vii
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MANAJEMEN WAKTU PADA MAHASISWA YANG BEKERJA
PART-TIME SEBAGAI GARDA DEPAN PT ASELI DAGADU DJOKDJA
Lucia Advin Widyanarita ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu pada mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja yang berjumlah 104 subjek dengan rincian perempuan 55 orang dan 49 laki-laki. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala motivasi berprestasi dan skala manajemen waktu yang disusun oleh peneliti berdasarkan skala likert. Reliabilitas skala motivasi berprestasi dan skala manajemen waktu diuji menggunakan teknik Alpha Cronbach. Skala motivasi berprestasi memiliki koefisien reliabilitas
Alpha sebesar 0,874 dan skala manajemen waktu memiliki koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,912. Validitas skala diukur dengan menggunakan validitas isi yaitu dengan profesional judgement. Daya beda aitem yang terdapat pada skala motivasi bergerak dari angka 0,269-0,647. Sedangkan pada skala manajemen waktu, daya beda aitem yang bergerak dari angka 0,337 – 0,681. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik korelasi
Spearman’s Rho dalam program SPSS for Windows versi 16.0 karena pada variabel motivasi berprestasi memiliki sebaran data yang tidak normal. Berdasarkan uji korelasi, didapatkan hasil korelasi antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu sebesar 0,609 dengan p=0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu.
viii
THE CORRELATION BETWEEN ACHIEVEMENT MOTIVE AND TIME MANAGEMENT SKILL OF COLLEGE STUDENTS PART-TIME WORKER AS GARDA DEPAN AT PT ASELI DAGADU DJOKDJA
Lucia Advin Widyanarita ABSTRACT
This study aimed to determine the relation between achievement motive and time management skill of college student part-time worker as Garda Depan at PT Aseli Dagadu Djokdja. The hypothesis proposed in this research was the positive and significant relationship between achievement motive and time management skill. For this research, the subject was 104 college students part-time worker, which 55 girls and 49 boys. Data were gathered using achievement motive scale and time management skill scale, which arranged by researche based on Likert scale. The reliability of achievement motive scale and time management skill scale were tested using Alpha technique by Cronbach. Alpha reliability coefficient of achievement motive was 0,874 and Alpha reliability coefficient of time management skill scale was 0,912. The validity of achievement motive scale and time management skill scale were tested by proffesional judgement. Corrected item-total correlation on achievement motive scale are between 0,269-0,647. Corrected item-total correlation on time management scale are between 0,337-0,681. Statistical method which used to analyze the data was Spearman’s Rho correlation technique in SPSS 16 for Windows because the achievement motive data was abnormal. Based on this correlation test, the result shows that the correlation between achievement motive and time management skill was 0,609 with p=0,000 (p<0,05) which means there was positive and significant correlation between achievement motive and time management skill.
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN
MANAJEMEN WAKTU PADA MAHASISWA YANG BEKERJA
PART-TIME SEBAGAI GARDA DEPAN PT ASELI DAGADU DJOKDJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Lucia Advin Widyanarita
109114132
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN
MANAJEMEN WAKTU PADA MAHASISWA YANG BEKERJA
PART-TIME SEBAGAI GARDA DEPAN PT ASELI DAGADU DJOKDJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Lucia Advin Widyanarita
109114132
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv MOTTO
“Setiap orang memiliki proses dan kisahnya masing-masing yang tidak bisa disamakan satu sama lain. Setiap permasalahan yang dihadapi, kegagalan,
dan air mata akan membuat orang itu semakin kuat karena Tuhan dan kehadiran orang-orang terkasih yang selalu menguatkan...
Karena yang aku percaya segenap waktu, segenap usaha, dan segenap air mata.. Tuhan perhitungkan..”
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur”
- Filipi 4 : 6 -
-v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ku persembahkan skripsi ini kepada :
Tuhan Yesus Kristus
MAMA, yang selalu sabar menungguku untuk segera menyelesaikan
skripsi ini. You’re the strongest and best mom !
(Alm) Babe... walaupun aku tidak merasakan kehadirannya tapi aku yakin kalo babe pasti bangga dan bahagia melihatku dari Surga
sana..
(Alm) Mas Itok... yang tidak pernah menanyakan skripsiku, tapi aku tahu bahwa jauh di dalam hati kamu selalu menantiku untuk segera
menyelesaikan ini. Maaf kalo adekmu ini belum bisa wisuda sampai kamu gak ada...
Tapi aku yakin kamu bangga sama aku Mas :’)
Mbak Sari dan keponakanku tercinta Neo dan Dio
Diriku sendiri yang mampu berjuang mengalahkan ego, melewati proses jatuh bangun ketika menyelesaikan skripsi ini
vii
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MANAJEMEN WAKTU PADA MAHASISWA YANG BEKERJA
PART-TIME SEBAGAI GARDA DEPAN PT ASELI DAGADU DJOKDJA
Lucia Advin Widyanarita ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu pada mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang bekerja part-time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja yang berjumlah 104 subjek dengan rincian perempuan 55 orang dan 49 laki-laki. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala motivasi berprestasi dan skala manajemen waktu yang disusun oleh peneliti berdasarkan skala likert. Reliabilitas skala motivasi berprestasi dan skala manajemen waktu diuji menggunakan teknik Alpha Cronbach. Skala motivasi berprestasi memiliki koefisien reliabilitas
Alpha sebesar 0,874 dan skala manajemen waktu memiliki koefisien reliabilitas Alpha sebesar 0,912. Validitas skala diukur dengan menggunakan validitas isi yaitu dengan profesional judgement. Daya beda aitem yang terdapat pada skala motivasi bergerak dari angka 0,269-0,647. Sedangkan pada skala manajemen waktu, daya beda aitem yang bergerak dari angka 0,337 – 0,681. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik korelasi
Spearman’s Rho dalam program SPSS for Windows versi 16.0 karena pada variabel motivasi berprestasi memiliki sebaran data yang tidak normal. Berdasarkan uji korelasi, didapatkan hasil korelasi antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu sebesar 0,609 dengan p=0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu.
