BAB IV. USULAN PROGRAM PERSIAPAN KATEKSE YANG
C. Usulan Program dan Persiapan Katekese
1. Pengertian Program
Program adalah prosedur yang dijadikan landasan untuk menentukan isi
dan urutan acara yang akan dilaksanakan (Mangunharjana, 1986: 16). Itu berarti
program disusun secara sistematis untuk membantu seseorang dalam melakukan
kegiatannya. Suatu program ada yang sifatnya jangka pendek yang berati sesegera
mungkin akan dilaksanakan dan ada juga yang jangka panjang. Program jangka
panjang dimaksudkan sebagai yang membantu seseorang (fasilitator maupun
peserta katekese) dalam proses pembinaan spritualitas secara bertahap, sehingga
pencapaian sasaran yang diinginkan dapat terpenuhi semaksimal mungkin.
Dalam penyusunan program ini, tema umum akan dijabarkan dalam
beberapa subtema sekaligus tujuan subtema, diterakan pula judul pertemuan,
tujuan pertemuan, materi pertemuan, metode, sarana, dan sumber bahan yang
dipergunakan. Tersusunnya suatu program, menunjukan kesungguhan pembuat
program untuk melaksanakan program.
2. Tujuan Penyusunan Program
Penyusunan program ini dimaksudkan untuk memperjelas arah dan tujuan
yang ingin dicapai dalam kegiatan pembinaan spritualitas bagi para calon Guru
Agama Katolik atau para mahasiswa melalui katekese khususnya mahasisa
semester IV. Juga program ini disusun sedemikian rupa untuk menghindari
terjadinya tumpang tindih antara materi yang akan disajikan. Penyusunan program
mahasiswa ini, direncanakan 3 kali pelaksanakan dalam waktu 3 kali dalam setiap
semester pada pertemuan awal, pertengahan, dan terakhir sebelum penutup
pembinaan spiritualitas di kampus IPPAK Universitas Sanata Dharma.
3. Sub. Tema dan Sub. Tujuan Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP)
Tema Umun : Nabi Elia sebagai inspirasi dalam menanggapi panggillan
menjadi guru agama Katolik.
Tujuan : Mahasiswa calon guru agama Katolik semakin menyadari akan panggilannya yang terinspirasi dari kisah nabi Elia sehingga mereka mau mengenal sosok guru, memahami guru agama Katolik sebagai panggilan, memahami guru agama Katolik dipanggil untuk mengikuti Allah, kesetiaan, menghayati panggilan guru dan pada akhirnya mahasiswa siap diutus dan siap untuk menjalankan tugas perutusan sebagai guru agama Katolik.
Semester Sub. Tema Sub. Tujuan IV
Pertemuan I
Menghayati
panggilan sebagai guru agama Katolik
Mahasiswa semakin menyadari bahwa guru agama katolik sebagai panggilan sehingga mereka semakin memahami bahwa guru agama Katolik bukan hanya sebagai suatu profesi tetapi sebagai suatu panggilan dari Allah. Seperti halnya Allah Memanggil nabi Elia untuk menjadi nabi. Pertemuan
II
Kesetiaan Membantu mahasiswa menyadari makna kesetian dalam penggilannya sebagai guru agama Katolik dengan meneladani sosok nabi Elia dalam panggilannya menjadi nabi .
Pertemuan III
Siap Menjalani Perutusan
Mahasiswa semakin menyadari akan keberadaan dirinya yang akan diutus untuk mewartakan Injil sehingga mereka semakin mempersiapkan diri dalam
kesiapan untuk diutus hingga pada akhirnya mereka siap untuk diutus dan siap menjalani tantangan yang ada dengan meneladan sosok nabi Elia dalam menjalani perutusan.
Tema Umun : Nabi Elia sebagai inspirasi dalam menanggapi panggillan menjadi guru agama Katolik.
Tujuan : Mahasiswa calon guru agama Katolik semakin menyadari akan panggilannya yang terinspirasi dari kisah nabi Elia sehingga mereka mau mengenal sosok guru, memahami guru agama Katolik sebagai panggilan, memahami guru agama Katolik dipanggil untuk mengikuti Allah, kesetiaan, menghayati panggilan guru dan pada akhirnya mahasiswa siap diutus dan siap untuk menjalankan tugas perutusan sebagai guru agama Katolik.
