• Tidak ada hasil yang ditemukan

UIN JAKARTA itu, bermohonlah kepada Allah dengan sepenuh hati: Wahai ªat

Yang Maha Mulya, Anugrahkanlah suatu kebaikan terhadapnya, karena Engkaulah Yang Maha Mulya dan Penuh Kasih Sayang.

Penjelasan di atas, dapat ditegaskan bahwa Fakhrudd³n al-R±z³ semasa hidupnya telah mencurahkan segala tenaga dan pikirannya dengan keimanan dan akidah yang mantap untuk menuntut ilmu agama yang bersumber dari Allah swt dan Rasul-Nya sesuai dengan petunjuk Al-Qur'an dan Sunnah hingga akhir hayatnya. Ia adalah seorang tokoh muslim yang lahir di Rayy pada tanggal 25 Rama«±n 544 H. Wafat di Her±t pada hari Senin, 1 Syawwal /`´d al-Fi¯ r³ tahun 606 H yang bertepatan dengan tahun 1148-1210 M. Dengan demikian, al-R±z³ dalam hidupnya adalah sekitar usia 62 tahun.

2. Kondisi Sosial dan Kedokteran al-R±z³

Al-R±z³ hidup di antara tahun 544-606 H. Di mana pada masa ini, telah banyak para mufassir yang hidup sejamannya, baik mereka yang sedikit mendahului masanya maupun sesudahnya, sehingga kondisi kehidupan sosial dan kedokterannya kurang lebih dapat dideskripsikan dalam kurun waktu seratus tahun, yaitu sekitar tahun 540 hingga 640 H. Kurun waktu ini dipandang cukup untuk menjelaskan kondisi sosial dan posisi keilmuan al-R±z³, dan di sisi lain juga cukup untuk menjelaskan berbagai perbedaan sudut pandangnya mengenai tafsir di tengah-tengah para mufassir lainnya, baik di Barat maupun Timur.84 Bahkan, kisaran dalam setiap kurun waktu seratus tahun maupun satu abad tersebut, menurut sebagian pendapat diprediksikan muncul seorang reformis atau

84

PERPUSTAKAAN

UTAMA

UIN JAKARTA

pembaharu umat dalam keagamaannya. Gambaran ini antara lain tertuju pada al-R±z³ dengan argumentasi pada sebuah riwayat Nabi saw yang menyatakan "bahwa Keberadaan masyarakat dalam setiap kurun waktu seratus tahun akan dibangkitkan para reformis atau pembaharu keagamaannya". Hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut.

ﺎ َﻨَﺛ ﱠ ﺪَﺣ

ُنﺎَ ﻤْﯿَﻠُﺳ

ُﻦْﺑ

َدُواَد

ﱡي

ِﺮ ْﮭَﻤْﻟا

َأ

ﺎ َﻧَﺮ َﺒْﺧ

ُﻦْﺑ ا

ٍﺐ

ْھ َو

ﻲِﻧَﺮَﺒْﺧَأ

ُﺪﯿِﻌَﺳ

ُﻦْﺑ

ﻲِﺑَأ

َب

ﻮﱡ ﯾَ أ

ْﻦَﻋ

َﻞ

ﯿِ ﺣاَﺮَﺷ

ِﻦْﺑ

َﺪﯾِﺰَﯾ

ﱢي

ِﺮ ِﻓﺎَ ﻌُﻤْﻟا

ْﻦَﻋ

ﻲِﺑَأ

َﺔَﻤ َﻘْﻠ َﻋ

ْﻦَﻋ

ﻲِﺑَأ

َةَﺮْﯾَﺮُھ

ﺎَﻤﯿِ ﻓ

ُﻢَﻠْﻋَأ

ْﻦَﻋ

ِل

ﻮُ ﺳَر

ِﱠﷲ

ﻰﱠ ﻠَﺻ

ُﱠﷲ

ِﮫْﯿَﻠَﻋ

َﻢﱠﻠَ ﺳَو

َل

ﺎَ ﻗ

ﱠنِإ

َﱠﷲ

ُﺚَﻌ ْﺒَﯾ

َ ﮭِﻟ

ِهِﺬ

ِﺔﱠﻣُْ ﻷا

ﻰَﻠَﻋ

ِس

ْ أ َ ر

ﱢﻞ

ُﻛ

ِﺔَﺋ ﺎِﻣ

ٍﺔَﻨ َﺳ

ْﻦَﻣ

ُدﱢﺪَﺠُﯾ

ﺎَﮭَﻟ

ﺎَﮭَﻨﯾِد

.

