• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

E. Prosedur Pengumpulan Data

1. Uji Coba Instrumen

Uji coba alat penelitian dilaksanakan untuk mengetahui taraf validitas dan reliabilitasnya. Uji coba alat ukur penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2007. Subyek yang dijadikan responden uji coba alat ukur penelitian adalah siswa kelas VIIB dan VIIIE. Subyek tersebut dianggap representatif dan memiliki karakteristik yang sama dengan subyek penelitian.

Instrumen penelitian sudah semestinya diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui item-item yang valid dan reliabel sehingga dapat digunakan untuk penelitian sesungguhnya. Sedangkan untuk item yang tidak valid dan tidak reliabel akan digugurkan. Setelah data uji coba terkumpul, kemudian diolah dengan komputer program Microsoft Office Excel 2003. Sedangkan untuk menganalisis validitas dan reliabilitas di gunakan program SPSS for Window seri 13 dangan taraf signifikasi 1% dan 5%. Adapun sebaran item yang diujicobakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Sebaran Item Persepsi Gaya Kepemimpinan dalam Uji Coba

Kuesioner Aspek Nomor butir item Jumlah

Otoriter 1, 4, 7, 9, 17, 20, 23, 26, 27, 28, 30, 35, 37, 39, 42, 45, 49, 52, 54, 59 20 Laissez-Faire 3, 6, 8, 11, 13, 16, 18, 21, 24, 25, 29, 32, 33, 41, 44, 47, 50, 53, 56, 60 20 Kecenderungan Penerapan Gaya Kepemimpinan Guru Fisika dalam Mengajar di Kelas Demokratis 2, 5, 10, 12, 14, 15, 19, 22, 31, 34, 36, 38, 40, 43, 46, 48, 51, 55, 57, 58 20 Total 60

Tabel 4: Sebaran Item Motivasi Belajar Siswa dalam Uji Coba

Sebaran item Kuesioner Aspek

Positif Negatif

Jumlah

Dalam mempelajari fisika 1, 13 11, 26 4 Dalam menghadapi kesulitan

belajar fisika 9 2, 3, 7, 8 5

Dalam menghadapi tugas-tugas fisika

4, 19, 20,

22 18, 21 6

Minat terhadap fisika dan dalam mengerjakan soal-soal fisika

10, 24 15, 17 4

Prestasi belajar fisika 5, 6, 30 27, 28, 29 6 Motivasi

Siswa dalam Belajar Fisika

Keinginan yang kuat untuk maju dan berhasil dalam fisika serta keinginan untuk bekerja dan belajar sendiri tanpa bantuan orang lain

12, 14, 16, 23, 25 5

Total 15 15 30

a. Validitas (Kesahihan)

Validitas atau kesahihan adalah seberapa cermat, tepat dan teliti alat ukur mampu melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1997: 176). Menurut Masidjo (1995: 242), validitas adalah taraf sampai dimana suatu alat tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan menurut Suparno (2000: 28), validitas menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Untuk mengetahui tingkat validitas alat ukur pada penelitian ini, ditempuh uji analisis validitas isi (content validity) secara internal. Prosedur pengujiannya dilakukan dengan cara menganalisis setiap item (item analysis) masing-masing kuesioner dengan mengkorelasikan skor setiap item (X) dengan skor total (Y). Dalam penelitian ini digunakan teknik korelasi Product Moment Pearson (Masidjo, 1995: 142; Suparno, 2000: 40) dengan rumus sebagai berikut:

( )( )

( )

{

∑ ∑

}{

∑ (∑ )

}

∑ ∑ ∑

= 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan:

rxy : Koefisien validitas item

∑X : Jumlah skor dalam sebaran X

∑Y : Jumlah skor dalam sebaran Y

∑XY : Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan

∑X2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑Y2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y N : Banyaknya subyek

Proses penghitungan taraf validitas dilakukan dengan memberi skor pada setiap item dan menstabulasikan ke dalam data uji coba. Selanjutnya dilakukan penghitungan dengan menggunakan komputer program SPSS For Window seri 13.

Idealnya, untuk memilih item yang baik harus dilakukan penghitungan korelasi antara skor total setiap item dengan skor total skala (Azwar, 1998: 174). Namun, khusus untuk kuesioner gaya kepemimpinan, skor total setiap item hanya dikorelasikan dengan skor total item per aspek bukan skor total skala. Karena kalau dikorelasikan dengan skor total skala, skornya terlalu tinggi, dan akan menyebabkan banyak item yang tidak valid dan gugur. Sedangkan untuk kuesioner motivasi belajar siswa, skor total setiap item tetap dikorelasikan dengan skor total skala.

Penetapan validitas item menggunakan kriteria Azwar dan Friedenberg (dalam Sulistiya, 2003) yang menyatakan bahwa untuk skala psikologi sebaiknya digunakan harga koefisien korelasi minimal 0,30. Dengan demikian, item yang koefisien korelasi < 0,30 dinyatakan gugur atau tidak valid, sedangkan item yang dianggap valid adalah item dengan koefisien korelasi ≥

0,30.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 60 item kuesioner gaya kepemimpinan guru fisika diperoleh 52 item valid, 8 item yang tidak valid atau digugurkan. Sehingga jumlah item keseluruhan kuesioner gaya kepemimpinan yang digunakan dalam penelitian adalah 52 item. Sebaran item kuesioner persepsi terhadap gaya kepemimpinan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5: Sebaran Item Persepsi Gaya Kepemimpinan dalam Penelitian

