BAB 3. METODE PENELITIAN ……………………………………………...37 -69
3.8. UJi Validitas Konstruk
3.8.3. Uji Validitas Konstruk Komunikasi Interpersonal
Pada skala komunikasi interpersonal ini terdapat 20 item yang terdapat dalam lima dimensi, yaitu self concept, ability, skill experience, emotion dan self disclosure dengan penjelasan uji validitas sebagai berikut:
a. Dimensi Self Concept
Peneliti menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional mengukur satu faktor yaitu self concept.Dari hasil analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor langsung fit dengan chi-square = 3.15, df = 2, p-value = 0.20695, RMSEA= 0.054. Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu self concept. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar 3.5 berikut:
Gambar 3.5. Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Self Concept
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran self concept disajikan pada tabel 3.10.
Tabel 3.10. Muatan Faktor Item Self Concept
ITEM Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
4 0.83 0.19 4.36 √
6 0.27 0.10 2.81 √
11 0.37 0.11 3.42 √
18 0.28 0.10 2.87 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
Dari tabel 3.10 dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya bersifat favorable. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop dan ada 4 item yang bobot nilainya akan diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.
b. Dimensi Ability
Lalu dari hasil analisis CFA yang dilakukan pada 4 item dimensi ability, model satu faktor tidak fit dengan chi-square = 13.61, df= 2, p-value = 0.00111, RMSEA= 0.171. Oleh sebab itu peneliti melakukan modifikasi sebanyak 2 kali terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item diperbolehkan berkorelasi dengan item lainnya, sehingga diperoleh model fit. Dengan nilai chi-square = 0.58, df = 1, p-value = 0.44538, RMSEA=0.000.Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu ability. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar 3.6 berikut:
Gambar 3.6. Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Ability
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai-t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11 berikut:
Tabel 3.11. Muatan Faktor Item Ability
ITEM Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
5 0.29 0.09 3.11 √
15 -0.47 0.10 -4.57 X 16 0.39 0.10 4.06 √
17 -0.78 0.14 -5.48 X
Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 2 item yang signifikan (t > 1.96) dan 2 item yang tidak signifikan (t < 1,96) yaitu item nomor 15 dan 17. Dengan demikian, item-item tersebut akan di drop, yang berarti item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor. Hanya ada 2 item yang bobot nilainya akan
diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis. Hal ini terjadi karena kelemahan alat ukur ini jumlah itemnya terlalu sedikit yakni hanya 4 item.
c. Dimensi Skill Experience
Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan pada 4 item dimensi skill experience, model satu faktor langsung fit dengan chi-square = 0.75, df= 1, p-value = 0.38531, RMSEA= 0.000. Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu skill experience. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar 3.7 berikut:
Gambar 3.7. Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Skill Experience
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai-t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12 berikut:
Tabel 3.12. Muatan Faktor Item Skill Experience
ITEM Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
2 0.99 0.05 19.55 √
3 0.23 0.07 3.19 √
13 0.20 0.07 2.76 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
Sebenarnya jumlah seluruh item yang mengukur dimensi skill experience ada 4 item, yakni item nomor 1,2,3 dan 13. Namun, item nomor 1 di drop karena muatan faktor tersebut tidak dapat dianalisis karena faktor loadingnya terlalu kecil dibandingkan faktor loading item-item yang lain. Dari tabel 3.12 dapat kita lihat bahwa semua item (selain item nomor 1) signifikan (t>1.96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya bersifat favorable. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop dan ada 3 item yang bobot nilainya akan diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.Hal ini terjadi karena kelemahan alat ukur ini jumlah itemnya terlalu sedikit yakni hanya 4 item.
d. Dimensi Emotion
Selanjutnya, dari hasil analisis CFA yang dilakukan pada 4 item dimensi emotion, model satu faktor tidak fit dengan chi-square = 16.35, df= 3, p-value = 0.00096, RMSEA= 0.150. Oleh sebab itu peneliti melakukan modifikasi sebanyak 2 kali terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item diperbolehkan berkorelasi dengan item lainnya, sehingga diperoleh model fit. Dengan nilai chi-square = 2.67, df = 2, p-value = 0.26288, RMSEA=0.041.Artinya, model dengan satu
faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu emotion. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar 3.8 berikut:
Gambar 3.8. Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Emotion
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran emotion disajikan pada tabel 3.13.
Tabel 3.13. Muatan Faktor Item Emotion
ITEM Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 7 -0.12 0.06 -2.02 X 8 -0.84 0.24 -3.49 X
9 0.34 0.07 4.93 √
10 0.99 0.05 19.55 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 2 item yang signifikan (t > 1.96) dan 2 item yang tidak signifikan (t < 1,96) yaitu item nomor 7 dan 8. Dengan demikian,
item-item tersebut akan di drop, yang berarti item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor. Hanya ada 2 item yang bobot nilainya akan diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.Hal ini terjadi karena kelemahan alat ukur ini jumlah itemnya terlalu sedikit yakni hanya 4 item.
e. Dimensi Self Disclosure
Lalu dari hasil analisis CFA yang dilakukan pada 4 item dimensi self disclosure, model satu faktor tidak fit dengan chi-square = 8.46, df= 2, p-value = 0.01454, RMSEA= 0.127. Oleh sebab itu peneliti melakukan modifikasi sebanyak 2 kali terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item diperbolehkan berkorelasi dengan item lainnya, sehingga diperoleh model fit. Dengan nilai chi-square = 3.04, df = 1, p-value = 0.08119, RMSEA=0.101.Artinya, model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu self disclosure. Model fit tersebut ditunjukkan pada gambar 3.9:
Gambar 3.9. Hasil Analisis Faktor Konfirmatorik Self Disclosure
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu
di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran self disclosure disajikan pada tabel 3.14 berikut:
Tabel 3.14. Muatan Faktor Item Self Disclosure
ITEM Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan
12 0.59 0.13 4.64 √
14 0.32 0.11 2.93 √
19 0.33 0.11 3.06 √
20 0.45 0.11 4.18 √
Keterangan: tanda √ = signifikan (nilai t > 1.96), × = tidak signifikan
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item, yang mana semuanya bersifat favorable. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di drop dan ada 4 item yang bobot nilainya akan diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.