah Tahapan Pemecahan

Masalah

Indikator Tahap memahami

masalah

1. Siswa mampu menentukan apa yang diketahui dari soal.

2. Siswa mampu menentukan apa yang ditanyakan dari soal.

Tahapan menyusun rencana penyelesaian

1. Siswa mampu menentukan rumus yang tepat digunakan dalam penyelesaian soal.

2. Siswa mampu memanfaat semua informasi yang tersaji dalam soal.

3. Siswa mampu menyusun rencana atau langkah awal sebelum penyelesaian soal.

Tahap menyelesaikan masalah sesuai rencana

1. Siswa mampu menyelesaikan soal menggunakan rencana yang telah disusun sebelumnya.

2. Siswa mampu menjawab soal dengan tepat.

Tahap memeriksa kembali

1. Siswa mampu menemukan cara untuk mengecek kembali jawaban yang telah dia peroleh untuk memastikan ketepatan jawaban.

2. Siswa mampu membuat kesimpulan dengan tepat.

(Widyastuti, 2015:187)

(29)

C. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan siswa dalam memanfaatkan keterampilan dalam hal matematik guna memecahkan semua masalah yang ada baik dalam matematika maupun masalah yang dalam konteks lain (Soedjadi, 1994:36). Kemampuan dalam pemecahan masalah sangat berguna bagi setiap orang baik mereka yang akan mendalami serta mempelajari matematika dan juga mereka yang akan menggunakannya dalam konteks lain dan kehidupan sehari hari.

(Russefffendi, 2006: 341). Sumarmo (2013: 128) mengatakan bahwa pemecahan masalah matematis memiliki dua arti diantaranya yaitu pemecahan masalah selaku sebuah pendekatan dalam pembelajaran, dalam menemukan kembali serta memahami konsep, prinsip serta materi dalam matematika

.

Dari beberapa pendapat di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan siswa untuk menyelesaikan pemecahan masalah yang muncul di dalam matematika atau di dalam hal lain yang masih melibatkan matematika.

(30)

D. Tipe Kepribadian Keirsey a. Pengertian Kepribadian

Jess Feist &Gregory J. Feist (2009: 86) berkata bahwa ”Kepribadian meliputi sistem psikologis dan system fisik yang tampak serta pemikiran yang tidak tampak, dan juga bukan hanya merupakan sesuatu, tetapi melakukan sesuatu”. Sedangkan Gardon Allport (1951) mengaemukakan dalam Inge Hatugalung (2007: 1) bahwa

“Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari seseorang yang menjadi rangkaian psikofisik yang menentukan seperti apa cara dia di dalam menyeseuaikan diri dengan lingkungannya”.

Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 136) berpendapat bahwa “kepribadian adalah keselarasan antara dimensi dari kepribadian, yaitu aspek fisik diantaranya bakat, sikap, kemampuan dan lain – lain serta aspek jasmani seperti postur tubuh, tinggi dan berat badan dan lain sebagainya.

Berdasarkan bererapa pendapat parah ahli di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa kepribadian adalah segala cara dari seseorang dalam berinteraksi denga orang lain.

(31)

b. Tipe Kepribadian David Keirsey

Tipe kepribadian adalah kumpulan beberapa sifat yang selalu bersama – sama dan membentuk sebuah kelompok. Ada 4 tipe penggolongan kepribadian yang diglongkan oleh Keirsey (1998) di antaranya itu guardian, artisan, rational, serta idealist (Kusmayadi, 2011:7). Keirsey menggolongkan tipe kepribadian berdasarkan seperti apa seorang individu mendapatkan energinya extrovert/introvert, seperti apa seorang individu mengambil informasi yaitu sensing/intuitive, seperti apa seorang individu membuat keputusan yaitu thinking/feeling, serta seperti apa gaya hidup seseorang yaitu judging/perceiving.

Penggolongan tipe kepribadian oleh David Keirsey dia beri nama The Keirsey Temperament Sorter (KTS). Di dalam bukunya yang berjudul Please Understand Me II Keirsey menggambarkan seperti apa gaya belajar dari masing - masing tipe kepribadian (Mulyodoro, 2017:29). Siswa dengan tipe guardian ini menyukai kelas dengan model dengan tradisional beserta prosedur yang ada dan jadwal yang tidak berubah - ubah. Siswa guardian cocok dengan guru yang menjelaskan materi dengan transparan serta tepat dan konkret, menjelaskan materi kepada siswa dengan tipe kepribadian ini harus berdasarkan kenyataan. Siswa dengan tipe ini tidak menyukai gambar dan cenderung lebih suka pada kata – kata dan juga segala pekerjaan dikerjakan secara tepat waktu. Tipe ini memiliki ingatan yang kuat, menyukai pada saat menerima materi, dan penjelasan terstruktur. Tipe ini tidak selalu berpartisipasi dalam kelas diskusi, akan tetapi tipe ini menyukai saat tanya-jawab. Tipe ini menyukai jenis tes objektif.

(32)

Siswa bertipe kepribadian artisan cenderung suka dengan ilmu terapan. Ingin selalu aktif dalam setiap kegiatan, dan suka menjadi pusat perhatian dari semua orang.

Siswa bertipe kepribadian ini menyukasi kelas dengan kegiatan seperti diskusi, demonstrasi, dan presentasi karena dapat menjadi ajang untuk dia menunjukkan kemampuannya. Siswa artisan menyukai perubahan dan tidak suka terhadap kestabilan dan akan cepat bosan jika guru tidak sering menggati strategi dalam memberikan pembelajaran. Tipe ini selalu ingin cepat dalam mengetahui dan mengerjakan sesuatu, dan sering terlalu tergesa-gesa.

Siswa bertipe kepribadian rational sanga suka dengan pemaparan materi yang berdasarkan pada logika. Siswa dengan tipe ini dapat menangkap ide serta materi dengan daya piker yang tinggi. Siswa dengan tipe kepribadian ini biasanya mencari tambahan bahan pelajaran setelah diberikan materi oleh guru. Tipe rational sangat senang dengan guru yang selalu memberi tambahan tugas kepada siswa secara individu setelah memberikan materi. Rational suka dengan guru yang tidak hanya memberi penjelasan materi, tetapi juga disertai alasan mengapa dan darimana asal materi tersebut. Mata pelajaran yang dia sukai biasanya matematika, sains, dan filsafat. Gaya belajar yang mereka sukai diantaranya pemecahan masalah kompleks, eksperimen, dan penemuan melalui eksplorasi. Siswa bertipe kepribadian ini biasanya mengabaikan materi yang mereka rasa tidak terlalu penting atau membuang - buang waktu. Siswa bertipe kepribadian idealist suka materi yang membahas tentang ide serta nilai-nilai dalam kehidupan. Siswa bertipe kepribadian ini cenderung menyukai untuk mengerjakan tugas secara individu dibandingkan dengan cara diskusi. Tipe mampu melihat persoalan dari berbagai perspektif. Siswa dengan tipe ini suka menulis

(33)

serta membaca. Bagi seorang idealist kreativitas sangatlah penting. Tipe ini terganggu belajar pada kelas yang besar, karena tipe ini lebih suka dengan kelas kecil dan setiap anggota di dalamnya saling mengenal satu sama lain. Tipe ini merasa nyaman jika belajar bersama orang yang sudah kenal dekat dengan mereka. Tipe ini tidak terlalu suka jika harus berhubungan dengan logika, tidak suka jika berada di bawah pengawasan, cenderung fokus hanya pada satu hal sehinggah subjek mengabaikan bagian yang lain selain dari pada penyelesaian, serta membuat keputusan berdasarkan kemauan pribadi

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini adalah hasil penelitian relevan yang didapatkan oleh penulis diantaranya :

1. Penelitian Ita Maryana, “ Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Purwokerto (Ditinjau dari Tipe Kepribadian David Keirsey). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa dengan tipe kepribadian guardian dan rational mampu melewati semua indikator pemecahan masalah yang ada yaitu memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, menyelesaikan masalah dan memeriksa kembali jawaban yang diperoleh.

2. Penelitian Eko Wahyu Aryanto, Suharto, Toto Bara Setiawan dan Erwin Oktavianingtyas : “Profil Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Menurut David Keirsey”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa siswa bertipe kepribadian artisan dan idealist mampu pada tahap menyelesaikan permasalahan dengan benar pada tahap memahami masalah, tahap merencanakan, tahap menyelesaikan dan tahap

(34)

memeriksa kembali, namun siswa artisan kurang teliti dalam menggambarkan permasalahan.

