• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Uji Faktor Hipotesis Pertama

Sebelum melakukan pengujian terhadap kualitias data yang digunakan, penelitian ini terlebih dahulu melakukan uji faktor. Pengujian ini bertujuan untuk melihat variabel yang dapat digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen tunai.

Hasil uji faktor yang digunakan untuk mengetahui variabel yang digunakan dalam penelitian akan ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Uji Kaiser-Meyer-Olkin Pertama

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,417 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 55,706

Df 15

Sig. ,000

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Pada Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa hasil uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) ternyata 0.417 dibawah 0.50, berarti data tidak signifikan untuk melakukan analisis faktor. Untuk itu harus melihat anti-image matrix untuk menentukan variabel mana yang harus dibuang agar dapat dilakukan analisis faktor.

Tabel 5.2 Uji Anti-image Matrices Pertama

ROA CR DTA IOS Size Growth Anti-image Covariance ROA ,786 ,062 ,161 -,196 -,048 -,215 CR ,062 ,311 ,243 -,057 ,223 -,106 DTA ,161 ,243 ,309 -,102 ,146 -,177 IOS -,196 -,057 -,102 ,861 -,185 ,102 Size -,048 ,223 ,146 -,185 ,701 -,038 Growth -,215 -,106 -,177 ,102 -,038 ,849 Anti-image Correlation ROA ,413a ,126 ,327 -,239 -,065 -,263 CR ,126 ,452a ,784 -,109 ,477 -,206 DTA ,327 ,784 ,425a -,197 ,314 -,346 IOS -,239 -,109 -,197 ,444a -,238 ,119 Size -,065 ,477 ,314 -,238 ,389a -,049 Growth -,263 -,206 -,346 ,119 -,049 ,238a a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Hasil uji anti image correlation pada Tabel 5.2 menunjukkan bahwa variabel growth (X6) memiliki nilai korelasi terkecil yaitu 0,238. Oleh karena itu, variabel growth (X6) dikeluarkan dari analisis. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yiadom dan Samuel Kwaku Agyei (2011) menjelaskan tidak ada pengaruh antara pertumbuhan perusahaan dengan pembagian dividen tunai. Perusahaan yang berkembang adalah perusahaan yang mengalami peningkatan pertumbuhan dalam

perkembangan usahanya dari tahun ke tahun. Tidak signifikannya nilai growth

selama periode pengamatan dikarenakan oleh adanya data perusahaan yang memiliki nilai growth yang minus yang berarti perusahaan pada tahun pengamatan ada yang tidak mengalami pertumbuhan.

Tabel 5.3 Uji Kaiser-Meyer-Olkin Kedua

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,461 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 50,260

Df 10

Sig. ,000

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Pada Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa hasil uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) ternyata masih 0.461 dibawah 0.50, berarti data tidak signifikan untuk melakukan analisis faktor. Untuk itu harus melihat anti-image matrix untuk menentukan variabel mana yang harus dibuang agar dapat dilakukan analisis faktor.

Tabel 5.4 Uji Anti-image Matrices Kedua

ROA CR DTA IOS Size

Anti-image Covariance ROA ,845 ,040 ,142 -,186 -,062 CR ,040 ,325 ,262 -,046 ,228 DTA ,142 ,262 ,351 -,093 ,157 IOS -,186 -,046 -,093 ,874 -,183 Size -,062 ,228 ,157 -,183 ,703 Anti-image Correlation ROA ,556a ,076 ,260 -,216 -,081 CR ,076 ,470a ,776 -,087 ,478 DTA ,260 ,776 ,456a -,167 ,317 IOS -,216 -,087 -,167 ,508a -,234 Size -,081 ,478 ,317 -,234 ,388a a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Hasil uji anti image correlation pada Tabel 5.4 menunjukkan variabel size (X5) yaitu nilai korelasi 0,388 < 0,5. Sehingga, variabel size dikeluarkan dari analisis. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hashemi dan

