• Tidak ada hasil yang ditemukan

BA III METODE PENELITIAN

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Pelaksanaan kebijakan tidak terlepas dari sebuah peraturan sebagai landasan pelaksanaan kebijakan. Suatu implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dan sesuai dengan sosio kultur yang berada di level pelaksana kebijakan dan pengawas kebijakan. Ketika ukuran kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu ideal dan terlalu manis untuk dilaksanakan di level warga, maka agak sulit memang merealisasikan kebijakan publik hingga titik yang dapat dikatakan berhasil.Dalam implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM

tidak semudah dalam penerapannya dilapangan, jika dilihat dari sebagian besar wilayah Kabupaten pandeglang (87,27%) digunakan untuk usaha pertanian.Hal tersebut sebanding dengan Struktur perekonomian Kabupaten Pandeglang yang masyarakatnya mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.

Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM memiliki tujuan sebagai berikut :

1) Memantapkan dan menumbuh kembangkan swadaya Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sehingga mampu menjadi pusat pelayanan perekonomian yang memiliki daya saing, efektif dan efisien.

2) Memperkuat kerangka dasar ekonomi kerakyatan yang merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional.

Sasaran pembinaan dan pengembangan Koperasi ini diarahkan agar Koperasi dapat memegang peranan utama dalam ekonomi kerakyatan khususnya di sektor-sektor Pertanian yang meliputi, bidang pertanian pangan, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan dan agro industri.

Poin pertama dari tujuan pembinaan koperasi bahwa koperasi sesuai dengan kepribadian sosialnya sebagai wadah ekonomi yang paling ampuh untuk menanggulangi kemiskinan serta upaya menciptakan perekonomian

yang berkeadilan, pembangunan koperasi perlu terus dilanjutkan untuk mewujudkan koperasi sebagai badan usaha dan sekaligus sebagai gerakan ekomomi rakyat yang sehat, tangguh, kuat dan mandiri.selain itu koperasi merupakan wadah yang paling tepat untuk menggalang kekuatan ekonomi rakyat dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi.

Poin kedua dari tujuan pembinaan Koperasi, bahwa koperasi merupakan bagian integral dari perekonomian nasional baik sebagai badan usaha maupun sebagai gerakan ekonomi rakyat.Pembangunan koperasi diarahkan untuk mengembangkan koperasi menjadi semakin maju, semakin mandiri, dan semakin berakar dalam kehidupan ekonomi rakyat dalam upaya mewujudkan demokrasi ekonomi berdasarkan pancasila UUD 1945.Penguatan koperasi harus dimulai dari peningkatan kemampuan organisasi, manajemen, kewiraswastaan, dan permodalan serta yang terpenting ialah didukung oleh peningkatan jiwa dan semangat berkoperasi menuju pemantapan perannya sebagai sokoguru perekonomian nasional.Oleh karena itu pembangunan koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab bersama rakyat dan pemerintah yang harus dilaksanakan dalam rangka menumbuhkan kemajuan perekonomian dan kemandirian manusianya, lebih luasnya masyarakat Indonesia.

Konsep pemberdayaan masyarakat pedesaan melalui koperasi bukanlah konsep baru. Koperasi Pertanian merupakan salah satu struktur

kelembagaan yang cukup penting di masa sekarang dan yang akan datang. Dalam upaya pemberdayaan petani dari pemasaran komoditas yang dihasilkan diwilayahnya, sekaligus menjadi kelembagaan pertanian yang dapat memberikan jaminan kepastian harga produk pertanian, sehingga harga yang diterima dapat menguntungkan petani. Bergabungnya petani dalam kelembagaan Koperasi akan meguatkan wadah organisasi Koperasi Pertanian tersebut sebagai lembaga perekonomian masyarakat, dimana anggotanya akan memiliki posisi tawar yang kuat untuk dapat memasarkan hasil pertaniannya sehingga kesejahteraan petani mengalami peningkatan hal ini diakibatkan naiknya pendapatan petani yang tergabung dalam Koperasi Pertanian.