3. Penelitian Miftahul Ilmiyana, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA Ditinjau dari Tipe Kepribadian Dimensi Myer Briggs Type Indicator (MBTI). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 4 tipe kepribadian, kepribadian rational yang paling baik kemampuan pemecahan masalah matematisnya. Dapat dikatakan bahwa skor kemampuan pemecahan masalah siswa rational lebih tinggi dari siswa dengan tipe kepribadian yang lain. Sedangkan dalam memecahkan masalah matematika siswa yang bertipe kepribadian guardian cenderung lama dalam memperoleh informasi, sedangkan siswa yang tipe kepribadian idealist cenderung berhati-hati dalam mengerjakan soal dan tidak memebutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan soal. Sedangkan artisan terlalu terburu – buru dan kurang teliti dalam mengerjakan soal.

4. Penelitian yang dilakukan Camelina Fitria, Imam Sujadi, Sri Subianti, dengan judul Analisis Kesulitan Metakognisi Siswa Dalam Memecahkan Masalah Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Guardian, Artisan, Rational, dan Idealist Kelas X SMKN 1 Jombang. Hasil penelitiannya adalah siswa dengan kepribadian guardian dan rational tidak memiliki kesulitan metakognisi dalam memecahkan masalah. Sedangkan untuk tipe kepribadian artisan dan idealist mengalami kesulitan metakognisi dalam memecahkan masalah SPtLDV.

(35)

C. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam hal ini sangat bermanfaat dalam penelitian selaku tujuan dasar dari penelitian tersebut, sebab dibuat yang berdasar pada hasil pembekuan konsep serta teori yang ada pada kajian pustaka. Deskripsi tentang fokus utama peneliti dalam m adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar alur logika berjalannya suatu penelitian. Suriasumantri 1986 dalam (Sugiyono, 2010) mengatakan bahwa

“seorang peneliti seharusnya dapat menguasai teori – teori ilmiyah sebagai suatu dasar argumentasi dalam membentuk kerangkan pemikiran. Jadi peneliti harus mampu menguasai teori – teori yang berhubungan dengan variabel data yang akan diteliti.

Peneliti harus dapat menetukan variabel yang lebih detail dari data terlebih dahulu, selanjutnya teori yang berhubungan dengan variabel dideskripsikan.

Dari pendapat tersebut di atas, peneliti menarik kesimpulan yaitu kerangka berpikir merupakan serangkaian penjabaran masalah dalam penelitian yang mana berlandaskan dengan penelitian sebelumnya.

(36)

PEMBAHASAN DESKRIPSI

MASALAH DALAM PENYELESAIAN

MATEMATIS

Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa SMA menurut Polya Tipe Kepribadian menurut

David Keirsey (guardian, rational, artisan, idealist)

HASIL TES DAN WAWANCARA

Melihat kembali Melaksanakan rencana

Membuat rencana Memahami masalah

Tipe kepribadian idealist Tipe kepribadian artisan Tipe kepribadian rational Tipe kepribadian guardian

KESIMPULAN

(37)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang berguna untuk memahami situasi objek alamiah yang diteliti dengan peneliti berperan sebagai instrumen kunci, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu gejala, insiden, kasus, yang berlangsung saat ini.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi penelitian yaitu dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berlokasi di Jalan Sultan Alauddin no. 259, Gunung Sari, Kec.

Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Waktu penilitian ini yaitu dimulai dari tanggal 16 oktober 2020 – 27 oktober 2020.

C. Teknik Menentukan Subjek Penelitian

Sebelum subjek penelitian ditentukan, hal pertama yang dilakukan ialah mempersiapkan angket penggolongan tipe kepribadian yang dibuat oleh David Keirsey. Peneliti mengambil dua kelas yaitu kelas X IPA dan X IPS untuk melakukan tes penggolongan tipe kepribadian Keirsey. Kemudian, dipilih masing – masing 1 orang subjek dari 4 kepribadian yang ada berdasarkan hasil dari tes penggolongan tipe kepribadian yang sebelumnya dilakukan. Adapun penentuan subjek penelitian berdasarkan kriteria di bawah ini :

(38)

1. Siswa telah mempunyai cukup pengalaman dan diharapkan mampu mengerjakan soal-soal SPLTV dengan baik.

2. Dirdasarkan atas rekomendasi dari guru mata pelajaran yang bersangkutan mengenai kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan pemikirannya.

3. Didasarkan atas rekomendasi guru mata pelajaran yang bersangkutan mengenai kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika yang didasarkan atas rata-rata nilai matematika siswa.

