• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

G. Analisis Kuantitatif dengan KLT-Densitometri

2. Validasi metode

Suatu metode analisis harus divalidasi ketika suatu metode menggunakan

sistem baru yang belum divalidasi sebelumnya. Validasi ini bertujuan untuk

memberikan jaminan bahwa metode analisis dengan sistem yang digunakan

tersebut memenuhi parameter-parameter validasi sehingga dapat memberikan

hasil analisis yang valid atau dapat dipercaya. Oleh karena itu, validasi metode

merupakan tahapan yang penting untuk dilakukan sebelum metode ini

diaplikasikan untuk analisis kadar asam ursolat dalam herba rumput mutiara.

Menurut Liang et al. (2008), asam ursolat merupakan kandungan utama

dari rumput mutiara dan digunakan sebagai marker bagi tanaman tersebut. Oleh

karena itu, metode penetapan kadar asam ursolat dalam herba rumput mutiara

termasuk dalam metode analisis kategori I menurut The United States

Pharmacopeia 30th tahun 2007. Parameter-parameter validasi yang perlu dipenuhi

oleh metode analisis kategori I adalah akurasi, presisi, selektivitas, linearitas, dan

range.

Validasi dilakukan dengan 3 seri konsentrasi sebanyak 3 replikasi.

Konsentrasi yang digunakan merupakan konsentrasi rendah, sedang, dan tinggi

dari konsentrasi seri baku yaitu 100 ppm, 300 ppm, dan 500 ppm. Pemilihan

yaitu 100 ppm sampai 500 ppm. Berikut adalah hasil pengujian validasi metode

analisis:

a. Akurasi

Akurasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa dekat hasil

pengukuran suatu metode analisis dengan hasil yang sebenarnya. Semakin

kecil selisih antara keduanya maka akurasi metode tersebut semakin baik.

Akurasi metode dinyatakan dengan perolehan kembali atau recovery. Jika %

recovery baku asam ursolat 100 ppm berada pada rentang 90-107% (United

States Pharmacopeial Convention, 2007), maka metode ini memiliki akurasi

yang baik. Pengukuran akurasi dari percobaan ini disajikan pada tabel V.

Tabel V. Data % recovery baku asam ursolat

Konsentrasi

Recovery (%) Nilai yang diterima recovery (United States Pharmacopeial Convention, 2007) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 100 ppm 90,967 94,265 109,417 90-107% 300 ppm 97,878 96,361 111,778 91-106,6% 500 ppm 100,764 102,401 98,447 93-106%

Dari tabel dapat dilihat bahwa % recovery asam ursolat untuk replikasi

1 dan 2 masuk pada rentang yang dipersyaratkan namun untuk replikasi 3

hanya konsentrasi tinggi (500 ppm) yang memenuhi persyaratan. Hal ini

kemungkinan terjadi akibat kesalahan pada saat penyiapan baku untuk

replikasi 3 dimana terjadi kesalahan dalam pemilihan timbangan.

Pada pembuatan larutan stok asam ursolat 1000 ppm, baku asam ursolat

ditimbang secara seksama lebih kurang 10,0 mg. Pengertian lebih kurang

pemeriksaan atau penetapan kadar, berarti bahwa jumlah yang harus

ditimbang atau diukur tidak boleh kurang dari 90% dan tidak boleh lebih dari

110% dari jumlah yang tertera, sedangkan pernyataan timbang seksama

dimaksudkan bahwa penimbangan dilakukan sedemikian rupa sehingga batas

kesalahan penimbangan tidak lebih dari 0,1% dari jumlah yang ditimbang

(Depkes RI, 1977). Hal ini berarti untuk menimbang 10,0 mg asam ursolat,

rentang yang diperbolehkan adalah 9-11 mg dengan kesalahan tidak lebih dari

0,01 mg (0,00001 g), dan oleh karena itu dibutuhkan timbangan semimicro

(ketelitian 5 angka di belakang koma). Namun karena keterbatasan alat, maka

timbangan yang digunakan adalah timbangan analitik (ketelitian 4 angka di

belakang koma), sehingga kesalahan pada saat penimbangan bisa tidak

terdeteksi. Secara umum, metode ini memiliki akurasi yang baik pada

konsentrasi rendah, menengah, dan tinggi.