Untuk memajukan Koperasi Pertanian salah satunya para anggota koperasi harus memliki hubungan yang harmonis, tanpa hubungan yang harmonis dan saling membutuhkan sulit dibayangkan Koperasi Pertanian mampu bertahan, dengan adanya prinsip saling membutuhkan tersebut Koperasi Pertanian akan mampu menjadi lembaga perekonomian masyarakat pedesaan khususnya petani yang dapat memberikan keuntungan baik dari segi ekonomi dan sosial. Pentingnya berkoperasi sebagai lembaga perekonomian desa hal ini disadari oleh masyarkaat diDesa Sukamanah Kecamatan Jiput, masyarakat berinisiatif mendirikan koperasi pertanian dengan nama Koperasi Sinar Desa, aktifitas yang dilakukan para anggota koperasi sinar desa hal ini dapat dilihat pada foto dibawah ini :

Gambar 4.2

AKTIFITAS KOPERASI PERTANIAN SINAR DESA

(Sumber : Peneliti, 2016)

Gambar diatas adalah aktifitas para anggota koperasi sinar desa yang sedang menanam jenis sayuran seperti Cabai merah, Kacang Panjang, pare, daun sawi dan lain-lain. Pendirian koperasi ini berdasarkan inisiatif masyarakat yang memiliki masalah yang sama seperti kuatnya pengaruh tengkulak dan rentenir dan itu sangat merugikan para petani, sehingga para petani sepakat untuk mendirikan wadah organisasi yaitu koperasi dengan harapan dapat menyelesaikan masalah yang dialami oleh para petani. Denngan adanya koperasi saat ini para petani sudah merasakan manfaatnya

dimana saat ini peran tengkulak dan rentenir sudah tidak menjadi masalah lagi, biaya tanam didapatkan dari iuran anggota dan penjualan ketika panen tiba petani dalam hal ini koperasi pertanian sinar desa sudah bisa memiliki harga tawar sehingga petani memiliki keuntungan yang cukup dan keuntungan itu dirasakan oleh sesama petani yang menjadi anggota koperasi.

Dengan adanya Peraturan daerah No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM keinginan pemerintah untuk memberdayakan masyarakat melalui organisasi koperasi sudah ada, tetapi hasilnya belum maksimal itu terlihat dari data yang diperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang, bahwa jumlah Koperasi Pertanian yang ada di Kabupaten Pandeglang setiap tahunnya terus mengalami penurunan. Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara oleh informan Rully Fr Staf Kelembagaan Koperasi yang menyebutkan bahwa Koperasi Pertanian yang berjumlah 47 pada tahun 2015 seluruhnya dalam enam bulan pertama ini belum melakukan RAT sehingga belum ada laporan yang diterima oleh Dinas. RAT dapat dilakukan dibulan ke enam atau dibuan ke dua belas, Dinas Koperasi dan UMKM biasanya dilibatkan atau di undang dalam acara tersebut dan diminta masukannya, setelah melakukan RAT hasil rapat tersebut diberikan keapada Dinas untuk dinilai apakah koperasi tersebut berkembang dari segi aset, usahanya dan kelembagannya.

Jika dilihat dari isi Perda yang dibuat tidak ada didalam perda yang menjelaskan secara spesifik mengenai pembinaan Koperasi Pertanian sehingga tidak ada prioritas pembinaan kopeasi tertentu, dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki pemerintah melakukan pembinaan koperasi secara umum saja tidak konsen membina Koperasi Pertanian, hal ini salah satu faktor yang menyebabkan Koperasi Pertanian tidak berkembang dari segi aset, kelembagaan dan usahanya, ini disebutkan juga oleh informan Rully FrSelaku staf Kelembagaan Koperasi Kabupaten Pandeglang.

