• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

3) Uji Asumsi Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai

DW terletak antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti bebas dari Autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4 – dL) berarti terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU = α ; n ; (k – 1). Keterangan : n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α adalah taraf signifikan.

a) Perumusan hipotesis : - Ho : ρ

1 = ρ2 =... = ρp = 0 Æ Non Autokorelasi (Faktor pengganggu periode tertentu tidak berkorelasi dengan faktor pengganggu pada periode lain).

- Ha : ρ1 = ρ2 = ... = ρp ≠ 0 Æ Autokorelasi (Faktor pengganggu periode tertentu berkorelasi dengan faktor pengganggu pada periode lain).

b) Kriteria pegujian :

- Jika d-hitung < dL atau d-hitung > (4-dL), Ho ditolak, berarti ada autokorelasi.

- Jika dU < d-hitung < (4 – dU), Ho diterima, berarti tidak terjadi autokorelasi.

- Jika dL < d-hitung < dU atau (4-dU) < d-hitung < (4-dL), maka tidak dapat disimpulkan ada tidaknya autokorelasi.

Gambar 4.2

Daerah Penerimaan & Penolakan Ho, Uji Autokorelasi

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi

SPSS 18.0 for Windows diperoleh output sebagai berikut.

Tabel 4.27 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,234a ,055 -,004 6,45566 1,844

a. Predictors: (Constant), Sarana dan Prasarana Pendidikan b. Dependent Variable: Profesionalisme Guru

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,844. Untuk N=18 pada 2 variabel, Nilai dL pada tabel adalah 1,15759 dan nilai dU adalah 1,39133. Dengan menggunakan grafik di atas, dapat dihitung keberadaan DW sebagai berikut.

- Nilai dL adalah 1,15759 - Nilai dU adalah 1,39133 - Nilai 4 – dU adalah 2,60867 - Nilai 4 – dL adalah 2,84241

Berdasarkan grafik yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa nilai DW = 1,844 berada di antara nilai dU dan 4-dU atau 1,39133 < 1,844 < 2,60867 yang berarti nilai DW berada pada daerah penerimaan HO. Artinya, pada penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.

b. Pembentukan Model Regresi Liniear Sederhana

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, teknik analisis data dengan menggunakan Analisis Regresi Sederhana dengan model persamaan sebagai berikut.

Ŷ = a + bX + e Keterangan:

Y : keputusan pembelian produk Mitra Emas X : sarana dan prasarana pendidikan

a : konstanta

b : koefisien regresi atau slope garis regresi Y atas X e : epsilon, galat presiksi yang terjadi secara acak.

Dengan menggunakan aplikasi PASW 18.0 for Windows diperoleh taksiran regresi sebagai berikut.

Tabel 4.28 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model

B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 21,590 9,614 4,246 ,039

1

Sarana dan Prasarana Pendidikan

,388 ,253 ,358 2,532 ,145

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat model regresi sebagai berikut.

Ŷ = 21,590 + 0,388X + e

Persamaan regresi yang terbentuk dapat diartikan sebagai berikut.

1) Konstanta sebesar 21,590 mengandung arti jika sarana dan prasarana pendidikan (X) nilainya sama dengan 0, maka profesionalisme guru (Y) nilainya sama dengan 21,590.

2) Variabel Sarana dan Prasarana Pendidikan (X) memiliki koefisien regresi positif. Hal ini berarti jika skor Sarana dan Prasarana Pendidikan (X) naik sebesar satu satuan, maka Profesionalisme Guru (Y) akan mengalami peningkatan sebesar nilai koefisien regresinya, yaitu sebesar 0,388 kali atau sebesar 38,80 %.

3) Nilai e dapat diabaikan karena telah dilakukan uji asumsi klasik yang menyatakan bahwa seluruh data berdistribusi normal, tidak terdapat heteroskedastisitas, serta tidak terjadi autokorelasi. Dengan demikian, nilai e dinyatakan sama dengan 0.

c. Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan apakah model regresi yang telah diperoleh di atas dapat digunakan atau tidak, akan dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t.

Berdasarkan output pada tabel 4.28 dapat diketahui nilai thitung untuk X adalah sebesar 2,532 sedangkan ttabel pada α (tingkat kekeliruan) 0,05 dan db =

18 – 2 = 16 untuk pengujian satu sisi adalah 2,120. Kriteria pengujian satu sisi adalah ’tolak Ho jika thitung > ttabel’.