85

)

هاور

ﻮﺑا

دواد

:

بﺎﺘﻛ

،ﻢﺣﻼﻤﻟا

بﺎﺑ

ﺎ ﻣ

ﺮﻛﺬﯾ

ﻲ ﻓ

نﺮﻗ

،ﺔﺋﺎﻤﻟا

ﻢﻗر

ﺚﯾﺪﺤﻟا

:

3740

(

Sulaim±n Ibn D±wud al-Mahriy meriwayatkan dari Ibn Wahb, dari Sa`³d ibn Ab³ Ayy- b dari Sar±¥³l bin Bar³d al-Mu`±firiy dari Abi Al-Qamah dari Abu Hurairah mengenai pengetahuannya dari sabda Nabi saw yang mengatakan: Allah mengutus kepada umatnya dalam setiap kurun waktu seratus tahun ada orang yang memperbaharui keagamaannya (HR. Ab- D±wud)

Al-¢afadiy menceritakan kondisi sosial ekonomi al-R±z³ yang dibenarkan oleh Syih±b al-D³n al-Ghawriy, seorang penguasa yang kaya di daerah Ghaznah, bahwa kondisi perekonomian al-R±z³ pada awal kehidupannya adalah tidak

85

Lihat Sulaim±n Ibn al-Ays`a£ Ab- D±wud al-Sijist±ny al-²zad³ (202-275),Sunan Abu

D±wud(D±r al-Fikr, ttp.), dengan ta¥q³q Mu¥ammad Mu¥yiddin Abd al-¦am³d, Jus 4, h. 109. Para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan perhitungan tahun dan pembaharu yang dimaksudkan

dalam Hadis riwayat Ab- D±wud dari Ab- Al-Qamah dari Ab- Hurairah tersebut. Pada umumnya,

mereka menetapkan dengan hitungan Hijriyah. Sedangkan pembaharu pada seratus tahun pertama adalah: `Umar bin `Abd `Az³z (w. 101 H.). Kedua, Im±m al-Sy±fi`iy (w.204 H). Ketiga, A¥mad Ibn Surayj (w.306). Keempat, Ab- Bakar Al-B±qil±niy (w.402). Kelima, Abu ¦±mid al-Ghaz±liy (w.515 H.). Keenam Fakhr al-D³n al-R±z³ (w.606 H.). Lihat Mu¥ammad Syams al-¦aq al-`§³m

²bad³ Ab- al-°ayyib, `Awn al-Ma`b- d Syar¥ Sunan Ab- D±wud:(Beir- t, D±ral-Kit±b al- `Ilmiyah,

PERPUSTAKAAN

UTAMA

UIN JAKARTA

berkecukupan (faq³r), kemudian berubah menjadi kaya raya dan berkecukupan. Hal ini antara lain disebabkan oleh perkawinan kedua putranya dengan kedua anak perempuan dari seorang dokter yang kaya dan berpengaruh, kemudian dokter itu meninggal dan semua aset dan kekayaannya terlimpah pada al-R±z³.86

D±wud al-°³b³y seorang pengusaha yang dipanggil dengan sebutan Naj³b mengatakan: saya melihat Ibnu al-Kha¯ ³b sewaktu di Bukh±r± dalam keadaan sakit di sebuah Perguruan Tinggi (madrasah) dan mengeluh kepada saya mengenai keadaan ekonominya, kemudian saya mengumpulkan para pengusaha yang sukses untuk meminta sesuatu zakat dari harta mereka dan hasilnya saya sampaikan kepadanya, lalu dalam beberapa waktu kemudian, ia berpindah ke Khurasan.87 Sekembalinya ke Rayy, al-R±z³ benar-benar masih dalam keadaan tidak berkecukupan (faq³r) dan melanjutkan perjalanan menuju Bukk±ra dengan maksud menjumpai Bani M±zah sekitar tahun 580 H, tetapi ia tidak memperoleh sesuatu apapun, kemudian menuju daerah "Sarakhsi". Di daerah ini ada seorang dokter yang dipanggil dengan sebutan `Abd Ra¥m±n ibnu Abd Kar³m al-Sarkhasiy. Al-R±z³ mendapat perlakuan terhormat darinya dan bahkan dapat menghasilkan sebuah karya "Syarh al-Q±n- n f³ al-°ibb" karya Ibnu S³n±.88

