• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.2 Makna Pragmatik dalam Wacana Pengumuman di Gereja-Gereja

4.2.2.3 Tuturan Melaporkan yang Mengandung Makna Pragmatik

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 11 tuturan yang menyampaikan

makna atau maksud „mengucapkan selamat‟. Penentuan makna pragmatik mengucapkan selamat ini berdasarkan kehadiran konteks yang melatarbelakangi tuturan tersebut. Mengucapkan selamat dalam wacana pengumuman gereja itu berupa ucapan terima kasih, seperti dapat dilihat pada tuturan berikut.

(29) Tim liturgi mengucapkan terima kasih kepada siswa, guru, dan seluruh staf SMP Johanes Bosco yang sudah berkenan memeriahkan perayaan ekaristi sore hari ini.

(Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja Kristus Raja Baciro, jam 07.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, petugas lektor (laki-laki/perempuan), guru dan siswa-siswi SMP Johanes Bosco. Konteks asumsi dan latar belakang pengetahuan yakni koor atau paduan suara merupakan bagian penting dalam memeriahkan prayaan ekaristi, sehingga lingkungan dan instansi mendapat jadwal tanggungan koor setiap bulannya).

(30) Dewan paroki Keluarga Kudus Banteng mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada umat paroki yang telah dengan tulus ikhlas menyumbangkan barang-barang fungsional pantas pakai sebagai wujud bela rasa dan karya kasih. (Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja Keluarga Kudus Banteng, jam 09.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, petugas lektor (laki-laki/perempuan). Konteks asumsi dan latar belakang pengetahuan yakni bersedakah atau membantu orang miskin merupakan salah satu ajaran agama Katolik yang harus direalisasikan oleh umat sebagai bentuk penghayatan iman, dan barang-barang fungsional dan sudah dikirim ke tempat tujuan).

(31) Kolekte minggu ketiga bulan November yakni kolekte umum sebesar Rp 7.781.000 dan kolekte pembangunan Rp. 3.357.200. Romo dan dewan Paroki mengucapkan banyak terima kasih.

(Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja Marganingsih Kalasan, jam 08.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, petugas lektor (laki-laki/perempuan). Konteks asumsi dan latar belakang pengetahuan yakni kolekte merupakan persembahan umat yang biasanya dipersembahkan pada hari minggu saat perayaan ekaristi sebagai bentuk perwujudan iman).

Sejalan dengan teorinya Yule (2006: 3-4) mengatakan bahwa makna suatu tuturan dikaitkan dengan konteks yang sedang berlangsung. Tuturan pengumuman gereja yang disebutkan di atas merupakan tuturan yang mengandung makna

„mengucapkan selamat‟. Penetapan makna pragmatik mengucapkan selamat ini berdasarkan kehadiran konteks yang membentuk tuturan tersebut. Dengan demikian tuturan pengumuman gereja diatas bermaksud „mengucapkan selamat” sehingga menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan apa yang diujarkan penutur.

Tuturan (29) mengandung makna „mengucapkan selamat‟. Makna pragmatik mengucapkan selamat ini diidentifikasi berdasarkan kehadiran konteks yang mewadahi tuturan tersebut yakni asumsi atau latar belakang pengetahuan yang dimiliki bersama oleh penutur dan mitra tutur mengenai koor atau paduan suara merupakan bagian penting dalam memeriahkan perayaan ekaristi. Dengan demikian tuturan yang disampaikan oleh petugas lektor pada hari Minggu itu bermaksud „mengucapkan selamat‟ kepada mitra tutur (terkhusus siswa, guru, dan staf SMP Johanes Basco) yang telah memeriahkan perayaan ekaristi pada hari Minggu tersebut.