4. Siswa kelas X dapat mengungkap pemikirannya dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan baik.

5. Ketersediaan siswa untuk dijadikan subjek dalam penelitian.

Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik untuk menentukan sampel yang didasarkan atas pertimbangan tertentu. Adapun langkah – langkah yang digunakan dalam menentukan subjek penelitian ini, sebagai berikut :

1. Mempersiapkan lembar angket Tes Kepribadian Keirsey

2. Melakukan Tes Kepribadian dengan membagikan angket tes kepribadian Keirsey kepada seluruh siswa kelas X IPA dan X IPS.

3. Menggolongkan siswa ke dalam masing – masing tipe kepribadian Keirsey berdasarkan hasil pengisian angket kepribadian sebelumnya.

4. Memilih 4 orang subjek penelitian yaitu masing – masing 1 orang dari setiap kepribadian yang ada yaitu Guardian, Artisan, Rational, dan Idealist yang didasarkan pertimbangan tersebut d atas.

(39)

D. Sumber Data Penelitian

Sumber data dari penelitian ini adalah:

1. Unsur manusia sebagai instrumen utama yaitu peneliti yang langsung terlibat di dalam kegiatan observasi partisipan, informan selanjutnya adalah guru mata pelajaran matematika dan ke empat subjek penelitian yaitu siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.

2. Unsur non-manusia sebagai data pendukung penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Tes

Tes merupakan suatu teknik atau prosedur untuk mengukur serta menilai di dalam bidang pendidikan, dengan bentuk pemberian tugas kepada siswa. Tes yang digunakan pada penelitian ini disusun oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah dalam membuat soal dengan tujuan untuk mengumpulkan data dalam penelitian sebagai berikut :

a. Membuat kisi-kisi soal tes

Kisi-kisi dari soal tes dalam penelitian ini disusun dengan berdasarkan indikator kemapuan matematis.

b. Menentukan bentuk dan model tes

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini tes uraian terbatas serta terstruktur.

c. Menentukan jumlah dari soal tes.

(40)

d. Membuat soal tes berdasarkan kisi-kisi yang dibuat sebelumnya.

2. Angket

Angket biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada subjek penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan secara. Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode angket kuisioner berstruktur. Angket yang dibagikan berisi pertanyaan seputar penggolongan kepribadian oleh David Keirsey.

3. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini ialah metode yang digunakan untuk mewawancarai subjek penelitan yang telah terpilih berdasarkan hasil kerjan tes kemampuan pemecahan masalahnya dalam rangka guna mencari tau seperti kemampuan pemecahan masalah subjek lebih mendalam.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini bertujuan agar data yang diperoleh dalam penelitian ini bisa lebih maksimal. Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, dan karaya – karya seseorang.

F. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

a Mengurus seluruh perizinan observasi sebelum melakukan penelitian di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.

b Membuat janji dengan guru matematika yang bersangkutan mengenai waktu untuk melaksanakan penelitian.

(41)

c Mempersiapkan instrument penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menentukan kelas penelitian berdasarkan rekomendasi guru mata pelajaran yang bersangkutan.

b. Membagikan instrument penggolongan tipe kepribadian Keirsey kepada siswa untuk di isi.

c. Menentukan subjek penelitian berdasarkan hasil pengisian angket kepribadian Keirsey masing – masing 1 orang dari setiap tipe kepribadian yang ada yaitu tipe guardian, artisan, rational dan idealist berdasarkan rekomendasi dari guru.

d. Subjek kemudian mengerjakan tes kemampuan pemecahan masalah matematis sebanyak 3 nomor dengan materi SPLTV.

e. Setelah diperiksa, kemudian dilakukan wawancara kepada siswa dengan melihat hasil kerja tesnya.

f. Mengolah data telah dikumpulkan kemudian dideskripsikan berdasarkan kemampuan pemecahan masalah subjek penelitian.

3. Tahap Mengolah Data dan Penyusunan Skripsi G. Instrument Penelitian

Instrumen utama pada penelitian ini yaitu peneliti sendiri. Adapun isntrumen pendukung dalam penelitian ini yaitu soal tes dan lembar angke kepribadian keirsey.

