• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.13 Gambaran Umum Hasil Tes Siswa

3.13.1 Uji hipotesis

a. Uji F

Tabel 3.4 Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 14329.575 3 4776.525 91.543 .000a Residual 8452.786 162 52.178

Total 22782.361 165

a. Predictors:(constrant)PMU (X1) KPG(X2), PJG (X 3) b.Dependent Variabel:KPM

Ha :Pengaruh Pembuktian Pemecahan Masalah Jenis Geometri (PJG), Konten Pengetahuan Geometri (KPG), dan Pemecahan Masalah Umum (PMU) secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel terikat Ke-mampuan Menalaran Matematika (KPM)

H0 :Pengaruh Pembuktian Pemecahan Masalah Jenis Geometri (PJG), Konten Pengetahuan Geometri (KPG), dan Pemecahan Masalah Umum (PMU) secara bersama-sama tidak dapat mempengaruhi variabel terikat Kemampuan Menalaran Matematika (KPM)

49

Hasil uji F koefisien persamaan regresi diperoleh dari hasil F hitung sebe-sar 91.543 dengan tingkat signifikansi 0.000. Untuk nilai F table di cari dengan excel dengan rumus = finv(tingkat signifikansi, df 1, df 2), maka di-peroleh nilai F tabel sebesar 2.66 dengan hasil tersebut maka dapat disim-pulkan bahwa F hitung > F tabel atau 91.543 > 2.66 dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05, maka keputusan yang diambil adalah menolak Ha. Kare-na Ha : Seluruh variable Pengaruh Pembuktian Pemecahan Masalah Jenis Geometri (PJG), Konten Pengetahuan Geometri (KPG), dan Pemecahan Masalah Umum (PMU) secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel terikat Kemampuan Penalaran Matematika (KPM).

b. Uji T

Uji t di perlukan untuk mengetahui apakah variable Pengaruh Pembuktian Pemecahan Masalah Jenis Geometri (PJG), Konten Pengetahuan Geomet-ri (KPG), dan Pemecahan Masalah Umum (PMU) terhadap Kemampuan Penalaran Matematika (KPM). Untuk membuktikannya, maka dalam uji t menggunakan tinggat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df 3.

Tabel 3.5 Uji T Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 40.779 5.491 7.426 .000

PJG 1.253 .098 .670 12.837 .000

KPG .542 .084 .325 6.471 .000

PMU .110 .081 .070 1.357 .177

a.Dependent Variabel:KPM

Uji t untuk variabel Pembuktian Pemecahan Masalah Jenis Geometri (PJG)

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan Uji t. Nilai t untuk koefisien Pembuktian Pemecahan Masalah Jenis Geometri (PJG) adalah 12.837 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000. Nilai t tabel untuk pengujian signifikasi diperoleh dengan nilai alpha sebesar 5% dan df 164 diperoleh nilai t tabel sebesar 2,26 dengan keputusan menerima Ho serta menolak Ha jika t hitung < t tabel dan nilai signifikasi > 5% dan menolak Ho serta menerima Ha jika t hitung > t tabel dan nilai signifikasi < 5%.

50

Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung > t tabel atau 12.837 > 2, 26 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 atau < 5% . Ini berarti bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara Pengaruh Pembuktian Pe-mecahan Masalah Jenis Geometri (PJG) sebagai variabel X1 terhadap Kemam-puan Penalaran Matematika (KPM) sebagai variabel Y .

Uji t untuk variabel Konten Pengetahuan Geometri (KPG)

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan Uji t. Nilai t untuk koe-fisien Konten Pengetahuan Geometri (KPG) adalah 6,471 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000. Nilai t tabel untuk pengujian signifikasi diperoleh dengan nilai al-pha sebesar 5% dan df 164 diperoleh nilai t tabel sebesar 2,26 dengan keputusan menerima Ho serta menolak Ha jika t hitung < t tabel dan nilai signifikasi > 5%

dan menolak Ho serta menerima Ha jika t hitung > t tabel dan nilai signifikasi

< 5%.

Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung > t tabel atau 6, 471 > 2, 26 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 atau < 5%. Ini berarti bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara Pengaruh Konten Penge-tahuan Geometri (KPG) sebagai variabel X2 terhadap Kemampuan Penalaran Matematika (KPM) sebagai variabel Y .