N o
Semester IV
Sub Tema Tujuan sub Tema Materi Metode Sarana Sumber Bahan
1 Pertemua n I Menghayati panggilan sebagai guru agama Katolik Mahasiswa semakin menyadari bahwa guru agama katolik sebagai panggilan sehingga mereka semakin memahami bahwa guru agama Katolik bukan hanya sebagai suatu profesi
Para mahasiswa menyadari bahwa Allah memanggil dan mengutus mereka sebagai guru Agama katolik Cerita, sharing, refleksi, informasi, tanya jawab - Cergam - Instrumen music -Buku Madah Bakti Yoh. 13: 12-17
panggilan dari Allah. Seperti halnya Allah Memanggil nabi Elia untuk menjadi nabi.
2 Pertemua n II
Kesetiaan Membantu mahasiswa menyadari makna kesetian dalam penggilannya sebagai guru agama Katolik yang bertolak dari kisah nabi Elia
Kesetian dalam panggilan Sharing, refleksi, informasi, tanya jawab -Cerita pengalam an -Instrumen musik - Buku Madah bakti Luk. 13: 6-9 3 Pertemua n III Siap Menjalani Perutusan Mahasiswa semakin
menyadari akan keberadaan dirinya yang akan diutus untuk mewartakan Injil sehingga mereka semakin mempersiapkan diri dalam
Setia kepada Allah dan siap menghadapai tantangan yang ada Ceramah, dialog, sharing, diskusi dan pemutaran -Cerita -Instrumen music -Buku Madah bakti Mrk. 3: 13-19
hingga pada akhirnya mereka siap untuk diutus dan siap menjalani
tantangan yang ada dengan meneladan sosok nabi Elia dalam menjalani perutusan.
5. Contoh Pesiapan Katekese Model Shared Christian Praxis (SCP).
Tema : Kesetian.
Tujuan : Membantu mahasiswa menyadari makna kesetian dalam
penggilannya sebagai guru agama Katolik dengan dengan meneladani sosok nabi Elia dalam panggilannya menjadi nabi .
Peserta : Mahasiswa Semester IV IPPAK Universitas Sanata
Dharma.
Waktu : 90 Menit.
Metode : Cerita, sharing, refleksi, informasi, tanya jawab.
Model : Shared Christian Praxis (SCP).
Sarana : Cerita pendek, instrumen musik, dan buku Madah Bakti.
Sumber bahan : - Luk. 13: 6-9.
-Cerita Nabi Elia novel “The Fifth Mountain” bagian I.
Pemikiran Dasar
Setiap orang memiliki cita-cita dan keinginan dalam hidupnya. Cita-cita
dan keinginan itu diharapkan dapat terwujud sesegera mungkin. Namun tidak
setiap orang berhasil mencapai cita-cita dan memenuhi keinginannya tersebut.
Bahkan dalam kenyataannya, orang banyak mengalami tantangan dan kegagalan
yang harus mereka terima. Hal ini menyebabkan orang bisa berputus asa dan lesu
dalam perjuangan hidupnya. Demikian juga dengan para mahasiswa calon guru
yang ingin diwujudkan. Bila teman-teman calon guru agama Katolik
mengharapkan keberhasilan dalam cita-cita tersebut, teman-teman harus tetap
setia dalam memperjuangkannya.
Orang yang setia atau tekun dalam hidupnya tidak mudah berputus asa.dia
tidak menyerah pada situasi yang silih berganti datang menantang. Orang yang
setia tetap optimis dan memiliki pengharapan yang kuat. Seperti dalam
perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus mengenai “pohon ara yang tidak
berbuah” (Luk. 13: 6-9). Pengurus kebun dengan setia mengurus kebun ara
tersebut, meski sudah tiga tahun tidak berbuah. Ia bahkan mengurus dengan
sebaik mungkin dengan usaha yang maksimal. Hanya dengan setialah orang dapat
bertahan dalam memperjuangkan sesuatu. Dalam kisah nabi Elia, panggilan yang
didapat nabi Elia sejak kecil sempat tidak dihiraukan. Setelah nabi Elia dewasa,
nabi Elia mendapatkan panggilannya itu kembali. Nabi Elia diutus Allah untuk
mengingatkan raja Ahab dan Izebel istri Ahab untuk tidak menyembah berhala.