86

Lihat Mu¥ammad Ibr±h³m `Abdurra¥m±n,Manhaj Fakhr al-R±z³,h. 27.

87

Lihat Al-Baghd±diy dalam Im±m Fakhr al-D³n Mu¥ammad Ibn `Umar al-R±z³ (w.606 H), Al-Mab±¥i£ al-Masyriqiyyah f³ `Ilm al-Il±hiyy±t wa al-°abi`iyy±t,dengan ta¥q³q dan Ta`l³q Mu¥±mmad al-Mu`ta¡im Billah al-Baghd±diy, (Beirut: D±r al-Kit±b al-`Arabiy, 1410 H./ 1990 M.), jilid I, h. 14

88

Lihat Al-Baghd±diy dalam Im±m Fakhrudd³n Mu¥ammad Ibn `Umar al-R±z³ (w.606 H),Al-Mab±¥i£ al-Masyriqiyyah f³ `Ilm al-Il±hiyy±t wa al-°abi`iyy±t,jilid I, h. 20.

PERPUSTAKAAN

UTAMA

UIN JAKARTA

Kondisi sosial al-R±z³ sebagaimana yang diungkapkan oleh D±wud al-°³b³ di atas agaknya berbeda dengan apa yang di utarakan al-R±z³ dalam beberapa karyanya tentang perjalanannya di Bukh±r±. Selama di Bukh±r±, al-R±z³ antara lain berdiskusi panjang dengan sekelompok orang, yang pada awalnya adalah berdialog dengan Ri«± Nays±b- r³, kemudian dengan N- r ¢±b- n³ al-¦anaf³ hingga mencapai kesepahaman dalam waktu satu tahun, kemudian ia berpindah ke Ghaznah dengan menghadapi seorang hakim yang dangkal ilmunya, namun banyak karyanya sehingga suatu saat benar-benar dapat menyulitkan al-R±z³ dalam kiprahnya hingga dapat terselesaikan pada tahun 582 H., kemudian, ia berpindah ke Samarqandi dalam waktu satu tahun dan balik lagi menuju Bukhara dan bertemu untuk yang kedua kalinya dengan Al-Ri«± Nays±b- r³ beserta al-Far³d al-Gh³l±n³ dan para tokoh-tokoh lainnya yang menyatakan dukungan kepadanya dengan menyatakan: bahwa mereka telah membaca karya al-R±z³ yang antara lain ialah: Al-Mulkhi¡ dan Syar¥ Isy±r±t wa Mab±¥i£ al-Masyriqiyyah.89

Hal serupa juga dikemukakan oleh Ibnu Khallik±n: bahwa kondisi sosial dan kedokteran Al-R±z³ mulai tampak dengan jelas ketika kembali di Rayy, al-R±z³ bersama-sama dengan seorang dokter yang cerdas, terkemuka, kaya dan sangat berpengaruh, yang mempunyai dua anak perempuan. Sementara itu, al-R±z³ juga mempunyai dua anak laki-laki. Kedua putri dari dokter tersebut dikawinkan dengan kedua putra dari al-R±z³. Dalam beberapa waktu kemudian, dokter tersebut telah wafat, kemudian segala harta dan kekayaannya dilimpahkan

89

Lihat Al-Baghd±diy dalam Im±m Fakhrudd³n Mu¥ammad Ibn `Umar al-R±z³ (w.606 H),Al-Mab±¥i£ al-Masyriqiyyah f³ `Ilm al-Il±hiyy±t wa al-°abi`iyy±t,Jilid I, h. 20.

