• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Temuan Studi yang Dikaitkan dengan Teori

3. Upaya-upaya yang Dilakukan di Bagian Tata Usaha Pada

Mengatasi Hambatan-hambatan yang Terjadi Dalam Pelaksanaan Pengorganisasian

a. Memperbaiki dan Menyesuaikan Kinerja Pegawai Sesuai Pekerjaan

Salah satu upaya Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Surakarta untuk mengatasi belum meratanya kinerja yang dimiliki pegawai melalui pelatihan dan dengan mengutamakan penempatan pegawai sesuai dengan latar belakang pendidikan dan kemampuan kerja yang dimiliki. Pelatihan yang dilakukan seperti pelatihan komputer dan diklat-diklat yang akan membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai dalam pelaksanaan tugas. Diklat-diklat yang dilakukan seperti diklat kepemimpinan, kearsipan, aplikator dan perbendaharaan. Sedangkan penempatan pegawai diutamakan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan kemampuan kerjanya untuk memerlancar pelaksanaan tugas di Bagian Tata Usaha BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta.

Dalam peningkatan, pengembangan dan pembentukan tenaga kerja dilakukan melalui upaya pembinaan, pendidikan dan pelatihan. Seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2001: 10) bahwa:

Pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam satuan organisasi. b. Pembagian Beban Kerja yang Merata

Dalam pengorganisasian Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Surakarta terdapat pembagian beban yang masih belum merata sehingga masih ada pegawai yang ”menganggur” karena tidak ada pekerjaan padahal masih dalam jam kerja. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi

commit to user

hambatan ini adalah dengan melakukan pembagian beban kerja yang merata pada pegawai.

Pembagian kerja yang merata ini tidak berarti bahwa setiap satuan organisasi yang ada atau setiap pejabat yang ada harus tepat sama jumlah tugasnya. Beban kerja yang sama berarti kurang lebih sama, meskipun ada perbedaan tetapi tidak menyolok. Misalnya, dalam suatu organsasi terdapat 3 orang pejabat yaitu P, Q dan R, maka beban kerjanya yang merata misalnya P memegang 7 macam tugas, Q memegang 5 macam tugas dan R memegang 8 macam tugas. Sedangkan beban kerja yang tidak merata misalnya P memegang 2 macam tugas, Q memegang 12 macam tugas dan R memegang 20 macam tugas. Pembagian beban kerja yang merata tidak akan menimbulkan rasa iri bagi pegawai, sehingga kegiatan organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Seperti yang dikemukakan oleh Ig. Wursanto (2002: 232) bahwa

“Beban tugas atau work load dari masing-masing pejabat hendaknya sama

atau seimbang. Jangan sampai ada pegawai yang mempunyai tugas sangat

banyak sedang pejabat yang lain terlalu sedikit.”

c. Adanya Koordinasi yang Baik

Salah satu upaya Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Surakarta untuk mengatasi kurangnya koordinasi adalah dengan melakukan koordinasi yang baik. Koordinasi dalam pengorganisasian yang dilakukan dengan berusaha menempatkan pegawai sesuai latar belakang pendidikan dan kemampuan kerjanya. Selain itu, koordinasi dengan pusat juga harus dilakukan dengan mengajukan syarat penerimaan pegawai sesuai dengan yang dibutuhkan di Bagian Tata Usaha BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta.

Koordinasi merupakan usaha untuk mendapatkan keselarasan gerak, keselarasan aktivitas dan keselarasan tugas antar satuan organisasi yang ada di dalam organisasi dengan memadukan perasaan, harapan, kehendak, latar

commit to user

belakang, kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam keterpaduan itu semua kelebihan individu dimanfaatkan untuk kepentingan bersama sehingga memungkinkan kerjasama ditingkatkan efisiensi dan efektivitasnya dalam mencapai tujuan.

Seperti yang dikemukakan oleh James D Mooney dalam Sutarto (2000: 141) bahwa koordinasi adalah pengaturan usaha sekelompok orang secara teratur untuk menciptakan kesatuan tindakan dalam mengusahakan tercapainya suatu tujuan bersama.

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yang sekaligus menjawab perumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Adapun kesimpulan yang dapat peneliti rangkum sebagai berikut.

1. Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Surakarta sudah menerapkan asas perumusan tujuan yang jelas dalam pelaksanaan pengorganisasian kantor. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tujuan yang diyakini dan dijadikan pedoman semua pegawai yang telah dirumuskan dengan mengacu pada visi Bagian Tata Usaha yaitu mendukung kelancaran pelayanan teknis pada BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Adapun tujuan pokok Bagian Tata Usaha BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta yaitu melaksanakan kegiatan administrasi ke dalam dan ke luar.

2. Asas departemenisasi telah diterapkan pada Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pembagian departemen atau satuan kerja pada Bagian Tata Usaha BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI Nomor: 55/ HUK/ 2003 tanggal 23 Juli 2003 dimana dalam Surat Keputusan tersebut tertulis bahwa Bagian Tata Usaha terdiri dari tiga Sub Bagian yang meliputi Sub Bagian Umum, Sub Bagian Kepegawaian dan Sub Bagian Keuangan.

3. Dalam asas pembagian kerja di Bagian Tata Usaha BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta masih belum bisa sepenuhnya diterapkan asas The right man in the right place pada pembagian tugas karena masih terdapat pegawai dengan latar belakang yang tidak sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan seperti arsiparis dengan latar belakang pendidikan SMPS Pelayanan

commit to user

Sosial dan SMA-IPA. Selain itu, masih terdapat juga pegawai yang belum menguasai komputer dalam pelaksanaan tugasnya. Pada Bagian Tata Usaha ini juga masih terdapat pegawai yang malas dalam mengerjakan tugasnya, seperti menunda pekerjaan dan baru mengerjakan tugas bila mendekati deadline, serta baru menyerahkan tugas bila ditagih oleh pimpinan.

4. Asas koordinasi yang dilakukan dalam pengorganisasian Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Surakarta adalah dengan menyelaraskan sumber daya manusia yang ada dengan tugas yang dikerjakan dalam rangka mempermudah dan memperlancar pencapaian tujuan. Akan tetapi, di Bagian Tata Usaha BBRSBD Prof. Dr. Soeharso masih terdapat kurangnya koordinasi dengan pusat yang ditunjukkan dengan masih terdapatnya penempatan pegawai dari pusat yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan BBRSBD karena penyaringan pegawai dilakukan oleh pusat sedangkan BBRSBD Prof. Dr. Soeharso hanya menerima pegawai yang dipilih pusat.

5. Pelaksanaan asas kesatuan perintah Bagian Tata Usaha Pada Kantor Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Surakarta memiliki saluran perintah dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan struktur organisasi. Namun, pada pelaksanaan aktivitas sehari-hari masih terdapat pegawai yang menerima tugas dari dua atasan dalam waktu yang bersamaan sehingga pegawai harus pintar dalam memutuskan untuk memilih tugas mana yang dikerjakan terlebih dahulu agar tidak terjadi kekacauan dalam penyelesaian tugas-tugas tersebut.

Dokumen terkait