BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Tinjauan Umum Tentang Anak Di Luar Kawin/Nikah
3. Undang –Undang Tentang Hak Anak
Anak-anak sering diberi perhatian tidak hanya didalam ilmu pengetahuan, namun juga dari aspek lain yang terpusat dalam kehidupan seperti agama, hukum, dan sosiologi, yang mana membantu anak-anak menjadi lebih sensitif dan terlibat dalam lingkungan sosial mereka.
Secara sosiologis, anak dianggap sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT yang selalu aktif didalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan bernegara. Anak muda ditempatkan dalam kelompok sosial yang lebih rendah daripada komunitas dengan siapa mereka berinteraksi dalam situasi ini.
Undang-undang tentang Perlindungan Anak memberikan aturan tentang hak dan kewajiban anak. Hak-hak yang didapatkan anak dijelaskan didalam
ketetapan Pasal 4 hingga Pasal 18. Hak oleh tiap anak yang dicantumkan didalam Undang-undang mengenai Perlindungan Anak itu mencakup hak sebagai berikut:
a. Mampu hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi dalam masyarakat secara wajar, sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta bebas dari kekerasan dan prasangka.20
b. Atas nama yang berfungsi sebagai identitas dan status kewarganegaraan.
c. Untuk di bawah pengawasan orang tua, untuk beribadah menurut keyakinannya, berpikir dan berkreasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya.
d. Untuk mengenal orang tuanya, yang membesarkannya dan membesarkannya.
e. Memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.
f. Memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pertumbuhan dan kecerdasan pribadi sesuai dengan minat dan bakatnya.
g. Memperoleh pendidikan yang luar biasa, rehabilitasi, bantuan sosial, dan memelihara tingkat kesejahteraan sosial yang tinggi bagi generasi muda yang beruntung.
h. Memberikan pendidikan khusus bagi anak yang memiliki keunggulan.
i. Untuk mengungkapkan dan didengar, menerima, mencari, dan menawarkan ilmu yang sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya untuk tujuan pengembangan diri dengan tetap berpegang pada cita-cita kesusilaan dan kepatutan.
20Rini Fitriani, “ Peranan Penyelenggara Perlindungan Anak Dalam Melindungi Dan Memenuhi Hak-Hak Anak”, Jurnal Hukum Samudra Keadilan, Vol. II, Juli-Desember 2016, Hal. 255
j. Untuk bersantai dan menikmati waktu luang, bergaul dengan anak-anak lain seusianya, bermain, bersantai, dan berkreasi sesuai dengan hobi, kemampuan, dan tingkat kognitifnya untuk pengembangan diri.
k. Untuk dilindungi dari diskriminasi, eksploitasi ekonomi dan seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidakadilan, dan bentuk pelecehan lainnya.
l. Untuk diasuh oleh orang tua mereka sendiri kecuali ada alasan yang memaksa dan aturan hukum menunjukkan bahwa pemisahan adalah demi kepentingan terbaik anak.
m. Untuk memperoleh perlindungan dari penganiaya, penyiksa, atau target hukuman yang keras.
n. Memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.
o. Mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan penempatan yang dipisahkan dari orang dewasa, memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku, serta membela diri dan memperoleh keadilan di depan Pengadilan Anak yang objektif dan tidak memihak dalam sidang tertutup untuk umum, untuk setiap anak yang dirampas kebebasannya.
p. Untuk dirahasiakan bagi setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual, atau yang telah melanggar hukum.
q. Untuk memperoleh bantuan bagi setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kejahatan dengan perwakilan hukum dan layanan lainnya.
r. Pasal-pasal yang memuat ketentuan mengenai hak anak dalam Undang-undang tentang Perlindungan Anak mempunyai banyak kesamaan dengan ketentuan hak anak dalam Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia.
s. Undang –undang tentang Perlindungan Anak juga mengatur mengenai kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap anak.21
21 Ibid Hal.255
Pengaturan tentang hak-hak anak ada dalam beberapa perundang-undangan Negara Republik Indonesia, Negara menjamin dan harus memenuhi hak-hak dasar anak yang meliputi :
a. Hak hidup. Hak ini berkenaan dengan perbuatan-perbuatan yang dilakukan pada waktu anak masih dalam kandungan, seperti memberi rezeki dan rangsangan, memeriksa kandungan, dan sebagainya. Aborsi dan perbuatan lain yang merusak janin dalam kandungan adalah contoh pelanggaran.
b. Hak tumbuh kembang. Anak harus diberikan setiap kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, termasuk dirawat dengan baik, dirawat atau dibawa ke dokter jika sakit, diberi ASI, divaksinasi, dan dibawa ke Posyandu. Selanjutnya faktor psikologis seperti memberikan rasa aman dan nyaman, menciptakan lingkungan yang kondusif, menjauhkan anak dari hal-hal yang berbahaya, tidak memberikan makanan yang berbahaya bagi perkembangannya, menjadi terintegrasi, diajarkan bahasa, dan pola asuh yang memanusiakan anak semuanya. diperhitungkan.
c. Hak perlindungan. Anak harus dilindungi dari kejadian yang mengancam jiwa, perlindungan hukum, dan segala sesuatu yang dapat mempengaruhi masa depan anak.
d. Hak Partisipasi. Anak dalam keluarga harus dibiasakan untuk diajak bicara, terutama tentang keinginan atau keinginannya. Pertimbangkan di mana Anda ingin pergi ke sekolah, dan jika orang tua Anda memiliki ide
yang berbeda, cari jalan tengah. Karena apa yang dipilih orang dewasa tidak selalu yang terbaik untuk anak-anak, anak-anak diperlukan sebagai manusia.
Melihat berbagai aturan hukum-hukum di Indonesia yang memiliki kaitannya akan hak-hak anak, jelas terlihat jauh dari realita, penerapan aturan hukum yang ada ini tidak efektif, yang mana masih terdapat kurangnya jika dilihat dari berbagai sudut pandang sehingga karena inilah hak-hak anak di Indonesia menjadi terpengaruhi. Sebagai contoh, masih banyak kasus di Indonesia seperti yang dijelaskan di bawah ini:
a. Kekerasan fisik hingga psikis b. Kekerasan seksual
c. Korban penyebarluasan pornografi d. Eksploitasi ekonomi
e. Anak putus sekolah f. Anak jalanan
g. Penyalahgunaan napza, dan lain-lain.
Mengingat hal-hal tersebut terjadi di dalam realita negara Indonesia dimana seluruh hak anak belum sepenuhnya dipenuhi sejalan dengan undang-undang, hak-hak anak, khususnya anak-anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, tidak sepenuhnya terwujud. Hal ini menunjukkan bahwa Undang-Undang Perlindungan Anak belum berimbang dalam pelaksanaan perlindungan anak. Perlindungan hukum ditetapkan dengan aturan-aturan dan pelaksanaannya, dengan tujuan yaitu memberikan jaminan supaya segala hak
anak dihormati sehingga bisa menjalankan kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, dan berkontribusi maksimal sejalan akan harkat serta martabat manusia. Selanjutnya dilindungi dari segala bentuk kekerasan, ketidakadilan, penelantaran, prasangka buruk, eksploitasi, dan kegiatan buruk lainnya guna mewujudkan anak bangsa yang kuat sebagai generasi penerus bangsa. 22
C. Tinjauan Umum Tentang Waris