• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha/kegiatan peringkat Biru PROPER yang mengalokasikan CSR untuk pengelolaan lingkungan hidup

1 Jumlah kasus yang masuk se-Sumatera Barat 2 Jumlah kasus yang diselesaikan se-Sumatera Barat

IV. Meningkatnya peran serta stakeholder dalam pengelolaan lingkungan hidup (SS4)

3. Usaha/kegiatan peringkat Biru PROPER yang mengalokasikan CSR untuk pengelolaan lingkungan hidup

3.1. Realisasi a. Sumber data

Data yang digunakan sebagai dasar perhitungan pencapaian target indikator ini adalah hasil dari pelaksanaan kegiatan Pembinaan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan

(Penerapan CSR Bidang Lingkungan Hidup), dimana pada kegiatan ini telah dilakukan inventarisasi, pembinaan dan penilaian pelaksanaan CSR Bidang LH pada 14 (empat belas) perusahaan berperingkat PROPER Biru di Sumatera Barat.

b. Acuan dan alat

Acuan dan alat dalam menetapkan kegiatan/usaha yang mengimplementasikan CSR untuk pengelolaan LH adalah:

1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 2. Pedoman CSR Bidang Lingkungan, KLH 2011

3. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.

4. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 7 Tahun 2015 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan.

Berdasarkan acuan yang ada tersebut, alat untuk menilai suatu usaha/kegiatan telah mengalokasikan CSR di bidang pengelolaan lingkungan hidup adalah check list pelaksanaan 7 kriteria CSR bidang LH, yaitu:

1) Produksi Bersih

2) Kantor Ramah Lingkungan 3) Konservasi Sumber Daya Alam 4) Pengelolaan sampah melalui 3R 5) Energi terbarukan (Renewable Energy) 6) Adaptasi Perubahan Iklim

7) Pendidikan Lingkungan Hidup c. Metodologi perhitungan

Metode perhitungan yang digunakan dalam memperoleh realisasi yaitu: Jumlah usaha/kegiatan berperingkat PROPER Biru yang melaksanakan

program CSR bidang LH tahun 2016 x 100 % Jumlah usaha/kegiatan dengan peringkat PROPER Biru tahun 2016

3.2. Analisis Capaian Kinerja

a. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016

Target usaha/kegiatan perusahaan PROPER berperingkat Biru yang melaksanakan CSR LH dengan 7 indikator adalah 20% atau 3 perusahaan dari 14 perusahaan peserta PROPER berperingkat Biru. Dari target yang ditetapkan pada tahun 2016 tersebut usaha/kegiatan/perusahaan berperingkat PROPER biru yang melaksanakan CSR dengan 7 indikator adalah sebanyak 3 perusahaan atau 21,42%. Perhitungan realisasi tersebut adalah sebagai berikut:

3/14 x 100% = 21,42% dan dengan demikian maka tingkat capaian kinerja adalah 21,42%

X 100% = 107,14% 20%

Tabel 21. Daftar perusahaan berperingkat Biru PROPER yang dibina pelaksanaan CSR-nya dan jumlah indikator CSR Bidang LH yang dilaksanakan tahun 2016

No Nama Perusahaan

Jumlah indikator CSR LH yang dilaksanakan

1 2 3 4 5 6 7

1 PT. AMP √

2 PT. Tidar Kerinci Agung √

3 PT. Sumbar Andalas Kencana √

4 PT.Semen Padang √ √

5 PT. Gersindo Minang Plantation √

6 PT. Bintara Tani Nusantara √

7 PT. Bakrie Pasaman Plantation √

8 PT. Pasaman Marama Sejahtera √

9 PT. Andalas Agro Industri √

10 PT. Bina Pratama Sakato Jaya √

11 PT. Tirta Investama (AQUA) √

12 PT. Transco Pratama √

13 PT. Pertamina DPPU BIM √

14 PT. Kilang Lima Gunung √

b. Perbandingan realisasi kinerja dan capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun

2015 dan beberapa tahun terakhir

Dengan pencapaian 3 Perusahaan berperingkat PROPER Biru yang melaksanakan 7 indikator CSR lingkungan dari 14 Perusahaan berperingkat PROPER Biru tahun 2016, menunjukkan pertumbuhan yang sangat baik jika dibandingkan dengan capaian target pada tahun 2015 yakni dari 11 perusahaan peringkat PROPER Biru yang ada, belum satu pun perusahaan yang melaksanakan kegiatan CSR LH yang dengan 7 indikator, hanya mencapai 4 indikator CSR. Dibanding dengan tahun 2015 maka pada tahun ini terjadi peningkatan yang cukup signifikan dimana 3 perusahaan PROPER Biru sudah melaksanakan kegiatan CSR dengan 7 indikator, 5 perusahaan sudah melaksanakan 6 indikator dan 6 perusahaan melaksanakan 5 indikator.

