Panca Indera
1) Tunika fibrosa
Tunika fibrosa terdiri atas sklera yang berwarna putih, tidak tembus cahaya, dan kornea tembus cahaya (transparan). Kornea memiliki banyak serabut saraf, tetapi tidak mengandung pembuluh darah.
2) Tunika vaskulosa (uvea)
Lapisan tengah bola mata yang terdiri atas khoroid, korpus kiliaris, dan iris.
Gambar 9.11
Struktur mata
Gambar 9.12
Struktur reseptor mata
a) Khoroid berupa lapisan jaringan tipis mengandung banyak pembuluh darah, berwarna hitam atau coklat karena mengandung pigmen sehingga menyebab- kan bagian dalam bola mata menjadi gelap. b) Korpus kiliaris, terletak di antara batas
depan retina sampai batas sklera kornea. c) Iris, merupakan selaput melingkar yang
menggantung di antara lensa dan kornea. Lubang bulat di tengah iris disebut pupil. Iris mengandung banyak pembuluh darah dan pigmen. Jumlah pigmen menentukan warna mata.
3) Retina
Retina merupakan lapisan terdalam dari bola mata yang peka terhadap rangsangan cahaya. Sedangkan, bagian urat saraf optik yang tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
Retina terdiri atas tiga lapis neuron, yaitu lapisan rod dan cone (sel kerucut). Sel batang diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang, yaitu melihat bayangan. Cone diperlukan untuk penglihatan diwaktu terang dan untuk melihat warna. Lapisan neuron dibagi menjadi dua macam, yaitu lapisan neuron bipolar dan lapisan neuron ganglion.
Humor bening Lensa Humor berair Pupil Iris Kornea Ligamen Otot Sklera Bintik buta Arteri dan vena
Saraf optik Fovea Retina Khoroid Retina Fovea Saraf optik Neuron Retina Fotoreseptor Cone Rod Saraf optik Sumber: Image.google.co.id Sumber: Image.google.co.id
d. Fungsi mata
Cahaya yang masuk ke dalam bola mata melalui lubang pupil akan menembus empat media refraksi, yaitu kornea, humor aquous, lensa, dan viterus. Setelah mengalami empat kali pembiasan, bayangan akan jatuh di retina.
Ada dua cara yang dapat dilakukan agar bayangan benda dapat jatuh tepat pada retina, yaitu:
a. Menambah panjang bola mata.
b. Mengubah lengkungan lensa. Proses perubahan dari lengkung lensa disebut akomodasi.
Bayangan benda yang jatuh pada retina akan merangsang Rod atau Cone, kemudian melalui serangkaian reaksi timbul pada sel ganglion. Kemudian, impuls dijalarkan ke khiasma optikus, tractus optikus, lalu ke thalamus optikus. Di thalamus terjadi sinaps, kemudian impuls diteruskan ke daerah penglihatan di lobus oksipitalis otak.
e. Kelainan pada mata
Kelainan pada mata terjadi karena kelainan refraksi cahaya. Misalnya mata miopi, yaitu suatu kondisi mata dengan lensa terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang. Dengan demikian, benda dekat akan terlihat jelas karena bayangan jatuh pada retina. Sedangkan, benda jauh akan terlihat kabur karena bayangan jatuh di depan retina. Mata jenis ini dikoreksi dengan lensa cekung.
Kelainan mata hipermetropi ialah mata dengan lensa yang terlalu pipih atau bola mata terlalu pendek. Sehingga, benda dekat akan terlihat kabur, karena bayangan jatuh dibelakang retina. Kelainan ini dapat dibantu dengan lensa cembung.
Mata astigmat ialah mata dengan lengkungan permukaan kornea atau lensa yang tidak rata (mulus). Kelainan ini dikoreksi dengan lensa silinder.
Mata presbiop ialah suatu keadaan lensa kehilangan elastisitasnya karena bertambahnya usia. Mata presbiop dibantu dengan lensa cembung.
Gambar 9.13
Akomodasi mata
Gambar 9.14
Mata miopi
PENGLIHATAN JARAK DEKAT Cahaya dari objek yang dekat Lensa Ligamen Otot berkontraksi Kloroid Retina Otot relaksasi Cahaya dari objek yang jauh
PENGLIHATAN JARAK JAUH
Lengkungan normal bola mata
Lensa penolong
Lensa Retina
Titik fokus Titik fokus
Sumber: Image.google.co.id
Sumber: Image.google.co.id
Coba kamu buat gambar menggunakan kamera dengan kondisi: - cahaya kurang - cahaya terang
- pengatur fokus diubah- ubah
Bagaimakah hasilnya? Diskusikan dengan teman sekelompokmu.
