• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stroke

2.2.2. Upaya Pencegahan Stroke

Dalam kesehatan masyarakat ada lima tingkatan pencegahan penyakit dari Leavel & Clark, yaitu :

1) Peningkatan kesehatan.

2) Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu. 3) Menegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat.

4) Pembatasan kecacatan. 5) Pemulihan kesehatan.

Peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre-patogenesis), dan disebut dengan pencegahan primer. Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan adalah usaha-usaha yang dilakukan pada waktu sakit (patogenesis). Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat disebut dengan pencegahan sekunder (seconder prevention), sedangkan pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan disebut pencegahan tersier (tertiary prevention) (Effendy, 1998).

Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan menjaga kebiasaan hidup sehat. Kebiasaan hidup sehat itu disebut juga paradigma hidup sehat, yang berisi anjuran :

1) Hentikan merokok,

2) Hentikan kebiasaan minum alkohol, 3) Periksa kadar kolesterol,

4) Periksa dan kontrol penyakit diabetes, 5) Berolahraga secara teratur,

6) Kontrol konsumsi garam, 7) Hindari stres dan depresi,

Kontrol terhadap penyakit vaskular, seperti : 1) Hipertensi

Hipertensi harus diatasi untuk mencegah terjadinya serangan ulang stroke. Menurut Canadian Hypertension Education Program (CHEP), target tekanan darah untuk pencegahan stroke adalah <140/90mmHg (135/85mmHg untuk pengukuran di rumah).

2) Diabetes

Pada penderita diabetes, tekanan darah tetap kita kontrol dan nilainya <130/80mmHg. Selain itu, kontrol yang paling penting adalah kontrol terhadap kadar glukosa dan dianjurkan mencapai nilai hampir normal untuk mengurangi komplikasi vaskular. Menurut Canadian Diabetes Association, target untuk kadar gula darah adalah 4.0-7.0mmol/L saat puasa dan 5.0-10.0mmol/L 2 jam setelah makan.

3) Kolesterol

Pasien dengan kadar Low Density Lipoproteins-Cholesterol (LDL-C) >2.0 mmol/L harus dilakukan modifikasi gaya hidup, diet, dan pengobatan dengan statin. Hal ini dilakukan sampai didapati kadar LDL-C <2.0 mmol/L.

Kontrol terhadap perilaku yang bisa diubah : 1) Merokok

Semua penderita stroke yang merokok harus dianjurkan berhenti merokok. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan terapi tambahan berupa terapi pengganti nikotin dan terapi perilaku.

2) Alkohol

Pasien yang merupakan peminum berat seharusnya berhenti atau mengurangi konsumsi alkohol sampai ke titik yang aman, yaitu berkisar 14 minuman dalam 1 minggu untuk pria dan 9 minuman untuk wanita. Tetapi, titik aman tersebut tidak sama untuk semua orang sehingga berhenti mengkonsumsi alkohol lebih baik. 3) Obesitas

Penurunan berat badan merupakan hal yang dianjurkan sampai dicapai BMI 18.5-24.9kg/m2 dan lingkar pinggang <88 cm untuk wanita dan <102 cm untuk pria. Konsumsi makanan rendah lemak dan natrium, dan banyak konsumsi buah dan sayur dianjurkan.

4) Aktivitas fisik

Bagi penderita stroke yang mampu melakukan aktivitas fisik, latihan fisik 30-60 menit seperti berjalan, jogging, bersepeda selama 4-7 hari dalam seminggu dapat mengurangi faktor risiko dan faktor lain yang dapat meningkatkan kejadian stroke (APSS, 2007 dan AHA, 2006).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor risiko stroke yang dipunyai harus ditanggulangi dengan baik, karena penanganan yang tepat dari faktor risiko tersebut sangat penting untuk prevensi sekunder. Pada kelompok risiko tinggi, setelah terjadi serangan stroke seharusnya menjadi target penanganan secara kontinyu untuk mencegah terjadinya strokeberulang

2.3. Konsep Dukungan Sosial Keluarga 2.3.1. Definisi Keluarga

Banyak ahli mendefinisikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan sosial di masyarakat, akan tetapi dari berbagai macam definisi tersebut ada satu kesatuan yang dapat diambil kesimpulan. Berikut ini akan dikemukakan definisi keluarga menurut beberapa ahli (Setyowati dan Murwani, 2008).

1) Duvall dan Logan (1986) menguraikan definisi keluarga adalah “Sekumpulan

orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan

fisik, mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga”.

2) Bailon dan Maglaya (1978) mendefinisikan sebagai berikut: “Keluarga adalah

dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan

serta mempertahakan suatu budaya”.

3) Spredley dan Allender (1996), keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interaksi sosial, peran, dan tugas.

4) BKKBN (1992), keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.

1) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diiikat oleh hubungan perkawinan atau adopsi.

2) Anggota keluarga biasanya hidup bersama-sama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.

3) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial suami, istri, anak, kakak, adik.

4) Mempunyai tujuan antara lain ; menciptakan dan mempertahankan budaya, serta meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota. Tipe-tipe keluarga secara umum yang dikemukakan untuk mempermudah pemahaman terhadap literature tentang keluarga (Friedman, 1998):

1) Keluarga inti (conjugal) yaitu keluarga yang menikah, sebagai orang tua, atau pemberi nafkah, terdiri dari suami, istri,dan anak, anak kandung, anak adopsi atau keduanya.

2) Keluarga orientasi (keluarga asal) yaitu unit keluarga yang di dalamnya seseorang dilahirkan.

3) Keluarga besar yaitu keluarga inti dan orang- orang yang berhubungan oleh darah yang paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yang salah satu teman keluarga inti, termasuk sanak keluarga kakek/nenek, tante, paman, dan sepupu.

Berdasarkan beberapa definisi keluarga di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keluarga inti dan keluarga

orientasi yang berkumpul sebagai keluarga besar dimana salah satunya pernah terserang stroke dan masih mengikuti program rawat jalan di rumah sakit.

2.3.2. Fungsi dan Tugas Kesehatan Keluarga