Tuturan (30) memiliki makna pragmatik „mengucapkan selamat. Makna pragmatik tersebut didasarkan pada keberadaan konteks yang melatarbelakangi tuturan tersebut. Artinya asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur mengenai bersedekah dan memberi sumbangan merupakan salah satu ajaran agama Katolik yang harus direalisasikan oleh semua umat sebagai bentuk penghayatan iman. Berdasarkan asumsi dan latar belakang pengetahuan ini, maka tuturan yang disampaikan oleh petugas lektor

pada hari Minggu itu bermaksud „mengucapkan selamat‟ kepada mitra tutur atau

umat yang telah memberikan sumbangan berupa bawang-barang fungsional pantas pakai.

Tuturan (31) mengandung makna „mengucapkan selamat‟. Makna pragmatik mengucapkan selamat diketahi berdasarkan kehadiran konteks yang membentuk tuturan tersebut. Konteks tersebut dimengerti sebagai seperangkat asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur. Dalam hal ini asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama itu mengenai kolekte merupakan persembahan umat yang biasanya dipersembahkan pada hari minggu saat perayaan ekaristi sebagai bentuk perwujudan iman. Oleh karena tuturan yang disampaikan oleh petugas lektor pada hari Minggu itu bermaksud „mengucapkan selamat‟ kepada umat yang hadir atas kerelaannya memberikan sumbangan kolekte.

4.2.2.4 Tuturan ‘Menegaskan’ yang Mengandung Makna Pragmatik ‘Perintah’

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 23 tuturan yang menyampaikan

makna atau maksud „perintah‟. Makna pragmatik perintah ini didasarkan pada kehadiran konteks dalam membentuk tuturan tersebut. Konteks merupakan seperangkat asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dalam percakapan tersebut. 2 dari 23 makna „perintah‟ dalam wacana pengumuman dapat dilihat pada tuturan berikut.

(32) Akan saling menerimakan sakramen perkawinan: Yustinus Bayu Ari Pranawa dari lingkungan Antonius Semenrejo, Pulutan dengan Maria Tyas Palupi dari Kuasi Paroki St. Yusup Bandung. Umat yang mengetahui halangan dari rencana pernikahan tersebut, wajib lapor pada pastor paroki.

(Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja St. Yusup Bandung, jam 08.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, petugas lektor (laki-laki/perempuan). Konteks asumsi atau latar belakang pengetahuan yakni sakramen perkawinan adalah salah satu sakramen yang penting dalam gereja yang akan diterimakan kepada pasangan yang telah mengikuti kursus persiapan perkawinan serta perkawinan itu suci dan mulian antara sepasang kekasih yang saling mencintai tanpa ada halangan apapun).

(33) Dewan paroki Marganingsih Kalasan telah memasang daftar calon prodiakon periode 2016-2018 di papan pengumuman gereja. Umat diharap membaca dan memberi masukan serta usulan yang disampaikan langsung kepada pastor paroki.

(Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja Marganingsih Kalasan, jam 08.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, petugas lektor (laki-laki/perempuan). Konteks asumsi dan latar belakang pengetahuan yaitu prodiakon adalah salah satu petugas gereja yang membantu memperlancar kegiatan gereja baik dilingkungan maupun di paroki dan proses pemilihan prodiakon setiap tahun dipercayakan kepada umat). Seturut teorinya Putrayasa (2014: 30) mengatakan makna pragmatik adalah makna yang terikat konteks. Tuturan pengumuman gereja yang disebutkan di atas merupakan tuturan yang mengandung makna pragmatik „perintah‟. Penetapan makna pragmatik perintah itu didasarkan pada kehadiran konteks yang

membentuk tuturan tersebut. Makna pragmatik „perintah‟ dapat mempengaruhi mitra tutur atau pendengarnya melakukan sebuah tindakan tertentu sesuia dengan apa yang diujarkan penuturnya.

Tuturan (32) mengandung makna pragmatik „perintah‟. Makna pragmatik perintah ini diketahui melalui kehadiran konteks yang melatarbelakangi tuturan tersebut. Konteks itu dipahami sebagai seperangkat asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dalam komunikasi. Dalam hal ini asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama penutur dan mitra tutur mengenai sakramen perkawinan adalah salah satu sakramen yang penting dalam gereja yang akan diterimakan kepada pasangan yang telah mengikuti kursus persiapan perkawinan serta perkawinan itu suci dan mulian antara sepasang kekasih yang saling mencintai tanpa ada halangan apapun. Oleh karena itu tuturan yang disampaikan oleh petugas lektor pada hari Minggu ini bermaksud memberi „perintah‟ kepada umat yang hadir supaya mencaritahu kondisi hubungan dari kedua calon pasangan nikah tersebut dan apabila menemukan halangan langsung melapor kepada romo paroki.

