• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang khususnya DPKD dalam meningkatkan realisasi penerimaan PAD di

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

C. Analisa dan Pembahasan

3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang khususnya DPKD dalam meningkatkan realisasi penerimaan PAD di

Kota Tangerang.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai aparatur DPKD ada upaya-upaya yang perlu dilakukan demi meningkatkan pendapatan daerah terutama dari sektor PAD. Adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam mengoptimalkan penerimaan PAD antara lain sebagai berikut:

1. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi.

2. Untuk pajak reklame dilakukan penertiban reklame secara rutin khususnya izin yang temporer atau tidak tetap seperti spanduk, umbul-umbul, baliho, karena hal ini sangat efektif dengan melakukan penurunan, dimana setelah media reklame kain tersebut yang tak berizin diturunkan maka pemasangan reklame tersebut akan segera mengurus izinnya dan membayar pajak.

3. Untuk hotel, retoran, parkir, dan izin hiburan dilakukan checker selama satu bulan penuh yang dibagi beberapa shift serta dilakukan selama 24 jam bagi penginapan atau hotel.

4. Melakukan ekstensifikasi secara rutin untuk mencari potensi-potensi baru untuk pajak daerah, dimana setiap ada pembangunan pusat-pusat bisnis disitu akan muncul potensi baru seperti potensi parkir, restoran, hiburan dan lainnya.

daerah untuk meningkatkan target pendapatan baik untuk hotel, restoran, hiburan, parkir swasta, dan pajak lainnya dengan mencatat data potensi untuk dijadikan database.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Tangerang selama kurun waktu dari tahun 2004-2008 kedua, untuk mengetahui besarnya pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan daerah, dan pendapatan lain-lain yang sah terhadap pendapatan asli daerah dan yang ketiga, adalah untuk melihat upaya-upaya apa saja yang dilakukan aparatur DPKAD Kota Tangerang dalam mengoptimalkan pemungutan PAD di Kota Tangerang,

Adapun kesimpulannya yaitu:

1. Dapat dilihat dari tahun 2004-2008, realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini di pengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah, Hasil Usaha Lain-lain yang Sah dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dari target yang ditetapkan oleh DPKAD Kota Tangerang dari tahun-tahun sebelumnya.

2. Penerimaan dari dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan pendapatan hasil usaha lainnya yang sah yang sudah terrealisasi sangat berpengaruh terhadap penerimaan PAD. Berdasarkan

(R) yang sudah disesuaikan sebesar 0,846 atau 84,6 % variabel dependen realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan sisanya 15,4 % dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan.

3. Pada uji F dapat dilihat dari tabel ANOVA, bahwa variabel pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan pendapatan lain-lain yang sah memiliki nilai F hitung 81.996 dengan tingkat signifikansi 0,000 karena tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan pendapatan lain-lain yang sah secara bersama-sama berpengaruh terhadap realisasi penerimaan PAD.

4. Pada uji t-test dapat dilihat dari tabel coefficient, bahwa variabel pajak daerah memiliki nilai 0,000 < 0,05 artinya penerimaan dari pajak daerah secara parsial berpengaruh terhadap realisasi penerimaan PAD atau Ha diterima dan Ho ditolak. Kemudian variabel retribusi daerah memiliki nilai 0,143 > 0,05. artinya penerimaan dari retribusi daerah secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi penerimaan PAD, dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima. Selanjutnya variabel hasil perusahaan milik daerah memiliki nilai 0,010 > 0,05. artinya penerimaan dari hasil perusahaan milik daerah secara parsial kurang berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi penerimaan PAD, dengan demikian Ha ditolak dan Ho diterima. Dan yang terakhir variabel pendapatan lain-lain yang sah memiliki nilai

0,000 < 0,05 artinya penerimaan dari pendapatan lain-lain yang sah secara parsial berpengaruh terhadap realisasi penerimaan PAD atau Ha diterima dan Ho ditolak.

5. Terjadi peningkatan jumlah penerimaan, pada tahun 2005 penerimaan dari pajak daerah mencapai angka 79.368.013.720,- atau naik sebesar 107,42 % dari tahun 2004, dari retribusi daerah juga mengalami peningkatan penerimaan sebesar 24.827.124.613,- atau sekitar 101,58 % dari tahun 2004, diikuti dengan penerimaan dari hasil perusahaan milik daerah mengalami peningkatan sebesar 3.017.666.389,- dengan persentase kenaikan sebesar 193,3 % dari tahun 2004, dan selanjutnya penerimaan dari pendapatan lain-lain yang sah mengalami peningkatan sebesar 14.937.187.795,- dengan persentase kenaikan sebesar 164,23 % dari tahun 2004.