Tetapi raja Ahab dan Izebel tidak menghiraukan apa yang telah dikatakan oleh
nabi Elia. Raja Ahab dan Izebel yang merasa tidak suka dengan apa yang
dikatakan oleh nabi Elia, raja Ahab menyuruh pasukannya untuk membunuh nabi
Elia. Dengan adanya pengejaran dari para tentara raja Ahab, nabi Elia tidak
menyerah begitu saja. Nabi Elia tetap setia melayani Allah dan tetap setia akan
panggilannya meskipun nabi Elia mendapatkan ancaman pembunuhan.
Melalui pertemuan ini peserta diajak untuk menyadari kembali makna
Pembukaan
Teman-teman yang terkasih, pada pertemuan kita ini, kita sebagai saudara
hendak secara bersama-sama menggali dan berbagi pengalaman satu sama lain
khususnya dalam kesetian akan panggilan menjadi guru agama katolik yang
profesional. Kita mau menyadari bahwa hidup kita dan juga segala sesuatu yang
menyangkut hidup kita ini adalah suatu anugerah dari Tuhan. Suatu anugerah
yang perlu kita sadari dan bahkan kita syukuri. Maka untuk memulai pertemuan
ini marilah kita bernyanyi:
Lagu Pembukaan : Madah Bakti No. 230 (Hidup Cerah).
Doa Pembukaan :
Allah Bapa Yang Maha Baik, kami bersyukur atas kebaikan-Mu
kepada kami. Secara khusus waktu ini kami syukuri sebagai suatu rahmat
karena kami boleh berkumpul bersama dalam ikatan persaudaraan. Kami
akan bersama-sama menggali pengalaman, mereflesikannya sejauh mana
kami menghayati kesetian kami akan panggilan menjadi guru agama
Katolik. Bapa bimbinglah kami dan tuntunlah kami agar semakin mampu
mempertanggungjawabkan tugas tersebut dan kami pun senantiasa terus
memperkembangkan diri demi pelayanan kami terhadap orang-orang yang
nantinya akan kami ajar yang telah kau percayakan kepada kami. Sebab
Langkah I : Mengungkap Pengalaman Hidup Peserta
1. Membagikan teks cerita kisah Nabi Elia novel “The Fifth Mountain” bagian I, kepada peserta dan memberi kesempatan untuk membaca terlebih dahulu.
2. Pengungkapan kembali isi cerita: Pendamping meminta salah seorang peserta
untuk menceritakan kembali isi cerita kisah “Nabi Elia”.
3. Intisari cerita
Nabi Elia yang dipanggil oleh Allah untuk mengingatkan raja Ahab dan
istrinya ratu Izebel dari penyebahan berhala, tetapi raja Ahab tidak
menghiraukan apa yang telah dikatakan oleh nabi Elia. Nabi Elia mendapat
pesan dari Allah untuk disampaikan kepada raja Ahab, apabila masih
menyembah berhala bangsanya akan mendapat kekeringan dan tidak akan
turun hujan. Raja Ahab merasatidak senang dengan nabi Elia, maka raja Ahab
menyuruh tentaranya untuk membunuh nabi Elia. Mengetahui hal itu Allah
tidak tinggal diam, Allah berpesan kepada nabi Elia untuk lari dan berdiam
diri di tepi sungai kerit. Setalah berdiam diri lama-lama sungai pun kering,
dan Allah menyuruh nabi Elia untuk menemui janda di kota Sarfat dan
meminta air dan makan kepada janda tersebut. Allah tidak tinggal diam
dengan apa yang dialami oleh Nabi Elia. Dengan kesetiaannya terhadap
Allah, nabi Elia tidak menyerah begitu saja. Nabi Elia tetap berjuang untuk
membebaskan bangsanya dari penyembahan berhala, meskipun nabi Elia
4. Pengungkapan pengalaman: peserta diajak mendalami cerita untuk masuk
pada pengalaman faktual dengan tuntunan pertanyaan berikut :
a. Apa yang dialami oleh nabi Elia setelah mengingatkan raja Ahab untuk
tidak menyembah berhala?
b. Apakah yang menarik bagi para teman-teman dalam menjalani
perkuliahan untuk menjadi guru agama Katolik? Ceritakanlah pengalaman
tersebut!
c. Rangkuman
Dalam cerita tadi, panggilan yang didapat oleh nabi Elia merupakan
suatu anugerah dari Allah. Dengan panggilannya tersebut nabi Elia berusaha
melaksanakannya dengan sebaik mungkin. Meskipun apa yang dihadapainya
adalah ancaman pembunuhan yang dilakukan oleh raja Ahab. Kesetian yang
ditunjukan oleh nabi Elia terhadap Allah, membuat Allah tetap membantu
nabi Elia dalam melaksanakan tugasnya.