viii
THE CORRELATION BETWEEN ACHIEVEMENT MOTIVE AND TIME MANAGEMENT SKILL OF COLLEGE STUDENTS PART-TIME WORKER AS GARDA DEPAN AT PT ASELI DAGADU DJOKDJA
Lucia Advin Widyanarita ABSTRACT
This study aimed to determine the relation between achievement motive and time management skill of college student part-time worker as Garda Depan at PT Aseli Dagadu Djokdja. The hypothesis proposed in this research was the positive and significant relationship between achievement motive and time management skill. For this research, the subject was 104 college students part-time worker, which 55 girls and 49 boys. Data were gathered using achievement motive scale and time management skill scale, which arranged by researche based on Likert scale. The reliability of achievement motive scale and time management skill scale were tested using Alpha technique by Cronbach. Alpha reliability coefficient of achievement motive was 0,874 and Alpha reliability coefficient of time management skill scale was 0,912. The validity of achievement motive scale and time management skill scale were tested by proffesional judgement. Corrected item-total correlation on achievement motive scale are between 0,269-0,647. Corrected item-total correlation on time management scale are between 0,337-0,681. Statistical method which used to analyze the data was Spearman’s Rho correlation technique in SPSS 16 for Windows because the achievement motive data was abnormal. Based on this correlation test, the result shows that the correlation between achievement motive and time management skill was 0,609 with p=0,000 (p<0,05) which means there was positive and significant correlation between achievement motive and time management skill.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan
penyertaan-Nya selama proses pengerjaan skripsi ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa banyak pihak
yang telah berpartisipasi dalam proses penyelesaian skripsi ini, membimbing,
membantu dan memberikan dukungan kepada penulis. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi.
Universitas Sanata Dharma dan sebagai dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing penulis selama menempuh studi.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi dan dosen penguji.
3. Bapak R. Landung Eko P., M. Psi selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran, kritik, dan masukan kepada penulis demi penyempurnaan
skripsi ini.
4. Ibu P. Henrietta PDADS, S.Psi., M.A selaku dosen pembimbing skripsi.
Teriamakasih atas kesediaan meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, arahan, perhatian, serta dukungan semangat kepada penulis
selama proses pengerjaan skripsi ini sehingga penulis akhirnya dapat
xi
5. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi yang telah bersedia meluangkan waktu di sela-sela
kesibukannya untuk memberikan konsultasi skripsi, kritik dan saran terhadap
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi, Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Mudji,
Mas Donny, Pak Gik, dan student staff yang telah sabar membantu dan
memberikan pelayanan yang istimewa.
7. Bapak Hadi Sulistyo selaku HRD PT Aseli Dagadu Djokdja yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian terhadap Garda
Depan.
8. Teman-teman Garda Depan (Gardep) Dagadu angkatan 54 dan 55 yang
dengan sabar dan semangat mau membantu mengisi skala penelitian yang
diberikan oleh penulis. Terimakasih sekali, kalian luar biasa.
9. Jajaran Supervisor dan kasir PT Aseli Dagadu Djokdja yang telah membantu
penulis untuk mengumpulkan skala yang telah diisi Gardep. Maaf kalau
membuat kalian jadi tambah pekerjaan di gerai. Hehehe.
10. Mama Theresia Ipuk Widyastuti, mamaku yang sangat luar biasa
mendampingi aku dan sabar menungguku untuk menyelesaikan skripsi ini.
Kekuatan mama atas segala apa yang pernah terjadi adalah kekuatanku juga.
11. Mas Itok, mas ku tercinta yang dari dulu sabar dan tidak pernah membuat
adiknya ini tertekan dan terbebani karena belum lulus karena ia begitu paham
apa yang dialami adiknya. Terimakasih atas laptop yang kamu belikan dulu
xii
bahwa kamu tetap ada mendampingi dan menemaniku dalam menyelesaikan
skripsi ini walaupun ragamu sudah tiada..
12. Mbak Sari, mbakku tercinta serta Neo dan Dio terimakasih yaa kalian sudah
menghibur Tante di kala Tante sedang sedih dan pusing mengerjakan skripsi.
13. My BFF-bestfriends forever para sahabat hampir 10 tahun : Tiara, Sisil,
Rarong, Maryn, Ernis, Eva, dan Paula yang membantuku menterjemahkan
abstrak. Kalian yang selalu memberikan dukungan semangat untuk segera
menyelesaikan skripsi ini, selalu ada ketika suka dan duka, serta tawa canda
keceriaan yang sangat menghiburku.
14. Dito, yang sudah dengan sabar membantu penulis menyebarkan skala,
mendengarkan curhatan dan penghiburan bagi penulis.
15. Agnes Dita, teman satu perjuangan, satu bimbingan. Terimakasih atas
kerjasama dan dukungan semangatnya selama proses pengerjaan skripsi ini.
16. Teman-teman satu bimbingan skripsi Mbak Etta angkatan 2010 dan 2011
yang selalu saling memberikan semangat dan memberikan sharingnya kepada
penulis.
17. Teman-teman frontliner Kedai Digital, OMUS, dan Moviebox yang bersedia
meluangkan waktunya untuk diwawancara.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terimakasih atas
segala bantuan, dukungan semangat dan doanya sehingga penulis dapat
xiii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Mohon maaf apabila terdapat hal-hal yang kurang
berkenan. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan masukan yang
membangun demi perbaikan skripsi selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi banyak pihak. Terimakasih.
