• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urusan Pertanian

Pekembangan Kunjungan Rawat Inap

II.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan 1. Urusan Kelautan dan Perikanan

II.3.2.2. Urusan Pertanian

II.3.2.2.1. Produksi tanaman pangan dan hortikultura berupa padi, jagung, kacang hijau, kedelai, sawi, bayam dan kangkung

Perkembangan produksi tanaman pangan dan holtikultura sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel II.31

Perkembangan Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura

Jenis/Tahun 2007 2008 2009 2010 Padi 1853561,26 1843487,07 2152341,5 2061515 Jagung 4111,26 4188,1 10064 7156 Kacang Hijau 12852,54 11535,76 22099 13073 Kedelai 10716,04 4640,24 23415,8 13186 Sawi 36831,8 60973 59391 74561 Bayam 36747,86 65940 31039 31274 Kangkung 40534,76 87751 27246 43445

Sumber data : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

Dari tabel diatas terlihat bahwa produksi komoditas padi, jagung, kacang hijau, kedelai, bayam, dan tebu mengalami penurunan disebabkan adanya pengaruh anomali iklim pada tahun 2010 curah hujan ebih besar daripada tahun 2009. hal ini sangat berpengaruh terhadap luas arel panen komoditas. Sedangkan untuk sayuran luas panen dan produksi meningkat karena komoditas sayuran ini tidak banyak terpengaruh oleh adanya anomali iklim.

II.3.2.2.2. Produktivitas tanaman pangan dan hortikultura berupa padi, jagung, kacang hijau, kedelai, sawi, bayam dan kangkung

Tabel II.32

Perkembangan Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura

Jenis/Tahun 2007 2008 2009 2010 Padi 59,51 61,56 62,98 63,73 Jagung 30,68 28,68 34 35,6 Kacang Hijau 8,57 8,55 11 11,15 Kedelai 13,76 14 14,2 14,25 Sawi 75,63 87,4 135,5 102,8 Bayam 64,47 81,3 108,9 89,1

Kangkung 70,25 80,9 68,6 60,1 Sumber data : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2010, produktivitas tanaman pangan dan holtikultura sebagian mengalami peningkatan, walaupun peningkatannya tidak terlalu signifikan kecuali pada tanam sawi, bayam, kangkung mengalami penutunan bila dibandingkan 2009 karena pengaruh hari hujan dan curah hujan yang besar sepanjang tahun.

Secara umum produktivitas tanaman pangan mengalami peningkatan. Peningkatan ini disebabkan adanya beberapa kegiatan yang mendorong terjadinya peningkatan produktivitas antara lain kegiatan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), mekanisme pertanian, perbaikan sarana prasarana pengairan berupa pembangunan/pemeliharaan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) dan Jaringan Irigasi Desa (JIDES), pemakaian benih unggul dan penggunaan pupuk berimbang sekaligus pupuk organik.

Upaya-upaya yang akan dilakukan agar produksi dan produktivitas tanaman padi dan palawija dapat mencapai target adalah:

a. Melakukan optimalisasi pembinaan dan kemitraan antara lain melalui bantuan benih, pupu dan obat-obatan

b. Memobilisasi alat mesin pertanian (traktor) dan pompa air untuk mempercepat pengolahan tanah didaerah-daerah yang masih mengalami kekeringan.

c. Memperbaiki sarana atau rehabilitasi jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier tingkat usaha tani dan pedesaan yang mengalami rusak.

II.3.2.2.3. Produksi perkebunan tebu

Realisasi produksi perkebunan tebu tahun 2010 sebesar 5.699.191 kwintal. Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2009 yang sebesar 6.630.511 kwintal maka produksi tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 14,05%. Penurunan produksi tebu dikarenakan adanya pengaruh anomaly iklim pada tahun 2010 curah hujan dan hari hujan lebih besar disbanding tahun 2009 yang sangat berpengaruh terhadap produksi tebu.

Perkembangan produksi perkebunan tebu selama kurun waktu 2006 – 2010 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik II.104

Perkembangan Produksi Perkebunan Tebu (Kw)

0 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 kwintal 4.244.840 5.661.750 6.394.260 6.630.511 5.699.191 2006 2007 2008 2009 2010

Sumber data : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

Sebagaimana yang ditunjukkan pada grafik produksi perkebunan tebu dari tahun ke tahun selalu meningkat, kecuali pada tahun 2010 mengalami penurunan.

II.3.2.2.4. Produktivitas perkebunan tebu

Produktivitas perkebunan tebu pada tahun 2010 sebesar 984,02 kwintal/ha. Produktivitas ini menurun sebesar 0,41% jika dibandingkan dengan produktivitas tahun 2009 yang sebesar 988,05 kwintal/ha.