Langkah II : Mendalamai Pengalaman Hidup Peserta
1. Peserta diajak untuk mereflesikan sharing pengalaman atau cergam di atas
berdasarkan pertanyaan berikut:
a. Bagaimana sikap raja Ahab dalam cergam tadi menanggapi sikap nabi Elia
b. Cara manakah yang teman-teman gunakan dalam mengahadapi kesulitan
di kampus dalam proses perkulihan sebagai calon guru agama Katolik
selam ini?
2 Berdasarkan ungkapan peserta pendamping membuat rangkuman singkat.
Langkah III : Menggali Pengalaman Iman Kristiani
1. Salah seorang peserata diminta untuk membacakan teks Injil yang diambil
dari Luk. 13: 6-9.
2. Peserta diajak untuk hening sejenak sambil secara pribadi merenungkan
bacaan tersebut dengan bantuan pertanyaan berikut:
a. Ayat manakah yang menunjukan bahwa kesetian dalam usaha memperoleh
hasil?
b. Sikap yang bagaimanakah ditekankan oleh Yesus perumpamaan ini?
c. Pendamping memberi rangkuman dari bacaan Injil Luk. 13: 6-9.
Perumpaan tentang “pohon ara yang tidak berbuah” menunjukan dengan
jelas bagaimana seorang pekerja kebun yang dengan setia mengurusi kebunnya. Ia
mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Ia sanggup
berharap akan memperoleh buah dari tanaman-tanamannya itu. Perikop ini
menampilkan dua sikap antara pemelihara kebun dengan Tuan yang empunya
kebun. Tuan itu ingin kebunnya menghasilkan, namun sudah tiga tahun ditunggu
tidak juga berbuah. Maka ia meminta supaya ditebang saja pohon yang tidak
dengan sabaik mungkin dan masih menunggu hingga berbuah. Ditunjukkan
kesetiaan dalam pekerjaan itu sambil memelihara dan merawatnya.
Dalam perikop ini Yesus menegaskan bahwa Dialah pemelihara kebun
yang dengan setia mengurusi kebun itu. Hidup kitalah kebun yang diurus dan
dirawat oleh Yesus, agar menghasilkan buah. Buah yang diharapkan itu adalah
pertobatan. Salah satu pertobatan itu adalah kesetiaan dalam hidup. Secara khusus
setia dan tekun dalam melaksanakan tugas, setia juga terlebih dalam iman akan
Yesus Kristus. Sikap Yesus dalam perikop ini menggambarkan sikap yang setia
dan tekun dalam melakukan pekerjaan, Ia menikmati pekerjaan tersebut dan
merasakan manfaatnya.
Demikian juga dengan nabi Elia. Nabi Elia setia mengikuti Allah
meskipun dalam kondisi mendapatkan ancaman pembunuhan dari raja Ahab.
Pengalaman setia pada Yesus dibagi kepada para saudaranya dan akhirnya
dianjurkannya kepada para saudara agar hal apapun harus setia menjalankannya.
Secara khusus mengenai panggilan dan pekerjaan, nabi Elia menekankan
kesetiaan sebagai salah satu cara untuk menghadapi tantangan yang ada.
Langkah IV : Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret
Teman-teman yang terkasih, dalam pembicaraan tadi, sebagai orang
beriman kita hendaknya selalu bercermin pada Dia yang kita imani. Yesus
memberikan kita teladan dalam memperjuangkan dan mengembangkan hidup
yang patut kita contoh adalah sikap setia pada apa yang sudah kita jalani dan
kerjakan. Melalui kesetiaan pada pilihan hidup, kita juga mewujudkan iman kita.
Bukan hanya pada saat kita mengalami kemujuran, tetapi juga bila kita
dihadapkan pada sesuatu yang kita tidak sukai. Bisa berupa penderitaan, tekanan
ataupun tugas-tugas yang kita anggap berat dan susah. Kita percaya Tuhan
memberi yang terbaik buat kita.
