• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yang satu dengan yang lain saling berkorelasi atau tidak. Dalam uji variabel independen tidak boleh saling berkolerasi, karena jika terjadi korelasi antar variabel independen maka dapat dipastikan variabel penelitian tersebut tidak ortogonal atau dengan kata lain nilai korelasi antar variabel independen adalah nol.

Cara untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), dimana menurut Hair et al dalam Dwi Priyanto (2009) variabel dikatakan mempunyai masalah multikolinieritas apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF

lebih besar dari 10. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Melihat tolerance dan nilai VIF.

Melihat nilai tolerance:

- Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih dari 0,1 - Terjadi multikolinieritas, jika nilai tolerance lebih kecil atau

sama dengan 0,1 Melihat nilai VIF:

- Tidak terjadi multikolinieritas, jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00

- Terjadi multikolinieritas, jika nlai VIF lebih besar atau sama dengan 10,00

Tebel 5.12

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 PROMOSI .611 1.636 HARGA .482 2.073 KUALITAS PRODUK .370 2.700

a. Dependent Variable: K.PEMBELIAN

Sumber: Hasil olah data primer, 2016

Berdasarkan tabel 5.13 hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan bahwa variabel independen memiliki tolerance lebih besar dari 0,10 (X1 = 0,611; X2 = 0,482; X3 = 0,370), yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Tolerance mengukur variabilitas

variabel independen yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 (X1 = 1,611; X2 = 2,073; X3 = 2,700), dengan demikian bahwa dapat disimpulkan tidak ada multikolinieritas antar variabel independen model regresi.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki variance yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Untuk mengetahui adanya gejala ini maka dapat dilakukan dengan menggunakan teknik uji Glejser. Uji heterokedastisitas dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 5.13

Hasil Uji Heterokedasitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.066 1.646 .000 1.000 PROMOSI .000 .043 .000 .000 1.000 HARGA .000 .082 .000 .000 1.000 KUALITAS PRODUK .000 .069 .000 .000 1.000

a. Dependent Variable: AbsUt Sumber: Hasil olah data, 2016

Berdasarkan hasil output di atas tabel 5.13, diketahui bahwa nilai signifikan variabel promosi (X1) sebesar 1,000, harga (X2) sebesar 1,000, dan kualitas produk ( X3) sebesar 1,000. Dalam uji heterokesidasisitas ini diketahui bahwa signifikan variabel promosi, harga, dan kualitas produk > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. 4. Pengujian Hipotesis dan Analisis Variabel

Untuk menguji ke-4 hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi berganda. Untuk menguji hipotesis 1 sampai dengan 3 didasarkan pada hasil yang tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 5.14

Hasil Uji Analisis Regresi Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1(Constant) 11.662 1.646 7.086 .000 PROMOSI .138 .043 .361 3.237 .002 HARGA .195 .082 .300 2.388 .019 KUALITAS PRODUK -.028 .069 -.058 -.407 .685 a. Dependent Variable: K.PEMBELIAN

Sumber: Hasil olah data, 2016 a. Hipotesis 1

Hipotesis ke 1 mengatakan bahwa promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian bahan bakar minyak jenis Pertalite. Untuk menguji hipotesis tersebut didasarkan pada nilai sig. . Tabel di atas

bahan bakar minyak jenis Pertalite, (r = 0,138, sig < 0,05). Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang berarti bahwa promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Pertalite.

b. Hipotesis 2

Hipotesis ke 2 mengatakan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian bahan bakar minyak jenis Pertalite. Untuk menguji hipotesis tersebut didasarkan pada nilai sig. . Tabel di atas menunjukkan harga

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian bahan bakar minyak jenis Pertalite, (r = 0,195, sig < 0,05). Dengan demikian, hipotesis nol (Ho)

ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang berarti bahwa variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Pertalite.

