• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

5.3 Analisis Kuantitatif

5.3.3 Uji t-Statistik

Tabel 34 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 36.729 3.325 11.045 .000

X -.271 .105 -.282 -2.578 .012

a. Dependent Variable: y

Dari hasil uji t yang ditunjukkan pada tabel 36 memperlihatkan nilai t hitung dan nilai signifikasi dari masing-masing variabel independen. Diperoleh nilai t tabel sebesar 2. Variabel x memiliki nilai signifikasi sebesar 0,012 < 0,05 dan nilai t hitung sebesar -2.578 < -2 maka Ho ditolak, artinya bahwa Kredit Usaha Rakyat PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Teluk Panji secara pasial berpengaruh signifikan terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di desa Teluk Panji.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis diketahui bahwa hampir secara keseluruhan responden mengetahui tentang keberadaan Program Kredit Usaha Rakyat. Hasil uji t-Statistik menunjukkan bahwa Program Kredit Usaha Rakyat memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil

ekonomi, yaitu meningkatnya omset dan penghasilan dari responden. sedangkan aspek sosialnya ikut terpengaruh akibat dari meningkatnya penghasilan responden. sehingga Program Kredit Usaha Rakyat tidak memberikan aspek secara langsung kepada aspek sosial masyarakat.

5.3.4 Uji Keseluruhan ( Uji F-Statistik) Tabel 35 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 26.811 1 26.811 6.644 .012a Residual 310.708 77 4.035 Total 337.519 78 a. Predictors: (Constant), x b. Dependent Variable: y Sumber : Lampiran

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 6,644 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,012. Diperoleh nilai F tabel yaitu 3,98 dan tingkat signifikasi yaitu 0,05. Dapat dilihat bahwa nilai F hitung > F tabel (6,644 > 3,98) dan nilai signifikasi F hitung 0,012 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya bahwa Kredit Usaha Rakyat PT. Bank Rakyat Indonesia unit Teluk Panji secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di desa Teluk Panji.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya terhadap Program Kredit Usaha Rakyat PT. Bank Rakyat Indonesia terhadap kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di desa Teluk Panji Kecamatan Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Koefisien Determinan (R-square) sebesar 0.079 atau 7,9%, hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (Kredit usaha rakyat) dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 7,9% sedangkan sisanya sebesar 92.1 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model estimasi.

2. Berdasarkan hasil uji F, maka dapat disimpulkan bahwa Kredit Usaha Rakyat PT. Bank Rakyat Indonesia unit Teluk Panji secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di desa Teluk Panji

3. Berdasarkan hasil uji t, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Kredit Usaha Rakyat PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Teluk Panji secara pasial berpengaruh signifikan terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di desa Teluk Panji.

6.2 Saran

Hasil penelitian ini pada akhirnya mencoba memberikan masukan atau beberapa saran yang ditunjukkan kepada semua pihak yang mempunyai kepentingan. Disini peneliti mencoba memberikan saran antara lain :

1. Dari uraian permasalahan mengenai kurang berpengaruhnya program pemerintah ini, maka ditemukan kelemahan dalam pemberian dana pinjaman seperti tidak tepat sasaran penggunan, dana pinjaman yang tidak sesuai, pengelolaan usaha yang tidak profesional. Sebagai pertimbangan untuk memberhasilkan program ini, seharusnya pengelola kegiatan tetap rutin melakukan pengawasan melalui penyuluhan agar program ini tepat sasaran dan efektif. Selain itu, pengelola seharusnya memberikan dana sesuai kebutuhan dan anggota juga seharusnya meminta dan mendapatkan dana sesuai kebutuhan usaha mereka.

2. Selain menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) diharapakan PT.Bank Rakyat Indonesia Unit Teluk Panji hendaknya melakukan kerjasama dan bantuan manajemen, strategi, pengembangan usaha dan memberikan pelatihan khusus bagi UMK dalam melakukan peningkatan skill bagi pengusaha dan meningkatkan kemampuan pengusaha di desa Teluk Panji.

DAFTAR PUSTAKA

Siagian, Matias. 2010. Metode Penelitian Sosial, Pedoman Praktis Penelitian Bidang Ilmu-ilmu Sosial dan Kesehatan. PT.Grasindo Monoratama: Medan

Siagian, Matias. 2012. Kemiskinan dan Solusi. PT.Grasindo Monoratama: Medan

Suharto, Edi, Ph.D. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia.

Alfabeta: Medan

Suharto, Edi, Ph.D. 2008. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Alfabeta: Jakarta

Soekanto, S. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Nurul, Aini dan Ng, Philipus. 2004. Sosiologi dan Politik. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Koentjaraningrat, 1975. Pengantar Antropologi. Aksara Baru: Jakarta.

Sudarmanto, R.Gunawan, 2005. Analisis Regresi Liniar Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu: Yogyakarta

Susanto, Astrid S. 1984. Sosiologi Pembangunan. Bina Cipta: Jakarta.

Suharjo, Bambang. 2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS. Graha Ilmu: Yogyakarta

Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung

KARYA ILMIAH

Miftah Khairuza, 2011. Pengaruh Tingkat Partisipasi Perempuan Dalam Usaha Ekonomi Mikro Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

Sumber Lain : 13.00 WIB) pukul 13.30 WIB)

http:defenisi-pengertian.blogspot.com/2010/05/defenisi- ekonomi.html (diakses tanggal 01 Juli 2013 pada pukul 15.50)

Lampiran

DAFTAR PERTANYAAN

PENGARUH PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT PT.BANK BRI TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA TELUK

PANJI KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

No. Responden : Petunjuk Pengisian :

1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjawab seluruh pertanyaan.

2. Pilih dan berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling benar menurut Bapak/Ibu.

3. Pilih dan berilah tanda checklist (√) pada setiap jawaban tabel yang paling

benar menurut Bapak/Ibu.

4. Isilah titik-titik dengan baik dan benar sesuai dengan jawaban Bapak/Ibu. 5. Berikan jawaban Bapak/Ibu sebagaimana adanya.

I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : 4. Agama : a. Islam b. Kristen Protestan c. Kristen Katolik d. Hindu e. Budha f. Konghucu 5. Suku Bangsa : a. Aceh

b. Melayu c. Jawa d. Batak e. Padang f. Lainnya (Sebutkan) : ... 6. Pendidikan terakhir : a. Tidak Sekolah b. SD c. SMP/Mts/sederajat d. SMA/MA/Sederajat e. Perguruan Tinggi 7. Status Kependudukan : a. Penduduk Asli b. Pendatang 8. Profesi/Pekerjaan : a. PNS (Pegawai Negeri Sipil) b. Pekerja Perkebunan

c. Wiraswasta d. Petani

e. dan lain-lain (sebutkan) :...

II. Tanggapan Responden mengenai Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT.Bank BRI (Variabel X)

9. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang Program Kredit Usaha Rakyat? a. Sangat Mengetahui c. Kurang Mengetahui

b. Mengetahui d. Tidak mengetahui

10. Apakah Jangka waktu kredit sudah sesuai dengan yang Bapak/Ibu harapkan?

a. Sangat sesuai c. Kurang Sesuai b. Sesuai d. Tidak Sesuai

11. Bagaimana proses administrasi dalam mendapatkan Kredit? a. Sangat Mudah c. Kurang Mudah

12. Bagaimana proses pencairan dana/ Kredit? a. Sangat cepat c. Kurang Cepat b. Cepat d. Tidak Cepat

13. Apakah besar/jumlah dana/kredit yang diterima memenuhi kebutuhan modal usaha?

a. Sangat memenuhi c. Kurang memenuhi b. Memenuhi d. Tidak memenuhi

14. Apakah besar/jumlah dana/kredit yang Bapak/Ibu terima sudah sesuai dengan keinginan?

a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai b. Sesuai d. Tidak sesuai

15. Apakah besar/jumlah bunga kredit yang Bapak/Ibu terima memberatkan pembayaran?

a. Tidak Memberatkan c. Memberatkan

b. Kurang Memberatkan d. Sangat memberatkan

16. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap proses pembayaran cicilan kredit?

a. Sangat Mudah c. Kurang Mudah b. Mudah d. Tidak Mudah

17. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap seleksi pencairan kredit? a. Sangat Mudah c. Kurang Mudah

b. Mudah d. Tidak Mudah

III. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Variabel Y) III.1 Pekerjaan

18. Apakah dengan membuka usaha ini turut mempengaruhi pekerjaan Bapak/Ibu?

a. Sangat mempengaruhi c. Kurang mempengaruhi b. Mempengaruhi d. Tidak mempengaruhi III.2 Penghasilan/Pendapatan

19. Apakah pendapatan Bapak/Ibu mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari? a. Sangat mencukupi c. Kurang Mencukupi

b. Mencukupi d. Tidak Mencukupi

20. Apakah penghasilan Bapak/Ibu bertambah setelah mengikuti Program KUR?

a. Sangat bertambah c. Kurang bertambah b. Bertambah d. Tidak bertambah

21. Apakah Bapak/Ibu sering menyisihkan penghasilan yang ibu peroleh dari usaha ini?

a. Sering c. Jarang b. Kadang-kadang d. Tidak pernah III.3 Perumahan

22. Bagaimana tipe bangunan rumah yang Bapak/Ibu tempati? a. Permanen c. Sederhana

b. Semi Permanen d. Sangat sederhana

23. Apakah pendapatan Bapak/Ibu cukup untuk pembiayaan rumah setiap bulannya?

a. Sangat mencukupi c. Kurang mencukupi b. Mencukupi d. Tidak mencukupi III.4 Pendidikan

24. Apakah setelah Bapak/Ibu mengikuti Program KUR, turut membantu dalam pembiayaan sekolah anak?

a. Sangat membantu c. Kurang membantu b. Membantu d. Tidak membantu

25. Apakah kelengkapan buku pelajaran sekolah anak terpenuhi? a. Sangat terpenuhi c. Kurang terpenuhi

b. Terpenuhi d. Tidak terpenuhi

26. Apakah anak Bapak/Ibu pernah mengikuti kursus, les, atau pendidikan informal lainnya selain disekolah?

b. Pernah dan tidak lagi d. Tidak pernah sama sekali 27. Bagaimana prestasi anak Bapak/Ibu di sekolah?

a. Sangat baik c. Kurang baik

b. Baik d. Tidak Baik

III.5 Kesehatan

28. Dimanakah Bapak/Ibu berobat ketika ada yang sakit? a. Rumah Sakit

b. Puskesmas

c. Pengobatan alternatif

d. Lainnya, (sebutkan)...

29. Apakah Bapak/Ibu menebus obat sesuai dengan resep? a. Sesuai resep

b. Separuh saja

c. Menggunakan Obat lain

Jawaban Responden Terhadap Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) PT. BRI (Variabel X) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 6 4 4 4 4 4 4 4 3 4 7 3 4 4 4 4 4 4 4 3 8 3 4 3 4 3 4 4 3 3 9 4 3 3 4 3 4 4 4 3 10 4 3 4 4 3 4 4 3 3 11 4 3 4 4 4 3 4 4 3 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 13 3 4 3 3 4 4 4 3 4 14 3 3 3 3 4 4 4 4 4 15 3 3 4 4 3 3 4 4 3 16 4 3 4 4 3 3 4 3 3 17 4 4 4 4 3 4 4 3 3 18 4 4 4 4 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 3 4 4 3 4 3 3 4 4 21 3 2 4 3 4 3 4 2 4 22 4 2 4 4 4 4 3 4 3 23 2 4 4 4 4 4 3 3 3 24 2 4 4 4 4 4 3 4 3 25 4 3 3 4 3 4 3 4 4 26 4 3 4 4 3 3 3 3 4 27 3 4 4 3 4 4 3 4 3 28 3 4 4 3 4 4 3 4 3 29 3 4 3 3 4 4 3 4 3 30 4 4 3 3 3 3 4 3 4 31 4 3 4 3 3 3 4 4 3 32 4 3 4 3 4 4 4 4 4 33 4 3 4 3 4 4 4 4 4 34 4 4 4 3 4 4 4 3 3 35 4 4 4 3 4 4 4 2 4 36 3 4 3 3 4 3 4 4 3 37 4 4 3 3 3 4 4 4 4

38 3 3 4 3 3 4 4 4 3 39 3 3 4 3 4 4 2 4 3 40 4 4 3 3 4 3 2 3 4 41 4 4 4 3 4 4 4 3 4 42 4 4 4 3 4 4 4 4 2 43 4 4 4 3 4 4 4 4 3 44 4 3 4 3 3 3 4 4 3 45 3 4 4 4 4 4 4 4 3 46 4 3 4 3 4 4 4 3 4 47 3 4 3 3 4 4 4 3 4 48 4 3 3 3 4 3 4 4 3 49 4 4 3 3 3 3 4 4 3 50 4 4 4 3 3 4 2 4 3 51 4 4 4 3 4 4 4 3 4 52 4 4 4 3 4 4 4 3 4 53 4 3 4 3 4 4 4 4 4 54 4 4 3 4 4 3 4 4 3 55 3 3 4 3 4 3 4 4 3 56 3 4 4 3 4 3 2 3 2 57 4 3 4 3 3 3 4 3 4 58 3 3 4 4 3 3 4 3 4 59 3 4 4 3 3 3 4 4 3 60 4 4 3 3 3 3 4 4 3 61 4 4 3 3 3 4 2 4 4 62 3 3 3 4 3 2 4 3 4 63 3 3 3 3 3 3 4 3 3 64 3 4 3 4 3 4 4 3 3 65 4 3 3 3 3 3 4 3 4 66 3 3 3 3 3 3 4 2 4 67 3 3 3 3 3 4 4 3 4 68 3 3 3 4 3 3 2 3 3 69 3 3 3 4 3 3 2 3 4 70 3 3 3 3 3 3 2 3 4 71 3 3 3 3 3 3 4 3 4 72 3 3 3 4 4 3 4 3 2 73 4 4 3 4 4 3 3 3 2 74 3 3 3 2 4 3 4 3 2 75 3 4 3 4 4 3 4 2 2 76 3 3 3 4 4 3 4 3 2 77 3 4 3 4 4 3 4 2 2 78 3 2 4 3 3 3 4 3 4 79 4 4 4 4 4 3 4 3 3

Jawaban responden terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat (Variabel Y) No 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 1 3 3 5 3 3 4 3 4 3 4 3 3 6 3 4 4 3 3 3 3 3 3 7 3 3 4 4 3 3 4 4 3 8 3 3 4 3 3 3 4 3 3 9 3 4 4 3 3 3 3 3 2 10 3 3 4 3 3 3 4 3 3 11 3 3 4 3 3 3 4 3 3 12 3 3 4 3 3 4 1 3 2 13 3 3 4 3 3 3 1 3 3 14 3 3 4 3 3 3 2 3 3 15 3 3 4 3 4 3 4 3 3 16 3 3 4 2 3 3 2 3 3 17 4 3 4 4 4 4 4 3 2 18 3 3 4 2 3 3 2 3 3 19 3 3 1 1 4 2 1 2 4 20 3 1 2 4 4 2 1 2 3 21 3 3 4 4 4 4 1 2 3 22 3 3 3 4 4 4 1 4 3 23 3 4 4 4 4 4 1 3 4 24 3 3 4 4 4 4 1 3 3 25 3 3 4 4 5 4 1 3 2 26 3 4 2 4 5 4 1 3 3 27 3 3 4 2 1 4 1 3 3 28 3 3 4 2 3 4 1 3 4 29 3 4 4 2 3 4 1 4 3 30 3 3 4 2 3 4 1 3 2 31 2 3 2 2 3 4 2 3 3 32 3 1 4 2 3 4 2 3 3 33 3 3 4 2 3 4 2 3 4 34 3 3 4 4 3 4 2 4 3 35 3 3 4 4 3 4 2 3 3