Tuturan (33) memiliki makna pragmatik „perintah‟. Makna pragmatik perintah memberikan signal kepada penutur dan mitra tutur untuk melakukan sebuah tindakan sesuai dengan tuturan tersebut. Makna pragmatik perintah ini didasarkan pada kehadiran konteks yang menjadi pusat tuturan tersebut. Konteks merupakan seperangkat asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dalam tuturannya. Asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama penutur dan mitra tutur yakni mengenai prodiakon

adalah salah satu petugas gereja yang membantu memperlancar kegiatan gereja baik dilingkungan maupun di paroki dan proses pemilihan prodiakon setiap tahun dipercayakan kepada umat. Dengan demikian tuturan yang disampaikan oleh petugas lektor pada hari Minggu itu bermaksud memberi „perintah‟ kepada umat yang hadir supaya membaca dan memberikan masukan terhadap calon prodiakon yang sudah terdaftar di papan pengumuman gereja.

4.2.2.5Tuturan ‘Menyatakan’ yang Mengandung Makna Pragmatik ‘Menyarankan’

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 4 tuturan yang menyampaikan

makna atau maksud „menyarankan‟. Penentuan makna pragmatik menyarankan ini berdasarkan kehadiran konteks yang membentuk tuturan tersebut. Makna

„menyarankan‟ dalam wacana pengumuman dapat dilihat pada tuturan berikut.

(34) Untuk semua kegiatan calon peserta PIA dapat mendaftarkan diri di sekretariat kantor paroki setiap jam kerja. Keterangan lebih lanjut harap dibaca pada teks warta paroki.

(Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja St. Petrus dan Paulus Babadan, jam 07.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, patugas lektor (laki-laki/perempuan). Konteks asumsi dan latar belakang pengetahuan yaitu teks misa merupakan buku panduan yang berisi tentang urutan perayaan liturgi dan setiap umat telah mengambil teks misa yang diletakkan di pintu masuk gereja, dan PIA adalah kelompok kategorial dalam gereja yang menangi pertumbuhan iman anak).

(35) Kepada Bapak/Ibu ketua lingkungan yang belum mengumpulkan usulan calon prodiakon, dimohon segera mengumpulkan ke sekretariat paroki paling lambat tanggal 13 September 2015.

(Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja Hati Kudus Bantul, jam 07.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, petugas lektor (laki-laki/perempuan). Konteks asumsi dan latar belakang pengetahuan yakni prodiakon

merupakan pelayan gereja yang membantu imam dalam tugas pewartaan iman, dan kantor sekretariat paroki berada di samping gereja).

(36) Baptisan bayi bulan November pada hari Jumat, 13 November 2015. Dimohon segera mendaftarkan diri di sekretariat paroki paling lambat hari Selasa, 10 November.

(Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran, jam 07.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, petugas lektor (laki- laki/perempuan), kantor sekretariat yang berada di sebelah Barat gereja. konteks asumsi dan latar belakang pengetahuan yakni sakramen baptis merupakan salah satu sakramen penting dalam gereja yang wajib diterima oleh semua umat supaya terhitung sebagai anggota resmi gereja, dan setiap tiga bulan gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Pugeran mengadakan baptisan bayi).

Sejalan dengan teorinya Yule (2006: 3-4) mengatakan bahwa makna suatu tuturan dikaitkan dengan konteks yang sedang berlangsung. Tuturan pengumuman gereja yang disebutkan di atas merupakan tuturan yang mengandung makna

„menyarankan‟. Makna pragmatik menyarankan ini sesuai dengan keberadaan konteks yang membentuk tuturan penutur dan mitra tutur. Tuturan „menyarankan‟ menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan apa yang diujarkan penutur.

