• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel X Tipe Kepemimpinan

ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.5. Uji Hipotesa

x - Kurang setuju = 100% 8,95% 67 6 = x - Setuju = 100% 56,71% 67 38 = x - Sangat setuju = 100% 2,98% 67 2 = x

Responden menyatakan setuju dengan tipe kepemimpinan kompromi dan setuju kepuasan kerja muncul dari hasil harapan yang terpenuhi persentasinya sebanyak 56,71%, kurang setuju memiliki persentase sebanyak 8,95% dan yang sangat setuju persentasenya hanya 2,98%.

IV.5. Uji Hipotesa

Pengujian hipotesa adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesa, terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman yaitu : rho = ) 1 ( 6 1 2 2 − −

N N d

Dengan menggunakan analisa Spearman melalui aplikasi SPSS 16.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 36

Hasil Uji Korelasi Spearman

Correlations Setiap Tipe Kepemimpinan mempengaruhi kepuasan kerja Tipe Kepemimpinan yang sesuai di tempat anda menimbulkan kepuasan anda dalam bekerja Spearman's rho Setiap Tipe

Kepemimpinan mempengaruhi kepuasan kerja Correlation Coefficient 1.000 .364 ** Sig. (2-tailed) . .002 N 67 67 Tipe Kepemimpinan yang sesuai di tempat anda menimbulkan kepuasan anda dalam bekerja Correlation Coefficient .364 ** 1.000 Sig. (2-tailed) .002 . N 67 67

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil korelasi Spearman pada tabel 36 di atas, maka diketahui besar korelasi koefisien Spearman (Rho) adalah 0,364. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,364 menunjukkan hubungan yang rendah tetapi pasti.

Tanda korelasi pada koefisien korelasi menghasilkan + 0,364, yang menunjukkan arah hubungan yang sama antara variabel X dan variabel Y. Dengan kata lain, hal ini berarti semakin sesuainya tipe kepemimpinan di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat maka semakin tinggi kepuasan kerja para pegawai di Kantor Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat ataupun sebaliknya, semakin tidak sesuainya tipe kepemimpinan di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat maka semakin rendah pula kepuasan kerja para pegawai di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat.

Signifikansi hasil korelasi dapat dilihat berdasarkan perbandingan nilai probabilitas dan tanda */** (flag of significant ) diberikan SPSS. Jika probabilitas > 0,005, maka Ha ditolak, jika probabilitas < 0,005 maka Ha diterima. Pada bagian output korelasi di atas terlihat pasangan data yang berkorelasi secara signifikan, yaitu antara tipe kepemimpinan dan kepuasan kerja (probablilitas 0,001 yang lebih kecil dari 0,005 atau 0,001 < 0,005)

Selanjutnya dapat dilihat pada variabel tipe kepemimpinan dan kepuasan kerja yang menunjukkan bahwa kedua variabel berkorelasi secara signifikan.

Berdasarkan analisa di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada pegawai di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat adalah 0,364. Sesuai kaidah dalam Spearman rs koefisien bahwa jika rs > 0 maka hipotesis diterima. Signifikan korelasi diketahui dari probabilitas yang lebih kecil dari 0,005 (0,001 < 0,005) dan tanda ** (flag of significant) yang menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan, maka hubungannya adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan.

IV.6. Pembahasan

Setelah menganalisis setiap data dari kuesioner, maka dilanjutkan dengan menguji hipotesis yaitu pengukuran tingkat hubungan diantara dua variabel yang linear dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman. Spearman rs menjelaskan hubungan antara variabel X dan Y yang tidak diketahui sebaran data dan sebaran tidak normal.

Dengan hipotesa yang diajukan, diharapkan dapat menunjukkan apakah terdapat hubungan antara tipe kepemimpinan dan kepuasan kerja pada pegawai di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat.

