METODE PENELITIAN
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.2.2 Uji Homogenitas
Priyatno (2010: 76) mengemukakan “Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varians populasi data adalah sama atau tidak.”
dilakukan perlu dilakukan uji homogenitas terlebih dahulu menggunakan uji
Levene pada menu analyze – compare means – independent sample t test.
Penghitungan uji homogenitas dapat dilihat pada kolom levene test for equality of variences.
Pengambilan keputusan dan penarikan kesimpulan terhadap uji homogenitas dilakukan pada taraf signifikan 5%. Besral (2010: 56) menjelaskan bahwa jika nilai signifikansinya di atas 0,05, maka varians kedua kelompok sama (homogen). Sebaliknya, jika nilai signifikansinya lebih kecil atau sama dengan 0,05, maka varians kedua kelompok tidak sama. Pengujian homogenitas menggunakan SPSS versi 20. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui uji t yang akan digunakan. Jika varians sama, maka uji t menggunakan nilai equal
variances assumed dan jika varians berbeda, maka menggunakan equal variances
not assumed.
3.6.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Analisis akhir adalah analisis yang digunakan untuk menguji hasil penelitian yang telah dilakukan. Hipotesis pertama dalam penelitian ini disebutkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar menggunakan model
konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal
.
Oleh sebab itu, analisis untuk menguji hipotesis tersebut yaitu analisis komparatif. Jika data hasil belajar berdistribusi normal, maka untukmenguji hipotesisnya menggunakan independent samples t tes. Sementara itu, jika data hasil belajar berdistribusi tidak normal, maka uji hipotesisnya menggunakan U Mann Whitney Test.
Pengujian hipotesis pertama dengan data berdistribusi normal dengan bantuan SPSS versi 20 menggunakan menu analyze - compare means - independent samples t test. Hasil penghitungan menggunakan uji t tersebut dapat dilihat pada kolom t-test for equality of means. Menurut Priyatno (2012: 84), kriteria pengambilan keputusan dengan menggunakan uji statistik independent samples t tes yaitu jika -ttabel≤ thitung≤ ttabel, maka Ho diterima dan jika thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel , maka Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal.
Sementara itu, pengujian hipotesis pertama dengan data berdistribusi tidak normal dengan SPSS versi 20 menggunakan menu analyze – nonparametrics tests
– 2 independent samples. Hasil uji U Mann Whitney Test dapat dilihat pada
kolom Asymp. Sig. (2-tailed). Kriteria pengambilan keputusan dengan menggunakan U Mann Whitney Test tersebut yaitu menggunakan taraf signifikasi 0,05. Jika taraf signifikasi > 0,05, maka Ho diterima dan jika signifikasi < 0,05, maka Ho ditolak (Priyatno 2012: 202).
Selanjutnya, jika hasil analisis hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar yang menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal, maka akan dilakukan analisis untuk hipotesis yang kedua. Dalam hipotesis yang kedua dinyatakan bahwa hasil belajar IPA materi daur air pada siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional.
Pengujian hipotesis yang kedua yakni uji efektifan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menggunakan analisis empiris dan statistik. Sugiyono (2014: 118) menjelaskan bahwa analisis akhir secara empiris menggunakan rumus berikut.
Keterangan:
O1 = rata-rata nilai hasil tes awal kelas eksperimen O2 = rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen O3 = rata-rata nilai hasil tes awal kelas kontrol
O4 = rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas kontrol
Analisis statistik data menggunakan uji pihak kanan yaitu menggunakan teknik one sample t test. Dalam pengujian hipotesis menggunakan one samples t
test dapat menggunakan menu analyze – compare means – one sample t test.
Menurut Priyatno (2012: 69), uji t untuk satu sampel digunakan untuk menguji (O2-O1) - (O4-O3)
rata-rata sebuah sampel yang dibandingkan dengan rata-rata populasi. Priyatno (2012: 74) juga menjelaskan bahwa kriteria pengujiannya yaitu jika -ttabel ≤ thitung
96
PENUTUP
Bagian ini berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban dari hipotesis, berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Saran dalam penelitian ini ditujukan kepada guru, siswa, dan kepala sekolah.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian eksperimen yang berjudul
“Keefektifan Pendekatan Contextual Teaching and Learning terhadap Hasil
Belajar Daur Air pada Siswa Kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal”, dapat
dikemukakan simpulan penelitian sebagai berikut:
(1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan hasil belajar yang menggunakan model konvensional pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Hal ini dibuktikan dengan data hasil penghitungan dengan menggunakan rumus
independent samples t test melalui program SPSS versi 20 yang
menunjukkan bahwa thitung > ttabel (2,531 > 2,017).
(2) Hasil belajar siswa kelas V SDN Muarareja 1 Kota Tegal dalam pembelajaran IPA materi daur air yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis menggunakan one sample t test melalui program dari hasil uji
hipotesis menggunakan one sample t test melalui program SPSS versi 20 yang menunjukkanbahwa nilai thitung > ttabel (3,535 > 2,074).
(3) Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V materi daur air SDN Muarareja 1 Kota Tegal. Keefektifan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap peningkatan hasil belajar siswa dibuktikan dengan nilai rata-rata di kelas eksperimen lebih baik daripada di kelas kontrol. Rata-rata nilai hasil belajar siswa dikelas kontrol hanya 80,18, sedangkan di kelas eksperimen sebesar 86,04.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, peneliti memberikan beberapa saran bagi siswa, guru, dan kepala sekolah.
5.2.1 Bagi Siswa
Agar pembelajaran yang menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat berjalan dengan lancar, siswa disarankan:
(1) Membaca materi yang akan dipelajari, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal.
(2) Menggali pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, semakin banyak pengetahuan yang didapatkan melalui berbagai sumber, siswa akan lebih memahami materi yang sedang dipelajari.
(3) Memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapatnya, sehingga siswa dapat menanggapi hasil diskusi kelompok lain. Hal ini menjadikan kegiatan diskusi kelas dapat berjalan dengan lancar.
5.2.2 Bagi Guru
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih efektif daripada model
konvensional, maka guru disarankan untuk:
(1) Mengaitkan materi yang akan dipelajari siswa dengan peristiwa yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa.
(2) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi serta memberi motivasi kepada siswa untuk berpartispasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
(3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep dalam pembelajaran IPA dari berbagai sumber.
(4) Menyusun perencanaan pembelajaran dan melaksanakan, sehingga proses pembelajaran menggunakan pendekatan CTL pada mata pelajaran IPA dan nilai IPA harus terbukti dapat menghasilkan hasil belajar IPA materi daur air.
5.2.3 Bagi Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian kepala sekolah disarankan untuk:
(1) Memberikan fasilitas penunjang pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) baik bagi guru
maupun siswa. Fasilitas dan kelengkapan yang dimaksud yakni buku-buku relevan yang dapat digunakan guru untuk lebih memahami pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).
(2) Memberikan sosialisasi kepada guru-guru kelas mengenai pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Melalui sosialisasi, diharapkan semua guru kelas mengetahui bahwa pendekatan CTL efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian, guru kelas dapat menerapkan pendekatan CTL di kelas lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa.