BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN
3. Unsur-unsur Tindak Pidana Pencurian
Suatu tindak pidana dapat dikenakan sanksi, apabila telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana. Pada umumnya unsur-unsur tindak pidana dapat dibagi menjadi dua macam:
1. Unsur objektif : unsur yang menitik beratkan pada wujud perbuatan. Dalam unsur ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan.
a. Perbuatan manusia yaitu suatu perbuatan positif atau perbuatan negarif yang menyebabkan pelanggaran pidana.
49 Sosesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta komentar-komentar lengkap pasal demi pasal. (...), hal 66.
50 Sosesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta komentar-komentar lengkap pasal demi pasal. (...), hal 60.
b. Akibat perbuatan yaitu akibatnya yang terjadi atas merusak atau membahayakan kepentingan-kepentingan hukum, ada yang timbul setelah perbuatan.
c. Keadaan-keadaan sekitar perbuatan, keadaan ini bisa jadi terdapat pada waktu melakukan perbuatan.
d. Sifat melawan hukum dan sifat dalam dihukum, perbuatan itu melawan hukum jika bertentangan dengan Undang-Undang.
2. Unsur subjektif : kesalahan (schuld) dari orang yang melanggar norma pidana, artinya pelanggaran itu harus dapat dipertanggungjawabkan yang dapat dipersalahkan jika orang itu melanggar norma hukum.51
Selain unsur-unsur umum tindak pidana juga mempunyai unsur-unsur khusus. Menurut hukum pidana positif unsur-unsur tindak pidana pencurian adalah:
1. Unsur-unsur Objektif berupa:
a. Unsur perbuatan mengambil (wegnemen)
Unsur pertama dari tindak pidana pencurian ialah perbuatan ―mengambil‖
barang. Kata ―mengambil‖ dalam arti sempit terbatas pada menggerakkan tangan dan jari, memegang barangnya, dan mengalihkannya ke lain tempat.
Dari adanya unsur perbuatan yang dilarang mengambil ini menunjukkan bahwa pencurian ialah berupa tindak pidana formil. Mengambil adalah suatu tingkah laku positif/perbuatan materil, yang dilakukan dengan gerakan-gerakan yang disengaja. Pada umumnya menggunakan jari dan tangan kemudian
51Soesilo, Pokok-pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-delik Khusus, (Bandung : PT Karya Nusantara, 1984), hal 26-27.
diarahkan pada suatu benda, menyentuhnya, memegang, dan mengangkatnya lalu membawa dan memindahkannya ketempat lain atau dalam kekuasaannya. Unsur pokok dari perbuatan mengambil harus ada perbuatan aktif, ditujukan pada benda dan berpindahnya kekuasaan benda itu kedalam kekuasaannya. Berdasarkan hal tersebut, maka mengambil dapat dirumuskan sebagai melakukan perbuatan terhadap suatu benda dengan membawa benda tersebut kedalam kekuasaannya secara nyata dan mutlak.
Unsur berpindahnya kekuasaan benda secara mutlak dan nyata adalah merupakan syarat untuk selesainya perbuatan mengambil, yang artinya juga merupakan syarat untuk menjadi selesainya suatu perbuatan pencurian yang sempurna.52
b. Unsur Benda
Pada objek pencurian ini sesuai dengan keterangan dalam memory van toelicchting (MvT) mengenai pembentukan Pasal 362 KUHP adalah terbatas pada benda-benda bergerak (roerend goed). Benda-benda tidak bergerak, baru dapat menjadi objek pencurian apabila telah terlepas dari benda tetap dan menjadi benda bergerak. Benda bergerak adalah setiap benda yang berwujud dan bergerak ini sesuai dengan unsur perbuatan mengambil. Benda yang bergerak adalah setiap benda yang sifatnya dapat berpindah sendiri atau dapat dipindahkan, suatu pengertian lawan dari benda bergerak. 53
52 Soesilo, Pokok-pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-delik Khusus, (...), hal 26-27.
53 Soesilo, Pokok-pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-delik Khusus, (...), hal 26-27.
c. Unsur sebagian atau seluruhnya milik orang lain
Benda tersebut tidak perlu seluruhnya milik orang lain, cukup sebagian saja, sedangkan yang sebagian milik pelaku itu sendiri. Contohnya seperti sepeda motor milik bersama yaitu milik A dan B, yang kemudian A mengambil dari kekuasaan B lalu menjualnya. Akan tetapi bila semula sepeda motor tersebut telah berada dalam kekuasaannya kemudian menjualnya, maka bukan pencurian yang terjadi melainkan penggelapan (Pasal 372 KUHP).54
1. Unsur-unsur Subjektif berupa : a. Maksud untuk memiliki
Maksud untuk memiliki terdiri dari dua unsur, yakni unsur pertama maksud (kesengajaan sebagai maksud atau opzet alsoogmerk), berupa unsur kesalahan dalam pencurian, dan kedua unsur memilikinya. Dua unsur itu tidak dapat dibedakan dan dipisahkan satu sama lain.
Maksud dari perbuatan mengambil barang milik orang lain itu harus ditujukan untuk memilikinya, dari gabungan dua unsur itulah yang menunjukkan bahwa dalam tindak pidana pencurian, pengertian memiliki tidak mengisyaratkan beralihnya hak milik atas barang yang dicuri ke tangan pelaku, dengan alasan.
Pertama tidak dapat mengalihkan hak milik dengan perbuatan yang melanggar hukum, dan kedua yang menjadi unsur pencurian ini adalah maksudnya (subjektif) saja. Sebagai suatu unsur subjektif, memiliki adalah untuk memiliki bagi diri sendiri atau untuk dijadikan barang miliknya. Apabila dihubungkan dengan unsur maksud, berarti sebelum melakukan perbuatan mengambil dalam diri pelaku
54 Soesilo, Pokok-pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-delik Khusus, (...), hal 26-27.
sudah terkandung suatu kehandak (sikap batin) terhadap barang itu untuk dijadikan sebagai miliknya.
b. Melawan Hukum55
Munurut Moeljatno, unsur melawan hukum dalam tindak pidana pencurian yaitu maksud memiliki itu ditujukan pada melawan hukum atau maksud memiliki itu ditujukan pada melawan hukum, artinya ialah sebelum bertindak melakukan perbuatan mengambil benda, ia sudah mengetahui dan sudah sadar memiliki benda orang lain itu adalah bertentangan dengan hukum.56 Karena alasan inilah maka unsur melawan hukum dimaksudkan ke dalam unsur melawan hukum subjektif. Pendapat ini kiranya sesuai dengan keterangan dalam MvT yang menyatakan bahwa, apabila unsur kesengajaan dicantumkan secara tegas dalam rumusan tindak pidana, berarti kesengajaan itu harus ditujukan pada semua unsur yang ada dibelakangnya. Menurut Adami Chazawi pencurian mempunyai beberapa unsur yaitu:
1. Unsur objek, terdiri dari:57 a. Perbuatan mengambil b. Objeknya suatu benda
c. Unsur keadaan yang menyertai/melekat pada benda, yaitu benda tersebut sebagian atau seluruhnya milik orang lain.
55Soesilo, Pokok-pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-delik Khusus, (...), hal 26-27.
56 Moeljatyo, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Bina Angkas, 1988), hal
57 Chazzawi Adami, Kejahatan Terhadap Harta Benda. (Malang : Bayu Media, 2003).
Hal 5.
2. Unsur-unsur subjektif, terdiri dari:58 a. Adanya maksud
b. Yang ditujukan untuk memiliki c. Dengan melawan hukum
Suatu perbuatan atau peristiwa, baru dapat dikualifisir sebagai pencurian apabila terdapat semua unsur tersebut diatas.