Fatemeh Zahra Kashani Zadeh (2012) yang menyatakan adanya pengaruh positif terhadap pembagian dividen tunai. Size adalah simbol ukuran suatu perusahaan yang ditentukan melalui log natural dari total asset tiap tahun. Ukuran perusahaan yang mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal. Kemudahan ini cukup berarti untuk kemampuan dalam memperoleh dana yang lebih besar sehingga perusahaan mampu membayar dividen tunai. Dengan demikian perusahaan memiliki total asset yang besar maka disimpulkan bahwa perusahaan akan menentukan dividen yang besar pula. Semakin besar kemampuan meminjam perusahaan, semakin besar fleksibilitas keuangan dan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Dalam temuan ini, total asset yang dimiliki perusahaan emiten tidak konstan, yang berpengaruh terhadap pembagian dividen ke pada investor. Hal ini dapat dijelaskan dengan kemungkinan adanya perbedaan data tahun penelitian yang diteliti. Tahun penelitian yang dilakukan oleh Hashemi dan Fatemeh Zahra Kashani Zadeh (2012) adalah lima tahun, sedangkan tahun penelitian yang dilakukan peneliti sekarang hanya empat tahun. Sehingga, ada kemungkinan perbedaan jumlah tahun penelitian mempengaruhi proses uji faktor yang menyebabkan variabel size dalam uji faktor tidak signifikan.

Tabel 5.5 Uji Kaiser-Meyer-Olkin Ketiga

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,498 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 37,747

Df 6

Sig. ,000

Pada Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa hasil uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) ternyata masih 0.498 dibawah 0.50, berarti data belum signifikan untuk melakukan analisis faktor. Untuk itu harus melihat anti-image matrix untuk menentukan variabel mana yang harus dibuang agar dapat dilakukan analisis faktor.

Tabel 5.6 Uji Anti-image Matrices Ketiga

ROA CR DTA IOS

Anti-image Covariance ROA ,850 ,078 ,174 -,215

CR ,078 ,421 ,304 ,018

DTA ,174 ,304 ,390 -,061 IOS -,215 ,018 -,061 ,925 Anti-image Correlation ROA ,445a ,131 ,302 -,243

CR ,131 ,509a ,750 ,029

DTA ,302 ,750 ,499a -,101 IOS -,243 ,029 -,101 ,508a a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Hasil uji anti image correlation pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa variabel ROA (X1) memiliki nilai korelasi 0,445 < 0,5. Oleh Karena itu, variabel ROA (X1) dikeluarkan dari analisis. Return on assets adalah salah satu alat untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menghasilkan laba dengan pemanfaatan dari aktiva yang dimiliki perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2007), Vianita dan Amperaningrum

(2012), Andriyani (2008) serta Yiadom dan Samuel Kwaku Agyei (2011) yang

dengan pembagian dividen tunai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh positif variabel return on asset terhadap dividen menjelaskan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan akan berdampak pada peningkatan pembagian dividen yang akan dibayarkan. Tanda positif dalam penelitian tersebut sesuai dengan teori signaling hypothesis yang dikemukan oleh Miller dan Mondigliani dalam Sartono (2010) yang menyatakan bahwa kenaikan dividen merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan datang. Berdasarkan teori tersebut, dapat ditunjukkan bahwa penghasilan yang tinggi melalui asset yang dimiliki yang tercermin dari nilai return on asset menunjukkan pengaruh yang positif terhadap kebijakan dividen.

Hasil penelitian kali ini bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya. ROA tidak signifikan mempengaruhi dividen karena ternyata makin meningkat ROA belum tentu akan menyebabkan makin tingginya dividen, bahwa secara umum perusahaan sampel dalam penelitian ini telah beroperasi dalam kurun waktu yang lama. Perusahaan-perusahaan ini telah memiliki banyak cadangan laba yang dapat digunakan baik untuk diinvestasikan kembali maupun dibagikan dalam bentuk dividen tanpa harus mengubah proporsi dividen bagi pemegang saham yang sebagian besar juga merupakan manajerial pemegang saham (managerial shareholder).

Selain itu, hal ini dikarenakan kemungkinan faktor perbedaan tahun penelitian, yang mana tahun penelitian Suharli (2007) selama dua tahun, Vianita dan Amperaningrum (2012) selama tiga tahun, Andriyani (2008) selama tiga tahun,

serta Yiadom dan Samuel Kwaku Agyei (2011) selama lima tahun yang akan mempengaruhi jumlah sampel data yang ada untuk dilakukan uji faktor.