PERPUSTAKAAN

UTAMA

UIN JAKARTA

kepada al-R±z³. Dari sinilah, keadaan ekonomi Al-R±z³ melimpah, karya tulisnyapun terus berlangsung dan bahkan telah membangun kerjasama bidang perekonomian dengan Syih±b al-D³n Al-Ghawriy seorang penguasa dan pengusaha terkemuka kala itu di Ghaznah. Dalam beberapa waktu kemudian, al-R±z³ mendapatkan keuntungan sebagai hak dari hasil investasinya, sehingga kekayaan dan keagungannya semakin melambung dan mencuat ke berbagai sektor dan wilayah lainnya, hingga menembus dan menjalin kerjasama dengan jajaran penguasa di Khaw±rizm, yaitu Mu¥ammad `Al±' al-D³n bin Takasyi yang terkenal dengan Khaw±rizm Syah, dengan hasil yang sungguh luar biasa dan memperoleh kedudukan sangat strategis, tak seorangpun dapat mengungguli kedudukannya, bahkan dapat dikatakan bahwa realitas kehidupannya lebih besar dari pada yang diungkapkan, demikian pula tentang kemulyaannya yang tak terhitung nominal dan tak terbatas nilainya.90

Al-R±z³ dalam bidang kedokteran ini benar-benar menguasai, bahkan menghafal dan melahirkan berbagai karya terpenting pada masanya. Sayyid Jibril mengatakan bahwa: Al-R±z³ hafal "al-Musta¡f± karya Al-Ghaz±li" sebagaimana ia hafal dalam bidang fiqh, filsafat dan kedokteran.91 Ia memberikan penjelasan terhadapAl-Q±nun fi al-°ibbkarya Ibnu Sina dengan karyanya:Syr¥ al-Kulliy±t li al-Q±n- n.92

Al-R±z³ dalam bidang kedokteran disebut sebagai orang yang benar-benar baik dalam fitrahnya, sangat tajam kecerdasannya, baik dalam pemaparannya,

90

Lihat Ibn Khallik±n,Wafiy±t, h. 250.

91

Lihat Mu¥ammad al-Sayyid Jibr³l,Madkhal,h.114.

92

PERPUSTAKAAN

UTAMA

UIN JAKARTA

sangat unggul, kuat penalarannya dalam penaganan kedokteran dan pembahasannya. Bidang kedokteran ini pada zamannya tidak ada yang mengunggulinya. Karyanya dalam bidang kedokteran ini antara lain: Mas±'il °ibb, Al-J±mi` Kab³r f³ °ibb, Al-Tasyri¥ min Ra's il± ¦ilyah dan F³ al-Nab«i.93

Tokoh-tokoh semasa dengan al-R±zi³ (544–606 H.) di antaranya ialah 1) Ibnu `A¯ iyyah (481-541 H.), seorang ahli di bidang hukum, tafsir, hadis, fiqh, nahwu, sastra dan tasawuf di Miryah dengan tafsir terpentignya ialahAl-Mu¥arrir al-Waj³z f³ al-Tafs³r al-Qur’±n al-`Az³z.. 2) Ibnu ¨ufr (497-565 H.), lahir di ¢aqliyah, dibesarkan di Makkah dan wafat di Mesir, seorang mufassir, sastrawan dan bermacam-macam karya lainnya, namun karya terpentingnya adalah Yanb- ` al-¦ay±t f³ al-Tafs³r. 3) Ibnu Al-Jawziy ( 510-597 H.), lahir dan wafat di Baghd±d, seorang yang ahli di bidang komunikasi (ceramah) dan kemasyarakatan, mufassir, ahli hadis, ahli sejarah dan fiqh. Karya terpentingnya adalah Z±d al-Mas³r f³ `Ilm al-Tafs³r; 4) Mu¥yiddin Ibn `Arabiy (560-638 H.), lahir di Andalus dan wafat di Damsyiq. Seorang yang ibadahnya bermadzhab ¨±hiriy dan wawasan akidahnya berma©hab B±¯ iniy dan Syi`ah, ahli tasawwuf, utamanya tentang ¦ul- ldan Itti¥±d, karya populernya adalah:Al-Fut- ¥±t al-Makiyyah.94

3. Pemikiran dan Karya-karya al-R±z³

93

Lihat Al-Syaykh Khal³l Mu¥yi al-D³n al-Mays dalam pengantarTafsir Fakhr

al-R±z³, Jilid 1, h. 6.