Koperasi yang bisa dikatakan maju di Kabupaten Pandeglang yaitu Koperasi pegawai, sedangkan Koperasi yang banyak berjalan saat ini ialah Koperasi masyarakat yaitu Koperasi Wanita. Untuk Koperasi Pertanian memang banyak yang tidak aktif dan tidak melakukan RAT , Rapat Anggota tahunan seharusnya menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh semua koperasi sebagai evaluasi dan perencanaan kedepan dalam pengambangan koperasi dan usahanya, salah satu contoh laporan RAT yang sudah dilakukan oleh Koperasi Serba Usaha Bina Lingkungan:

Gambar 4.3

CONTOH LAPORAN RAPAT ANGGOTA TAHUNAN KOPERASI SERBA USAHA BINA LINGKUNGAN

(Sumber :KSU Bina Lingkungan, Tahun 2015)

Rapat Anggota Tahunan merupakan suatu tempat atau kondisi dimana aka n ada pembahasan tentang persoalan yang timbul dalam kegiatan koperasi dan kemudian mencari jalan keluar penyelesaian untuk mengatasi persoalan tersebut. Rapat Anggota Koperasi memiliki fungsi diantaranya sebagai berikut, yaitu :

1. Menetapkan anggaran dasar/ ADART

2. Menetapkan kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha Koperasi

3. Menyelenggarakan pemilihan, pengangkatan, pemberhentian, pengurus dan pengawas.

4. Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan

5. Mengesahkan laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengwas dalam melaksanakan tugasnya

6. Menentukan pembagian sisa hasil usaha dan

7. Menetapkan keputusan penggabungan, peleburan dan pembubuaran koperasi.

Saat ini Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang telah melakukan himbauan melalui surat edaran untuk mengigatkan koperasi-koperasi khususnya koperasi-koperasi pertanian agar segera melakukan RAT, dengan Koperasi melakukan RAT koperasi tersebut dapat dinilai oleh dinas baik tidak nya koperasi tersebut, selain itu dengan koperasi melakukan RAT Dinas dapat mengetahui berapa banyak koperasi yang aktif dan tidak aktif sehingga Dinas akan memperoleh data yang akurat mengenai koperasi aktif dan tidak aktif khususnya untuk koperasi pertanian.

Koperasi Pertanian yang masih berjalan mengalami peningkatan aset walaupun tidak signifikan dan masih berusaha berkembang dari segi aset, usaha dan lembanganya, seperti yang disampaikan oleh Informan Ade Jein Saipudin Ketua Koperasi Pertanian Sinar Desa, bahwa Koperasi Pertanian Sinar Desa baru rencana menambah anggotanya dengan merekrut pedagang bakulan, dan memang itu salah satu aset koperasi, semakin banyak anggota maka koperasi tersebut akan semakin berkembang. Peningkatan aset masing-masing koperasi memang tidak sama, setiap Koperasi Pertanian yang masih

berjalan berusaha untuk terus berkembang dari segi usahan dan penambahan asetnya hal ini disampaikan Informan H. Efendi HidayatKetua Koperasi Sumber Tunas Jaya.

Tidak tepat waktunya para anggota untuk membayar iuranwajib salah satu berdampak pada perkembangan koperasi itu sendiri sehingga aset yang dimiliki koperasi belum dapat bertambah. Dari ketiga Koperasi Pertanian yang diwawancarai hasilnya Koperasi Pertanaian masih jauh dari berkembang tetapi Koperasi Pertanian tersebut berusaha terus untuk bertahan dan mengembangkan dirinya, dukungan pemerintah dalam hal ini pembinaan dan permodalan sangat dibutuhkan oleh Koperasi pemerintah seharusnya memfasilitasi apa yang dibutuhkan Koperasi untuk pengembangan Koperasi itu sendiri.