Uji t untuk variabel Pemecahan Masalah Umum (PMU)

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan Uji t. Nilai t untuk koe-fisien Pemecahan Masalah Umum (PMU) adalah 2,357 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000. Nilai t tabel untuk pengujian signifikasi diperoleh dengan nilai al-pha sebesar 5% dan df 164 diperoleh nilai t tabel sebesar 2,26 dengan keputusan menerima Ho serta menolak Ha jika t hitung < t tabel dan nilai signifikasi > 5%

dan menolak Ho serta menerima Ha jika t hitung > t tabel dan nilai signifikasi

< 5%.

Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung > t tabel atau 2.357 > 2, 26 dengan nilai signifikasi sebesar 0,027 atau < 5% . Ini

51

berarti bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara Pengaruh Pemecahan Ma-salah Umum (PMU)sebagai variabel X3 terhadap Kemampuan Penalaran Mate-matika (KPM) sebagai variabel Y .

1. Pembahasan

Analisis regresi linier berganda data dalam Tahap I menghasilkan Konten Pengetahuan Geometri (KPG), dan Pemecahan Masalah Umum (PMU) terhadap Kemampuan Penalaran Matematika (KPM). sebagai indikator prediktif untuk sukses dalam pembuktian dekutif formal dalam geometri.

Hasil dari Tahap 1 memberikan arah penting tentang persyaratan penge-tahuan untuk Keberhasilan dalam memecahkan masalah melalui pembuktian de-duktif formal. Dalam pembuktian deduktif formal pada geometri pemecahan masalah merupakan informasi yang penting berkaitan dengan pengetahuan kon-ten geometri, sehingga informasi ini adalah prasyarat penting untuk memecah-kan masalah tersebut. Dengan demikian, perangkat untuk menyediamemecah-kan konten pengetahuan geometri (KPG)merupakan kebutuhan utama bagi lingkungan be-lajar. Pengetahuan ini konten sesuai dengan kebutuhan.

Namun, di beberapa perkembangan tingkat pengajaran geometri beberapa dari belum mampu dalam melakukan kegiatan ini (pembuktian deduktif formal).

Siswa harus dilengkapi dengan kegiatan perbaikan dan kemudian Siswa harus arahkan ditahap pertama agar mampu dan memiliki kemapuan. Proses ini harus dirancang sebelum siswa mulai belajar bukti-jenis pemecahan masalah. Tahap II penelitian ini menyangkut mengembangkan bukti-jenis keterampilan pemecahan masalah bagi siswa kelompok di prasyarat.

Dalam merencanakan suatu lingkungan belajar, focus kelompuk dalam me-ngambil keputusan merupakan hal yang penting : Fokus dari lingkungan yang mengarahkan pada pembelajaran geometri haruslah bersandar pada lingkungan yang berfungsi untuk membantu siswa untuk mengikuti kurikulum sekolah umum yang dapat memiliki kompetensi pemecahan masalah. Dalam hal ini permasalah geometri. Konten pengetahuan dan keterampilan pemecahan masalah umum harus menjadi inti dari pembelajaran itu sendiri. Lingkungan belajar harus

me-52

nyertakan alat yang menunjang pembelajaran. Elemen pengetahuan tentang alat belajar mungkin termasuk: materi latar belakang (pengetahuan), ruang reflektif, petunjuk, solusi permasalahan dengan prosedur pengerjaan (contoh bekerja) dan solusi non-prosedur pengerjaan (jawaban formal saja).

Guru kelas adalah peserta diasumsikan lingkungan belajar ini, memberi ke-untungan dari pengetahuan siswa dan kemampuan untuk menyesuaikan dukungan pribadi. Alat pembelajaran harus membantu guru dan siswa dalam tujuannya un-tuk mengembangkan siswa unun-tuk tahap kompetensi masalah geometri bukti-jenis pemecah.