Pada tahun 2006 dapat diketahui bahwa penerimaan yang berasal dari sektor pajak daerah terus mengalami peningkatan sebesar Rp. 92.156.784.042,- dengan persentase kenaikan sebesar 116,11%, kemudian penerimaan dari retribusi daerah mengalami penurunan sebesar Rp 22.155.110.158,- dengan persentase penurunan sebesar 89,23% dari pada tahun sebelumnya. Kemudian penerimaan dari hasil perusahaan milik daerah mengalami peningkatan sebesar 175,22%. Pada penerimaan yang berasal dari pendapatan lain-lain yang sah meningkat sebesar Rp. 16.254.181.501,- dengan persentase kenaikan

berasal dari Pendapatan Asli Daerah meningkat sebesar Rp. 135.853.941.888,- dengan persentase kenaikan sebesar 111,21%.

Pada tahun 2007, dapat diketahui pada penerimaan daerah yang berasal dari pajak daerah mengalami peningkatan pula sebesar Rp. 109.439.654.143,- dengan persentase kenaikan sebesar 108,75% dan pada penerimaan yang berasal dari retribusi daerah meningkat sebesar Rp. 25.885.814.246,- dengan persentase kenaikan sebesar 116,83% kemudian di tahun 2007 ini penerimaan yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah meningkat tajam sebesar Rp. 13.727.558.797 dengan persentase kenaikan sebesar Rp. 259,61% akan tetapi pada penerimaan yang berasal dari pendapatan lain-lain yang sah mengalami penurunan sebesar Rp. 14.737.837.000 dengan persentase penurunan sebesar 90,67%. kemudian penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah meningkat Rp. 163.790.864.298,- dengan persentase kenaikan sebesar 120,56%.

Pada tahun 2008 dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun yaitu tahun 2004-2008 penerimaan-penerimaan daerah tersebut diatas terus mengalami peningkatan yaitu dari penerimaan pajak daerah mengalami peningkatan sebesar Rp. 121.428.620.428,- dengan persentase kenaikan sebesar 110,95% , kemudian penerimaan darri retribusi daerah mengalami peningkatan pula sebesar Rp. 32.487.536.000,- dengan persentase kenaikan sebesar 126,50%, akan tetapi penerimaan yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah

menurun sebesar Rp. 10.609.368.977,- dengan persentase penurunan sebesar 77,28%. Dan penerimaan yang berasal dari pendapatan lain-lain yang sah meningkat tajam sejumlah Rp. 27.949.604.276,- dengan persentase kenaikan sebesar 189,64%, sedangkan penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah meningkat sebesar Rp. 192.475.130.155,- dengan persentase kenaikan sebesar 117,51%.

6. Adanya upaya yang dilakukan oleh aparatur DPKAD Kota Tangerang yaitu dengan melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi pajak untuk dapat mengoptimalkan penerimaan PAD Kota Tangerang.

B. Implikasi

1. Sesuai dengan Undang-undang No.33 tahun 2004 menyebutkan bahwa sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah antara lain : pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan lain-lain pendapatan yang sah. Sumber-sumber tersebut merupakan sumber yang sangat potensial untuk terus di optimalkan penerimaannya untuk daerah yang telah melakukan otonomi atau yang sedang melakukan transformasi menuju otonomi daerah sehingga ketergantungan kepada pemerintah pusat dapat dikurangi dan bagi daerah yang mempunyai sumber penghasilan yang potensial agar lebih diarahkan kepada fungsi distributif.

daerah dan pendapatan lain-lain yang sah. Yang berarti sektor dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan pendapatan lain-lain yang sah dapat meningkatkan dan menentukan realisasi penerimaan PAD. Dengan demikian peningkatan realisasi penerimaan PAD yang terjadi pada tahun 2004-2008 di kota Tangerang sudah sesuai yang diharapkan sebagaimana yang telah diupayakan oleh DPKAD Kota Tangerang untuk mengoptimalkan penerimaan PAD baik secara ekstensifikasi maupun intensifikasi.

3. Realisasi penerimaan PAD, disesuaikan oleh pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan lain-lain pendapatan yang sah. Semakin meningkat penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan lain-lain pendapatan yang sah, maka akan meningkatkan realisasi penerimaan PAD.

C. Saran

1. Kepada aparatur DPKAD Kota Tangerang agar lebih mengoptimalkan potensi pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan pendapatan lain-lain yang sah, dengan terus menggenjot penerimaan apa saja yang mempunyai potensi meningkatkan PAD. 2. Kepada masyarakat, instansi, lembaga bisnis atau pun wajib pajak yang

lainnnya agar mempunyai kesadaran dalam membayar pajak dengan tepat waktu tanpa melampaui jatuh tempo pembayaran, sehingga dapat meminimalkan penurunan PAD.

3. Melakukan pembinaan, penelitian dan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban dalam membayar pajak berdasarkan ketentuan dalam undang-undang perpajakan.