Perekembangan Koperasi yang ada di Kabupaten Pandeglang masih jauh dari yang diharapkan tetapi dengan optimisme pemerintah dalam sosialisasi dan pembinaan koperasi masyarakat akan sadar bahwa Koperasi sebagai wadah untuk mensejahterakan masyarakat akan terus berkembang, setiap tahun Dinas Koperasi dan UMKM selalu ada memberikan izin Operasional kepada Koperasi yang baru, seperti yang disampaikan informan Rully FrStaf Seksi Kelembagaan Koperasi, setiap tahunnya tidak ada pembentukan Koperasi Pertanianyang baru, dari 24 Koperasi yang baru dan

diberikan izin lebih banyak Koperasi wanita yang biasanya Koperasi Wanita bergerak dalam bidang simpan pinjam.

Banyaknya Koperasi Pertanian yang tidak berjalan atau tidak diketahui berjalan atau tidak salah satunya karena tidak melakukan kewajibannya melaksanakan RAT seperti yang disampaikan Informan Diana Luthfia,SE.Seksi Pemberdayaan Koperasi, Dengan banyaknya Koperasi Pertanian yang tidak aktif di Kabupaten Pandeglang dipengruhi oleh banyak faktor salah satunya yaitu faktor internal Koperasi itu sendiri, peneliti menggali informasi dari tiga Koperasi Pertanian ketiganya belum melakukan RAT dengan alasan belum siap dalam penyusunan laporan dan lainnya.

Didalam isi Peraturan Daerah No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM memberi falisitas jaringan usaha bagi Koperasi dalam hal pemasaran Produk-Produk Koperasi untuk membantu Koperasi agar berkembang dari segi usahanya, tetapi dilapangan peran Dinas dalam hal ini belum dilakukan seperti yang disampaikan oleh informan Rully Fr Staf Seksi Kelembagaan Koperasi,

“Kita belum sampai kesitu paling yang kita lakukan hanya pembinaan misalnya ada koperasi belum bisa menyusun laporan pertanggung jawaban mereka bisa minta bantuan kekita” , (wawancara dilakukan pada tanggal, 16 Mei 2016 Pukul 9:50 WIB di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang).

Hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan oleh Informan H. KokoKetua Dewan Koperasi Kabupaten Pandeglang dan Informan Ade Jein

SaipudinKetua Koperasi Sinar Desa. Bahwa peran dinas dalam membantu Koperasi mengembangkan usahanya dengan memberikan fasilitas jaringan usaha belum dilakukan sehingga itu berdampak kepada Koperasi Koperasi yang masih berjalan tidak mempunyai nilai tawar yang lebih dan Koperasi sulit mengembangkan usahanya, untuk menjual hasilnya para anggota Koperasi mencari sendiri atau diarahkan oleh ketua Koperasi dalam menjual hasil Produk Pertaniannya.

Mengenai peran pemerintah dalam membantu koperasi mengenai jaringan usaha Diperkuat juga dengan pernyataan informan H. Efendi HidayatKetua Koperasi Sumber Tunas Jaya dan Informan Ade Irma SuryanaKetua Koperasi Serba usaha Bina Lingkungan, bahwa peran Dinas belum sampai memfasilitasi jaringan usaha Koperasi, Dinas Koperasi dan UMKM hanya melakukan pembinaan saja salah satunya menyusun laporan pertanggung jawaban ketika Koperasi akan melakukan RAT. Pemerintah hal ini Dinas Koperasi dan UMKM sebagai pelaksana kebijakan dengan didasarkan landasan hukum yang sudah disahkan dalam memberdayakan masyarakat melalui Koperasi khususnya Koperasi Pertanian belum tercapai, hal ini seperti disampaikan oleh informan H. KokoKepala Seksi Kelembagaan Koperasi,

“Perda in belum spesifik artinya memajukan satu sektor di bidang pertanian itu sementara hanya mengacu jenis pelayanan dan Pembinaan misalkan, pendirian koperasi, penilaian kesehatan,

pemeringkatan, pengalokasian dana dan pembinaan koepasi secara umum belum spesifik bisa meningkatan kemajuan Koperasi Pertanian belom spesifik kearah itu.” , (wawancara dilakukan pada tanggal, 08 November 2016, Pukul 10:35 WIB di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang).