Di sisi lain, keikutsertaan perusahaan dalam melaksanakan CSR LH dari tahun 2012 sampai 2015 terjadi peningkatan dimana pada tahun 2012 hanya ada 6 perusahan yang melaksanakan CSR LH dengan 4 indikator, tahun 2013 ada 9 perusahaan PROPER Biru yang sudah melaksanakan CSR dengan 4 indikator, tahun 2014 ada 10 perusahaan PROPER Biru yang melaksanakan CSR dengan 4 indikator dan tahun 2015 bertambah menjadi 11 perusahaan PROPER Biru yang melaksanakan CSR dengan 4 indikator. Bertambahnya keikutsertaan perusahaan dalam program CSR bidang LH karena semakin meningkatnya kesadaran perusahaan setelah dilakukan sosialisasi bahwa CSR bidang LH dapat menjadi salah satu upaya dalam mengatasi berbagai macam permasalahan lingkungan.

c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2016 dengan target jangka

menengah pada dokumen Renstra

Target untuk indikator ini pada tahun 2016 (tahun pertama) di dalam dokumen Renstra Bapedalda 2016 – 2021 adalah 20%, terealisasi sebesar 21,42%. Dengan demikian

maka target tahun pertama pada Renstra 2016 – 2021 untuk indikator telah terpenuhi bahkan melebihi target. Apabila kecenderungan pencapaian ini dapat dipertahankan, maka target pada akhir periode renstra 2016 – 2021 akan dapat dicapai mengingat pertumbuhan target dari tahun ke tahun sampai tahun 2021 tidak terlalu signifikan. Namun demikian, ke depan sangat diharapkan pendanaan untuk kegiatan ini ditambah seiring dengan meningkatnya berbagai permasalahan lingkungan hidup dimana CSR diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi dewasa ini.

d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2016 dengan standar nasional

Tidak ada standar nasional tertentu yang ditetapkan untuk persentase perusahaan peringkat Biru PROPER di suatu provinsi yang harus mengalokasikan CSR-nya untuk pengelolaan lingkungan hidup, karena program CSR LH di tingkat nasional masih bersifat sukarela dan dapat dilakukan perusahaan apabila sudah berada pada tahap memenuhi baku mutu lingkungan (beyond compliance). Kewajiban untuk melaksanakan CSR hanya pada perusahaan dengan peringkat PROPER Hijau dan Emas.

e. Analisis penyebab keberhasilan serta alternatif solusi yang telah dilakukan Terdapat beberapa hal yang menyebabkan keberhasilan pencapaian target, antara lain: 1. Kesadaran perusahaan akan pentingnya menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup

sudah semakin tinggi. Hal ini antara lain disebabkan sejak tahun 2014 Bapedalda dengan gencar memberikan sosialisasi (dalam bentuk workshop) dengan tema: CSR sebagai salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup kepada perusahaan-perusahaan. Pada tahun 2016 ini juga dilaksanakan penilaian implementasi pelaksanaan CSR bidang lingkungan pada perusahaan dengan peringkat PROPER Biru. Karena implementasi CSR bidang lingkungan yang dilaksanakan oleh perusahaan akan sangat membantu untuk menaikkan peringkat menjadi PROPER Hijau.

2. Telah ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 7 Tahun 2015 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan sebagai landasan hukum bagi perusahaan di Sumatera Barat dalam melaksanakan CSR juga merupakan faktor penyebab keberhasilan dalam melakukan pembinaan untuk mengarahkan perusahaan agar melaksanakan semaksimal mungkin program CSR sampai pada 7 indikator.

