• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitas

LAYAK HUNI, PRODUKTIF,

C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Drainase

6.4.4. Usulan Program dan Kegiatan

6.4.4.1. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitas

Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan Sanitasi disusun berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program seperti pada RPJM. Penyusunan usulan program tersebut memperhatikan kebutuhan RPP berkaitan dengan pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan.

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

kebutuhan pembangunan ekonomi. Usulan program yang diajukan sesuai dengan hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga diperhatikan keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan program harus dapat mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.

Penjabaran program-program tersebut disesuaikan dengan struktur tatanan program RPJMD yang diwujudkan dalam paket-paket proyek/program. Program yang dicakup dalam Pengelolaan Air Limbah di Kota Mojokerto meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini :

1. Manajemen sanitasi-air limbah

2. Pengembangan prasarana limbah padat, dengan cara :

Perbaikan dan perluasan fasilitas persampahan eksisting (termasuk proyek penutupan lahan TPA).

Program pembangunan kapasitas pembangunan (termasuk fasilitas 3R, sistem transfer sementara, inovasi tekonologi untuk pengelolaan persampahan).

3. Monitoring kapasitas untuk pengendalian pencemaran dengan cara : mencatat kualitas air limbah, khususnya untuk industri dan air sungai dan monitoring kualitas air dilaksanakan di 60 lokasi di Sungai Brantas oleh PJT1

4. Pengadaan prasarana dan sarana pengolahan lumpur tinja berupa truk pengangkut tinja dan modul Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) komunal 5. Pengembangan IPLT SANIMAS PLUS yang terdapat di:

Kelurahan Wates : KSM Sambang ; Kelurahan Prajuritkulon : KSM Nurjayeng ;

Kelurahan Pulorejo : KSM Rejo Berseri dan KSM Podo Kroso ; Kelurahan Miji : KSM Miji Berseri ;

Kelurahan Jagalan : KSM Jaglor Berseri ; Kelurahan Gunung Gedangan : KSM Rejosari ;

Kelurahan Kedundung : KSM Randegan Berseri dan KSM Balongrawe ; Kelurahan Sentanan : KSM Sentanan Gang Buntu ;

Kelurahan Balongsari : KSM Balong Asri dan KSM Sanubari ; Kelurahan Meri : KSM Sanitri ;

Kelurahan Blooto : KSM Lingkungan Kemasan, KSM Lingkungan Blooto dan KSM Kertowongso ;

Kelurahan Kranggan : KSM Margoratan ;

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

6. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) skala kawasan dan kota yang diprioritaskan pada wilayah-wilayah permukiman dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi serta memiliki ketersediaan lahan.

7. Fasilitasi pembangunan IPAL untuk kawasan industri rumah tangga 8. IPAL rumah sakit meliputi:

RS. Rekso Waluyo di Jalan Majapahit RS Emma di Jalan Raya Ijen

RS. Gatoel di Jalan Raya Wijaya

RS. Sayang Bunda di Jalan Gajahmada RS. Kamar Medika di Jalan Empunala

RSUD. Dr. Wahidin Sudirohusodo di Jalan Surodinawan RS. Hasanah, Jl. Cokroaminoto

9. IPAL industri meliputi: CV. Bumi Indo di Jalan Tirta Suam No.01, Pabrik Tahu Wanarto Gondo di Jalan Raden Wijaya, serta Pabrik Plastik di Jalan Pulorejo. 10. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan dunia usaha sebagai mitra pengelola. 11. Pengendalian limbah hasil kegiatan industri menengah-besar dan jasa melalui

studi dokumen lingkungan dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ;

12. Penerapan sanksi dan pola insentif-disinsentif terkait pengendalian limbah, khususnya kegiatan industri ; dan

13. Piranti lunak : MP/outline plan, FS atau DED.

Program yang dicakup dalam pengelolaan persampahan di Kota Mojokerto meliputi kegiatan berikut ini :

1. Penataan, rehabilitasi, dan pengembangan TPA Randegan antara lain adalah : penambahan cell penampung dan pengurangan secara bertahap proses sanitary landfill dengan memroses sampah baik organik maupun anorganik, dan reklamasi dan penggalian TPA Randegan.