Dengan pernyataan tersebut bahwa isi Perda tidak menjelaskan secara spesifik atau khusus dalam pembinaan Koperasi Pertanian, isi Perda tersebut membina Koperasi secara umum saja jadi dengan adanya Perda ini Pemeritnah tidak konsen terhadap satu koperasi saja padahal kalau dilihat dari potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Pandeglang seharusnya pemerintah Konsen terhadap Koperasi Pertanian, melalui Koperasi Pertanian masyarakat Pandeglang akan lebih mandiri dan sejahtera dari segi ekonomi.

Dengan adanya Perda No. 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM Pemerintah Kabupaten Pandeglang sudah memiliki keinginan untuk memberdayakan masyarkatnya yang mayoritas sebagai petani untuk berkoperasi, dengan berkoperasi mayarakat pandeglang bisa sejahtera dan mandiri, jika dilihat dari tujuan Koperasi itu sendiri khususnya Koperasi Pertanian sebagai penggerak ekonomi ditingkat masyarakat dan mendukung pemerintah dalam mereduksi pengangguran dan Kemiskinan.

Tetapi dalam kenyataannya dilapangan Koperasi Pertanian di Kabupaten Pandeglang masih banyak yang tidak aktif dan berkembang, seperti yang disampaikan informan H. KokoKetua Dewan Koperasi Kabupaten Pandeglang, bahwa banyaknya Koperasi yang tidak aktif karena

ketidak disiplinan pengurus maupun anggota Koperasi itu sendiri, DEKOPINDA sebagai Partner pemerintah dalam pengembangan dan pembianan koperasi sudah melakukan tugasnya seperti mengundang Koperasi-koperasi yang ada Khususnya Koperasi pertanian untuk mengikuti pembinaan tetapi mayoritas dari Koperasi yang di Undang khususnya Koperasi masyarakat tidak ada respon yang baik, pada saat ini Dekopinda lebih banyak membina koperasi pegawai saja karena respon positif dari Koperasi pegawai sagat baik.

Sejauh ini Koperasi yang ada di Kabupaten Pandeglang masih jauh dari apa yang diharapkan, Koperasi seharusnya menjadi wadah organisasi masyarakat atau sebagai pusat pelayanan bagi masyarakat, mengembangkan dan memandirikan masyarakat melalui Koperasi Pertanian belum dapat tercapai, tetapi sosialisasi dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah terus berjalan dan akan terus berusaha mendidik masyarakat supaya berkoperasi hal ini disampaikan oleh informan H. Khaerudin,SE.Kepala Seksi Kelembagaan Koperasi, Banyak Koperasi yang tidak berjalan sebenarnya lebih kepada faktor internal Koperasi itu sendiri, tidak ada kesadaran dari masyarakat sebagai anggota dan pnegurus Koperasi Senada dengan apa yang diutarakan oleh informan Wendi Nurwendi, ST.Kepala Program Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten, bahwa Koperasi Masyarakat saat ini yang berjalan didominasi oleh Koperasi Wanita Koperasi

ini bergerak dalam bidang simpan pinjam, pertanian dan produksi, Koperasi wanita salah satu Koperasi yang banyak di bina oleh Dinas Koperasi dan UMKM dikarenakan pengelolaan Koperasinya lebih baik dibanding Koperasi yang beranggotakan Pria, jika dilihat dari jumlah anggotanyapun lebih banyak dibanding dengan jumlah anggota Koperasi Pertanian Koperasi wanita cenderung lebih disiplin, lebih bisa mengikuti apa yang di sarankan oleh Dinas dalam pembinaan.