Karena nilai thitung (2,532) lebih besar daripada nilai ttabel (2,120) pada tingkat kekeliruan 5% dan db = 16, maka HO ditolak dan HA diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh sarana dan prasarana pendidikan terhadap Profesionalisme Guru SMA Al-Muawanah Cianjur.

d. Penentuan Koefisien Determinasi

Besar pengaruh antar kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.29

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,358a ,128 ,073 5,88986

a. Predictors: (Constant), Sarana dan Prasarana Pendidikan

Tabel 4.29 di atas menunjukkan koefisien determinasi untuk variabel Profesionalisme Guru (Y) dan sarana dan prasarana pendidikan (X) adalah 0,128. Nilai ini mengandung makna bahwa sebesar 12,80 % Profesionalisme Guru (Y) dipengaruhi oleh sarana dan prasarana pendidikan (X). Sedangkan sisanya sebesar 87,20 % merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

an. Dengan kata lain, semakin baik Sarana dan Prasarana Pendidikan dilaku-kan, maka akan semakin baik pula Profesionalisme Guru. Sebaliknya, makin tidak baik sarana dan prasarana pendidikan akan berakibat semakin tidak baiknya Profesionalisme Guru SMA Al-Muawanah Cianjur.

C. Pembahasan

1. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Manajemen Sarana dan prasarana pendidikan memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan pendidikan baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Perencanaan pengadaan, pemanfaatan dan pemeliraharaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan pada sekolah menengah tingkat atas (SMA) merupakan suatu komponen yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar mengajar pada SMA bersamaan dengan komponen pendukung yang lainnya. Proses belajar mengajar dapat berlangsung jika ada pendidik, peserta didik, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan yang mendukung. Semua faktor merupakan sebuah siklus dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Penelitian tentang ”Pengaruh Sarana dan Prasarana Pendidikan terhadap Profesionalisme Guru SMA Al-Muawanah Cianjur” di antaranya mengungkap kondisi sarana dan prasarana pendidikan di tingkat satuan pendidikan, khususnya SMA Al-Muawanah Cianjur. Data informasi yang berhasil dihimpun dari 18 responden guru mata pelajaran di SMA

Al-Muawanah Cianjur menunjukkan sebanyak 75,22% responden memberikan tanggapan positif terhadap keberadaan sarana dan prasarana di SMA Al-Muawanah Cianjur. Tingkat persentase tersebut menunjukkan kategori sarana dan prasarana di SMA Al-Muawanah Cianjur pada tingkat yang cukup baik.

Instrumen yang digunakan untuk menghimpun data adalah angket yang berisi 10 item. Item-item dalam instrumen ini telah dianalisis serta dinyatakan valid dan reliabel sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Validitas item pengumpul data secara keseluruhan ditentukan oleh koefisien Alpha Cronbach yang di atas 0,700 sebagai nilai kritis, yakni rata-rata 0,715. Kemudian nilai reliabilitas instrumen ditentukan oleh koefisien Guttman Split-Half yang berada pada nilai 0,793 (lebih besar daripada nilai kritis 0,700).

Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa pada variabel sarana dan prasarana pendidikan dinyatakan (1) data telah berdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai Z pada uji One Sample K-S (Kolmogorov-Simrnov) yang mencapai angka 0,412 (lebih besar daripada 0,05), (2) tidak terjadi heteroskedastisitas yang ditunjukkan dengan nilai koefisien Spearmen rho sebesar 0,149 (lebih besar daripada 0,05), serta (3) tidak terjadi autokorelasi yang ditunjukkan dengan nilai koefisien hasil hitung DW (Durbin-Watson) sebesar 1,844 yang berada di antara batas nilai dU dan (4-dU).

2. Profesionalisme Guru

guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, memberi rasa aman, nyaman dan kondusif dalam kelas. Keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan, dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh para siswa.

Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, mereka harus mampu menemukan jati diri dan mengaktualkan diri. Pemberian prioritas yang sangat rendah pada pembangunan pendidikan selama beberapa puluh tahun terakhir telah berdampak buruk yang sangat luas bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Variabel profesionalisme guru pada penelitian ini memberikan gambaran bahwa 18 responden memberikan tanggapan positif terhadap tingkat profesionalisme guru di SMA Al-Muawanah Cianjur. Tanggapan ini ditunjukkan dengan angkat persentase sebesar 70,56% yang berarti bahwa tingkat profesionalitas guru SMA Al-Muawanah berada pada kategori sedang atau cukup baik.

Data tersebut dianggap valid karena telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen yang menghasilkan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,754 serta nilai Guttman Split-Half Coefficient sebesar 0,796.

Selanjutnya, pada pengujian asumsi klasik variabel profesionalisme gurr ditunjukkan bahwa (1) data telah berdistribusi normal dengan nilai Z pada One Sample K-S sebesar 0,496 serta Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,967, (2) tida ada gejala heteroskedastistias yang ditunjukkan dengan koefisien Sig. (2-tailed) sebesar 0,149 (lebih besar daripada 0,05), sarta (3) tidak terjadi autokorelasi yang ditunjukkan dengan nilai koefisien hasil hitung DW (Durbin-Watson) sebesar 1,844 yang berada di antara batas nilai dU dan (4-dU).

3. Pengaruh Sarana dan Prasarana Pendidikan terhadap Profesionalisme

Dokumen terkait