Yogyakarta, 11 Juli 2016
Penulis,
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
xv
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen Waktu ... 10
1. Definisi Manajemen Waktu ... 11
2. Aspek Manajemen Waktu ... 11
3. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu ... 13
B. Motivasi Berprestasi ... 15
1. Pengertian Motivasi Berprestasi ... 15
2. Karakteristik Individu yang Memiliki Motivasi Berprestasi ... 17
3. Dampak Motivasi Berprestasi ... 18
C. Mahasiswa yang Bekerja Part-Time ... 20
1. Pengertian Mahasiswa ... 20
2. Pengertian Bekerja Part-Time ... 22
D. Garda Depan Dagadu Djokdja ... 24
E. Dinamika Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Manajemen Waktu pada Mahasiswa yang Bekerja Part-Time sebagai Garda Depan Dagadu ... 26
F. Hipotesis... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31
B. Variabel Penelitian ... 31
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 31
xvi
2. Manajemen Waktu... 32
D. Subjek Penelitian ... 33
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 33
F. Validitas dan Reliabilitas ... 37
1. Validitas ... 37
2. Seleksi Aitem ... 37
3. Reliabilitas ... 41
G. Metode Analisis Data ... 42
1. Uji Asumsi ... 42
a. Uji Normalitas ... 42
b. Uji Linearitas ... 42
2. Uji Hipotesis ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 44
B. Deskripsi Subjek Penelitian ... 44
C. Deskripsi Data Penelitian ... 45
D. Hasil Penelitian ... 47
1. Uji Asumsi ... 48
a. Uji Normalitas ... 48
b. Uji Linearitas ... 50
2. Uji Hipotesis ... 51
3. Analisis Tambahan ... 53
xvii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Keterbatasan Penelitian ... 64
C. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Motivasi Berprestasi ... 35
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Manajemen Waktu ... 36
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Motivasi Berprestasi setelah Seleksi Aitem……….. ... 40
Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Manajemen Waktu Setelah Seleksi Item ... 40
Tabel 5. Deskripsi Subjek Penelitian ... 45
Tabel 6. Deskripsi Data Penelitian ... 46
Tabel 7. One Sample t-test Mean Empirik dan Mean Teoritik Skala Motivasi Berprestasi……... 46
Tabel 8. One Sample t-test Mean Empirik dan Mean Teoritik Skala Manajemen Waktu ... 46
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas ... 48
Tabel 10. Hasil Uji Linearitas ... 50
Tabel 11. Hasil Uji Hipotesis ... 53
Tabel 12. Hasil Uji Beda Manajemen Waktu Berdasarkan Jenis Kelamin... 54
Tabel 13. Hasil Uji Beda Motivasi Berprestasi Berdasarkan Jenis Kelamin .. 56
Tabel 14. Hasil Uji Beda Manajemen Waktu Berdasarkan Kelompok Usia... 57
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan
Manajemen Waktu ... 29
Gambar 2. Histogram Motivasi Berprestasi ... 49
Gambar 3. Histogram Manajemen Waktu ... 49
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Blue print Skala Penelitian ... 71
Lampiran 2. Skala Penelitian ... 81
Lampiran 3. Reliabilitas Skala Motivasi Berprestasi ... 93
Reliabilitas Skala Manajemen Waktu ... 97
Lampiran 4. Uji Asumsi ... 101
Uji Normalitas ... 102
Uji Linearitas ... 103
Lampiran 5. Uji Hipotesis ... 104
Lampiran 6. Uji One Sample t-test ... 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pekerjaan paruh waktu di Indonesia telah meningkat dan berperan
penting dalam memperluas kesempatan kerja dan mengurangi
pengangguran. Pekerjaan paruh waktu, yang didefinisikan sebagai pekerjaan
yang kurang dari 35 jam per minggu, diperkirakan mencapai 22,0 persen
pada bulan Agustus 2013. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik Jakarta pada Mei 2013, presentase pekerja paruh
waktu di Indonesia terus mengalami peningkatan hingga 0,15 persen pada
bulan Februari 2012 hingga Mei 2013.
(
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_233250.pdf diunduh pada tanggal 11
Maret 2015). Hal ini menunjukkan bahwa bekerja paruh waktu merupakan
suatu kegiatan tambahan diluar perkuliahan yang banyak diambil oleh
mahasiswa di Indonesia.
Bekerja paruh waktu memiliki dampak positif maupun negatif. Salah
satu dampak positif yaitu bekerja paruh waktu dapat meningkatkan
finansial. Akan tetapi, di sisi lain juga menunjukkan bahwa bekerja paruh
waktu dapat membatasi kesempatan mahasiswa untuk belajar. Pada salah
satu studi nasional di Amerika ditemukan bahwa sekitar 16 persen dari
bekerja berdampak negatif pada prestasinya. Selain itu, sebanyak 30 persen
dari para mahasiswa yang bekerja antara 16 hingga 20 jam per minggunya
juga menyatakan hal yang serupa. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
meningkatnya jam kerja per minggu, nilai mereka pun menurun (Pusat
Nasional untuk Statistik Pendidikan, 2002 dalam Santrock, 2011).
Salah satu perusahaan di Yogyakarta yang menyediakan lowongan
pekerjaan part time bagi mahasiswa adalah PT. Aseli Dagadu Djokdja.
Lowongan pekerjaan yang ditawarkan bagi mahasiswa yaitu menjadi Garda
Depan (Gardep). Menurut wawancara peneliti dengan HRD PT Aseli
Dagadu Djokdja pada tanggal 18 Januari 2015, Garda Depan merupakan
sebutan untuk karyawan PT Aseli Dagadu Djokdja yang berada pada posisi
barisan paling depan, yang berarti bahwa Garda Depan yang berhubungan
langsung dengan para konsumen. Berdasarkan wawancara terhadap
beberapa Garda Depan, ada 4 tugas utama Garda Depan, yaitu direct selling,
customer service, entertainer, dan image carrier. Direct selling merupakan
tugas utama Garda Depan yaitu melakukan penjualan produk langsung
kepada konsumen. Customer service yaitu melakukan pelayanan
semaksimal mungkin kepada konsumen dari awal masuk hingga transaksi
pembelian dilakukan. Sedangkan entertainer yaitu Garda Depan diharapkan
dapat membawa keceriaan di dalam gerai sehingga suasana pekerjaan
menjadi menyenangkan. Yang terakhir yaitu image carrier, Garda Depan
diharapkan dapat menjaga tutur kata, sikap dan perilaku sebagai karyawan
Salah satu hal utama yang membedakan antara bekerja part time
menjadi Gardep di PT Aseli Djokdja dan di tempat lain, yaitu mengenai
kegiatan yang wajib diluar pekerjaan yang cukup menyita waktu dan tenaga.