b. Presisi

Presisi menunjukkan keterulangan hasil yang diperoleh. Presisi

dinyatakan dalam coefficient of variation (CV). Menurut United States

Pharmacopeial Convention (2007), % CV yang dapat diterima untuk

konsentrasi analit 1000 ppm adalah <16%. Semakin kecil % CV yang

diperoleh maka semakin baik presisi metode yang digunakan.

Hasil menunjukkan bahwa metode yang digunakan memiliki presisi

yang baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai % CV dari setiap konsentrasi yang

Tabel VI. Data % CV baku asam ursolat Konsentrasi % CV

Nilai % CV yang diterima (United States Pharmacopeial

Convention, 2007)

100 ppm 3,013 < 14,9

300 ppm 0,565 < 12,7

500 ppm 1,057 < 10,5

c. Linearitas

Linearitas menyatakan hubungan korelasi antara kadar dengan respon

yang diukur instrumen. Untuk metode KLT-Densitometri, respon terukur

yang dimaksud adalah nilai AUC. Linearitas dinyatakan dari nilai r yang

diperoleh dari kurva baku. Jika nilai r ≥0,99 (APVMA, 2004) maka dikatakan memiliki linearitas yang baik. Semakin baik nilai r artinya peningkatan kadar

proporsional dengan peningkatan nilai AUC.

Tabel VII. Nilai r seri baku asam ursolat Replikasi Nilai r

1 0,9816

2 0,9893

3 0,9933

Dari tabel diketahui bahwa nilai r seri baku asam ursolat replikasi 3

memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, untuk selanjutnya digunakan seri

baku replikasi 3 untuk membuat persamaan kurva baku.

d. Selektivitas

Selektivitas menunjukkan kemampuan suatu metode untuk mengukur

senyawa tertentu secara akurat dan presisi dalam sampel yang terdiri dari

banyak senyawa lain. Metode dengan selektivitas yang baik hanya akan

mengukur kadar analit yang dimaksud. Penelitian ini membutuhkan metode

ekstraksi yang dilakukan dengan menggunakan cairan penyari etanol 96%

selain dapat mengekstraksi asam ursolat juga dapat mengekstraksi

senyawa-senyawa lain dalam herba rumput mutiara yang juga larut dalam etanol 96%.

Dalam herba rumput mutiara, selain terkandung asam ursolat juga

terkandung senyawa isomer dari asam ursolat yaitu asam oleanolat.

Kemiripan struktur kimia menyebabkan kedua senyawa triterpen ini sulit

untuk dipisahkan, terutama dengan KLT. Terdapat beberapa sistem

kromatografi untuk analisis triterpen namun belum ada yang dapat

memisahkan asam ursolat dan asam oleanolat (Wojciak-Kosior, 2007).

Pada proses defatisasi, asam oleanolat tidak terekstraksi oleh petroleum

eter seperti asam ursolat karena sifatnya yang tidak larut petroleum eter,

sedangkan pada proses digesti senyawa ini juga dapat larut dalam etanol 96%.

KLT tidak mampu memisahkan kedua senyawa isomer ini sehingga metode

ini tidak selektif untuk penetapan kadar asam ursolat. Bercak kedua senyawa

ini tidak terpisah sama sekali sehingga dalam penelitian ini yang ditetapkan

adalah kadar triterpen total terhitung sebagai kadar asam ursolat.

Selektivitas metode KLT-Densitometri ini untuk penetapan kadar

triterpen total dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Rf baku dengan

Rf analit dalam ekstrak. Nilai Rf merupakan parameter analisis kualitatif suatu

senyawa pada metode KLT, sehingga dapat digunakan sebagai parameter

selektivitas. Selektivitas metode juga dapat dilihat dari resolusi, dimana suatu

resolusi >1,5 (Swartz and Krull, 1997). Perbandingan nilai Rf antara baku dan

analit dalam sampel serta nilai resolusi dapat dilihat pada tabel VIII.