Maju tidaknya Koperasi harus ada konsistensi Pemerintah dalam pembinaan Perkoperasian, sehingga diharapkan ketika pembinaan dilakukan secara konsisten para anggota dan pengurus koperasi lebih sadar akan kewajibannya dan dalam pengelolaannya pun akan menjadi lebih baik bukan hanya itu saja diharapkan pemerintah berperan dalam membangun jaringan usaha Koperasi, semakin banyaknya koperasi khususnya koperasi pertanian yang tidak aktif dan akan dibubarkan oleh Dinas Koperasi dan UMKM seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6

DAFTAR KOPERASI PERTANIAN AKAN DIBUBARKAN TAHUN 2016

NO NAMA KOPERASI

ALAMAT BADAN HUKUM Pengurus/

JENIS KET

DESA/KEL KECAMATAN NO TANGGAL Ketua 1 Pasir Kuta

Pasir

Peuteuy Cadasari 46 22-04-00 TB. Asep Ibrahim KOPTAN

Tidak Aktif

2 Mustika Tani Koranji Cadasari 119 11/12/2000 H. Maman KOPTAN

Tidak Aktif

3 Har. Makmur Sadaya Sukanagara Carita 78 13-3-99 - KOPTAN

Tidak Aktif 4

Mega Mulya/ Bangun

Arta Nanggala Cikeusik 47 24-04-00 Ohim Hidayat KOPTAN

Tidak Aktif

5 Usaha Tani Sampurna CImanuk CImanuk 451 9/9/1999

H. Judaini

Madrosi KOPTAN

Tidak Aktif

6 Mujur Jiput Jiput 512 28-10-99 Halimi KOPTAN

Tidak Aktif

7 Mekar Rahayu Jiput Jiput 50 27-04-00 Dede Suherman KOPTAN

Tidak Aktif

8 Sinar Citaman Citaman Jiput 14 10/6/2004 H. Arsa KOPTAN

Tidak Aktif

9 Wahana Mitra Cigadung Karangtanjung 3 31-03-05 Suherli KOPTAN

Tidak Aktif

10 Tani Mandiri Sejahtera Sukaratu Majasari 328 14-05-99 M. Heri Efendi KOPTAN

Tidak Aktif

11 Harum Jaya Sukaratu Majasari 2 30-01-03 Nurhasan KOPTAN

Tidak Aktif

12 Budi Jaya Alaswangi Alaswangi Menes 98 5/10/2000 A. Suhaemi KOPTAN

Tidak Aktif

13 Sumber Maju Tanjungjaya Panimbang 55 4/3/1999 Sumardi KOPTAN

Tidak Aktif

14 Rikrik Gumatik Gombong Panimbang 10 14-01-00 H. M Masrun KOPTAN

Tidak Aktif

15 Komakata Idaman Patia 3 30-01-03

M. Harry

Mathovany KOPTAN

Tidak Aktif

16 Raudhotussibyan Rahayu Patia 3 13-02-04 Abdul Mukti KOPTAN

Tidak Aktif

17 Tani Nusantara Cililitan Picung 19 12/2/1999 A. Kadir KOPTAN

Tidak Aktif

18 Al- Hidayah Kadubera Picung 15 22-04-08 Ust. Imron KOPTAN

Tidak Aktif

19 Tani Jaya Kutamekar Sobang 23 24-11-98 Maman R KOPTAN

Tidak Aktif

20 Maju Jaya Makmur

Tunggal

Jaya Sumur 101 14-10-00 Herdi KOPTAN

Tidak Aktif

Data diatas menggambarkan bahwa koperasi yang akan dibubarkan karena koperasi tersebut tidak lagi aktif dari segi organisasi dan usahanya, kebijakan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang untuk koperasi yang tidak aktif selama tiga tahun berturut-turut akan dibubarkan, sebelum dibubarkan Dinas Koperasi telah memberikan himbauan melalui surat untuk segera melakukan RAT sehingga koperasi tersebut dapat dikatakan aktif dan berjalan sesuai aturan koperasi.