Berdasarkan wawancara terhadap Garda Depan dan juga HRD PT Aseli
dagadu Djokdja pada tanggal 18 Januari 2015, Garda Depan Dagadu bekerja
secara paruh waktu selama 4,5 jam setiap shiftnya. Dalam satu bulan
minimal shift yang harus dipenuhi yaitu 24 shift. Gardep tidak hanya wajib
memenuhi shift setiap bulannya. Masih banyak kegiatan lain di luar
pekerjaan utama sebagai Gardep. Kegiatan tersebut seperti pelantikan
menjadi Garda Depan angkatan baru setelah resmi diterima, syukuran,
magang untuk calon Garda Depan angkatan baru, dan wisuda setelah selesai
bekerja menjadi Garda Depan dagadu selama 8 bulan. Tentu saja di setiap
kegiatan diperlukan rapat berkali-kali yang cukup menyita waktu, tenaga,
dan pikiran. Selain itu, setiap bulan terdapat agenda ‘internalan’ yaitu acara wajib bulanan yang harus diikuti oleh Gardep untuk evaluasi kinerja
bersama supervisor. Hal ini berbeda dengan tempat bekerja lain yang hanya
mempekerjakan mahasiswa sebatas pekerjaan itu saja tanpa harus terlibat di
berbagai macam kegiatan diluar pekerjaan.
Berdasarkan wawancara pada tanggal 20 Februari 2015 hingga 22
Februari 2015 dengan beberapa mahasiswa yang bekerja part-time di kafe,
warnet, lembaga universitas, mayoritas mahasiswa hanya diwajibkan
bekerja sesuai dengan jam kerja tanpa terlibat di berbagai kegiatan lain.
untuk kembali menyelesaikan aktivitasnya masing-masing. Akan tetapi, hal
ini berbeda dengan yang dialami oleh Gardep. Berdasarkan wawancara
dengan beberapa Gardep serta supervisor pada tanggal 18 Januari 2015,
mereka mengatakan bahwa setelah selesai bekerja, mereka tidak selalu dapat
langsung pulang. Gardep harus mengikuti rapat di malam hari hingga dini
hari untuk mengikuti rapat persiapan kegiatan seperti pelantikan Gardep,
syukuran, magang, dan wisuda Gardep yang akan dilaksanakan. Dengan
adanya berbagai kegiatan tersebut, kekompakan dan kekeluargaan dalam
satu angkatan maupun dengan atasan atau alumni Garda Depan semakin erat
terjalin. Akan tetapi, di sisi lain waktu, tenaga, serta pikiran para Garda
Depan pun juga terkuras untuk mempersiapkan setiap kegiatan tersebut.
Berdasarkan wawancara serta survei yang dilakukan peneliti pada
bulan Januari 2015 terhadap beberapa mahasiswa yang bekerja part time
sebagai Garda Depan, mayoritas mahasiswa menyatakan bahwa seringkali
yang menjadi kendala mereka ketika kuliah sambil bekerja yaitu sulitnya
untuk membagi waktu antara mengerjakan tugas kuliah dan pekerjaan.
Apalagi pada masa ujian, mahasiswa harus mencari teman yang dapat
menggantikan shiftnya, serta membagi waktu antara belajar dengan bekerja,
sehingga menyebabkan jam istirahat menjadi berkurang. Hal ini berdampak
pula pada kurang maksimalnya pengerjaan tugas-tugas kuliah. Selain itu,
beberapa Garda Depan juga ada yang berpendapat bahwa kegiatan-kegiatan
di luar pekerjaan utama yang cukup menyita waktu dan tenaga sehingga
Beberapa kendala yang dialami mahasiswa tersebut secara tidak
langsung berpengaruh pada prestasi mahasiswa di bidang akademik.
Berdasarkan hasil wawancara dan survei pada bulan Januari 2015 yang
peneliti lakukan, beberapa garda depan mengatakan bahwa mereka
mengalami penurunan pada prestasi akademiknya, seperti nilai IPK yang
menurun. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu untuk belajar serta
pengerjaan tugas kuliah yang kurang maksimal karena waktunya tersita
cukup banyak untuk pekerjaan. Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa
terkadang waktu bekerja dan waktu kuliah saling berbenturan, sehingga
akhirnya mereka memutuskan mengorbankan waktu kuliahnya untuk
memenuhi tanggung jawabnya dalam bekerja. Walaupun demikian, ada juga
beberapa garda depan yang mengatakan bahwa mereka tetap dapat
mempertahankan prestasi akademiknya dan tidak mengalami penurunan
prestasi akademik.
Dari beberapa kendala yang telah disebutkan, menunjukkan bahwa
mahasiswa yang bekerja tersebut mengalami kesulitan dalam mengelola
waktunya antara kuliah dan bekerja, sehingga perlu memiliki kemampuan
manajemen waktu yang baik di tengah kesibukan antara kuliah dan bekerja.
Manajemen waktu merupakan pengaturan diri dalam menggunakan waktu
seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan,
penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat prioritas atas
kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari
yang harus diselesaikan (Macan, 1994). Gie (1994) menambahkan bahwa
manajemen waktu adalah segenap kegiatan dan langkah mengatur serta
mengelola waktu sebaik-baiknya, sehingga mampu membawa ke arah
tercapainya tujuan hidup yang telah ditetapkan oleh individu yang
bersangkutan.
Hoffer (2007) yang menyebutkan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi manajemen waktu seseorang yaitu motivasi. Semakin tinggi
motivasi seseorang maka semakin baik pula kemampuan manajemen
waktunya. Salah satu motivasi yang ada dalam diri mahasiswa adalah
motivasi berprestasi. J.P Chaplin (dalam Gunarsa, 1991) mengartikan
motivasi berprestasi sebagai kecenderungan untuk mencapai sukses atau
memperoleh apa yang menjadi tujuan akhir yang dikehendaki, keterlibatan
seseorang terhadap suatu tugas, harapan untuk berhasil dalam suatu tugas
yang diberikan, dorongan untuk mengatasi rintangan-rintangan atau
perjuangan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sulit secara tepat
dan cepat.