1. Soal Tes

Menurut Sumadi Suryabrata dalam (Miftahul 2018: 35) tes berisi serangkaian pertanyaan yang harus dikerjakan. Soal tes dalam penelitian ini diberikan untuk

(42)

mengukur kemampuan subjek dalam pemecahan masalah matematika dengan materi SPLTV. Adapun pedoman penskoran dari soal pemecahan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 3.1

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Indikator

Kemampuan Pemecahan Masalah

Skor Keterangan

Siswa mampu memahami masalah

0 Siswa belum mampu menentukan hal yang diketahui dan ditanyakan dari soal

1 Siswa mampu menentukan apa yang diketahui namun belum menentukan hal yang ditanyakan pada soal atau sebaliknya

2 Siswa mampu menentukan apa yang diketahui dan hal yang ditanyakan dari soal tetapi kurang tepat

3 Siswa mampu menentukan hal yang diketahui dan apa yang

ditanyakan dari soal dengan tepat Siswa mampu menyusun

rencana penyelesaian

0 Siswa belum mampu menyusun rencana penyelesaian masalah sama sekali

1 Siswa menyusun rencana penyelesaian tetapi kurang tepat

2 Siswa mampu menyusun rencana penyelesaian dengan membuat model matematika dan langkah yang tepat Siswa mampu

menyelesaikan masalah menggunakan rencana

0 Siswa tidak menjawab sama sekali

1 Siswa mengerjakan penyelesaian menggunakan rencana yang ada sebelumnya tetapi jawaban kurang tepat dan hanya sebagian kecil jawaban benar

2 Siswa mengerjakan penyelesaian menggunakan rencana yang ada sebelumnya dengan memperoleh jawaban sebagian besar benar

3 Siswa mengerjakan penyelesaian menggunakan rencana yang ada sebelumnya dengan jawaban yang tepat dan benar

Siswa mampu memeriksa kembali

hasil dan proses

0 Siswa belum menemukan cara untuk mengecek ketepatan jawaban serta menyusun kesimpulan

1 Siswa telah melakukan pengecekan kembali tetapi tidak menuliskan kesimpulan ataupun sebaliknya

2 Siswa melakukan pengecekan dan menyimpulkan dengan tepat.

(43)

Kemudian skor yang diperoleh subjek dari tes kemampuan pemecahan masalah dianalisis menggunakan pedoman penskoran berikut :

Nilai yang diperoleh siswa =Skor yang diperoleh siswa Skor maksimal x 100

Kemudian nilai yang diperoleh oleh subjek selanjutnya dikualifikasikan ke dalam kategori sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi dan sangat tinggi seperti dibawah ini :

Tabel 3.2 Kualifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah

(Miftahul, 2018: 30)

2. Lembar Angket Tes Kepribadian

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket tes kepribadian Keirsey. Lembar angket tipe kepribadian Keirsey adalah tes yang diberikan kepada peserta didik untuk menentukan subjek penelitian berdasarkan tipe kepribadian menurut David Keirsey yang dimiliki peserta didik. Penelitian ini dilakukan dengan tes kepribadian Keirsey berdasarkan tipe kepribadian Keirsey yaitu tipe Guardian, Artisan, Rational, dan Idealist.

H. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data merupakan upaya untuk memproses data penelitian sehinggah menjadi informasi yang mudah untuk dipahami. Miles dan Huberman

Nilai Kualifikasi

86, 00 - 100 Sangat tinggi

76, 00 – 85, 99 Tinggi

60,00 – 75,99 Sedang

40, 00 – 59, 99 Rendah

0 – 39, 99 Sangat rendah

(44)

(1984) dalam Salim dan Haidir (2019: 113-117) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis meliputi:

1. Reduksi Data

Mereduksi data ialah membuat ringkasan, menentukan hal-hal pokok, serta menyingkirkan hal – hal yang dirasa kurang perlu (Miftahul, 2018 : 58). Reduksi data biasanya dilakukan peneliti dengan alasan data penelitian yang sebelumnya diperoleh jumlahnya cukup banyak, dan dipilah sesuai dengan kebutuhan. Dalam penelitian ini, data – data yang terkumpul yaitu hasil tes soal pemecahan masalah matematis dan hasil wawancara kemudian akan dideskripsikan berdasarkan kemampuan pemecahan masalah matematis siwa yang ditinjau dari tipe kepribadian menurut David Keirsey.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan untuk membuat laporan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya supaya data yang terkumpul bisa dengan mudah dipahami dan dianalisis. Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan dengan betuk tabel, uraian naratif dan sebagainya.

I. Keabsahan Data

Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi.

Metode/teknik. Menurut Sugiyono (2019: 495) triangulasi teknik yaitu menggunakan metode pengumpulan data dengan teknik berbeda untuk memperoleh data kepada sumber data yang sama. Dalam penelitian untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan tipe kepribadian keirsey terlebih dahulu dilakukan dengan tes kepribadian dan tes kemampuan pemecahan masalah

(45)

matematis pada sumber yang sama kemudian dilakukan wawancara untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah siswa yang lebih mendalam.

