• Tidak ada hasil yang ditemukan

Undang undang Desa UU No 6 Tahun

Dalam dokumen Sistem Informasi Desa dan Kawasan (Halaman 156-173)

Berikikut ini pandangan saya pribadi terkait undang undang desa UU NO 6 Tahun 2014,sebelumnya saya minta maaf bila ditulisan saya ini bnyak kekurangnnnya dan mungkin redaksionalnya yang masi porak poranda mohon saran dan kritinya dari kawan-kawan program

-dengan adanya undang undang No 6 tahun 2014 ini menurut saya pribadi akan menjadikan desa itu berdaulat dan serta memiliki posisi tawar dalam pemerintahan dengan desa yang mandiri dan tak tergantunbg lagi oleh pusat ataupun daerah dengan adanya kucuran dana yang langsung kedesa maka pemerintah desa akan lebih mudah membangun infrastuktur sarana dan prasarana desa yang dimana akan dibutuhkan masyarakat serta desa tak lagi mengemis ke pemerintahan daerah ataupun pusat untuk melaksnakan pembangunan didesa serta bisa untuk mensejahterakan masyarakat didesa itu sendiri

Bukan seperti jaman orde baru desa hanya menjadi pelengkap dari kesatuan NKRI saja akan tetapi pada dasarnya DEsa adalah penopang utama suatu Negara dan dengan adanya UU NO 6 tahun 2014 ini desa benar benar diakui oleh Negara ini menjadi satu bagian yang sangat penting untuk berdirinya suatu Negara

Disisi lain banyak manfaat yang kan didaptkan oleh pemerintahan desa seperti kemandirian dalam menerapkan dan melaksnakan kegiatan yang berhubungan dengan kebijaka desa ng terkait dengan besarnya dan ayang akan dikucurkan kedesa seperti dijelakan dalam undang undang bahwa desa akan mendapat kucuran dana dari pusat sebesar 10% dari APBN jadi dana yang cukup besar untuk desa dan dengan demikian SDM dari perangkat desapun harus mumpuni untuk melaksanakan program2 kemasyarakat serta bisa mengimplementasikan dana yng ada demi kemaslahatan bersama dan pertanyaan mendasarnya apakah masyarakat kita terutama perangkat desa telah disiapkan secara matang untuk menyambut dan tersebut agar tak terjebak dalam kasus korupsi

SIDeka dalam hal penerepan IT didesa yang salah satunya harus paham minimal tahu dulu apa itu internet ini akan membuka akses pada masyarakat serta bagaiman cara menggunakan untuk mempermudah kinerja dari pemerintahan desa diharapkan dengan adanya SIDeka segalanya sesuatunnya akan lebih mudah dalam mengakses informasi baik yang dibutuhkan masyarakat itu sendiri serta dapat dengan mudah untuk mengeecek data kependudukan Peran aktif pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung program SIDeKa ini juga sangatlah penting untuk menunjang keberhasilan program , dengan cara menfasilitasi desa dengan jaringan Internet serta peran aktif dari masyarakat penerima juga harus digalakkan untuk lebih memahami arti penting dari program ini yang dimana akan dirasakan banyak manfaatnya ketika ini

berjalan sesui dengan harapan

Untuk akses informasi yang lebih cepat dan akurat maka peran dari pendamping juga sangatlah berpengaruh dalam kemajuan ataupun keberhasilan yang akan dicapai olehmasing masing desa itu sendiri,dan sebagai pendamping haruslah bijak dalam menyaring segala macam informasi yang masuk serta berperan aktif mengawasi perkembangan serta mendukung program yang diamanatkan demi tercapainya SIDeKa

Pengetahuan tentang maksud dan tujuan dari SIDeKa itu sendiri harus dikuasai oleh pendamping yang dimana telah diamanatkan untuk dirinya dan bersedia untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang arti penting dan manfaat SIDeKa

Beberapa tahapan yang akan menjadi rencana kongkrit untuk mengemplementasikan SIDeKa di desa yang akan saya dampingi nanti meliputi beberapa bagian yang menurut saya pribadi itu adalah menjadi hal dasr untuk menjalankan SIDeKa.