Pengujian hipotesa dimulai dengan membuat ranking dari nilai-nilai jawaban responden (pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat) pada kuesioner, yang telah diberi skor terlebih dahulu untuk setiap pertanyaan. Berdasarkan analisa SPSS, maka diperoleh koefisien korelasi rs sebesar 0,364. Berdasarkan pernyataan rs > 0, maka hipotesa diterima. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,005 maka hal ini menunjukkan signifikansi, artinya hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha (hipotesa alternatif), yaitu terdapat hubungan antara tipe kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pada pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat. Sekaligus juga menolak hipotesis yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara tipe kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pada pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat

Kemudian untuk mengetahui tingkat signifikan hasil hipotesis tersebut, dilakukan dengan membandingkan probabilitas dengan nilai probabilitas 0,005. Maka diperoleh hasil 0,001 < 0,005 yang menunjukkan signifikansi, maka dinyatakan bahwa hubungannya signifikan. Artinya tipe kepemimpinan memiliki hubungan dengan kepuasan kerja pada pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat. Tingkat signifikan tergantung dari ada tidaknya hubungan antara variabel X dan Y.

Selanjutnya untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford. Hasil rs = 0,364 pada skala 0,20-0,40. Hal ini menunjukkan hubungan yang rendah tetapi pasti antara tipe kepemimpinan dan kepuasan kerja.

Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan hubungan antara variabel X dan Y, yaitu dengan rumus :

Kp = (rs)2 x 100%

Kp = (0,364)2 x 100%

Kp = 0,132 x 100%

Kp = 13%

Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan hubungan antara variabel X dan variabel Y dalam penelitian ini adalah sebesar 13% artinya sebesar 87% responden mendapatkan kepuasan kerja dari hal lain seperti gaji yang memuaskan, lingkungan kerja yang menyenangkan dan juga partner yang bisa saling bertukar pikiran. Hasil uji hipotesis merupakan hasil akhir dari keseluruhan analisa data. Setelah seluruh nilai-nilai diperoleh, maka akan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dan saran pada BAB V.

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tipe kepemimpinan yang terdapat di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten

Langkat adalah tipe kepemimpinan eksekutif yaitu tipe kepemimpinan dimana sang pimpinan banyak memberikan perhatian dalam tugas-tugas pekerjaan dan hubungan kerja kepada para pegawai yang merupakan bawahannya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja di Kantor Sekretariat

Daerah Kabupaten Langkat seperti karakteristik pekerjaan, sarana yang memadai, harapan yang terpenuhi, gaji yang layak, rekan kerja yang mendukung dan perlakuan yang adil di tempat kerja.

3. Berdasarkan hasil korelasi Spearman pada tabel 37 di atas, maka diketahui

besar korelasi koefisien Spearman (rho) adalah 0,364. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,364 menunjukkan hubungan yang rendah tetapi pasti artinya semakin sesuainya tipe kepemimpinan di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat maka semakin tinggi kepuasan kerja para pegawai di kantor Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat ataupun sebaliknya, semakin tidak sesuainya tipe kepemimpinan di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat maka semakin rendah pula kepuasan kerja para pegawai di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat.

IV.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan sejumlah saran sebagai berikut :

1. Kepuasan kerja mempunyai peranan yang sangat penting untuk memudahkan

tercapainya tujuan organisasi, untuk itu setiap pimpinan hendaknya memperhatikan kepuasan kerja pegawainya. Karena bila diabaikan akan dapat menimbulkan hal-hal negatif seperti penurunan produktifitas, kedisiplinan, dan bahkan menimbulkan keinginan pegawai untuk keluar dari instansi tempat ia bekerja.

2. Pemberian penghargaan dan juga hukuman hendaknya dilakukan secara adil

dan transparan, agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Adil dalam artian tepat sasaran dan tepat dalam menjatuhkan reward and punishment. Sedangkan transparan berarti tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi, sehingga pegawai lain mengetahui adanya hukuman maupun penghargaan untuk setiap kesalahan maupun prestasi yang mereka buat. Kriteria pemberian penghargaan maupun hukuman hendaknya dipaparkan secara jelas, agar tidak menimbulkan prasangka-prasangka negatif.

3. Komunikasi dari atasan kepada bawahan dan sebaliknya hendaknya dapat

terjadi sesering mungkin, dalam situasi formal maupun non formal. Sehingga perasaan dibutuhkan dan diperhatikan akan muncul dalam diri pegawai, sehingga setiap masalah yang timbul akan dapat dibicarakan dan dicari jalan keluarnya.

Dokumen terkait