Selama proses pemecahan masalah, siswa perlu mengakses dan mengam-bil pengetahuan konten terkait dan Siswa membutuhkan bantuan untuk memilih strategi pemecahan masalah untuk perancangan masalah tidak biasa dalam proses pemecahan masalah. Hasil tahap I menunjukkan dukungan untuk keterampilan pemecahan yang sangat penting pada tahap perencanaan masalah masalah umum proses pemecahan, dan juga diungakapkan pentingnya keterampilan metakogni-tif dalam proses pemecahan masalah. Lingkungan belajar harus memberikan dukungan metakognitif melalui akses ke basis pengetahuan yang relevan, petun-juk, informasi penjelasan, masalah penyederhanaan contoh bekerja dan refleksi.

Dalam berbagai pilihan yang diperuntukkan bagi siswa dengan kebutuhan belajar yang berbeda. Tingkat fleksibilitas mungkin memerlukan akses non-linear terhadap informasi sehingga struktur pembelajaran dipilih dengan mendukung berbagai format untuk merepresentasikan informasi, efek visual untuk representasi diagram dinamis, dan kontrol siswa atas navigasi. Keputusan ini dilaksanakan dalam pengembangan dan mengakibatkan prototipe urutan masalah.

Diagram geometris menyediakan informasi relevan dan tidak relevan. Menge-tahui daerah kritis diagram membantu mengurangi jumlah informasi yang tidak perlu dan Konsentrasi pada hubungan geometris tidak relevan. Bertujuan un-tuk fokus siswa pada konsep pembelajaran. Pada fase ini, strategi instruksional agak kompleks karena siswa membutuhkan dukungan untuk mengembangkan ke-terampilan berpikir. Siswa terkait dengan luas latar belakang pengetahuan serta strategi pemilihan masalah.

53

Bukti deduktif formal memiliki persyaratan instruksional sendiri. Persya-ratan ini tidak dibahas dalam praktik pembelajaran lahir dalam penelitian yang berkaitan dengan algoritm proses pemecahan masalah matematika proses. Alih-alih prosedur preskriptif, heuristik strategi mungkin diperlukan pada munculnya.

Elemen pengetahuan yang tepat terkait dengan isi pengetahuan, keterampilan da-lam masalah proses termasuk kemajuan representasional pemecahan dan strategi perencanaan, fungsi metakognitif merupakan persyaratan utama untuk belajar pemecahan permasalahan geometri.

Lingkungan belajar harus mampu memberikan persyaratan untuk memban-tu dan memfasilitasi siswa saat menangani masalah. Komponen pembelajaran lingkungan, dengan demikian, harus tampil dengan basis pengetahuan mudah diakses, pedoman meningkatkan strategi seperti sub-goaling untuk menentukan langkah-langkah perantara, visual dan efek dinamis dengan perwakilan beberapa informasi, dan dukungan untuk mempertahankan arus informasi yang konstan selama proses melalui dukungan metakognitif.

strategi belajar dalam masalah dasar (masalah yang sama), dan menerap-kan strategi untuk memecahmenerap-kan masalah baru. Selama proses ini, dukungan metakognitif harus disediakan untuk memfasilitasi pencarian informasi (kesadaran metakognitif) dan pengolahan informasi (peraturan metakognitif). Untuk ini aliran konstan umpan balik proses berguna. Keterampilan pemecahan masalah umum yang efektif dalam meminimalkan adanya algoritmik prosedur.

Dalam hal ini ada empat fungsi kognitif: Analisis masalah, representasi, perencanaan, dan penggunaan retrievals pengetahuan kolektif model generik struk-tur untuk memfasilitasi bukti-tipe proses pemecahan masalah. Proses bimbing-an adalah suatu struktur generik ybimbing-ang dapat digabungkbimbing-an dengbimbing-an bekerja kelu-ar strategi contoh untuk mengembangkan bukti-jenis kemampuan memecahkan masalah geometri. Proses bimbingan juga harus diperkaya dengan dukungan metakognitif untuk mendapatkan data pengetahuan dan regulasi pengolahan, se-hingga memberikan umpan balik yang sesuai pada berbagai titik dalam proses solusi.

54

Soal penyederhanaan dan penataan masalah adalah strategi pembelajaran yang efektif untuk memfasilitasi upaya pemecahan masalah siswa. Strategi visual dan visual yang dinamis dapat memainkan peran besar dalam hal ini. Sebagai kebutuhan adalah munculnya, intervensi guru bersandar pembuktian geometri pemecahan masalah yang merupakan faktor penting dalam pembelajaran.

BAB 4

Dokumen terkait