2. Rencana pembangunan TPA baru yang dialokasikan di Kelurahan Blooto adalah sebagai salah satu upaya untuk mengatasi apabila TPA Randegan yang sudah ada sekarang ini tidak mampu menampung smapah Kota Mojokerto.

3. Rencana pengambangan aspek fisik Tempat Pengolahan Sampah (TPS) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), transfer depo tersebar di seluruh wilayah kota dan dilakukan dengan teknologi ramah lingkungan.

4. Rencana pengembangan aspek fisik dengan pengembangan angkutan persampahan kota adalah : pemeliharaan dan penambahan armada pengangkut sampah yang berupa gerobak sampah, motor sampah dan dump truk.

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

5. Pembangunan prasarana dan sarana TPST 3R. 6. Operasi dan pemeliharaan.

7. Integrasi antara budaya pemusnahan sampah pada sumbernya, proses pemilahan sampah, dan tempat pengelolaan sampah terpadu di setiap kelurahan yang mampu menghasilkan kompos, barang kerajinan, dan bahan berguna lainnya dengan pangsa pasar sebagai tempat penjualan produk.

8. Pemantauan dan pengendalian pembuangan sampah di sungai dan saluran irigasi, serta pembuangan sampah secara sembarangan di ruang terbuka publik melalui pelibatan peran serta masyarakat.

9. Pembentukan kelembagaan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat ditingkat kelurahan dengan pendirian KSM bidang pengelolaan persampahan daerah.

10. Sosialisasi masyarakat yang diprakarsai oleh masyarakat yang mempunyai pengaruh di lokasi kegiatan dengan dukungan ketua RT, RW, PKK, Karang Taruna, kelompok keagamaan, tokoh masyarakat, setempat. Sosialisasi diberikan dengan penajaman pada permasalahan persampahan perkotaan, perubahan perilaku untuk memilah sampah, perubahan paradigma bahwa sampah bukan lagi cost centre namun bisa menjadi profit centre yang bernilai ekonomis bila dikelola dengan baik, dan pentingnya mengolah sampah dari sumbernya karena dampak negatip yang ditimbulkannya dan biaya kerusakan dan pencemaran lingkungan yang harus ditanggung masyarakat (external cost).

Kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah dilakukan secara terus menerus dan paling tepat dilakukan pada rapat/pertemuan rutin warga, seperti pertemuan RT/RW, pertemuan PKK, pengajian dan pertemuan karang taruna. Selain itu, juga dapat ditambah dengan kunjungan ke rumah-rumah serta acara khusus.

11. Menggerakkan masyarakat melalui percontohan pelaksanaan pengelolaan sampah skala rumah tangga dengan komposter aerob yang dimulai dengan proses pemilahan sampah basah dan kering. Pelaksanaan kegiatan dapat dimulai dari tokoh masyarakat yang mempunyai pengaruh kuat di wilayah seperti ketua RT, RW, PKK, Karang Taruna, kelompok keagamaan, tokoh masyarakat. Pendanaan dapat dilakukan secara swadana atau gotong royong.

12. Pelatihan bersama dalam proses pemilahan sampah untuk mengenal sampah- sampah yang dapat dilakukan pengomposan ataupun yang tidak dapat digunakan serta proses pembuatan kompos dan cara-cara memanennya.

13. Karena dalam program pengelolaan sampah berbasis masyarakat, masyarakatlah yang menjadi subyek dari program, maka masyarakat dilibatkan peran aktif

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

masyarakat harus terlihat mulai dari tahap perencanaan, desain operasional, operasionalisasi kegiatan sampai kepada pengawasan kegiatan. Artinya bahwa masyarakat dapat mengambil inisiatif untuk menentukan mekanisme pengelolaan sampah berikut desain infrastrukturnya. Dengan demikian kegiatan pengelolaan sampah merupakan suatu aktivitas yang didasarkan pada kehendak sukarela masyarakat untuk berpartisipasi (proses kepitusan berlangsung dari bawah ke atas/bottom up).