Motivasi berprestasi menjadi hal yang penting, karena motivasi
berprestasi memiliki kontribusi yang cukup besar dalam hasil belajar
seseorang (Tampubolon, et. al, 2013). Semakin tinggi motivasi berprestasi
seseorang, maka hasil belajarnya semakin baik. Hal ini sesuai dengan yang
terjadi pada Gardep yaitu mereka mengalami penurunan prestasi akademik
Penelitian dalam jurnal berjudul “Hubungan Antara Motivasi
Berprestasi dan Regulasi Diri dengan Kemampuan Mengambil Keputusan”
yang dilakukan oleh Nasiyati dan Hartati (2014), menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dan regulasi
diri. Dengan demikian, mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi
berprestasi akan terdorong untuk melakukan aktivitas pengaturan diri untuk
mencapai tujuan atau target pencapaian prestasi. Mereka akan berusaha
mengatur waktunya di tengah kesibukan kuliah dan bekerja.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
yaitu seperti penelitian yang dilakukan oleh Britton & Tesser (1991), serta
Pehlivan (2013) manajemen waktu yang baik memiliki dampak terhadap
prestasi akademiknya. Dampak lain juga menyebutkan bahwa ada hubungan
positif antara kemampuan manajemen waktu dengan prestasi akademik
seseorang (Cemaloglu, 2010). Selain itu, Gardep mengatakan bahwa
terkadang waktu bekerja dan waktu kuliah saling berbenturan, sehingga
akhirnya mereka memutuskan mengorbankan waktu kuliahnya untuk
memenuhi tanggung jawabnya dalam bekerja. Hal ini membuat Gardep
mengalami penurunan prestasi akademik.
Peneliti bermaksud untuk meneliti para mahasiswa yang bekerja part
time sebagai Garda Depan di PT. Aseli Dagadu Djokdja, dengan beberapa
pertimbangan alasan yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa seringkali
Garda Depan mengalami kendala-kendala yaitu sulit untuk membagi waktu
untuk meneliti mengenai kemampuan mahasiswa yang bekerja part time
tersebut dalam manajemen waktu berkaitan dengan motivasi berprestasinya
di bidang akademik.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dan manajemen waktu mahasiswa yang bekerja part time sebagai Garda Depan PT. Aseli Dagadu
Djokdja? “
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara motivasi berprestasi dan manajemen waktu mahasiswa
yang bekerja part time sebagai Garda Depan PT. Aseli Dagadu Djokdja.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
keilmuan di bidang Psikologi Industri dan Organisasi serta Psikologi
Pendidikan berkaitan dengan motivasi berprestasi mahasiswa serta
menambah pengetahuan mengenai manajemen waktu. Selain itu, dapat
motivasi berprestasi dan manajemen waktu mahasiswa yang bekerja
part time.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi PT. Aseli Dagadu Djokdja, diharapkan hasil penelitian ini
mampu memberi gambaran mengenai kondisi mahasiswa yang
bekerja part time sebagai Garda Depan berkaitan dengan motivasi
berprestasinya di bidang akademik, sehingga dapat membantu
mengembangkan kemampuan manajemen waktu dalam pekerjaan
paruh waktu maupun perkuliahan.
b. Bagi mahasiswa yang bekerja part time diharapkan dapat
memberikan gambaran mengenai manajemen waktu dan motivasi
berprestasinya di bidang akademik, sehingga dapat dijadikan sebagai
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Waktu
1. Definisi Manajemen Waktu
Menurut Atkinson (dalam Luthfiana, 2010) manajemen waktu
merupakan suatu jenis keterampilan yang berkaitan dengan segala bentuk
upaya dan tindakan seseorang yang dilakukan secara terencana agar
individu dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Hal
tersebut didukung oleh pernyataan Haynes (dalam Luthfiana, 2010) yaitu
manajemen waktu adalah suatu proses pribadi dengan memanfaatkan
analisis dan perencanaan dalam menggunakan waktu untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Selain itu, Higgins (dalam
Atkinson, 1994) juga mendefinisikan manajemen waktu sebagai proses
untuk menjadikan waktu lebih produktif, dengan cara mengatur apa yang
dilakukan dalam waktu tersebut. Pernyataan tersebut didukung oleh Gie
(1994) bahwa manajemen waktu adalah segenap kegiatan dan langkah
mengatur serta mengelola waktu sebaik-baiknya, sehingga mampu
membawa ke arah tercapainya tujuan hidup yang telah ditetapkan oleh
individu yang bersangkutan.
Merujuk pada pengertian manajemen waktu yang dikemukakan
oleh Atkinson, Macan (1994) menjelaskan bahwa manajemen waktu
mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai
kontrol atas waktu, selalu membuat prioritas atas kepentingannya,serta
keinginan untuk terorganisasi yang dapat dilihat dari perilaku seperti
mengatur tempat kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus
diselesaikan.
Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu merupakan pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan,
mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat prioritas atas
kepentingannya, serta keinginan untuk terorganisasi.
2. Aspek-Aspek Manajemen Waktu
Berdasarkan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Macan (1994)
manajemen waktu memiliki 3 aspek :
a. Menetapkan tujuan dan prioritas
Bagian utama dari pengelolaan waktu adalah menetapkan
tujuan dari hal-hal yang ingin dicapai atau yang akan dikerjakan.
Keenan (1995) mengatakan bahwa dengan menetapkan tujuan
dapat membantu individu untuk memfokuskan perhatian ke arah
tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan merencanakan sesuatu
yang harus dikerjakan dalam batasan waktu yang tersedia sehingga
sasaran perlu ditetapkan terlebih dahulu sebelum individu
membuat suatu prioritas atau perencanaan dan penjadwalan.