Tuturan (34) mengandung makna „menyarankan‟. Makna pragmatik menyarankan diketahui berdasarkan kehadiran konteks yang mewadahi tuturan penutur dan mitra tutur. Konteks dimengerti sebagai seperangkat asumsi dan latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dalam komunikasi yang sedang berlangsung. Dalam hal ini, asumsi dan latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki penutur dan mitra tutur adalah teks misa merupakan buku panduan yang berisi tentang urutan perayaan liturgi dan setiap

umat telah mengambil teks misa yang diletakkan di pintu masuk gereja, dan PIA adalah kelompok kategorial dalam gereja yang menangi pertumbuhan iman anak. Oleh karena itu tuturan yang dituturkan oleh petugas lektor pada hari Minggu itu bermaksud „memberi saran‟ kepada mitra tutur supaya membaca keterangan mengenai kegiatan PIA di teks misa yang sedang dipegang. Makna pragmatik menyarankan ini mengikat penutur dan mitra tutur untuk melakukan tindakan.

Tuturan (35) memiliki makna pragmatik „menyarankan‟. Makna pragmatik menyarankan ini diketahui berdasarkan kehadiran konteks yang membentuk tuturan penutur dan mitra tutur. Konteks adalah seperangkat asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dalam percakapan tersebut. Dalam hal ini, asumsi dan latar belakan pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur yaitu prodiakon merupakan pelayan gereja yang membantu imam dalam tugas pewartaan iman, dan kantor sekretariat paroki berada di samping gereja. Bercermin pada keberadaan konteks tersebut maka tuturan yang disampaikan oleh petugas lektor pada hari Minggu itu bermaksud „memberi saran‟ kepada umat yang hadir (ketua linkungan) supaya menuliskan nama-nama calon prodiakon dan segera menyerahkan ke sekretariat paroki.

Tuturan (36) mengandung makna pragmatik „menyarankan‟. Makna pragmatik menyarankan didasarkan pada kehadiran konteks yang membentuk tuturan penutur dan mitra tutur. Konteks dipahami sebagai seperangkat asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi. Asumsi dan latar belakang pengetahuan penutur dan

mitra tutur pada tuturan (36) yakni sakramen baptis merupakan salah satu sakramen penting dalam gereja yang wajib diterima oleh semua umat supaya terhitung sebagai anggota resmi gereja, dan setiap tiga bulan gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Pugeran mengadakan baptisan bayi. Dengan demikian tuturan yang disampaikan oleh petugas lektor pada hari Minggu itu bermaksud „memberi saran‟ kepada mitra tutur agar segera mendaftarkan diri ke sekretariat paroki.

4.2.2.6 Tuturan ‘Memberitahukan’ yang Mengandung Makna Pragmatik ‘Mengharapkan’

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 18 tuturan yang menyampaikan

makna atau maksud „mengharapkan‟. Makna pragmatik mengharapkan disesuai dengan kehadiran konteks yang membentuk tuturan penutur dan mitra tutur. Konteks merupakan seprangkat asumsi dan latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dalam percakapan tersebut. Makna

„mengharapkan‟ dalam wacana pengumuman dapat dilihat pada tuturan berikut. (37) Dalam rangka Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) selama bulan

September, umat dimohon membawa, Kitab Suci pada saat mengikuti perayaan ekaristi. Selama bulan September, isi bacaan tidak akan disertakan dalam panduan.

(Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja Kristus Raja Baciro, jam 07.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, petugas lektor (laki-laki/perempuan). Konteks asumsi dan latar belakang pengetahuan yaitu kitab suci adalah buku yang berisi firman Tuhan dan bulan September merupakan bulan kitab suci yang ditetapkan oleh agama Katolik supaya semakin rajin membaca dan menghayati firman Tuhan).