Tabel 5.7 Uji Kaiser-Meyer-Olkin Keempat

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,513 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 32,068

Df 3

Sig. ,000

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Pada Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa hasil uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) sudah memenuhi syarat yaitu 0,513 > 0.50, berarti data sudah signifikan untuk dilakukan analisis faktor.

Tabel 5.8 Uji Anti-image Matrices Keempat

CR DTA IOS Anti-image Covariance CR ,428 ,322 ,041 DTA ,322 ,429 -,019 IOS ,041 -,019 ,982 Anti-image Correlation CR ,508a ,752 ,063 DTA ,752 ,508a -,030 IOS ,063 -,030 ,863a a. Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Selain melihat nilai dari Keiser-Meyer-Olkin, dapat juga dengan nilai anti image correlation diatas 0.50 maka analisis faktor dapat dilakukan. Sehingga variabel yang signifikan, yang digunakan sebagai faktor-faktor dalam mempengaruhi kebijakan dividen tunai adalah current ratio, debt to total asset, investment opportunity set.

5.2 Statistik Deskriptif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011 dan juga untuk menjamin terpenuhi asumsi yang diperlukan dalam melakukan pengujian terhadap model regresi berganda.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah current ratio, debt to total asset, investment opportunity set. Analisis statistik deskriptif masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terdapat pada Tabel 5.9 berikut:

Tabel 5.9 Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CurrentRatio 104 ,65886 11,74281 3,3384888 2,46676827 DTA 104 ,04808 ,89396 ,3598083 ,19179520 2,46910716 IOS 104 ,24688 14,35910 1,9301088

Dividen 104 109961600 8,E12 4,20E11 1,239E12 ,54880924 DER 104 ,10412 2,44533 ,7049212

Valid N (listwise)

104

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil statistik deskriptif yang ditampilkan di Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa data yang akan digunakan dalam penelitian ini sangat bervariasi dengan kisaran yang lebar. Hal ini mengindikasikan bahwa data penelitian ini mungkin tidak berdistribusi normal.

Tabel 5.9 menunjukkan nilai minimun current ratio dalam kurun waktu 2008-2011 yaitu sebesar 0,658. Current ratio terendah dimiliki oleh emiten

MLBI pada tahun 2009. Tingkat current ratio maksimum sebesar 11,742, yang ditunjukkan oleh emiten TCID pada tahun 2011. Rata-rata dari current ratio adalah 3,338 yang menunjukkan rata-rata perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008- 2011 dengan memiliki standar deviasi sebesar 2,466.

Tabel 5.9 menunjukkan nilai minimun debt to total asset dalam kurun waktu 2008-2011 yaitu sebesar 0,0480. Dan nilai debt to total asset terendah dimiliki oleh emiten TCID pada tahun 2009. Tingkat maksimum debt to total asset sebesar 0,893, yang ditunjukkan oleh emiten MLBI pada tahun 2009. Rata- rata dari debt to total asset adalah 0,359 dengan memiliki standar deviasi sebesar 0,191.

Tabel 5.9 menunjukkan nilai minimun investment opportunity set dalam kurun waktu 2008-2011 yaitu sebesar 0,246. Dan nilai investment opportunity set terendah dimiliki oleh emiten INTP pada tahun 2008. Tingkat maksimum investment opportunity set sebesar 14,359, yang ditunjukkan oleh emiten CTBN pada tahun 2009. Rata-rata dari investment opportunity set adalah 1,9301 dengan memiliki standar deviasi sebesar 2,469.

Dari Tabel 5.9 diperlihatkan bahwa angka rata-rata dividen tunai adalah 4,20E11 nilai maksimum adalah 8,E12 dan nilai terendah adalah 109961600 dengan standar deviasi sebesar 1,239E12. Nilai tertinggi ditunjukkan oleh emiten HMSP pada tahun 2012 dan terendah ditunjukkan oleh emiten MERK 2010.

Tabel 5.9 menunjukkan nilai minimun DER dalam kurun waktu 2008- 2011 yaitu sebesar 0,104. Dan nilai debt to equity ratio terendah dimiliki oleh

emiten TCID pada tahun 2010. Tingkat maksimum debt to equity ratio sebesar 2,445, yang ditunjukkan oleh emiten GDYR pada tahun 2008. Rata-rata dari debt to equity ratio adalah 0,704 dengan memiliki standar deviasi sebesar 0,548.

Dokumen terkait