1. Identifikasi

a. Data kependudukan yang meliputi banyak aspek baik dari · Usia

· Pendidikan

· Tingkat kesejahteraan · Pemetaan desa 2. Solusi

a. Meliputi temuan apa yang saya dapat ketika identifikasi 3. Menjalankan apa yang telah kita dapat sebagai input data ke

program SIDeKa

4. Dan tahapan yang tak klah penting dari program apa saja yang telah dikalankan dan ini menurut saya amatlah sangat penting yaitu Evaluasi dari pa yang telah saya kerjakan dan ini perlu

dipertanggungjawabkan tingkat keberhasilan yang kita daptkan dari hasil kerja kita selama ini

Demikian yang bisa saya saya paparkan semoga menjadi berguna untuk diri saya pribadi serta banyak orang ,dan apabila tulisan saya ini jauh dari keinginan ataupun kemauan dari penggiat program SIDeKa mohon kiranya dari kwan2 Pembimbing untuk memberikan pengarahan kepada saya.

MOH. ALI MUSTOFA

fspmikotawali@gmail.com [Demak – Jawa Tengah]

1. Pandangan Umum

· Bahwa di pedesaan pada umumnya adalah daerah yang tertinggal.

· Pada umumnya mata pencaharian dalam sehari-hari adalah sebagai petani dan ada pula yang sebagai buruh pabrik. · Untuk meperkuat di dalam pemerintahan desa yang paling

utama adalah meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia) bagi warga desanya.

· Dengan meningkatnya Sumber Daya Manusia yang ada di pemerintahan desa maka akan meningkat pula dalam mengakses segala Informasi yang berguna untuk memajukan desanya.

· Salah satunya adalah mengentaskan kemiskinan dan pengangguran yang ada di pemerintahan desa tersebut. · Dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan sebagai

penunjang wira usaha.

2. Dalam pandangan umum tentang SIDEKA yang ada di pedesaan adalah untuk meningkatkan cara pengetahuan pemerintahan desa

dan warganya betapa pentingnya adanya SIDEKA tersebut di desanya.

· Guna melakukan pendataan warganya dan menginformasikan secara langsung pada pemerintahan daerah maupun pemerintahan pusat.

· Dalam pandangan kami terkait SIDEKA sangatlah penting sekali sebab dalam pemerintahan desa tersebut banyak sekali yang di namakan desa tertinggal yang mana desa tersebut kurang mendapatkan informasi dari pemerintahan daerah maupun pemerintahan pusat.

a. Pemerintah pusat

Untuk lebih sering memberikan bentuk program-program dalam pendidikan peningkatan Sumber Daya Manusia yang ada di pemerintahan desa setempat dalam rangka untuk memajukan di pemerintah desa tersebut.

Segala informasi yang ada pada pemerintahan pusat untuk secepatnya di informasikan ke bawah.

b. Pemerintahan daerah

Di dalam pemerintahan daerah untuk lebih proaktif memberikan penyuluhan-penyuluhan di desa-desa yang notabeni desa tersebut adalah desa yang tertinggal. Lebih seringnya pemerintah daerah memberikan pendidikan-pendidikan Sumber Daya Manusia yang ada di pemerintahan desa.

c. Pemerintah desa

Berupaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia bagi warganya dan mengupayakan jalan pemerintahan di pemerintahan desanya lebih maju.

Pemerintah desa untuk seringnya berkoordinasi baik pada pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun warga dan

pendamping tersebut agar segala informasi lebih mudah di dapat.

Untuk lebih mudah memajukan pemerintahan desanya semua itu ada beberapa langkah yaitu :

· Dengan melakukan pendataan-pendataan warganya. · Mendata warga miskin dan juga warganya yang

menjadi pengangguran.

· Membuat akses jalan desa lebih mudah di lalui. · Melakukan pelatihan-pelatihan dalam ber wira usaha. d. Warga desa

Warga untuk selalu pro aktif dalam meningkatkan di dalam pemerintahan desa tersebut dengan cara :

· Mengikuti kegiatan-kegiatan baik yang ada di pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun pemerintah desa.

· Seringnya mencari informasi di pemerintah desa. · Bergotong royong dalam membangun di desanya. · Membuat usaha-usaha mandiri yang bisa

meningkatkan pada pendapatan desa.