(38) Kepada lingkungan-lingkungan yang belum mengumpulkan daftar calon prodiakon periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2018, dimohon segera mengumpulkan ke sekretariat kantor paroki, ditunggu paling lambat tanggal 11 Oktober 2015. (Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja St. Perawan Maria Yang Dikandung Tanpa Noda Asal Nanggulan,

jam 08.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, petugas lektor (laki-laki/perempuan). Konteks asumsi dan latar belakang pengetahuan yakni prodiakon merupakan pelayan gereja yang membantu imam dalam tugas pewartaan iman, dan kantor sekretariat paroki berada di samping gereja).

(39) Demi kelancaran perayaan Natal 2015, kami mohon semua petugas liturgi mengikuti gladi kotor dan gladi bersih sesuai jadwal yang tercantum di papan pengumuman gereja.

(Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung, jam 08.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, petugas lektor (laki-laki/perempuan). Konteks asumsi dan latar belakang pengetahuan yakni perayaan Natal merupakan hari raya besar keagamaan Katolik dan setiap tahun gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung menyelenggarakan prayaan Natal dengan mempersiapkan petugas liturgi secara baik).

Seturut teorinya Putrayasa (2014: 30) mengatakan makna pragmatik adalah makna yang terikat konteks. Konteks adalah seperangkat asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dalam komunikasi yang sedang berlangsung. Tuturan pengumuman gereja yang disebutkan di atas merupakan tuturan yang mengandung makna „mengharapkan‟. Makna pragmatik „mengharapkan‟ dapat mempengaruhi mitra tutur atau pendengarnya melakukan sebuah tindakan tertentu sesuai dengan apa yang diujarkan penuturnya.

Tuturan (37) mengandung makna pragmatik „mengaharapkan‟. Makna pragmatik mengharapkan diketahui berdasarkan kehadiran konteks dalam membentuk tuturan tersebut. Seperangkat asumsi dan latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur adalah kitab suci adalah buku yang berisi firman Tuhan, dan bulan September merupakan bulan kitab suci yang

ditetapkan oleh agama Katolik supaya semakin rajin membaca dan menghayati firman Tuhan. Dengan demikian tuturan yang disampaikan oleh petugas lektor pada hari Minggu itu bermaksud „mengharapkan‟ supaya umat yang hadir membawa Kitab Suci saat perayaan ekaristi sehingga bisa membaca dan menghayati firman Tuhan secara pribadi.

Tuturan (38) memiliki makna pragmatik „mengharapkan‟. Makna pragmatik mengharapkan ini didasarkan para kehadiran konteks yang membentuk tuturan penutur dan mitra tutur. Seperangkat asumsi dan latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur adalah prodiakon merupakan pelayan gereja yang membantu imam dalam tugas pewartaan iman, dan kantor sekretariat paroki berada di samping gereja. Oleh karena itu tuturan yang disampaikan oleh petugas lektor pada hari Minggu itu bermaksud „mengharapkan‟ agar umat yang hadir mengumpulkan daftar nama calon prodiakon sesuai jadwal yang ditentukan oleh gereja. Makna pragmatik mengharapkan mengikat penutur dan mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai dengan tuturan tersebut.

Tuturan (39) memperlihatkan makna pragmatik „mengharapkan‟. Makna pragmatik mengharapkan diketahui berdasarkan kehadiran konteks yang mewadahi tuturan penutur dan mitra tutur. Seperangkat asumsi dan latar belakang pengetahuan penutur dan mitra tutur adalah perayaan Natal merupakan hari raya besar keagamaan Katolik dan setiap tahun gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung menyelenggarakan prayaan Natal dengan mempersiapkan petugas liturgi secara baik. Oleh karena itu tuturan yang diujarkan oleh petugas lektor pada hari Minggu

itu bermaksud „mengharapkan‟ umat yang hadir (petugas liturgi) mengikuti gladi kotor dan gladi bersih di gereja supaya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik pada hari raya Natal. Makna pragmatik mengharapkan mengikat penutur dan mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai dengan tuturan tersebut.