3 4
Telinga merupakan indera pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
a. Telinga luar
Telinga luar adalah bagian terluar dari daun telinga. Rangka daun telinga terdiri atas tulang rawan elastis.
Bagian tengah terdiri atas saluran sepanjang ± 2,5 cm, disebut saluran telinga luar. Saluran ini berambut dan mempunyai kelenjar sebasea, sejenis lemak yang dapat menghasilkan serumen kotoran telinga.
Bagian terdalam dari telinga luar yang berbatasan dengan telinga tengah berupa suatu selaput elastis yang tipis, disebut dengan gendang telinga (membran timpani).
b. Telinga tengah (rongga timpani)
Telinga tengah berupa rongga kecil yang berisi udara yang terletak di dalam tulang temporal, dan dindingnya dilapisi sel epitel. Didalam rongga telinga tengah terdapat tiga tulang pendengaran, yaitu tulang martil, landasan dan sanggurdi (stapes). Ketiga tulang ini saling berhubungan melalui sendi yang bergerak.
Tulang martil melekat pada gendang telinga, landasan di tengah dan sanggurdi melekat pada lubang yang disebut tingkap oval pada telinga dalam.
Di sebelah depan telinga tengah dihubung- kan dengan tenggorokan oleh saluran Eustachius (tuba eustachius). Tuba eustachius berfungsi menyeimbangkan tekan udara telinga luar dengan telinga tengah.
c. Telinga dalam (Labirin)
Telinga dalam terdiri atas:
1) Labirin osea, yaitu serangkaian rongga pada tulang temporal yang dilapisi selaput periosteum berisi cairan perilimfa.
2) Labirin membranasea, mempunyai bentuk yang sama dengan labirin osea, tetapi terletak di dalamnya.
3) Koklea (Rumah Siput)
Bagian depan labirin terdiri atas koklea saluran yang terdiri atas 2— lingkaran. Koklea terdiri atas tiga saluran yang sejajar, yaitu saluran vestibulum yang berhubungan dengan
2.
Indera Pendengaran
Gambar 9.15
Struktur telinga manusia
Telinga bagian luar
Telinga bagian tengah Telinga bagian dalam Daun
telinga Salurantelinga
Saluran eustactius Gendang telinga Tulang landasan Tulang sanggurdi Koklea Saraf pendengaran Saluran semisirkuler Sumber: Image.google.co.id
jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan oleh membran.
d. Fisiologi pendengaran
Daun telinga berfungsi seperti corong yang mengumpul- kan gelombang suara, kemudian disalurkan ke saluran telinga luar. Bila gelombang suara mencapai selaput, maka gendang akan bergetar sesuai dengan frekuensi dan amplitudo suara.
Tulang pendengaran ikut bergetar, tulang sanggurdi akan bergetar keluar masuk tingkap oval, dengan demikian menggetarkan cairan perilimfa diskala vertibuli. Getaran cairan ini, akan menggerakkan membran basiler yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerak- kan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadi rangsangan (impuls) yang kemudian dikirim ke pusat pendengaran.
Kehilangan indera pendengaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif, karena gangguan transmisi suara ke dalam kokhlea dan tuli saraf, bila terjadi kerusakan pada organon corti, saraf VIII ataupun korteks otak daerah pendengaran.
Daerah yang sensitif terhadap indera penciuman terletak di bagian atas rongga hidung. Struktur indera penciuman terdiri atas sel penyokong yang berupa sel epithel dan sel bau yang berupa sel saraf sebagai reseptor.
a. Fungsi indera penciuman
Zat yang memiliki sifat bau berupa uap atau gas mencapai reseptor bau melalui udara inspirasi. Zat ini dapat larut dalam lendir pada selaput lendir hidung, kemudian terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit dan timbul impuls yang dijalarkan ke syaraf otak I, traktus olfaktorius, menuju otak untuk:
1) diinterpretasikan di korteks otak pada daerah bau primer. 2) dihubungkan dengan pusat lainnya, misalnya dengan
pusat muntah bila mencium bau-bauan yang jijik. 3) disimpan di korteks otak sebagai memori (ingatan).
3.
Indera penciuman
Gambar 9.16
Rongga hidung dan reseptor bau Tulang Sel epitel Sel kemoreseptor Silia Mukus Aksi potensial Rongga hidung Otak Sumber: Image.google.co.id