94

PERPUSTAKAAN

UTAMA

UIN JAKARTA

Pemikiran al-R±z³ (544-606/1149-1209) dalam bidang fiqh adalah menganut ma©hab Sy±fi`iyyah dan berjuang mempertahankan ajaran ortodok dalam sebuah karyanya Kitabal-Mu¥a¡¡al.95 Ia belajar fiqh kepada orang tuanya dana al-Kam±l al-Samn±n³y sebagai suatu kewajiban dalam beberapa waktu tertentu yang kemampuan dan kehebatannya betul-betul tampak di celah-celah diskusi mengenai berbagai kecenderungan pendapat para ulama dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan hukum. al-R±z³ dan para ulama pada masanya sudah terbiasa menggunakan argumentasi secara rasional dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'an maupun Hadis. al-R±z³ bahkan mengambil manfaat dan kesempatan dalam berbagai diskusi rasional tersebut dengan menorehkan penafsiran khusus terhadap surah Al-Baqarah yang hanya dipaparkan secara rasional. Dalam bidang fiqh ini, al-R±z³ antara lain menulis kitab al-°ar³qah al-`Al±niyyahdalam empat jilid danSyar¥ al-Waj³zkarya al-Ghaz±liy.96

Pemikiran al-R±z³ dalam bidangU¡- ltelah menunjukkan bahwa Ia hafal dan menguasaial-Musta¡f±bidang U¡ul al-Fiqh karya al-Ghaz±liy, sebagaimana menguasainya al-Mu`tamad bidang U¡- l al-D³n karya Ab- al-¦usain al-Ba¡riy. Bahkan ia disebut sebagai orang yang betul-betul menguasai secara mendalam sehinga menjadi imam dalam bidang ini. Oleh karena itu, pengarang kitabMir'at al-Jin±nmengatakan bahwa al-R±zi pada masanya benar-benar unggul dalam dua bidang U¡- l, yaitu: U¡- l al-Fiqh dan U¡- l al-D³n. Ia telah mengambil bagian di bidang ini secara sempurna. Ibnu Khald- n dalamMuqaddimah-nya menyatakan

95

Cyril Glasse,The Concise Encyclopaedia of Islam, terjemahan Indonesia oleh Ghufran

A. Mas'adi dengan judulEnsiklopedi Islam(ringkas) (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), h.341

96

Lihat Al-Syekh Khalil Mu¥y al-D³n al-Mays, dalam pengantarTafsir al-Fakhr al-R±z³,

PERPUSTAKAAN

UTAMA

UIN JAKARTA

bahwa penulis terbaik yang ahli dalam metode ilmu kalam dan u¡- l al-fiqh adalah: Pertama, Al-Burh±n (

نﺎھﺮﺒﻟا

) karya Im±m al-¦aramayn dan al-Musta¡f± (

ﻰ ﻔ ﺼ ﺘ ﺴ ﻤ ﻟا

) karya Imam al-Ghaz±l³ yang keduanya merupakan aliran Asy`ariyah. Kedua, Al-`Ahd (

ﺪﮭﻌﻟا

) karya al-Jabb±r dan Syar¥ al-mu'tamad (

ﺪﻤﺘﻌﻤﻟا حﺮﺷ

) karya Ab- ¦usayn al-Ba¡riy yang keduanya merupakan aliran Mu'tazilah. Keempat karya ini merupakan kaidah dan unsur utama dalam bidang ilmu kalam dan usul fiqh yang menyatu dalam dua karya teolog muttakhir, yaitu: Al-Im±m Fakhrudd³n al-R±z³ ibnu al-Kha¯ ³b dalam karyanya al-Ma¥£- l(

لﻮﺼﺤﻤﻟا

) dan Saifudd³n al-Asad³ dengan karyanyaal-A¥k±m(

مﺎﻜﺣﻷا

).97H. 5-6).