· Membentuk koperasi yang di kelola oleh warga desa dan di dukung oleh pemerintah desa setempat. · Mengadakan pertemuan warga dalam satu bulan sekali

yang gunanya untuk memberikan informasi atau bahkan membuat rencan-rencana demi kemajuan desanya.

e. Pendamping

Memberikan penyuluhan-penyuluhan terkait pemerintahan desa agar lebih maju dan tidak menjadi desa yang tertinggal dan di dalam penyuluhan-penyuluhan tersebut sesuai dengan informasi yang dari pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah.

Selalu melakukan pendampingan pada pemerintah desa dan warganya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia.

Memberikan pendampingan pada warga bagaimana cara untuk berwira usaha dan sampai pada penjualan pada barang yang di buat tersebut.

Memberikan pendampingan-pendampingan dalam rangka pertemuan warga dengan pemerintah desa maupun pemerintah daerah.

Langkah-langkah untuk bagaimana cara mengakses informasi.

3. Para peserta untuk di berikan bekal pendampingan untuk pemerintah desa maupun warganya dengan adanya id card maupun kartu pendamping sejenis Kartu Tanda Pengenal yg akan di kenakan dala bertugas dan juga sebagai pedoman atau pegangan pada pendamping dalam melangkah menuju ketempat yang akan di tuju di desa tersebut agar pemerintah desa lebih percaya dan yakin bahwa pendamping tersebut betul-betul legal adanya.

Cara memberikan penyuluhan dalam pendampingan pada warga.

Ketrampilan dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia bagi pemerintah desa maupun warganya agar warga lebih memahami dan lebih meningkatkan demi kemajuan di pemerintahan desanya.

Bagaimana cara untuk membuat uasaha mandiri bagi warga desa setempat.

Memberikan bekal pada pendamping yang lebih mudah untuk di akses oleh pemerintah desa maupun warganya demi

kemajuan di desa tersebut.

Dalam pendampingan akan lebih menguasai tingkat pemahaman desa setempat yang notabeni desa tertinggal dalam segala bidang.

Saran pendamping kepada Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan :

· Lebih seringnya mengadakan pelatihan-pelatihan pada para peserta pendamping agar lebih bisa menguasai dalam bidang pendampingan tersebut.

· Untuk lebih bisa memberikan pemberdayaan desa dan kawasan agar lebih bisa meningkatkan langkah-langkah dan cara-cara dalam melakukan pendampingan agar desa tersebut lebih maju dan lebih meningkat.

4. Rencana konkrit dalam melakukan pendampingan sebagai berikut:

a. Mengorganiser warga untuk melakukan pertemuan- pertemuan yg gunanya untu memberikan penyuluhan bagi warga tentang SIDEKA tersebut

b. Memberikan pelatihan-pelatihan dalam berwira usaha. c. Mendata warga yang kurang mampu dan warga miskin serta

warga yang menganggur belum mendapat penghasilan d. Lebih meningkatkan pengetahuan pada pemerintah desa

terutama kepala desa apa SIDEKA dan supaya lebih memahami kondisi di jalannya pemerintahan desa tersebut. e. Memberikan pendidikan dalam rangka meningkatkan Sumber

Daya Manusia pada pemerintah desa maupun warganya. f. Melakukan pendekatan-pendekatan pada warga dan

pemerintah daerah serta memberikan penyuluhan tentang langkah-langkah kedepan demi kemajuan desanya.

SAMSUL MA’ARIF

arif_sueib@yahoo.com [Klaten – Jawa Tengah]

1. Desa menurut pengertiannya adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini menegaskan bahwa desa tidak lagi ditempatkan pada posisi hanya sebagai pelengkap administrasi kabupaten/ pemerintahan tetapi merupakan desa berdaulat dan otonom, menegaskankan juga bahwa desa tidak lagi sebagai obyek pembangunan yang didalamnya dipastikan terjadi tumpang tindih Perencanaan, Kelembagaan, pendanaan ataupun kelompok sasaran sehingga pembangunan lebih bersifat keproyekkan yang tidak lestari. Disini desa hadir sebagai subyek pembangunan, segala bentuk kegiatan yang ada didesa terkonsolidasi dengan baik, baik pembangunan skala lokal desa ataupun pembangunan kawasan perdesaan.