Grafik II.105

Perkembangan Produktivitas Perkebunan Tebu (Kw/Ha) 840 860 880 900 920 940 960 980 1000 Kw/Ha 897,01 951,34 982 988,05 984,02 2006 2007 2008 2009 2010

Dari grafik terlihat bahwa produktivitas perkebunan tebu selama kurun waktu 2006 - 2010 dari tahun ke tahun cenderung meningkat kecuali tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 4,03 Kw/Ha atau 0,41%. Penurunan ini disebabkan pengaruh anomali iklim pada tahun 2010 curah hujan dan hari hujan lebih besar dibanding tahun 2009 yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas tebu.

Upaya-upaya yang akan dilakukan agar produksi dan produktivitas tanaman tebu mencapai target adalah:

d. Memperbaiki varietas dan bongkar ratoon, karena dengan bongkar ratoon produktivitas tebu lebih besar/meningkat

e. Sistem glebagan untuk mempertahankan areal tanaman tebu sehingga area tebu ada jaminan kepastian.

II.3.2.2.5. Produksi peternakan II.3.2.2.5.1. Daging

Produksi daging tahun 2010 sebesar 13.315 ton bila dibandingkan dengan produksi tahun 2009 sebesar 12.681,17 ton terjadi kenaikan produksi sebesar 634,03 ton atau 5%. Kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan populasi beberapa ternak antara lain: sapi, domba, ayam pedaging dan enthok, sedangkan untuk ternak kambing dan ithik penurunan populasi relative kecil sehingga tidak berpengaruh terhadp produksi daging.

Perkembangan produksi daging sapi, kerbau, kambing, domba dan babi selama kurun waktu 2006 – 2010 dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik II.106

Perkembangan Produksi Daging (Kg)

II.3.2.2.5.2. Telur

Produksi tour pada tahun 2010 sebanyak 987,6 ton. Apabila dibandingkan dengan produksi telur tahun 2009 sebesar 98,9 ton terdapat kenaikan sebesar 3%. Adanya kenaikan ini, karena naiknya populasi ayam ras telur dari target 12.623 ekor pada tahun 2010 terealisasi sebesar 13.925 ekor.

II.3.2.2.5.3. Susu

Produksi susu pada tahun 2010 sebanyak 3.207.174 liter. Apabila dibandingkan tahun 2009 sebesar 3.095.619 liter, terdapat kenaikan sebesar 111.555 liter atau 3,60%. Kenaikan produksi susu karena productivitas susu dari 12 liter perhari menjadi 12,5 liter per hari.

Grafik II.107

Perkembangan Produksi Susu dan Telur

Sumber data : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

II.3.2.2.6. Populasi binatang ternak kuda, sapi, sapi perah, kerbau, kambing, domba, ayam buras, ayam ras petelur, ayam ras pedaging, itik, enthok.

Jumlah populasi hewan ternak yang dihitung terdiri dari 6 jenis hewan yaitu kuda, sapi, sapi perah, kerbau, kambing, domba dan 4 jenis unggas yaitu ayam buras, ayam ras, itik, dan enthok. Populasi yang berhasil dicapai pada tahun 2009 sebanyak 950.169 ekor ternak. Populasi ini meningkat sebesar 20,82% dibanding populasi tahun 2006 yang tercapai sebanyak 786.412 ekor.

Tabel II.33

Perkembangan Popuasi Binatang Ternak dan Unggas

Jenis/Tahun 2007 2008 2009 2010 Kuda 326 241 235 213 Sapi 9.036 9.219 9.377 10.131 Sapi Perah 2.218 2.262 2.487 2.509 Kerbau 2.617 1.629 843 1.166 Kambing 26.620 28.219 28.240 28.759 Domba 27.656 27.794 28.052 28.893 Babi 24 - - - Ayam Buras 505.122 493.020 497.462 501.676 Ayam Ras 56.617 61.113 34.975 54.225 Itik 225.408 220.340 324.159 219.845 Enthok 29.833 29.933 24.339 30.243

Sumber data: Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, ESDM

Populasi yang berhasil dicapai pada tahun 2010 sebanyak 877.660 ekor ternak. Populasi ini menurun sebesar 72.509 ekor atau 8% dibanding populasi tahun 2009 yang tercapai sebanyak 950.169 ekor. Jenis ternak yang mengalami penurunan populasi adalah Kuda sebanyak 22 ekor (9%) dan itik sebanyak 104.314 ekor (32%). Penurunan populasi kuda karena animo masyarakat menurun beternak kuda sedangkan untuk itik sangat dipengaruhi oleh ingkungan sekitarnya.

II.3.2.3. Urusan Energi Sumber Daya Mineral