Sebelum mengerjakan sesuatu, perlu disusun terlebih dahulu
urutan prioritas yang akan dilakukan. Hal tersebut dikarenakan
waktu yang tersedia terbatas dan tidak semua pekerjaan memiliki
nilai kepentingan yang sama. Urutan prioritas dibuat berdasarkan
peringkat, yaitu dari prioritas yang tertinggi sampai dengan
prioritas yang terendah. Urutan prioritas dibuat dengan
mempertimbangkan hal-hal mana yang dirasakan penting,
mendesak, dan seharusnya dikerjakan terlebih dahulu sehingga
target dapat tercapai sesuai dengan keinginan dalam batas waktu
yang ditentukan. Menurut Atkinson (1990), dalam menyusun
prioritas dibutuhkan ketelitian tinggi dan kemampuan menyusun
strategi agar hasil pokok dan penggunaan waktu dapat tercapai
secara maksimal.
b. Mekanisme (Perencanaan dan penjadwalan)
Aspek ini meliputi proses dari rencana yang akan
dilakukan. Sebelum membuat jadwal perlu dilakukan perencanaan
terlebih dahulu baru kemudian membuat jadwal. Jadwal (to do list)
adalah daftar kegiatan yang akan dilakukan beserta urutan waktu
dalam suatu periode tertentu. Kegiatan dalam menyusun jadwal
kegiatan yang bersifat sementara. Menurut Taylor (1990) fungsi
dari pembuatan jadwal adalah agar individu dapat menghindari
bentrokan kegiatan, menghindari kealpaan, dan mengurangi
ketergesaan.
c. Preferensi untuk terorganisasi
Aspek ini menjelaskan mengenai perilaku individu yang
melakukan pencatatan terkait kegiatan yang dilakukan dalam kurun
waktu tertentu dan memeriksanya kembali atau mengecek supaya
kegiatannya dapat terorganisir dengan baik. Pencatatan dan
pemeriksaan ini berguna untuk mengevaluasi berapa banyak waktu
yang telah dihabiskan untuk aktivitas yang berorientasi pada tujuan
dan prioritas maupun yang tanpa tujuan.
Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
manajemen waktu memiliki 3 aspek yaitu menetapkan tujuan dan
prioritas, mekanisme (perencanaan dan penjadwalan), serta
preferensi untuk terorganisasi.
3. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu
Menurut Macan (dalam Taylor, 1990) manajemen waktu
dipengaruhi oleh 2 hal yaitu :
Hasil penelitian Macan dkk. (dalam Taylor, 1990) menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara usia dengan manajemen waktu.
Semakin tinggi usia seseorang maka semakin baik pula
kemampuan manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah
usia seseorang maka semakin kurang kemampuan manajemen
waktunya.
b. Jenis kelamin
Macan (dalam Taylor, 1990) berpendapat bahwa manajemen waktu
yang dimiliki wanita lebih baik daripada pria. Wanita lebih senang
mengisi waktu luang dengan melakukan suatu kegiatan daripada
pria yang cenderung suka bersantai.
Selain 2 faktor tersebut, Hoffer (2007) menjelaskan bahwa terdapat
faktor lain yang dapat mempengaruhi manajemen waktu, yaitu :
a. Pengaturan diri
Pengaturan diri merupakan hal yang penting dalam kehidupan
seseorang. Semakin baik pengauturan diri seseorang maka akan
mampu mengatur waktunya dengan baik pula.
b. Motivasi
Seseorang yang memiliki motivasi dari dalam diri yang tinggi,
akan memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik pula.
Seseorang yang berusaha mencapai tujuan dengan
sungguh-sungguh maka dapat mengatur waktunya dengan baik.
Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi manajemen waktu seseorang yaitu usia, jenis
kelamin, pengaturan diri, motivasi, dan pencapaian tujuan.
B. Motivasi Berprestasi
1. Pengertian Motivasi Berprestasi
Menurut Winardi (dalam Winarno, 2011), istilah motivasi berasal
dari bahasa latin movere yang berarti menggerakkan. Sedangkan,
menurut Adi (dalam Sofyan, 2012) motivasi berasal dari kata motif
yang berarti kekuatan dalam diri individu yang menyebabkan bertindak
atau berbuat. Sofyan (2012) menjelaskan bahwa motivasi dimaknai
sebagai dorongan dasar di dalam diri manusia yang berfungsi
menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Selain itu, motivasi
juga diartikan sebagai kemauan melaksanakan tugas untuk mencapai
tujuan.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh
Departemen Pendidikan tahun 2008, motivasi dimaknai sebagai
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Winkel (dalam
lagi bahwa motivasi berarti dorongan dari dalam diri seseorang untuk
berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik agar
memenuhi kebutuhannya.
McClelland (1987) mendefinisikan motivasi sebagai suatu
kebutuhan yang bersifat sosial, kebutuhan yang muncul akibat pengaruh
eksternal. Ia membagi kebutuhan tersebut menjadi tiga, yaitu,
kebutuhan berkuasa (need for power), kebutuhan berprestasi (need for
achievement), serta kebutuhan berteman (need for affiliation).
McClelland beranggapan bahwa motif berprestasi merupakan virus
mental sebab merupakan pikiran yang berhubungan dengan cara
melakukan kegiatan dengan lebih baik daripada cara yang pernah
dilakukan sebelumnya. Jika sudah terjangkit virus ini mengakibatkan
perilaku individu menjadi lebih aktif dan individu menjadi lebih giat
dalam melakukan kegiatan untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari
sebelumnya. Individu yang menunjukkan motivasi berprestasi menurut
Mc.Clelland adalah mereka yang task oriented dan siap menerima
tugas-tugas yang menantang dan kerap mengevaluasi tugas-tugasnya
dengan beberapa cara, yaitu membandingkan dengan hasil kerja orang
lain atau dengan standard tertentu. Selain itu mcClelland juga
mengartikan motivasi berprestasi sebagai standard of exellence yaitu
kecenderungan individu untuk mencapai prestasi secara optimal.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
yang menggerakkan dan mengarahkan tingkah laku individu demi
mencapai keberhasilan dalam prestasinya dengan melakukan usaha
keras dan perjuangan untuk melakukan yang terbaik.