Terpuruknya Koperasi Pertnaian di Kabupaten Pandeglang harus segera diatasi oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten pandeglang karena dengan koperasi diharapka sektor pertanian menjadi lebih maju dan mensejahterkan masyarakatnya. Banyaknya faktor yang menyebabkan koperasi tidak aktif diantaranya yaitu faktorinternal sendiri, faktor tersebut sangat mempengaruhi bagaimana pemahaman para pengurus dan anggota bisa bekerja sama dalam mengelola Koperasi menjadi baik dan berkembang, jatuh bangunnya Koperasi saat ini tidak menyurutkan keinginan masyarakat untuk membangun Koperasi, hal ini disampaikan oleh informan H. Koko. Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kabupaten Pandeglang, Dengan banyaknya Koperasi yang tidak aktif salah satu masalah yang krusial ialah sumber daya manusianya itu sendiri, dalam pembinaan Koperasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun partner pemerintah seharusnya lebih kepada bagaimana melatih jiwa interpraner para anggota koperasi, sehingga

diharapkan Koperasi bisa bertahan dan berkembang dengan baik sejauh ini itu menjadi permasalahan yang butuh waktu dalam menyelesaikannya.

Adanya Koperasi bukan hanya untuk kepentingan masyarakat saja tetapi ada juga kepentingan pemerintnah daerah untuk berkontribusi memberikan sumbangsih bagi pendapatan daerah, tetapi dalam kenyataannya Koperasi yang berjalan belum bisa memberikan sumbangsih lebih kepada pemasukan daerah hal ini masih banyaknya koperasi yang masih belum berkembang dari segi usahanya, koperasi yang ada hanya bisa memenuhi urusan para anggotanya kadang tidak semua, salah satunya usaha koperasi bergerak dalam usaha simpan pinjam itupun simpan pinjamnya masih tidak memenuhi kebutuhan para anggotanya..

Dengan adanya Permen yang mengatur bahwa Dinas Koperasi bukan Dinas penghasil jadi tidak ada target untuk pemasukan kepada PAD, dari keterangan diatas pihak pemerintah berwacana bahwa Koperasi harus bisa memberikan Kontribusinya kepada daerah melalui sumbangsih 2,5% dari hasil usaha Koperasi setiap tahunnya, tetapi Koperasi yang bisa memberikan sumbangsih kepada daerah biasanya Koperasi pegawai bukan Koperasi Pertanian.

Kontribusi Koperasi Pertanian terhadap Pendapatan Daerah menurut informan H. Koko.Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kabupaten

Pandeglang belum ada dikarenakan banyaknya Koperasi Pertanian yang tidak aktif, adapun yang masih berjalan masih belum berkembang serta belum bisa memfasilitasi kebutuhan semua anggotanya, kurangnya permodalan serta sedikitnya pemasukan sedangkan kebutuhan para anggota melebihi dana yang ada pada Koperasi, dengan keterbatasan dana yang dimiliki Koperasi anggota Koperaasi masih berhubungan dengan rentenir dan tenGkulak, maka dari itu untuk mengembangkan Koperasi seharusya pemerintah lebih giat lagi dalam pembinaan Koperasi, sebelum itu Dinas harus sudah memiliki SDM yang memadai dan mengerti akan Koperasi.

Jika dilihat dari visi dan misi Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016 adalah: “ Kabupaten Pandeglang sebagai Daerah mandiri dan

Berkembang di bidang Agrobisnis dan Pariwisata Berbasis Pembangunan Pedesaan”, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang dalam

menjabarkan visi misi tersebut seharusnya memiliki fokus pengembangan Koperasi yaitu jenis Koperasi Pertanian, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang terus berupaya dalam memberdayakan masyarakatnya melalui Koperasi itu terlihat dari banyaknya Koperasi masyarakat yang aktif salah satunya Koperasi Wanita yang bergerak dalam usaha simpan pinjam tetapi Koperasi tersebut masih berusaha berkembang.

Dinas Koperasi dan UMKM harus memiliki fokus pengembangan