36 3 3 2 4 3 4 2 3 3 37 3 4 4 4 3 3 2 3 2 38 3 3 4 4 3 3 2 4 3 39 3 3 4 3 3 3 2 3 4 40 3 4 4 3 3 3 2 3 3 41 2 3 2 3 3 3 2 3 2 42 3 3 4 3 3 3 2 4 2 43 3 1 4 3 3 3 2 3 3 44 3 3 4 3 3 3 3 3 4 45 3 4 4 3 3 3 3 3 3 46 3 3 4 3 3 3 3 4 3 47 4 3 3 3 3 3 3 3 1 48 3 3 4 3 3 3 3 3 3 49 3 3 4 3 3 3 3 4 3 50 3 4 4 3 3 3 3 3 4 51 3 3 4 3 3 3 3 3 3 52 4 3 3 3 3 3 3 4 1 53 3 4 4 3 3 3 3 3 2 54 3 3 4 3 3 3 3 3 3 55 3 3 4 3 3 3 3 4 4 56 3 3 4 3 3 3 3 3 3 57 4 4 3 3 3 3 3 3 3 58 3 3 4 3 3 3 4 4 3 59 3 3 4 3 3 3 4 3 3 60 3 4 4 3 3 3 4 3 4 61 4 3 3 3 3 3 4 4 3 62 3 4 4 3 3 3 4 3 3 63 3 3 3 3 3 3 4 3 3 64 4 3 4 3 3 3 4 4 3 65 3 4 3 3 3 3 4 3 3 66 3 3 4 3 3 3 4 3 4 67 4 3 3 3 3 3 4 4 3 68 3 4 4 3 3 3 4 3 3 69 3 3 3 3 3 3 4 3 1 70 3 3 4 3 3 3 4 3 3 71 4 4 4 3 3 3 4 3 3 72 3 3 4 3 3 3 4 3 3 73 3 4 3 3 3 3 4 3 3 74 3 3 4 3 3 3 4 3 1 75 4 3 4 3 3 3 4 3 3 76 3 3 3 3 3 3 4 3 3 77 3 3 4 3 3 3 4 3 3 78 4 3 4 3 3 3 4 3 1

79 4 3 4 3 3 3 4 3 3

Kalkulasi Variabel X dan Variabel Y

X Y X2 Y2 XY 35 29 1225 841 1015 34 29 1156 841 986 32 29 1024 841 928 36 26 1296 676 936 34 30 1156 900 1020 35 29 1225 841 1015 34 31 1156 961 1054 31 29 961 841 899 32 28 1024 784 896 32 29 1024 841 928 33 29 1089 841 957 36 26 1296 676 936 32 26 1024 676 832 32 27 1024 729 864 31 30 961 900 930 31 26 961 676 806 33 32 1089 1024 1056 35 26 1225 676 910 36 21 1296 441 756 32 22 1024 484 704 29 28 841 784 812 32 29 1024 841 928 31 31 961 961 961 32 29 1024 841 928 32 29 1024 841 928 31 29 961 841 899 32 24 1024 576 768 32 27 1024 729 864 31 28 961 784 868 31 25 961 625 775 31 24 961 576 744 34 25 1156 625 850 34 28 1156 784 952 33 30 1089 900 990

33 29 1089 841 957 31 27 961 729 837 33 28 1089 784 924 31 29 961 841 899 30 28 900 784 840 30 28 900 784 840 34 23 1156 529 782 33 27 1089 729 891 34 25 1156 625 850 31 29 961 841 899 34 29 1156 841 986 33 29 1089 841 957 32 26 1024 676 832 31 28 961 784 868 31 29 961 841 899 31 30 961 900 930 34 28 1156 784 952 34 27 1156 729 918 34 28 1156 784 952 33 28 1089 784 924 31 30 961 900 930 28 28 784 784 784 31 29 961 841 899 31 30 961 900 930 31 29 961 841 899 31 31 961 961 961 31 30 961 900 930 29 30 841 900 870 28 28 784 784 784 31 31 961 961 961 30 29 900 841 870 28 30 784 900 840 30 30 900 900 900 27 30 729 900 810 28 26 784 676 728 27 29 729 841 783 29 31 841 961 899 29 29 841 841 841 30 29 900 841 870 27 27 729 729 729 29 30 841 900 870 29 28 841 784 812 29 29 841 841 841

29 28 841 784 812

33 30 1089 900 990

ΣX=2494 ΣY=2226 ΣX2

=79100 ΣY2

=63060 ΣXY=70175

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R-Square) Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .282a .079 .067 2.00877 a. Predictors: (Constant), x

Hasil Uji Regresi Linier Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 36.729 3.325 11.045 .000

X -.271 .105 -.282 -2.578 .012

Hasil uji t-Statistik Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 36.729 3.325 11.045 .000

x -.271 .105 -.282 -2.578 .012

a. Dependent Variable: y

Hasil Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 26.811 1 26.811 6.644 .012a

Residual 310.708 77 4.035

Total 337.519 78

a. Predictors: (Constant), x

Curriculum Vitae

FRENKY TANNI WIJAYA Jl.Bunga Cempaka Gg.Cempaka XII No.35C Kelurahan Tanjung Sari -