c. Hipotesis 3

Hipotesis ke 3 mengatakan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian bahan bakar minyak jenis Pertalite. Untuk menguji hipotesis tersebut didasarkan pada nilai sig. . Tabel di atas menunjukkan kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian bahan bakar minyak jenis Pertalite, (r = -0,028, sig > 0,05). Dengan demikian hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak, yang berarti bahwa variabel kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Pertalite.

d. Hipotesis 4

Hipotesis ke 4 mengatakan bahwa promosi, harga, dan kualitas produk, berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Untuk menguji hipotesis tersebut didasarkan pada nilai sig. . Hasil analisis data disampaikan dalam tabel berikut:

Tabel 5.15

Hasil Uji Stimultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 96.110 3 32.037 11.834 .000a

Residual 259.890 96 2.707

Total 356.000 99

a. Predictors: (Constant), KUALITAS PRODUK, PROMOSI, HARGA b. Dependent Variable: K.PEMBELIAN

Sumber: Hasil olah data 2016

Berdasarkan tabel 5.15 di atas, dapat dikatakan bahwa model regresi berganda ini baik. Artinya bahwa variabel promosi ( ), dan harga ( ) berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Pertalite dan dapat menjadi prediktor variabel keputusan pembelian produk Pertalite ( = 11,834; sig < 0,01).

Kemampuan variabel promosi dan harga, dalam memprediksi keputusan pembelian dapat dilihat pada koefisien determinasi. Besarnya koefisien determinasi dapat dilihat pada nilai seperti yang tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 5.17 Hasil Uji Determinasi

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .520a .270 .247 1.645

a. Predictors: (Constant), KUALITAS PRODUK, PROMOSI, HARGA

Sumber: Hasil olah data, 2016

Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka (R Square) sebesar 0,270 (27%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel bebas (promosi dan harga) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) sebesar 27%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh promosi, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Pertalite di Kota Yogyakarta. Dari analisis yang sudah dijelaskan di atas, berikut adalah pembahasan dari penelitian ini:

1. Pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian produk Pertalite.

Hasil pengujian hipotesis pertama mengenai pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian produk Pertalite menemukan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan promosi terhadap keputusan pembelian produk Pertalite (r = 0,138; sig < 0,05). Dengan melihat uji hipotesis tersebut, dapat disimpulkan

bahwa kegiatan promosi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

Promosi merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Promosi akan membawa dan mengarahkan konsumen membeli produk-produk yang telah dirancang oleh produsen. Promosi yang baik akan mampu menarik perhatian konsumen agar tertarik untuk membeli produk, serta mampu memberikan respon pembeli yang kuat. Pada umumnya sebelum konsumen melakukan keputusan pembelian konsumen biasanya mengumpulkan informasi-informasi melalui sumber-sumber informasi seperti koran, majalah, browsing, radio televisi, dan sumber-sumber informasi lainnya. Informasi tersebut digunakan untuk menentukan pilihan akhir atau keputusan beli konsumen. Dari 100 konsumen produk Pertalite yang menjadi responden dalam penelitian sebanyak 58 konsumen (58%)

menilai bahwa kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan “baik” dan 8 konsumen (8%) menilai “sangat baik” dalam penelitian ini juga ditemukan

bahwa ada pengaruh positif kegiatan promosi terhadap keputusan pembelian produk Pertalite. Hal ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan melalui media cetak, media elektronik, maupun spanduk yang dilakukan perusahaan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen mampu menarik perhatian masyarakat dan memberikan respon konsumen berupa keputusan pembelian. Artinya promosi yang dilakukan perusahaan dalam memasarkan produk Pertalite dapat menarik perhatian masyarakat dan mampu menciptakan keputusan pembelian.

Produk Pertalite merupakan produk baru yang dikeluarkan oleh perusahaan, sebagian masyarakat belum mengenal produk Pertalite, oleh karena itu dalam memasarkan produk baru perusahaan harus mampu mengenalkan dan mengomunikasikan produk yang dipasarkannya kepada khalayak atau masyarakat dengan tujuan untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dan mencapai tujuan perusahaan.

2. Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk Pertalite.

Hasil pengujian hipotesis kedua mengenai pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk Pertalite, menemukan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan harga terhadap keputusan pembelian produk Pertalite (r = 0,195; sig < 0,05). Dari 100 konsumen produk Pertalite yang menjadi responden dalam penelitian, sebanyak 57 responden menilai bahwa harga produk Pertalite tergolong terjangkau dan dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk Pertalite. Oleh karena itu penetapan harga yang meliputi unsur keterjangkauan harga, harga dengan manfaat yang diterima (porsi), serta kemampuan bersaing dengan harga merek lain dapat mempengaruhi keputusan pembelian produk Pertalite. Hal ini berarti bahwa konsumen akan lebih memilih produk dengan harga yang relatif terjangkau. Dalam penelitian ini konsumen menilai bahwa produk Pertalite memiliki harga yang terjangkau dan mereka cenderung memiliki keputusan yang lebih tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa harga yang ditetapkan perusahaan akan mempengaruhi proses keputusan pembelian

konsumen. Pada proses pembelian konsumen akan membandingkan harga produk tersebut dengan produk lain, dalam penelitian ini konsumen membandingkan produk Pertalite dengan produk bahan bakar minyak jenis lainnya yaitu produk pertamax dan produk premium. Proses pembandingan ini akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen apabila harga yang ditetapkan sesuai dengan manfaat yang dirasakan maka keputusan pembelian akan terjadi.

3. Pengaruh kualitas produk dengan keputusan pembelian produk Pertalite

Pengujian hipotesis ketiga mengenai pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk Pertalite menemukan bahwa kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Pertalite (r = - 0,28; sig. > 0,05. Dari 100 konsumen produk pertalite yang menjadi

responden dalam penelitian ini, sebanyak 63 responden menyatakan bahwa kualitas produk Pertalite baik. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penemuan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Pertalite. Hal ini kemungkinan terjadi disebabkan karena konsumen tidak terlalu memperhatikan kualitas produk bahan bakar minyak yang mereka gunakan. Keputusan pembelian seseorang berarti tidak selalu dipengaruhi oleh kualitas produk. Sebagian dari konsumen produk Pertalite berpendapat bahwa kualitas dari produk Pertalite ini tanggung atau kurang maksimal apabila mereka ingin menggunakan bahan bakar minyak yang berkualitas maksimal, diduga konsumen akan lebih memilih untuk menggunakan bahan bakar minyak jenis

Pertamax dibandingkan dengan Pertalite karena selisih harga dari produk Pertalite dan Pertamax hanya sedikit. Kemungkinan lain adalah produk Pertalite dipandang sebagai kebutuhan pokok sehingga konsumen berpikir bahwa bagaimana pun kualitas dari bahan bakar, mereka tetap membutuhkan dan tetap memutuskan untuk membelinya. Hasil penelitian yang mendukung penelitian ini, Puspita (2014) yang menemukan bahwa kualitas produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.

4. Pengaruh promosi dan harga terhadap keputusan pembelian produk Pertalite

Hasil hipotesis menunjukkan bahwa promosi, harga, dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Pertalite dan dapat menjadi prediktor yang baik dari keputusan pembelian (F-hitung = 11,834; sig < 0,01).

Hasil keputusan pembelian produk Pertalite di Kota Yogyakarta dipengaruhi oleh kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan, apabila kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan ditingkatkan masyarakat akan menjadi lebih mengenal produk Pertalite sehingga tingkat keputusan pembelian produk Pertalite pun juga akan meningkat. Selain promosi, yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah harga. Penetapan harga produk harus disesuaikan dengan manfaat yang diberikan kepada konsumen karena konsumen akan lebih memilih produk yang relatif terjangkau dan manfaat yang diterima (porsi) sesuai dengan yang diinginkan.

100

BAB VI

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

Dokumen terkait