(46)

30 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pada bab ini berisi seluruh data penelitian dari subjek yang terpilih. Pemaparan hasil penelitian tersaji secara berurut terhadap data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar ditinjau dari tipe kepribadian Menurut David Keirsey. Data tersebut diperoleh dari penelitian terhadap empat subjek yang mewakili setiap masing-masing tipe kepribadian menurut David Keirsey. Subjek dipilih berdasarkan hasil pengisian angket penggolongan kepribadian Keirsey oleh peserta didik kelas X IPA dan X IPS di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang terdiri dari 25 siswa sebagaimana dalam tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1

Jumlah Peserta Didik Tes Tipe Kepribadian Keirsey

KELAS TIPE KEPRIBADIAN KEIRSEY JUMLAH

Guardian Artisan Rational Idealist

X IPA 3 4 1 5 13

X IPS 5 3 1 3 12

Jumlah Seluruh Peserta Didik 25

Hasil dari pengisian angket tipe kepribadian Keirsey menunjukan bahwa pada kelas X IPA terdapat 3 peserta didik dengan tipe kepribadian Guardian, 4 peserta didik dengan tipe kepribadian Artisan, 1 peserta didik dengan tipe kepribadian Rational, dan 5 peserta didik dengan tipe kepribadian Idealits. Sementara itu, pada data pada kelas X

(47)

IPS menunjukan bahwa terdapat 5 peserta didik bertipe kepribadian Guardian, 3 peserta didik dengan tipe kepribadian Artisan, 1 peserta didik dengan tipe kepribadian Rational, dan 3 peserta didik dengan tipe kepribadian Idealist. Adapun subjek dalam penelitian ini diambil empat orang subjek penelitian yaitu masing-masing satu subjek untuk satu tipe kepribadian yang diambil masing-masing dua subjek dari kelas X IPA dan dua subjek dari kelas X IPS.

Pengambilan subjek pada penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling yaitu dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangannya berdasarkan hasil tes kepribadian Keirsey kemudian berdasarkan rekomendasi oleh guru matematika yang bersangkutan yang didasarkan pada keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran beserta rata-rata dari nilai matematikanya. Maka dari itu diperoleh 4 orang subjek dari dua kelas yaitu X IPA dan X IPS. Adapun subjek penelitian yang diperoleh sebagaimana tercantum dalam tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Daftar Kode Subjek Penelitian

No. Kode Subjek Tipe Kepribadian Subjek

1. NF Guardian

2. YS Artisan

3. NAD Rational

4. AK Idealist

Pada tabel 4.2 terdapat nama subjek yang terpilih beserta kode untuk setiap subjek yaitu NF untuk subjek dengan tipe kepribadian Guardian, YS untuk subjek dengan tipe kepribadian Artisan, NAD untuk subjek dengan tipe kepribadian Rational, dan AK untuk subjek dengan tipe kepribadian Idealist.

(48)

Subjek penelitian yang terpilih selanjutnya dimintai untuk mengerjakan soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik yang terdiri dari 3 soal Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel kemudian dilanjutkan dengan wawancara terhadap subjek untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan pemecahan masalah matematisnya secara lisan. Proses pengambilan data dilakukan secara online dengan menggunakan komputer sekolah sendiri dan dibantu oleh guru matematika yang bersangkutan. Hasilnya akan dianalisis untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa menurut Polya yang meliputi, memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaiakan masalah, dan mengecek kembali. Selanjutnya hasil tes peserta didik dianalisis berdasarkan tipe kepribadiannya dan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah yang diberikan. Sebelum dideskripsikan terlebih dahulu di paparkan data hasil kemampuan pemecahan masalah siswa. Adapun paparan data dari kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar ditinjau dari kepribadian Keirsey sebagai berikut :

(49)

Tabel 4.3

Paparan data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Tahap

Pemecahan Masalah oleh

Polya

Indikator

Jenis Kepribadian

Guardian Artisan Rational Idealist 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Memahami

Masalah

Siswa dapat menenetukan hal yang diketahui dari soal

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Siswa dapat menetukan hal

yang yang ditanyakan dari soal.