Medan Mobile Phone : 087891725900 Email : wijaya.frank@gmail.com Data Pribadi Umur : 22 Tahun Tinggi/Berat Badan : 171 Cm/ 61 Kg Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Tempat /Tanggal lahir : Jakarta / 22 Maret 1991 Jenis Kelamin : Laki - Laki

Latar Belakang Pendidikan

1997 – 2003 : SD Sultan Hasanuddin Aekkanopan, Kab. Labuhanbatu Utara

2003 – 2006 : SMP Sultan Hasanuddin Aekkanopan, Kab. Labuhanbatu Utara

2006 – 2009 : SMA Negeri 1 Kualuh Hulu

2009 – Sekarang : Mahasiswa, Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP

Universitas Sumatera Utara

Pengalaman Berorganisasi

• Ketua Umum HMI Komisariat FISIP USU 2012-2013

• Wakil Sekretaris Umum Bidang Penelitian dan Pengembangan HMI Komisariat FISIP USU 2011-2012

• Departemen Pembinaan Anggota HMI Komisariat FISIP USU 2011-2012 • Sekretaris Komisi Pemilihan Umum FISIP USU 2011-2012

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kemiskinan

2.1.1 Pengertian Kemiskinan

Sebagai suatu kondisi, kemiskinan adalah suatu fakta dimana seseorang atau sekelompok orang hidup di bawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia disebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sementara sebagai suatu proses, kemiskinan merupakan proses menurunnya daya dukung terhadap hidup seseorang atau sekelompok orang, sehingga pada gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak pula mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.

Secara umum, istilah miskin atau kemiskinan dapat dengan mudah kita artikan sebagai suatu kondisi yang kurang atau minim. Dalam hal ini konsep kurang maupun minim dilihat secara komparatif antara kondisi nyata kehidupan pribadi atau sekelompok orang di satu pihak dengan kebutuhan pribadi atau sekelompok orang di lain pihak. Pengertian minim disini bersifat relatif, dapat berbeda dengan rentang waktu yang berbeda. Dapat pula berbeda dengan lingkungan yang berbeda (Siagian, 2012: 2-4).

Beberapa ahli mengemukakan definisi kemiskinan :

1. Mencher (dalam Siagian, 2012: 5) mengemukakan, kemiskinan adalah gejala penurunan kemampuan seseorang atau sekelompok orang atau

sekelompok orang tersebut, dimana pada suatu titik waktu secara nyata mereka tidak mampu mencapai kehidupan yang layak.

2. Pearce (dalam Siagian, 2012: 7) mengemukakan, kemiskinan merupakan produk dari interaksi teknologi, sumber daya alam dan modal, dengan sumber daya manusia serta kelembagaan.

3. Castells (dalam Siagian, 2012: 10) mengemukakan, kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada di bawah standar kebutuhan hidup minimum agar manusia dapat bertahan hidup.

2.1.2 Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan

Secara umum faktor-faktor penyebab kemiskinan secara kategoris dengan menitikberatkan kajian pada sumbernya terdiri dari dua bagian besar, yaitu :

1. Faktor Internal, yang dalam hal ini berasal dari dalam individu yang mengalami kemiskinan itu yang secara substansial adalah dalam bentuk kekurangmampuan, yang meliputi :

a. Fisik misalnya cacat, kurang gizi, sakit-sakitan.

b. Intelektual, seperti : kurangnya pengetahuan, kebodohan, miskinnya informasi.

c. Mental emosional atau temperamental, seperti : malas, mudah menyerah dan putus asa.

d. Spiritual, seperti : tidak jujur, penipu, serakah dan tidak displin. e. Sosial psikologis, seperti : kurang motivasi, kurang percaya diri,

depresi, stress, kurang relasi dan kurang mampu mencari dukungan.

f. Keterampilan, seperti : tidak memiliki keahlian yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

g. Asset, seperti : tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah, rumah, tabungan, kendaran dan modal kerja.

2. Faktor Eksternal, yakni bersumber dari luar diri individu atau keluarga yang mengalami dan menghadapi kemiskinan itu, sehingga pada suatu titik waktu menjadikannya miskin, meliputi :

a. Terbatasnya pelayanan sosial dasar.

b. Tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah sebagai asset dan alat memenuhi kebutuhan hidup.

c. Terbatasnya lapangan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usaha-usaha sektor infomal.

d. Kebijakan perbankan terhadap layanan kredit mikro dan tingkat bunga yang tidak mendukung serta usaha mikro.

e. Belum terciptanya sistem ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor riil masyarakat banyak.

f. Sistem mobilisasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang belum optimal, seperti zakat.

g. Dampak sosial negatif dari program penyesuaian struktural

(structural adjusment program).

h. Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan. i. Kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil atau daerah bencana. j. Pembangunan yang lebih berorientasi fisik material.

l. Kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin. (Siagian, 2012: 114-116)

2.2 Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Sosial 2.2.1 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Makna dari Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dan yang tersedia di lingkungan sekitarnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraannya secara mandiri. Paradigma pemberdayaan sosial yang disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) oleh Pemerintah dan Dewan Permusyawaratan Rakyat (DPR) berisi 3 poin yang diprioritaskan:

1. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 33 yaitu "Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat" dan pasal 34 berbunyi "Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara."

2. Triple Tracks Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), Pro-Employment, Pro-Income, Pro-Growth dalam bentuk agenda pertumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja dan penghapusan kemiskinan.

3. Strategi Pemberdayaan Sosial adalah pengurangan beban pengeluaran

beban pengeluaran rakyat dan peningkatan pendapatan rakyat yang diwujudkan dari Gerakan KUTABUNG (Kerja, Untung dan Tabung) Pemberdayaan sosial merupakan suatu upaya untuk membangun semangat hidup secara mandiri di kalangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

hidup masing-masing secara bersama-sama. Fakta ini sekaligus menjadi pertimbangan utama untuk tidak seharusnya membuat dikotomi di antara permasalahan sosial dan ekonomi. Setiap upaya perbaikan harus dilandasi oleh komitmen individu yang kuat dan mencakup aspek intelektual, spiritual dan emosional. Sasaran yang menjadi fokus penanggulangan kemiskinan melalui strategi pemberdayaan adalah penduduk miskin yang berusia produktif, yaitu berkisar antara 15 tahun hingga 55 tahun. Penduduk miskin pada kisaran usia ini yang sehat jasmani maupun rohani merupakan sumber daya manusia yang memiliki potensi besar untuk menjadi pelaku aktif dalam pembangunan.

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata 'power' (kekuatan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka

perlukan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka (Suharto, 2009:58).

Menurut Kieffer, pemberdayaan mencakup tiga dimensi yang meliputi kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan kompetensi partisipatif. Parsons juga mengakukan tiga dimensi yang merujuk pada:

1. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar.

2. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.

3. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih menekan (Parsons, dalam Suharto, 2009: 63).

2.2.2 Model Pemberdayaan Masyarakat

Perencanaan dan pembuatan keputusan berkaitan dengan program pembangunan kerap kali dilakukan secara top down, tanpa melibatkan tokoh-tokoh maupun anggota masyarakat sendiri. Akibatnya, aktifitas yang menjadi muatan program pembangunan tersebut tidak efektif dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Ketidakefektifan tersebut disebabkan berbagai faktor, seperti :

1. Aktifitas pembangunan yang tidak sesuai dengan keperluan masyarakat setempat,

2. Pemimpin masyarakat tidak bertanggungjawab atas program,

3. Masyarakat kurang dilibatkan dalam berbagai aktifitas dan tidak bertanggungjawab atas program dan efektivitasnya,

4. Aktifitas yang dilakukan justru menciptakan ketergantungan yang lebih menyusahkan daripada meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Siagian, 2012 : 156-157)

Ginanjar Kartasasmita (dalam Siagian, 2012: 158) mengemukakan bahwa konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian pengembangan masyarakat dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community – based development). Menurut Ginanjar kartasasmita, pemberdayaan masyarakat adalah suatu aktifitas memampukan dan memandirikan masyarakat, dengan demikian masyarakat akan meningkatkan derajatnya.

Hardita (dalam Siagian, 2012: 158) mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah proses meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menganalisis keadaan, kesanggupan, dan masalah-masalah aktual yang perlu mendapat penyelesaian. Menurutnya, prinsip pemberdayaan masyarakat adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya yang sangat luas dan berguna serta harapan mereka untuk menjadi lebih baik. Sedangkan titik tolak pemberdayaan masyarakat adalah untuk memandirikan masyarakat agar mampu meningkatkan derajat hidupnya, mengoptimumkan pemanfaatan segala sumber daya yang ada pada mereka dan yang ada di lingkungan mereka dalam rangka peningkatan kualitas hidup mereka.