2. Karakteristik Individu yang Memiliki Motivasi Berprestasi
McClelland (1987) mengungkapkan karakteristik individu yang
memiliki motivasi berprestasi :
a. Memilih tugas dengan tingkat kesulitan sedang
Individu yang memiliki motivasi berprestasi akan menghindari
tugas yang dinilai terlalu mudah atau terlalu sukar. Hal ini
dikarenakan kecenderungan orang akan lebih mudah
menyelesaikan tugas yang mudah, dan cenderung mengalami
kesulitan bahkan kegagalan ketika mengerjakan tugas dengan
tingkat kesukaran yang tinggi. Menurut Birch (dalam Bernstein,
1988) Ia akan menetapkan tujuan yang menantang dan sulit namun
realistik. Ia berani mengambil resiko memilih tugas yang cukup
sukar dan menantang kemampuannya namun tetap
memperhitungkan kemampuannya untuk mengerjakan.
b. Tekun
Individu dengan motivasi berprestasi yang tinggi cenderung
mampu bertahan lebih lama dalam mengejakan berbagai tugas. Hal
bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan
tekun berusaha mengejar kesuksesan secara terus menerus.
c. Memiliki tanggung jawab terhadap kinerjanya
Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih memiliki
tanggung jawab akan pekerjaannya atau hal yang dilakukannya
karena mereka memperoleh kepuasan pribadi. Mereka dapat
merasakan puas setelah mendapatkan kesuksesan namun terus
berusaha untuk menjadi yang terbaik. (Birch dalam Bernstein.
1988)
d. Membutuhkan umpan balik terhadap kinerjanya
Sesorang yang memiliki motivasi berprestasit inggi lebih memilih
bekerja dalam situasi yang memungkinkan mereka untuk
memperoleh umpan balik yang mencerminkan kualitas pekerjaan
mereka secara spesifik dan akurat. Mereka ingin mengetahui
dengan cepat apakah hasil pekerjaan mereka lebih baik atau lebih
buruk dari orang lain. Mereka juga merespon secara positif
informasi tentang pekerjaan mereka. Hal ini didukung dari
pernyataan Bartman (dalam McClelland, 1985) yang
mengemukakan bahwa subjek yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi lebih menyukai berada dalam situasi yang langsung
mendapatkan umpan balik terhadap kinerjanya daripada subjek
yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Apabila pekerjaan yang
dinyatakan gagal, ia tidak akan merasa terganggu oleh kegagalan
tersebut. Umpan balik yang berkaitan dengan keberhasilan atau
kegagalannya tetap akan mendorongnya untuk melakukan tugas
lebih baik lagi.
e. Kreatif- inovatif
Sesorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berupaya
mencari informasi dan melakukan hal-hal yang dirasa dapat
membantunya untuk mencapai keberhasilan dari tujuan yang telah
ditetapkan.
Dari berbagai uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspek
motivasi berprestasi, yaitu : memilih tugas dengan kesulitan
sedang, tekun, memiliki tanggung jawab terhadap kinerjanya,
membutuhkan umpan balik terhdapa kinerjanya, serta
kreatif-inovatif.
3. Dampak Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi banyak memiliki pengaruh terhadap
keberhasilan prestasi belajar. Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian
yang menyebutkan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh terhadap
prestasi belajar, seperti penelitian yang dilakukan oleh Rahman, dkk
(2013) pada penelitiannya yang berjudul “Hubungan Motivasi
Berprestasi dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika”. Selain
prestasi belajar IPA pada penelitian yang dilakukan oleh Ngatiqoh, et. al.
(2011).
Motivasi berprestasi ini sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari dan mempengaruhi perilakunya, karena motivasi berprestasi akan
mendorong seseorang untuk mengatasi tantangan atau rintangan dan
memecahkan masalah seseorang, bersaing secara sehat, sehingga akan
berpengaruh pada prestasi seseorang. Mereka akan memilih tugas
dengan kesulitan sedang, tekun, memiliki tanggung jawab dan
membutuhkan umpan balik terhadap kinerjanya, serta inovatif
(McClelland, 1985). Selain itu, orang yang memiliki motivasi berprestasi
akan menetapkan tujuan yang menantang dan sulit namun realistik,
mengejar kesuksesan secara terus menerus, mau mengambil resiko pada
suatu kegiatan, merasakan puas setelah mendapatkan kesuksesan namun
terus berusaha untuk menjadi yang terbaik, tidak merasa terganggu oleh
kegagalan yang diperolehnya.
C. Mahasiswa yang Bekerja Part Time
1. Pengertian Mahasiswa
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan
sebagai orang yang belajar atau menempuh pendidikan di perguruan
tinggi (Kamus Bahasa Indonesia Online, kbbi.web.id). Sedangkan, dalam
peraturan pemerintah RI No. 30 tahun 1990, mahasiswa adalah peserta
Handianto (dalam Erma, 2012) mahasiswa adalah individu yang berusia
18 tahun atau lebih yang menempuh pendidikan dalam lingkungan
universitas atau perguruan tinggi. Selain itu, menurut Sarwono (dalam
Hipjillah, 2015) mahasiswa adalah kelompok pelajar yang telah
menyelesaikan pendidikannya di sekolah menengah (umum/kejuruan)
kemudian mendaftar dan diterima di universitas. Menurut Soemadikarta
(1996) mahasiswa merupakan peserta didik dari salah satu bentuk
perguruah tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi,
institute, dan universitas.
Menurut Idhami (2006, dalam Farida 2014), mahasiswa dalam
perkembangannya termasuk dalam kategori remaja akhir yang berada
pada rentang usia 17 – 21 tahun. Sedangkan, menurut Arnett (2006,
dalam Santrock 2012), transisi antara masa remaja menuju masa dewasa
(emerging adulthood) berada pada rentang usia 18 -25 tahun. Pada
rentang usia inilah mahasiswa digolongkan pada masa dewasa awal.