Al-R±z³ dalam berbagai karyanya telah mendeklarasikan sebagai pengikut teologi Asy`ari, akan tetapi ia juga sangat berminat terhadap pemikiran filsafat. Dengan kata lain bahwa "ia berhati Asy`ari dan berpikiran ibnu Sina". Dalam prakteknya, ia mencoba menempatkan tradisi Asy`ari ke dalam sistem filsafat yang dapat dirangkap oleh intelektual muslim melalui interpretasi yang sangat logis. Ia beradaptasi dengan teori parepatetik muslim dalam hal wujud dengan sistem teologi Asy`ari. Ia menerima doktrin Ibnu Sina mengenai teori emanasi yang secara metafisis telah menggambarkan tentang kekadiman alam. Ia berusaha mengadopsi keseluruhan teori Ibnu S³n± tentang wujud sebagai sebuah kerangka berpikir yang general untuk spekulasi teologi.98

Paham teologi al-R±z³ merupakan kombinasi dari paham tradisional dan rasional. Usaha-usahanya untuk mengkompromikan secara positif, berhadapan

97

Lihat Al-Syaykh Khal³l Mu¥yi al-D³n Al-Mays dalam pengantar Tafsir Fakhr

al-R±z³, Jilid 1, h. 5-6.

98

PERPUSTAKAAN

UTAMA

UIN JAKARTA

dengan berbagai kesulitan dalam memberikan sintesis: Ia tidak berpihak pada pemikiran-pemikiran muslim tradisional seperti ibnu Taimiyah dan tidak berpihak pula pada pemikiran filsafat seperti °- s³. Kedua hal ini sering dikritik sebagaimana teologi Asy`ar³ yang kemudian ia membuka jalan keluar sebagai sistem baru dalam teologi, dimana teologi ini dapat dijadikan sebagai sistem pemikiran rasional seperti filsafat tentang wujud dan suatu keunggulan persamaan ilmu pengetahuan.99

Pemikiran filsafat al-R±z³ merupakan pembelaan terhadap sebuah sistem rasional dari teologi yang dipraktekkan dengan filsafat Ibnu S³n±. Al-R±ziy mempresentasikan teolgi Asy`ar³ sebagai sebuah filsafat ketuhanan dalam hal penciptaan sebagai sebuah analisis filosofis terhadap wujud. Secara keseluruan teorinya mengenai pengetahuan dan analisisnya mengenai wujud adalah melembagakan pemikiran teologi yang direproduksi dari pemikiran Aristoteles sebagai pengetahuan yang diperoleh dari Ibnu S³n± dan al-Farab³. Sistem baru dari teologi ini diperkenalkan kepada intelektual muslim pada zamannya sebagai sebuah sistem filsafat baru. Sebab hal itu diasumsikan sebagai sebuah identifikasi antara keselarasan rasio (akal) dan wahyu.

Al-R±z³ sebagai penerus generasi Asy`ar³, yaitu al-Ghaz±l³. Ia melengkapi karya-karya al-Ghaz±l³ dengan muatan-muatan rasional yang lebih besar dalam pemikiran Asy`ar³, dan pada sasaran terakhirnya ia berusaha memasukkan terma-terma teologi ke dalam filsafat Islam (memasukkan teologi pada filsafat sehingga menjadi filsafat Islam) yang di dalamnya terdapat dua buah sistem yang selalu

99

PERPUSTAKAAN

UTAMA

UIN JAKARTA

diidentifikasi sebanyak mungkin, setelah itu ia tetap berpaham Sunni, namun juga seorang filosof muslim.

Pada bidang tasawwuf, Al-R±z³ adalah seorang yang tutur katanya sangat komunikatif dan betul-betul menguasai dalam menggunakan dua bahasa Arab dan Persi.100 Ibnu al-¢ala¥ berkata: Al-Qu¯ b al-°ugh±n³ dua kali menginformasikan: sesungguhnya ia telah mendengar Al-Imam Fakhr al-R±z³ berkata: Wahai Tuhanku, saya tidak sibuk dengan ilmu kalam, kemudian ia menangis.101