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Merencanakan

pemecahan

Siswa mampu membuat model matematika menggunakan informasi yang tersaji pada soal

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Melakukan Rencana Pemecahan

Siswa mampu menyelesaikan masalah menggunakan menggunakan rencana yang dibuat sejak awal

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Siswa menjawab soal dengan benar

√ √ × √ √ × √ √ √ √ √ √ Memeriksa

Kembali Pemecahan

Siswa dapat memeriksa kembali jawaban yang telah diperoleh dengan menggunakan cara atau langkah yang benar.

√ √ √ × × × √ √ √ × × ×

Siswa mampu membuat kesimpulan

√ √ √ √ √ √ √ √ √ × × × Ket :

: Telah tercapai

× : Belum tercapai

(50)

B. Deskripisi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dengan Tipe Kepribadian Guardian

Pada bab ini akan dipaparkan dekripsi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan tipe kepribadian guardian. Adapun dari 4 subjek penelitian yang telah diperoleh sebelumnya melalui beberapa pertimbangan seperti pada tabel 4.2 kode subjek untuk siswa dengan tipe kepribadian guardian yaitu subjek NF.

1. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Subjek NF pada Soal Nomor 1

Adapun soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebagai berikut :

Ketika berkunjung ke toko alat tulis Ali membeli 2 buku tulis, 2 pensil, dan 1 penghapus dengan harga Rp.8.000. Badar ikut membeli 1 buku tulis, 4 pensil, dan 1 penghapus dan membayar Rp.9.000. Sedangkan, Carli membeli 3 buku tulis, 2 pensil, dan 1 penghapus dengan harga Rp.10.000. Berapakah harga dari 3 buku tulis dan 1 pensil?

a) Tahap Memahami Masalah

Pada saat mengerjakan soal nomor 1 subjek NF tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal pada lembar jawabannya. Namun, ketika diwawancarai subjek NF menyebutkannya dengan tepat seperti pada kutipan hasil wawancara berikut :

P : Apakah kamu memahami kalimat yang ada pada soal?

NF : Iya kak

P : Berapa kali kamu membaca soal hinggah kamu paham?

(51)

NF : Dua kali kak

P : Kalau begitu coba kamu sebutkan apa yang diketahui pada soal tersebut!

NF : Ketika berkunjung ke toko alat tulis Ali membeli 2 buku tulis, 2 pensil, dan 1 penghapus dengan harga Rp.8.000. Badar ikut membeli 1 buku tulis, 4 pensil, dan 1 penghapus dan membayar Rp.9.000. Sedangkan, Carli membeli 3 buku tulis, 2 pensil, dan 1 penghapus dengan harga Rp.10.000.

P : Baiklah kalau yang ditanyakan?

NF : Berapakah harga dari 3 buku tulis dan 1 pensil?

P : Apakah kamu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan seperti yang kamu sebutkan tadi dalam jawabanmu kemarin?

NF : Tidak kak

P : Kenapa tidak kamu tuliskan?

NF : Saya mengira cuma jawabannya yang diperhatikan kak jadi selesai baca soal langsung saya jawab saja nanti habis waktu kak.

Dari petikan wawancara di atas dapat diketahui bahwa subjek telah melakukan usaha awal untuk dapat memahami soal yaitu dengan subjek membaca soal sebanyak dua kali agar bisa memahami soal dan ketika ditanya apakah subjek telah memahami kalimat dalam soal tersebut subjek mengatakan telah mampu memahami soal. Terbukti ketika ditanya subjek mampu menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal dengan tepat. Dari hasil wawancara di atas terungkap alasan subjek tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada jawabannya karena mengira bahwa peneliti hanya memerlukan bagian penyelesaian saja sehinggah mengabaikannya dan takut kehabisan waktu. Berdasarkan deskripsi di atas dapat

(52)

disimpulkan bahwa subjek dengan tipe kepribadian guardian telah mampu pada tahap memahami masalah pada soal nomor 1.

b) Tahap Menyusun Rencana

Pada saat mengerjakan soal nomor 1, hal pertama yang dilakukan subjek dalam tahap menyusun rencana yaitu menyatakan masing – masing hal yang diketahui pada soal kedalam tiga variabel yaitu x, y, dan z. Dari pernyataan tersebut subjek kemudian membentuk tiga buah persamaan linear yang memuat variabel x, y, dan z seperti tampak pada gambar 4.1 berikut :

Gambar 4.1

Tahap Menyusun Rencana Subjek NF Soal Nomor 1

Dari hasil kerja subjek di atas terlihat subjek memisalkan buku sebagai x, pensil sebagai y, dan penghapus sebagai z. Selanjutnya, subjek membuat persamaan pertama yaitu 2x + 2y + z = 8000 yang dia beri tanda 1) persamaan kedua x = 4y + z

= 9000 dengan tanda 2) dan ketiga persamaan ketiga 3x + 2y + z = 10000 dengan tanda 3). Ketika diwawancarai subjek menjelaskan langkah yang dia ambil pada saat menyusun rencana penyelesaian seperti pada petikan wawancara berikut :

P : Baiklah, kalau seperti itu coba kamu jelaskan langkah selanjutnya yang kamu ambil dalam merencanakan penyelesaian?

