• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengujian validitas perlu dilakukan

untuk mengetahui apakah skala mampu menghasilkan data yang akurat

sesuai dengan tujuan pengukuran (Azwar, 1997). Suatu tes atau

instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi

apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil

ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. tes

yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran

dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

Pada penelitian ini menggunakan metode validitas isi. Validitas isi

merupakan validitas yang diestimasi menggunakan pengujian terhadap isi

tes dengan cara analisis rasional atau professional judgement, untuk

melihat sejauh mana isi tes tersebut menunjukkan atribut yang diukur,

sehingga tes tersebut relevan dan tidak keluar dari tujuan pengukuran

(Azwar, 1997). Professional judgment dilakukan oleh orang yang ahli

dalam bidang tersebut, dalam penelitian ini dilakukan oleh dosen

pembimbing skripsi. Sebelum uji coba skala, peneliti berkonsultasi

dengan dosen pembimbing agar aitem-aitem yang disusun tepat dan

mencakup keseluruhan aspek yang hendak diukur. Validitas isi dapat

2. Seleksi Aitem

Penelitian ini menggunakan data penelitian terpakai (try out

terpakai). Seleksi aitem dilakukan untuk memilih aitem-aitem yang valid

untuk diteliti. Menurut Hadi (2005) penelitian terpakai atau uji coba (try

out) terpakai merupakan uji coba yang hasilnya sekaligus digunakan

sebagai sebagai data penelitian. Penelitian uji coba terpakai memiliki

kelebihan dalam hal mempersingkat waktu pelaksanaan. Menurut Hadi

gangguan yang timbul dari pertanyaan – pertanyaan butir yang tidak sahih serta waktu yang lama untuk menjawab metodologi dapat

dipertanggungjawabkan karena kondisi dialami secara merata oleh semua

subjek, asalkan jumlah butir cadangan tambahan mengambil waktu yang

masih proporsional. Namun demikian, penggunaan uji coba (try out)

terpakai terpakai juga memiliki kelemahan, yaitu kemungkinan dari

variabel yang hendak diukur dapat kehilangan salah satu aspek. Hal ini

dapat terjadi dikarenakan banyaknya aitem-aitem yang gugur akibat

rendahnya daya beda aitem.

Alasan utama peneliti menggunakan data penelitian terpakai karena

melihat karakter pekerjaan part time yang berbeda – beda. Beberapa tempat kerja hanya mempekerjakan karyawannya sebatas pekerjaan itu

saja. Sedangkan di Dagadu, garda depan yang bekerja masih dikenai

tugas dan tanggung jawab kegiatan di luar pekerjaan yang cukup banyak.

Seleksi aitem dilakukan berdasarkan pada daya diskriminasi aitem,

tidak memiliki atribut yang sedang diteliti (Azwar, 1997). Perhitungan

diskriminasi aitem dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor aitem

dengan skor aitem total sehingga didapatkan koefisien korelasi aitem

total (rix) yang disebut dengan indeks daya beda aitem.

Besarnya koefisien item total bergerak dari angka 0 sampai dengan

1 dengan tanda positif atau negatif. Semkain baik daya beda item maka

koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1. Koefisien yang

mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negatif menunjukkan daya

beda aitem yang tidak baik. Seleksi aitem dapat menggunakan batasan rix

lebih besar atau sama dengan 0,3 yang artinya bahwa semua aitem yang

mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 menunjukkan daya beda yang

memuaskan. Namun, apabila dengan batasan tersebut banyak terdapat

aitem yang gugur, dapat menggunakan batasan rix ≥ 0,25. Maka dari itu, pada penelitian ini kriteria pemilihan aitem dengan menggunakan batasan

rix≥ 0,25 dan 0,3.

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa variabel motivasi berprestasi

memiliki jumlah aitem awal sebanyak 25 aitem. Setelah dilakukan

seleksi aitem terdapat 2 aitem yang gugur. Dengan demikian aitem yang

digunakan untuk mengolah data penelitian pada variabel motivasi

berprestasi sejumlah 23 aitem.