Kuesioner Aspek Nomor butir item Jumlah

Otoriter 1, 4, 6, 14, 15, 18, 20, 21, 22, 24, 29, 31, 33, 36, 39, 42, 46, 51 18 Laissez-Faire 5, 8, 10, 13, 16, 19, 23, 26, 27, 35, 38, 41, 43, 45, 48, 52 16 Kecenderungan Penerapan Gaya Kepemimpinan Guru Fisika dalam Mengajar di Kelas Demokratis 2, 3, 7, 9, 11, 12, 17, 25, 28, 30, 32, 34, 37, 40, 44, 47, 49, 50 18 Total 52

Sedangkan perhitungan yang dilakukan terhadap 30 item kuesioner motivasi belajar siswa berdasarkan kriteria Azwar dan Friedenberg ditemukan 30 item valid, 0 item tidak valid atau digugurkan. Sehingga jumlah item keseluruhan yang digunakan dalam penelitian adalah tetap 30 item. Sebaran item penelitian kuesioner motivasi sama dengan sebaran item saat uji coba.

Sementara untuk melihat koefisien validitas keseluruhan digunakan rumus: tt t r r = Keterangan: r = Koefisien validitas

rtt = Koefisien reliabilitas (Garrett, 1967: 349)

Rekapitulasi hasil ujicoba taraf validitas skala persepsi terhadap gaya kepemimpinan dan motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4.

b. Reliabilitas (keandalan)

Reliabilitas suatu alat ukur merupakan taraf sampai di mana suatu alat ukur mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran (Masidjo, 1995: 209). Menurut Azwar (1995: 176), reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif konsisten jika dilakukan pengukuran ulang pada subyek yang sama. Sedangkan menurut Suparno (2000: 29), reliabilitas suatu alat ukur menunjuk pada level konsistensi internal dari alat ukur sepanjang waktu. Suatu angket yang reliabel akan menunjukkan ketelitian dan keajegan hasil dalam berbagai pengukuran.

Untuk menguji tingkat reliabilitas digunakan metode belah dua (metode genap gasal). Metode belah dua merupakan metode yang lebih efisien karena dalam menentukan taraf reliabilitas hanya menggunakan satu alat ukur untuk satu pengukuran. Hasil dari tes tersebut dibagi dua, yaitu skor yang berasal

dari item bernomor gasal dan item bernomor genap. Kedua belah dikorelasikan dengan formula korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut:

( )( )

( )

{

∑ ∑

}{

∑ (∑ )

}

∑ ∑ ∑

= 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan:

rxy = Koefisien validitas item

∑X = Jumlah skor dalam sebaran X (item gasal)

∑Y = Jumlah skor dalam sebaran Y (item genap)

∑XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan

∑X2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑Y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y N = Banyaknya subyek

Hasil yang diperoleh dengan formula tersebut baru mencerminkan taraf reliabilitas setengah tes/alat. Untuk memperoleh taraf reliabilitas suatu alat sesunguhnya digunakan formula koreksi dari Spearman-Brown (Masidjo, 1995: 219). Formula Spearman-Brown merupakan sebuah formula komputasi yang sangat populer untuk reliabilitas alat ukur yang dibelah menjadi dua bagian yang relatif paralel (Azwar, 1997: 68). Adapun formula koreksi Spearman-Brown adalah sebagai berikut:

gg gg tt r xr r + = 1 2

Keterangan:

rtt: Koefisien reliabilitas rgg: Koefisien genap gasal

Namun dalam penelitian ini, besarnya koefisien reliabilitas dinyatakan dengan Alpha Cronbach antara 0 sampai 1,00. Peneliti menggunakan metode Alpha Cronbach karena selain telah tersedia dalam program komputer SPSS for windows seri 13 juga merupakan teknik penguji tingkat reliabilitas suatu skala penelitian yang paling banyak digunakan. Berdasarkan nilai Alpha Cronbach, tingkat reliabilitas suatu alat ukur diklasifikasikan menjadi 5, dari kurang reliabel sampai sangat reliabel (Triton, 2006) sebagai berikut:

Tabel 6: Reliabilitas Alpha Cronbach Alpha Cronbach Klasifikasi 0,00 – 0,20 Kurang Reliabel > 0,20 – 0,40 Agak Reliabel > 0,40 – 0,60 Cukup Reliabel > 0,60 – 0,80 Reliabel > 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel

Rekapitulasi hasil perhitungan taraf reliabilitas instrumen penelitian ini dapat dilihat di bawah ini:

Reliabilitas gaya Otoriter

Reliability Statistics

.868 20

Cronbach's

Reliabilitas gaya Laissez-faire

Reliability Statistics

.791 20

Cronbach's

Alpha N of Items

Reliabilitas gaya Demokratis

Reliability Statistics

.900 20

Cronbach's

Alpha N of Items

Reliabilitas skala Motivasi Reliability Statistics

.818 30

Cronbach's

Alpha N of Items

Dengan mengacu pada tabel 6 tentang tingkat reliabilitas suatu alat ukur berdasarkan Alpha Cronbach maka dapat diketahui bahwa gaya otoriter berada pada kualifikasi sangat reliabel (0,868), gaya laissez-faire berada pada kualifikasi reliabel (0,791), gaya demokratis berada pada kualifikasi sangat reliabel (0,900) dan motivasi belajar siswa berada pada kualifikasi sangat reliabel (0,818).

Dokumen terkait