Adapun upaya yang telah dilakukan antara lain adalah:

1. Melakukan pembinaan dan mendorong perusahaan-perusahaan yang telah mendapatkan peringkat Biru PROPER agar mengalokasikan dan melaksanakan CSR bidang pengelolaan LH melalui kegiatan Pembinaan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (Penerapan CSR Bidang Lingkungan Hidup);

2. Pelaksanaan program PROPER yang memperkuat program CSR LH pada perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa untuk penilaian PROPER, terutama pada perusahaan calon peringkat Hijau dan Emas, dipersyaratkan adanya pelaksanaan CSR LH.

f. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pada tahun 2016, dalam rangka pencapaian target indikator ini telah dialokasikan anggaran pada DPA Bapedalda sebesar Rp. 60.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 48.857.312 atau 81,43%.

Sumber daya manusia (SDM) dalam melaksanakan pembinaan program CSR LH ke perusahaan selain Bapedalda juga melibatkan instansi terkait lainnya seperti Dinas Perkebunan dan Dinas ESDM. Namun dalam dari segi efisiensi pendanaan dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Walaupun dana yang tersedia sangat terbatas namun untuk pembinaan yang dilaksanakan yang semula ditargetkan 9 perusahaan dari 14 perusahaan dapat terealisasi sebanyak 14 perusahaan (yang dikunjungi dan diberikan pembinaan). - Dengan adanya program CSR LH ini, dapat menunjang program-program lain dalam

upaya pengelolaan lingkungan hidup di Sumatera Barat karena memanfaatkan dana CSR dari perusahaan, bukan dana dari APBD, seperti pengembangan sekolah Adiwiyata dan kegiatan-kegiatan konservasi.

- Kedepan diharapkan pendanaan untuk kegiatan ini dapat ditambah sehingga pertambahan objek perusahaan setiap tahunnya sebanding dengan pertambahan dana untuk operasional kegiatan ini. Disamping pertambahan objek, maka frekuensi pembinaan pun dapat ditambah.

g. Analisis program/kegiatan yang menunjang

Program/kegiatan yang dilaksanakan untuk menunjang pencapaian indikator ini sebanyak 1 program (Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam) dengan 1 kegiatan utama yaitu Pembinaan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (Penerapan CSR Bidang Lingkungan Hidup). Program/kegiatan yang dilaksanakan ini masih membutuhkan dukungan dari kegiatan lain seperti PROPER daerah untuk ikut mendorong dan memacu pelaksanaan CSR bidang LH oleh objek-objek PROPER Daerah khususnya yang diproyeksikan akan mendapatkan peringkat Biru ke atas.

Beberapa program/kegiatan lain yang diharapkan dapat menunjang pencapaian target antara lain:

- Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER)

Salah satu ruang lingkup penilaian PROPER Biru, Hijau dan Emas adalah mensyaratkan adanya program CSR di perusahaan, sehingga dengan sendirinya program PROPER dapat menggenjot perusahaan untuk pengembangan CSR dengan maksimal.

- Program Pendidikan Lingkungan (Sekolah Adiwiyata)

Untuk memudahkan perusahaan dalam memilih program CSR LH yang akan dilakukan, maka telah ada program pengembangan Sekolah Adiwiyata. Untuk mempercepat pengembangan program ini, sangat diperlukan sekali peran CSR LH, karena sekolah Adiwiyata merupakan program unggulan di Sumatera Barat dan pendidikan lingkungan untuk sekolah Adiwiyata merupakan salah satu ruang lingkup program CSR LH.

- Program Kampung Iklim

Program Kampung Iklim merupakan salah satu upaya mitigasi terhadap perubahan iklim, dimana program ini juga merupakan program CSR LH yang telah ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

Disamping itu, beberapa instansi teknis terkait provinsi serta kabupaten/kota dapat membuat program bersama seperti yang telah dilakukan oleh Provinsi Jawa Barat, untuk mewujudkan pemulihan kualitas lingkungan hidup dan konservasi DAS dan Danau di Sumatera Barat, antara lain: pemulihan dan konservasi Danau Singkarak, pemulihan dan konservasi Danau Maninjau, pemulihan dan konservasi DAS Batanghari dan DAS kritis lainnya.

4. Persentase bank sampah yang aktif dari seluruh bank sampah yang terdata