Sebagai bahan kita akan mencoba merenungkan pertanyaan berikut:
1. Dalam hal apa saja saya secara pribadi sudah setia selama ini?
2. Apa yang harus saya bangun dalam diri saya agar dapat setia dalam situasi
apapun yang saya hadapi?
Para peserta diminta merenung secara pribadi dan selama merenung
pendamping akan memutarkan instrumen musik. Setelah merenung para peserta
diberi kesempatan untuk mensharingkan hasil dari permenungannya. Kemudian
pendamping membuat rangkuman singkat berdasarkan hasil sharing para peserta.
Langkah V : Mengusahakan Suatu Aksi Konkret
Teman-teman yang terkasih, setelah kita bersama-sama menggali
pengalaman kita khususnya mengenai kesetiaan dalam melakukan pekerjaan kita
selama ini. Ternyata tidak mudah menghayati kesetiaan terhadap sesuatu hal.
Seperti dalam cerita kisah Nabi Elia, dimana nabi Elia yang dipanggil oelh Allah
untuk mengingatkan raja Ahab dan ratu Izebel untuk tidak menyembah berhala.
dengan sendiri. Nabi Elia tidak menyerah begitu saja, dengan kesetiaannya kepada
Allah nabi Elia dapat menjalaninya dengan mudah meskipun harus mengalami
tantangan yang begitu besar. Marilah kita hening sejenak untuk membuat
niat-niat kita baik secar pribadi maupun secara kelompok.
Kemudian pendamping mengajak peserta untuk membuat niat-niat yang
dapat dilakukan baik secara pribadi maupun untuk kelompok dalam suasan
hening. Sebagai pertanyaan panduan untuk membuat niat-niat adalah berikut ini:
1. Apa yang dapat saya lakukan sebagai wujud kesetiaan dalam tugas
perkuliahan sebagai calon guru agama Katolik ini?
2. Sikap-sikap yang bagaimana yang perlu kita perhatikan dalam
mewujudkan niat-niat kita tersebut?
Selanjutnya peserta diajak untuk mengungkapkan niat-niat tersebut bila
ada yang bersedia membagikannya dan untuk kelompok dapat didiskusikan secara
bersama.
Penutup
1. Peserta diajak untuk memanjatkan doa-doa spontan sebagai rasa syukur atas
pertemuan hari ini yang didahului oleh pendamping.
2. Doa spontan diakhiri dengan doa penutup oleh pendamping seperti dibawah
Doa Penutup
Allah bapa di dalam surga, kami bersyukur dan berterima kasih
kepada-Mu atas waktu yang boleh kami gunakan untuk melihat pengalaman hidup kami.
Saat ini kami disadarkan bahwa kami kurang melihat makna dari pekerjaan yang
kami lakukan. Bhakan kami kurang setia dengan apa yang kami pilih. Kami sering
ingin meninggalkannya bila kami tidak menemukan yang kami harapkan. Untuk
itu ya Bapa bantulah kami agar kami tak henti-hentinya berusaha dan belajar
untuk setia dalam tugas-tugas kami terlebih pada Dikau yang kami imani. Kami
juga mau meneladan pada nabi Elia sebagai sosok penutan dalam menjalani
kesetiaan dalam perkuliahan kami untuk nantinya menjadi guru agama Katolik.
Bantulah kami juga untuk mewujudkan niat yang telah kami buat bersama
sehingga dapat terlaksana sesuai dengan kehendak-Mu. Doa ono kami penjatkan
kepada-Mu dengan perantara Kristus Tuhan Kami. Amin.
Lagu penutup : MB No. 311 “Nyanyian Syukur”
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Penulis dalam Bab V ini menyampaikan kesimpulan dan saran.
Kesimpulan yang penulis buat ini berisikan mengenai isi keseluruhan atas Bab I
sampai dengan Bab IV. Saran yang penulis buat ini berisikan masukan-masukan
bagi Prodi IPPAK dan juga bagi mahasiswa. Saran ini diharapkan dapat berguna
bagi mahasiswa IPPAK dan Prodi IPPAK dalam upaya membantu mahasiswanya
dalam menanggapi panggilannya sebagai guru agama Katolik.