4.2.2.7 Tuturan ‘Memberitahukan’ yang Mengandung Makna Pragmatik

‘Mengundang’

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 14 tuturan yang menyampaikan

makna atau maksud „mengundang‟. Makna pragmatik mengundang ini disesuaikan dengan kehadiran konteks dalam membentuk tuturan penutur dan mitra tutur. Konteks adalah seperangkat asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi. Makna

„mengundang‟ dalam wacana pengumuman dapat dilihat pada tuturan berikut.

(40) Novena di makam Romo Prenttaler, hari Kamis, 24 September jam 18.00, petugas koor Nanggulan, mohon partisipasi umat untuk hadir.

(Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja St. Perawan Maria Yang Dikandung Tanpa Noda Asal Nanggulan, jam 07.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, petugas lektor (laki-laki/perempuan). Konteks asumsi dan latar belakang pengetahuan yakni novena adalah bentuk doa Katolik dengan suatu permohonan atau permintaan tertentu, dan makan Romo Prenttaler itu terdapat di belakang paroki Boro).

(41) Rabu, 30 Desember pukul 17.00 ekaristi penyegaran Janji Perkawinan untuk pasutri yang berulang tahun perkawinan bulan desember akan dilaksanakan dalam ekaristi syukur keluarga Kudus bertempat di aula paroki. Umat dan pasutri yang berulang tahun bulan Desember dimohon partisipasinya.

(Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung, jam 07.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, petugas lektor (laki-laki/perempuan), aula paroki. Konteks asumsi dan latar belakang pengetahuan yakni ujud sykur merupakan salah satu ungkapan terima kasih

kepada Tuhan atas segala rahmat kesehatan, kesuksesan dan kehidupan yang diterima oleh umat, dan sakramen perkawinan adalah salah satu sakramen yang meneguhkan dan mengukuhkan ikatan kasih suami istri yang patut disyukuri).

(42) Minggu, 16 Agustus pukul 10.00 WIB bertempat di Aula Pastoran ada sosialisasi bahan BKSN 2015. Mohon tiap wilayah/stasi mewakilkan 3 orang.

(Konteks fisik meliputi; perayaan ibadah dilaksanakan di gereja Marganingsih Kalasan, jam 08.00 pagi, umat yang hadir mengikuti perayaan ibadah, petugas lektor (laki-laki/perempuan). Konteks asumsi dan latar belakang pengetahuan yakni kitab suci adalah buku yang berisi firman Tuhan dan bulan September merupakan bulan kitab suci yang ditetapkan oleh agama Katolik supaya semakin rajin membaca dan menghayati firman Tuhan, dan pertemuan biasanya di aula pastoran yang ada di belakang gereja paroki).

Sejalan dengan teorinya Yule (2006: 3-4) mengatakan bahwa makna suatu tuturan dikaitkan dengan konteks yang sedang berlangsung. Tuturan pengumuman gereja yang disebutkan di atas merupakan tuturan yang mengandung makna pragmatik „mengundang‟. Penetapan makna pragmatik mengundang ini disesuaikan dengan kehadiran konteks yang membentuk tuturan penutur dan mitra tutur. Makna pragmatik „mengundang‟ menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan apa yang diujarkan penutur.

Tuturan (40) mengandung makna pragmatik „mengundang‟. Makna pragmatik mengundang ditetapkan berdasarkan kehadiran konteks yang melatarbelakangi tuturan penutur dan mitra tutur. Artinya penutur dan mitra tutur memiliki asumsi atau latar belakang pengetahuan bersama yakni novena adalah bentuk doa Katolik dengan suatu permohonan atau permintaan tertentu, dan makan Romo Prenttaler itu terdapat di belakang paroki Boro. Dengan demikian

tuturan yang diujarkan oleh petugas lektor pada hari Minggu itu bermaksud

„mengundang‟ umat yang hadir (ketua lingkungan) untuk menngikuti kegiatan

doa novena di makam Romo Prenttaler. Makna pragmatik mengundang ini menuntut mitra tutur dan penutur untuk melakukan tindakan sesuai tuturan yakni

Dokumen terkait