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa variabel manajemen waktu

memiliki aitem awal sebanyak 30 aitem. Setelah dilakukan seleksi aitem

untuk mengolah data penelitian pada variabel manajemen waktu

sejumlah 26 aitem.

Tabel 3

Sebaran Aitem Skala Motivasi Berprestasi Setelah Seleksi Aitem

Aspek Sebaran Aitem Total Bobot Favorable Unfavorable Memilih tugas dengan kesulitan sedang 1, 11 6, 15, 22 4 17, 39 % Tekun 2, 12, 20 7, 16 5 21, 74 % Tanggung jawab terhadap kinerja 3, 13 8, 17, 23 4 17, 39 % Membutuhkan umpan balik 4 9, 18, 24, 25 5 21, 74 % Kreatif-inovatif 5, 14, 21 10, 19 5 21, 74 % Total Aitem 11 12 23 100 % Keterangan :

Aitem yang gugur ditandai dengan angka yang dicetak tebal

Tabel 4

Sebaran Aitem Skala Manajemen Waktu Setelah Seleksi Aitem

Aspek Sebaran Aitem Total Bobot Favorable Unfavorable Menetapkan tujuan dan prioritas 1, 7, 13, 19, 25 4, 10, 16, 22, 28 10 38, 46 % Mekanisme Perencanaan dan penjadwalan 2, 8, 14, 20, 26 5, 11, 17, 23, 29 8 30, 77 % Preferensi untuk terorganisasi 3, 9, 15, 21, 27 6, 12, 18, 24, 30 8 30, 77 % Total Aitem 14 12 26 100 % Keterangan:

3. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada sejauh mana hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya, ajeg, dan konsisten (Azwar, 1997). Pada penelitian ini,

analisa reliabilitas skala menggunakan koefisien Alpha dari Cronbach

dalam program SPSS 16 for Windows. Metode Alpha Cronbach

digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang mengukur sikap

atau perilaku, yang biasa diukur dengan skala Likert. Metode ini sangat

umum digunakan untuk mengevaluasi konsistensi internal (Siregar,

2013) Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya, semakin tinggi pula

tingkat kepercayaan hasil pengukuran alat ukur tersebut bagi kelompok

subjek yang diteliti.

Seleksi aitem dilakukan dengan cara melihat daya beda aitem (rix)

daya beda aitem tersebut digunakan untuk mendeteksi aitem-aitem yang

kurang sahih. Daya beda aitem (rix) berkisar dari 0,00 hingga 1,00.

Apabila nilai rix kurang dari 0,25 atau 0,3 maka aitem tersebut kurang

sahih sehingga tidak layak untuk dijadikan aitem penelitian. Ketika aitem

yang kurang sahih tersebut digugurkan maka angka koefisien reliabilitas

skala akan semakin meningkat.

Pada peneltian ini, skala motivasi berprestasi memiliki koefisien

reliabilitas sebesar 0,869 dengan jumlah aitem sebanyak 25 aitem. Hal ini

menunjukkan bahwa alat ukur motivasi berprestasi memiliki reliabilitas

yang baik. namun, setelah dilakukan seleksi aitem, aitem yang digunakan

0,874. Berdasarkan angka koefisien reliabilitas tersebut, dapat

disimpulkan bahwa skala motivasi berprestasi memiliki reliabilitas yang

baik.

Sedangkan pada skala manajemen waktu memiliki koefisien

reliabilitas sebesar 0,908 dengan jumlah aitem 30. Setelah dilakukan

seleksi aitem, aitem yang digunakan sebanyak 26 aitem dengan koefisien

reliabilitas sebesar 0,912. Berdasarkan angka koefisien reliabiltas

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa skala manajemen waktu

memiliki reliabilitas yang baik.

G. Metode Analisis Data

Dokumen terkait