2.2.3 Pembangunan Sosial

Pembangunan sosial secara khusus memiliki pengertian sebagai pembangunan yang menyangkut aspek non ekonomi dan dalam rangka tercapainya hak asasi atau kehidupan warga masyarakat sesuai harkat martabatnya sebagai manusia. Dalam rumusan Pre-Conference Working Party dari

International Conference of Social Welfare, pembangunan sosial diartikan sebagai aspek keseluruhan pembangunan yang berhubungan dengan relasi-relasi sosial, sistem-sistem sosial dan nilai-nilai yang berhubungan dengan hal itu (Sumarnogroho, 1984, dalam Soetomo, 2010:312). Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa pembangunan sosial memberi perhatian kepada keseimbangan kehidupan manusia dalam memperbaiki atau menyempurnakan kondisi-kondisi sosial mereka. Rumusan tersebut termasuk pengertian pembangunan sosial yang memiliki cakupan yang cukup luas.

Konsep pembangunan sosial juga dapat dilihat kaitannya dalam rangka mewujudkan cita-cita Negara Kesejahteraan (Welfare State). Konsep tersebut bersumber dari pemahaman tentang fungsi negara. Dalam welfare state, negara tidak lagi hanya bertugas memelihara ketertiban dan menegakkan hukum, tetapi terutama adalah meningkatkan kesejahteraan warganya (Ndraha, 1987, dalam Soetomo, 2010:313). Dalam pandangan tersebut, negara dituntut untuk berperan aktif dalam mengusahakan kesejahteraan rakyatnya, yang didorong oleh pengakuan atau kesadaran bahwa rakyat berhak memperoleh kesejahteraan sesuai harkat dan martabatnya sebagai manusia. Dalam banyak hal, hak rakyat untuk memperoleh kesejahteraan ini juga akan terkait dengan Hak-Hak Asasi Manusia. Oleh karena itu pembangunan sosial merupakan tanggung jawab negara.

2.3Program Kredit Usaha Rakyat

Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu jenis kredit yang terbentuk dari hasil kerja sama dengan pemerintah. Kredit ini diberikan melalui bank sebagai kreditur atau penyedia dana untuk masyarakat yang ingin membangun usaha sendiri. Karena merupakan bagian dari program kerja pemerintah maka pengucuran dana ini umumnya dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dimana Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan milik negara.

KUR ini adalah kredit yang ditujukan bagi peminjam yang ingin merintis usaha sendiri tetapi masih dengan skala mikro, kecil dan menengah. Bank Rakyat Indonesia sendiri memiliki komitmen untuk untuk membantu mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu bentuk komitment itu adalah dengan dibukanya Kredit untuk Modal usaha bagi UMK dan koperasi yang disebut dengan KUR. KUR ini merupakan alternatif bagi Usaha Kecil, Mikro dan Koperasi untuk mendapatkan modal usaha. Kendala yang seringkali dihadapi oleh pengusaha Kecil, Mikro dan Koperasi adalah masalah permodalan di dalam mengembangkan usahanya.

KUR sendiri pertama kali diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 5 November 2007. Tujuan diluncurkannya KUR adalah untuk mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM, untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi dan untuk penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. Sampai dengan akhir tahun 2006, jumlah unit UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di

tersebut, yang telah memperoleh kredit dari perbankan hanya sekitar 39,06% atau 19,1 juta, sehingga sisanya sejumlah 29,7 juta sama sekali belum tersentuh perbankan. Dari sejumlah 48,8 juta UMKM tersebut ternyata 90 persennya adalah Usaha Mikro yang berbentuk usaha rumah tangga, pedagang kaki lima, dan berbagai jenis usaha mikro lain yang bersifat informal, di mana pada skala inilah paling banyak menyerap tenaga kerja (pro job) dan mampu menopang peningkatan taraf hidup masyarakat (pro poor).

Pada dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha produktif melalui program penjaminan kredit. Perseorangan, kelompok atau koperasi dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum Rp 500 juta. Sumber dana adalah bank yang ditunjuk

Dokumen terkait