14. Jika telah ditetapkan bahwa sebuah wilayah akan dijadikan sebagai pilot project untuk pengelolaan sampah mandiri maka harus diikuti komitmen pemerintah membantu dalam penyediaan sarana dan prasarana serta pendampingan selama proses uji coba. Meskipun demikian tetap bahwa masyarakat bebas untuk menentukan bersedia atau tidak untuk melakukan kegiatan tersebut. Sosialisasi program kepada masyarakat tidak bermakna bahwa komunitas tersebut secara otomatis telah bergabung ke dalam pilot project ini. Di sinilah peranan masyarakat atau andil masyarakat ditunjukkan dalam proses pembangunan dan bermakna bahwa pembangunan tidak harus top down.

15. Pengadaan percontohan pengolahan sampah. Masyarakat tertarik untuk melakukan suatu hal baru yang di introduksikan apabila melihat sebuah keberhasilan yang di percontohan secara langsung dan nyata. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan studi banding ke wilayah lain yang mempunyai keberhasilan dalam pengelolaan sampah secara mandiri maupun dalam memasarkan hasil produksinya sehingga mendapatkan keuntungan (revalue) 16. Memperbanyak fasilitator-fasilitator untuk memberikan pelatihan composting pada

masyarakat sekitar.

17. Pembentukan Kader Lingkungan. Kader dididik melalui program pelatihan. Produk yang diharapkan adalah kader lingkungan yang dapat melaksanakan kegiatan pemilihan dan pengolahan sampah di daerah tempat tinggalnya.

18. Perlunya pertemuan rutin kader dan fasilitator untuk menampung aspirasi dan memberi masukan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi.

19. Pendampingan Warga. Pendampingan warga dalam melaksanakan aktifitas pengolahan sampah di tingkat rumah tangga pada umumnya di lakukan oleh kader. Setiap warga melakukan pendampingan terhadap 1 dasawisma atau 1 RT. 20. Merutinkan program kampanye 3R secara terpadu di tingkat kota bekerjasama

antara pihak pemerintah, masyarakat dan dinas-dinas terkait serta lomba 3R antar kampung/RT, RW atau kelurahan.

Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018

Disiminasi aktif : Organisasi pemberdayaan masyarakat secara aktif memberikan penyuluhan dan pelatihan di daerah binaannya bagi masyarakat luar. Hal ini menjadikan daerah binaan tersebut menjadi pusat pembelajaran, sekaligus mengubah lokasi yang semula memiliki kecenderungan tertutup, menjadi terbuka bagi masyarakat luar. Termasuk dalam kategori desiminasi aktif adalah pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan di luar daerah binaan, dengan cara mengundang kelompok masyarakat yang membutuhkan.

22. Piranti lunak : MP/outline plan, FS atau DED.

Program yang dicakup dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan di Kota Mojokerto meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini :

1. Meningkatkan kapasitas saluran air ;

2. Memelihara saluran dengan baik dengan maksud untuk mempertahankan sistem serta kapasitas saluran drainase yang ada dan merevitalisasi saluran drainase sesuai dengan jenis dan klasifikasi saluran ;

3. Membuat penahan sekaligus pengatur aliran hasil limpasan air hujan yang tidak sempat diserap tanah sehingga aliran tidak terpusat pada salah satu saluran drainase dengan membangun embung atau polder pada daerah hulu ;

4. Membuat pengendalian banjir pada bagian hilir sekaligus berfungsi pengendalian banjir akibat banjir pasang rob ;

5. Meningkatkan kapasitas terhadap tindakan darurat untuk mengatasi bencana yang bisa dilakukan dengan cara meningkatkan peran masyarakat, dunia usaha, dan stakeholder lainnya.

6. Piranti lunak : MP/outline plan, FS atau DED.