UU No 6 Tahun 2014 Tentang Desa lahir memberikan legitimasi atas kemandirian desa berdasarkan Azas, Kedudukan dan Kewenangan Desa. UU Desa juga memberikan kepastian Dana Desa

yang Bersumber dari APBN, menjadi pondasi dasar kuat bagi desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Pemerintahan desa mempunyai hak untuk menjalankan empat kewenangan desa dalam pengelolaan pembangunan desa di bidang (pemerintahan desa, kemasyarakatan, pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat).

Langkah-langkah untuk memperkuat desa dalam menempuh jalan pembaruan desa antara lain : meningkatkan kapasitas pemerintah desa melalui pelatihan-pelatihan agar terlaksananya secara maksimal empat kewenangan desa dalam pengelolaan pembangunan.

2. Sistem Informasi Desa dan Kawasan meliputi data Desa, data Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan, serta informasi lain yang berkaitan dengan Pembangunan Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan. Dalam mempercepat pembangunan desa- desa, kedudukan SIDeKa peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan sistem informasi Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan, Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyediakan informasi perencanaan pembangunan kabupaten/ kota untuk Desa, Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi Desa yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Selain itu juga ada dukungan pendanaan dari (Pemda/ Pemerintah Pusat/ Pihak Ketika) terkait Wibesite/ media on line desa untuk mendukung proses transparansi dan akuntabilitas desa sehingga fungsi media informasi desa berfungsi sebagai bagaian dari pendataan desa dalam hal: a) Penyaluran aspirasi masyarakat; b) pelayanan masyarakat desa; c) tata kelola

desa; d) pembangunan desa dan pembangunan kawasan perdesaan; dan e) kemandirian desa dan sebagainya. Sistem informasi Desa dikelola oleh Pemerintah Desa dan dapat diakses oleh masyarakat Desa dan semua pemangku kepentingan. Bagi pendamping Kegiatan pendampingan sistem informasi desa, pendamping perlu dipastikan bahwa Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi Desa yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota didukung dengan sumber daya manusia,

3. Sekurang-kurangnya mempunyai kompetensi meliputi : pemahaman tentang email dan aplikasi perkantoran, pengelolaan website desa, menganalisis Data/informasi yang dikumpulkan, menginformasikan hasil pemantauan kepada masyarakat, menginformasikan inovasi secara lisan maupun dan atau tertulis melalui beberapa media dan lain sebaginya. Untuk mencapai pemahaman yang maksimal tentang kompetensi tersebut adalah dengan sungguh-sungguh mengikuti pelatihan khusus Pendampingan Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa) disamping juga mencari pengetahuan tambahan dan belajar dari ahlinya pada saat melakukan pendampingan. saran kepada Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan pada saat pelatihan nantinya materi yang diberikan diharapkan lebih banyak pada materi praktek. Melakukan monitoring dan evaluasi guna pencapaian program Sistem Informasi Desa dan Kawasan yang lebih optimal;

4. Rencana Kerja kongkrit dalam mlekukan pengorganisasian SIDeKa adalah :

1. pada saat pelatihan : mengikuti materi demi materi dengan sungguh-sungguh dan menjaga jalannya pelatihan agar

berjalan dengan baik;

2. menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah daerah guna menunjang kegiatan program SIDeKa;

3. menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah desa guna penyediaan data Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan, serta informasi lain yang berkaitan dengan Pembangunan Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan. Dalam mempercepat pembangunan desa-desa;

4. bersama pemerintah daerah membangun dan mengembangakan SIDeKa;

5. mendorong pemerintah daerah dalam pengaturan atau regulasi daerah guna mendukung pembangunan dan pengembangan SIDeKa tingkat desa berikut juga dukungan pendanaannya;

6. melakukan peningkatan kapasitas bagi pemerintah desa dalam pembangunan dan pengembangan SIDeKa tingkat desa;

AT ERIK TRIADI

erik.triadi@gmail.com [Bantul – D. I. Yogyakarta]

SIDeKa Solusi Masalah Rakyat

Dalam Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang desa, menyatakan dengan tegas bahwa “desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Dari pengertian ini terlihat jelas bahwa ada semangat untuk mengembalikan kedaulatan rakyat desa, yang sebelumnya direnggut pemerintah pusat dengan berbagai penyeragamannya. UU No. 6 Tahun 2014 juga menempatkan desa sebagai subyek pembangunan. Apabila selama ini desa hanya menjadi objek pembangunan, tujuan program, proyek bahkan intervensi dari berbagai kementerian, lembaga pemerintah bahkan politisi partai. Kini dengan kewenangan dan kemampuan keuangannya, desa

dapat membangun dengan lebih optimal. Undang-undang desa yang baru juga mengakui keberagaman. Sehingga desa mendapatkan kesempatan untuk berkreasi sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada.