NF : Saya misalkan buku = x pensil = y dan penghapus = z P : Setelah itu?

(53)

NF : Saya buat persamaan 1, 2, 3 kak P : Persamaan seperti apa?

NF : Ini kak, untuk persamaan satu 2x + 2y + z = 8000 itu yang di beli Ali, untuk persamaan dua x + 4y + z = 9000 yang dibeli Badar dan untuk persamaan tiga 3x + 2y + z = 10000 yang dibeli Carli

Berdasarkan petikan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa subjek membuat model matematika berdasarkan informasi yang tersaji pada soal. Untuk persamaan pertama, subjek membuat persamaan linear dari semua benda yang di beli oleh Ali yaitu 2 buku tulis, 2 pensil, dan 1 penghapus dengan persamaan 2x + 2y + z

= 8000. Kemudian untuk persamaan kedua subjek membuat persamaan linear dari semua benda yang dibeli oleh Badar yaitu 1 buku tulis, 4 pensil, dan 1 penghapus dengan persamaan x + 4y + z = 9000 begitupun untuk persamaan ketiga subjek membuatnya dari semua benda yang dibeli oleh Carli yaitu 3 buku tulis, 2 pensil, dan 1 penghapus dengan persamaan 3x + 2y + z = 10000. Hal ini menunjukan indikasi perencanaan dari subjek sudah muncul dengan baik. Berdasarkan deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa subjek dengan tipe kepribadian guardian telah mampu pada tahap menyusun rencana pada soal nomor 1 dengan baik.

c) Tahap Menyelesaikan Masalah

Pada tahap ini rencana yang telah dibuat oleh subjek sebelumnya pada tahap menyusun rencana telah dia aplikasikan menggunakan metode eliminasi dan subtitusi untuk menentukan nilai dari masing – masing variabel x, y dan z dari persamaan yang ada seperti tampak pada gambar 4.2 berikut :

(54)

Gambar 4.2

Tahap Menyelesaikan Masalah Subjek NF Soal Nomor 1

Pada tahap pertama subjek melakukan eliminasi terhadap persamaan 1 dan 2 dengan mengurangkan kedua persamaan sehinggah diperoleh persamaan 4 yaitu x – 2y

= -1000 yang dia beri tanda 4). Selanjutnya, subjek berusaha menemukan nilai dari variabel x dengan melakukan eliminasi terhadap persamaan 1 dan 3 yaitu dengan mengeliminasi variabel y dan z sehinggah yang tersisa adalah -x dan hasil dari 8000 – 1000 yaitu -2000. Selanjutnya terlihat subjek mengubah x yang awalnya bernilai negatif ke positif begitupun dengan nilai 2000. Selanjutnya, subjek mensubtitusi nilai dari variabel x yang telah diperoleh tadi ke dalam persamaan ke 4 yaitu x – 2y = -1 sehinggah diperoleh nilai dari variabel y yaitu 1500. Setelah memperoleh nilai dari

Gambar

Tabel 3.2 Kualifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah
Gambar 4.18 Tahap

Referensi

Dokumen terkait

Karya pastoral demi pengembangan panggilan imam dapat dimulai dari Gereja yang bersedia untuk memberikan bimbingan rohani terutama bagi para pemuda yang ingin mendengarkan suara

Judul Penelitian : Analisis Pemberdayaan Petani Melalui Program Farmers Managed Extension Activities Di Desa Sidomulyo Kecamatan Bambanglipuro Kabupaten Bantul Daerah

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma yang telah mengambil PPL II pada semester genap

Model sejarah geologi Kapur Awal (135 juta tahun lalu) .... Model sejarah geologi Kapur Awal (110 juta tahun

[r]

Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh

dengan metode subjektif kuantitatif, nilai potensi lahan yang dapat dibuat

Bab kedua berisi landasan teori yang memuat penelitian yang relevan dan landasan teori tentang unsur intrinsik karya sastra yang meliputi tokoh, alur, latar, tema, amanat, bahasa,