Al-R±z³ pada suatu kesempatan, tidak jarang untuk menyatakan ketertarikannya dalam dunia tasawwuf dan meninggalkan ilmu kalam. Bahkan, ia meyatakan penyesalannya karena telah tenggelam dalam percaturan dunia filsafat dan ilmu kalam. Ia menyadari bahwa hal itu benar-benar tidak dapat memberikan kesembuhan terhadap berbagai penyakit, terutama yang terkait dengan berbagai penyakit kedengkian maupun kebencian. Oleh karena itu ia berusaha mengalihkan perhatiannya secara sungguh-sungguh untuk mengkompromikan spiritualitas dan tasawwuf pada ilmu-ilmu syar³`ah. Pemikiran ini sering diungkapkan dalam berbagai ceramahnya sehingga menembus dan berpengaruh pada audiennya. Ia berpendirian bahwa akidah yang benar dalam dua dimensi itu adalah harus berjalan seimbang.102

Bidang tasawwuf dan kerohanian al-R±z³ diperoleh melalui Syekh Najm al-D³n al-Kurdiy seorang tokoh sufi pada jamannya, demikian pula suatu

100

Mu¥ammad Ibr±h³m `Abdurra¥m±n,Manhaj, h. 27

101

Lihat Mu¥ammad al-Sayyid Jibr³l,Madkhal, h.115.

102

PERPUSTAKAAN

UTAMA

UIN JAKARTA

ketenangan yang sangat mendalam bagi anak-anaknya di masa mudanya dengan merujuk pada tulisan-tulisan yang dikirimkan kepadanya oleh Mu¥yidd³n Ibnu `Arabiy seorang sufi yang mengajarkan kepadanya agar hendaknya al-R±z³ tidak bergantung pada seseorangpun dalam menuntut ilmu pengetahuan. Pesan yang disampaikan oleh Ibnu `Arabiy kepadanya itu adalah sebuah peringatan terhadap penggunaan akal yang secara berlebihan dan mencari ilmu pengetahuan bukan dari sisi Allah swt. Pesan tersebut merupakan salah satu bentuk pengajaran yang diberikan Ibnu `Arabiy kepada al-R±z³ melalui surat-surat yang disampaiakan kepadanya. Di antara isi surat tersebut adalah: Tingkatkanlah cita-citamu untuk menuntut dan menyingkap ilmu pengetahuan di sisi Allah swt. Karena, para ahli hikmah telah menyatakan: sesungguhnya tidak ada seorangpun yang dapat berbuat selain Allah swt. Ketahuilah bahwa para ahli pikir apabila telah sampai pada puncak pemikirannya, maka pemikirannya itu akan diikuti oleh orang-orang berikutnya secara membabi buta. Persoalan ini adalah lebih berat bila dibandingkan dengan orang-orang yang sama sekali tidak berpikir tentang segala sesuatu yang diciptakan Allah swt. Maka sangat mustahil jika pemikiran yang demikian itu dapat membuat ketenangan akal maupun pikiran.103

Al-R±z³ ketika menafsirkan ayat Al-Qur'an Surah Y- suf [12]: 42 menyatakan sebuah pengalaman hidupnya sejak awal hingga usianya yang telah mencapai 57 tahun dengan menunjukkan: bahwa sesungguhnya apabila manusia yang dalam segala permasalahan hidupnya disandarkan kepada selain Allah, maka hal itu akan menyebabkan terjadinya sebuah bencana, malapetaka, kesengsaraan dan berbagai macam kesulitan dalam hidupnya. Tetapi jika semuanya itu

103

PERPUSTAKAAN

UTAMA

UIN JAKARTA

disandarkan pada Allah swt dan tidak bergantung kepada siapapun sebagai ciptaan-Nya, maka hal itu akan mengantar pada keberhasilan segala sesuatu yang dicari dengan hasil yang lebih baik dari berbagai aspek kehidupannya. Oleh karena itu, al-R±z³ berpendirian bahwa seseorang tidak akan memperoleh kemasalahatan suatu apapun dalam menghadapi berbagai permasalahan hidupnya, kecuali hal itu merupakan sebuah anugrah dan kebaikan dari Allah swt104