Kehadiran UU Desa membuat peluang pembaruan desa, yakni sebuah transformasi menuju kondisi desa yang lebih bermartabat, sejahtera dan demokratis. Pembaruan desa ini dapat dicapai dengan beberapa langkah (1) peningkatan kapasitas pemerintah desa. (2) membuka ruang partisipasi masyarakat lebih lebar dan luas. (3) meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam berpartisipasi. Tentunya mesti dilandasi dengan prinsip demokrasi dan gotong royong serta berfokus pada meningkatkan produksi desa.

SIDeKa Teknologi Pembebasan

Sistem Informasi Desa dan Kawasan hendaknya diposisikan sebagai pintu masuk untuk melakukan penataan dan pembangunan desa secara menyeluruh. SIDeKa merupakan alat untuk menghadirkan transparansi, partisipasi dan membangun akuntabilitas pemerintah desa. Namun demikian, SIDeKa hendaknya bukan saja alat bantu teknis administratif, tapi secara substantif menyelesaikan persoalan rakyat. Sebut saja persoalan kemiskinan rakyat desa, kesehatan (hingga menurunkan KIA), pendidikan, peningkatan dan perluasan produksi pertanian, serta lain-lain. Dari sisi aplikasi (program) tentu saja sangat memungkinkan untuk diimplementasikan di desa. Apabila SIDeKa dapat mengurus berbagai persoalan rakyat tersebut, maka dengan sendirinya pemerintah dan masyarakat desa akan terdinamisasi.

Untuk melakukan itu perlu sinergi dari pemerintah pusat, kabupaten hingga pemerintah desa dan masyarakat desa. Beberapa

hal yang perlu kita dorong agar dilakukan pemerintah pusat antara lain: (1) melakukan pemerataan akses internet di seluruh wilayah (desa) Indonesia, baik dari segi ketersediaan dan kecepatan. (2) mendorong pemerintah membuat regulasi yang dapat menurunkan tarif internet. Sehingga semakin banyak masyarakat mengakses internet. (3) mengkoordinasi penyedia-penyedia aplikasi (software) yang terkait SIDeKa agar memberikan transfer teknologi ke pemerintah desa secara efektif.

Sedangkan pemerintah kabupaten hendaknya melakukan; (1) menyediakan perangkat, hardware maupun software agar pemerintah dapat memiliki SIKDeKa. (2) mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pemetaan mengenai apa saja layanan yang dibutuhkan pemerintah desa maupun masyarakat dalam SIDeKa. (3) mendorong keterbukaan pemerintah daerah atas usulan pemerintah desa terkait pengembangan program SIDeKa.

Pemerintah desa hendaknya; (1) meningkatkan kapasitas pemerintah desa, dalam menjalankan tata pemerintahan maupun personal pelaksana SIDeKa. (2) melakukan pendidikan dan sosialisasi ke masyarakat (sebagai pengguna) desa terkait perangkat SIDeKa. (3) mendorong pemerintah desa berjejaring dalam sebuah forum belajar bersama SIDeKa.

Masyarakat desa perlu didorong untuk; (1) memahami filosofi dan penyadaran mengenai internet, agar masifnya penggunaan internet tidak malah berekses negatif. (2) meningkatkan kemampuan dalam penggunaan internet dan mengakses SIDeKa.(3) mendorong mengefektifkan penggunaan SIDeKa untuk kepentingan masyarakat, misalnya memberikan informasi meupung menggunakan aplikasi-aplikasi dalam SIDeKa.

Pendamping perlu melakukan; (1) fasilitasi desa untuk memperoleh pengetahuan dan pelaksanaan SIDeKa. (2) melakukan

advokasi apabila ada halangan-halangan yang ditemui dalam proses SIDeKa. (3) pendampingan dan pendidikan bagi masyarakat mengenai penggunaan internet dan SIDeKa.

KADEK SUARDIKA

kisuardika@gmail.com [Gianyar – Bali]

SISTEM INFORMASI DESA DAN KAWASAN

Dalam dokumen Sistem Informasi Desa dan Kawasan (Halaman 156-173)