Tabel VIII. Perbandingan nilai Rf baku dan sampel, serta nilai resolusi Konsentrasi

seri larutan baku asam ursolat (ppm)

Rf baku Replikasi

sampel Rf sampel Resolusi

100 0,35 1 0,34 1,58 200 0,34 2 0,34 1,50 300 0,34 3 0,34 1,53 400 0,34 4 0,34 1,62 500 0,34 5 0,34 1,67 Rata-rata 0.34 0.34 1,58

Tabel VIII menunjukkan nilai Rf baku dan analit dalam ekstrak yang

identik, dimana nilai Rf rata-rata dari baku adalah 0,34 dan Rf rata-rata dari

analit dalam ekstrak adalah 0,34. Nilai rata-rata resolusi antara peak bercak

triterpen dengan peak terdekat adalah 1,58. Nilai ini lebih dari nilai resolusi

yang dipersyaratkan, yaitu >1,5. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

metode KLT-Densitometri ini memenuhi parameter selektivitas dalam

menetapkan kadar triterpen total.

Gambar 14. Rf ekstrak replikasi 1 = 0,34 e. Range

Range adalah interval antara konsentrasi analit pada level rendah dan

level tinggi dalam sampel yang masih memenuhi parameter linearitas,

akurasi, dan presisi. Hasil analisis menunjukkan bahwa range konsentrasi

metode ini adalah 100-500 ppm dimana pada konsentrasi terkecil dan

terbesarnya masih memenuhi persyaratan linearitas, akurasi, dan presisi yang

baik. Oleh karena itu, analit dalam sampel dapat diukur dalam range

konsentrasi ini.

Gambar 15. Range konsentrasi asam ursolat

y = 18.591x + 2699.3 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 0 100 200 300 400 500 600 A U C

Kadar baku asam ursolat (ppm)

f. Akurasi dan presisi dalam matriks sampel

Akurasi dan presisi dalam matriks sampel perlu ditentukan untuk

mengetahui pengaruh matriks sampel terhadap pengukuran analit, apakah

metode tetap dapat mengukur analit secara akurat dan seksama di dalam

matriks sampel.

Gambar 16. Kromatogram ekstrak tanpa adisi baku asam ursolat

Gambar 17. Kromatogram ekstrak dengan adisi baku asam ursolat

Penentuan akurasi dan presisi baku asam ursolat dilakukan dengan

menambahkan sejumlah tertentu baku asam ursolat dalam matriks ekstrak

(adisi). Tahap ini juga bertujuan untuk menentukan bahwa bercak dengan Rf

ursolat. Bila terjadi penambahan luas area (AUC) pada peak bercak yang

semula diduga sebagai bercak asam ursolat berarti bercak tersebut memang

merupakan bercak asam ursolat. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya

penambahan luas area untuk peak dengan nilai Rf identik dengan baku asam

ursolat (gambar 16 dan 17). Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa bercak

tersebut merupakan bercak asam ursolat.

Akurasi dan presisi baku asam ursolat yang ditambahkan dalam ekstrak

herba rumput mutiara dapat dilihat pada tabel IX. Dalam percobaan ini, kadar

baku asam ursolat yang ditambahkan pada ekstrak herba rumput mutiara

sebesar 100 ppm. Menurut United States Pharmacopeial Convention (2007),

% recovery konsentrasi 100 ppm berada pada rentang 90-107% sedangkan %

CV harus lebih rendah dari 14,9%. Metode ini dapat mengukur analit dalam

matriks ekstrak dengan akurat dan seksama dilihat dari nilai % recovery dan

% CV yang memenuhi syarat.

Tabel IX. Data recovery dan CV baku asam ursolat dalam matriks ekstrak Replikasi Recovery (%) CV (%) 1 100,617 2,426 2 99,067 3 103,876

Dokumen terkait