Karya-karya al-R±z³ pada umumnya berkutat pada masalah teologi dan filsafat, akan tetapi ia juga menulis fiqh, bahasa, ilmu firasat (physiognomy), etika dan kedokteran (medicine).105 Karya-karyanya merefleksikan keseriusan intelektualnya yang konfrehensip. Karya-karyanya di bidang teologi, filsafat dan tafsir menggambarkan dua konflik yang sudah menjadi tradisi pada masa itu, yaitu: doktrin Islam tradisional dan pemikiran filsafat Yunani Kuno yang dia ketahui dari terjemahan dan pemikiran karya-karya al-Farabi, Ibnu S³n± dan pengarang-pengarang lainnya. Barangkali aktifitasnya yang selalu melibatkan diri dalam kedua tradisi tersebut (teologi dan Filsafat), ia sering bersebrangan (kles) dengan Al-Ghazali. Pemikiran al-R±z³ juga sering kontroversi dengan para sarjana abad pertengahan dan modern. Pemikiran kontemporer tersebut memposisikan al-R±z³ sebagai seorang yang berusaha kembali pada Sunnah dan juga memberikan perhatian terhadap karya-karya Ibnu S³n± dan Aristoteles. Ibn

104

Ayat Al-Qur'an yang dimaksud adalah: َﻚﱢﺑ َر َﺪْﻨِﻋ ﻲِﻧْﺮُﻛْذا ﺎَﻤُﮭْﻨِﻣ ٍجﺎَ ﻧ ُﮫﱠﻧَأ ﱠﻦَظ يِﺬﱠﻠِﻟ ﺎَ ﻗَو َل

ُهﺎَﺴْﻧَﺄَ ﻓ ُنﺎَ ﻄْ ﯿﱠﺸﻟ ا َﺮ ْﻛ ِ ذ ِﮫﱢﺑَر َﺚِﺒ َﻠَﻓ ﻲِﻓ ِﻦ ْ ﺠ ﱢﺴﻟا َﻊْﻀِﺑ َﻦ ﯿِ ﻨِﺳ ) 42

( Artinya: Dan Yusuf berkata kepada orang

yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua: "Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu." Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya (QS Yusuf [12]: 42). Lihat

Al-R±z³,Tafs³rJilid 9, Juz 18, h. 148-149

105

PERPUSTAKAAN

UTAMA

UIN JAKARTA

Khallik±n melaporkan bahwa perkuliahan yang dia selenggarakan di Herat dihadiri oleh tokoh-tokoh filsafat dengan mengajukan beberapa pertanyaan, kemudian mereka mendapat jawaban-jawaban yang berbeda darinya. Saat itu ada dua aliran besar yang dibentuk oleh pemikiran-pemikiran aliran filsafat datang untuk mendiskusikan dan mendengarkan dalam rutinitas mereka. Sementara di lain pihak, terdapat pula sejumlah aktivitas yang besar sebagai ahli teologi Asy`ariy yang berusaha mempertahankan Islam Sunni tradisional (tradisional Sunni Islam) melawan rasionalis bebas Mu`tazilah dan konservatisme Han±bilah beserta kelompok Karr±miyah dan kelompok sektarian lainnya. Untuk menghadapi semua itu, sikap rasionalnya digunakan untuk meredam kalangan ektrimis, dan di pihak lain, ia tetap berusaha untuk bersikap santun terhadap para konservatism.106

Al-R±z³ pada masanya adalah unggul dalam bidang ilmu kalam, filsafat, firasat, kedokteran dan tafsir Al-Qur'an dengan karya-karyanya di berbagai disiplin keilmuan, yaitu: 1) Bidang Fiqh:Syar¥ al-Waj³z; 2) Bidang U¡- l al-Fiqh: al-Ma¥¡- l, al-Mu`±lim f³ ®¡- l al-D³n, al-Mu`±lim f³ ®¡- l al-Fiqh; 3) Bidang Bahasa dan Nahwu, ia MemberikanSyar¥ al-Mufa¡¡alkarya al-Zamakhsyariy; 4) Bidang Ilmu Kalam dan Filsafat: al-Ma¯ ±lib al-`²liyah, Nih±yat al-`Uq- l, Al-Arb`³n,al-Mu¥a¡¡al,Bay±n wa Burh±n f³ Raddi `²l± Ahl Zayghi wa

Dokumen terkait