Seperti yang diungkapkan oleh Susanto (2003, dalam Gunawan, 2015)
bahwa mahasiswa pada dasarnya adalah individu yang dinamis, pada
usia ini,seseorang memiliki semangat menggebu-gebu untuk
mengekspresikan diri.
Arnett (2006, dalam Santrock, 2012) juga menjelaskan bahwa
transisi dari masa remaja menuju dewasa ditandai dengan adanya
eksperimen dan eksplorasi. Pada usia ini, perkembangan individu
dalam hal pekerjaan, serta memiliki otonomi yang besar untuk mengatur
kehidupannya sendiri. Selain itu, Papalia (2007) juga menjelaskan bahwa
remaja akhir yang berada pada rentang usia 17 - 21 tahun ditandai
dengan beberapa ciri seperti pencarian identitas diri, adanya pengaruh
dari lingkungan, serta sudah mulai membuat keputusan terhadap
pemilihan pekerjaan atau karier. Di samping itu, pada masa remaja akhir,
ditandai dengan pencapaian beberapa hal seperti memiliki minat yang
mantap terhadap fungsi-fungsi intelek serta mencari kesempatan untuk
bersatu dengan orang lain dalam pengalaman baru. (Blos, 1962 dalam
Sarwono, 1989). Bischof (dalam Ali & Asrori, 2005) menambahkan
bahwa salah satu karakteristik umum perkembangan remaja yaitu remaja
memiliki kecenderungan ingin mencoba segala sesuatu yang belum
pernah dialaminya, seperti misalnya dalam hal mencoba pekerjaan paruh
waktu (part time)
2. Pengertian Bekerja Part Time
Kerja part time atau pekerjaan paruh waktu adalah bentuk kerja
yang memiliki jam kerja lebih sedikit dari pekerjaan penuh waktu ( full
time). Seseorang dikategorikan sebagai pekerja part time jika mereka
umumnya bekerja kurang dari 30 atau 35 jam per minggu.Waktu kerja
paruh waktu adalah di bawah 40 jam kerja seminggu, menempati posisi
yang lebih tinggi. Pekerja paruh waktu menerima fasilitas yang lebih
terbatas dibandingkan kelompok pekerja penuh waktu.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pekerja paruh waktu (part
time) adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang
dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia
menerima pekerjaan lain (dahulu disebut setengah pengangguran
sukarela) (http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/6) Selain itu, menurut
Glosarium BPS bekerja paruh waktu yaitu pekerja yang bertugas hanya
dalam sebagian waktu dari ketentuan waktu kerja normal, misalnya
seseorang yang ditunjuk sebagai staf ahli atau jabatan lain pada suatu
perusahaan yang hanya bekerja selama tiga hari dalam seminggu (part
time staff). Selain itu, mereka yang bekerja secara harian dan menerima
upah menurut jumlah jam kerja atau hari kerja, atau menurut jumlah
barang atau jasa yang diselesaikan.
(http://www.kamusbesar.com/60960/pekerja-paruh-waktu)
Karyawan part time bekerja kurang dari 40 jam dalam seminggu.
Walaupun demikian, ada beberapa perusahaan yang mengkategorikan
karyawannya sebagai pekerja penuh waktu (fulltime) walaupun hanya
bekerja 30 sampai 36 jam per minggu. Akibatnya, definisi paruh waktu
karyawan akan bervariasi dari organisasi atau perusahaan yang satu ke
organisasi yang lain. Dalam banyak organisasi, salah satu perbedaan
antara pekerja penuh waktu dan paruh waktu adalah mengenai hal yang
(PTO), hari liburan dibayar, dan cuti sakit. Beberapa perusahaan dapat
memberikan fasilitas tersebut kepada karaywan partuh waktu, namun ada
juga perusahaan lain yang tidak memberikan fasilitas tersebut karena
statusnya yang hanya sebagai pekerja part time. Akan tetapi di sisi lain,
karyawanparuh waktujuga memiliki beberapa keuntungan seperti
tersedianya pilihanjadwal kerjayangfleksibel sertapembagian
kerja.(http://humanresources.about.com/od/glossaryp/g/part_time.htm)
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
mahasiswa bekerja part time merupakan individu yang memasuki
rentang usia transisi antara remaja akhir menuju masa dewasa awal
(emerging adulthood) yaitu antara 17 – 24 tahun yang menempuh
pendidikan atau berkuliah di perguruan tinggi, namun juga memutuskan
untuk bekerja secara paruh waktu di suatu tempat guna mencapai tujuan
tertentu.
D. Garda Depan Dagadu Djokdja
Garda Depan (Gardep) merupakan sebutan untuk karyawan PT. Aseli
Dagadu Djokdja yang berada pada posisi barisan paling depan, yang berarti
bahwa Garda Depan yang berhubungan langsung dengan para pelanggan.
Berdasarkan wawancara dengan HRD Dagadu pada tanggal 18 Januari 2015,
1. Direct selling: Direct selling merupakan tugas utama Garda Depan
yaitu melakukan penjualan produk Dagadu kepada konsumen atau
pelanggan yang mengunjungi gerai-gerai Dagadu.
2. Customer service: Memberikan pelayanan yang terbaik dan
semaksimal mungkin dalam menghadapi pelanggan.
3. Entertainer: Membawa susasana gerai-gerai Dagadu menjadi
tempat yang nyaman dan menyenangkan.
4. Image carrier : membangun citra diri sebagai seorang Garda Depan
Dagadu yang berkepribadian cerdas dan menyenangkan dengan
menjaga tutur kata, sikap dan perilaku sebagai karyawan PT Aseli
Dagadu Djokdja dan tidak mencemarkan nama baik perusahaan.
Berdasarkan wawancara terhadap Garda Depan dan juga HRD PT Aseli
dagadu Djokdja pada tanggal 18 Januari 2015, Garda Depan Dagadu bekerja
secara paruh waktu selama 4,5 jam setiap shift. Dalam satu bulan minimal
shift yang harus dipenuhi yaitu 24 shift. Di sisi lain, bekerja menjadi Gardep
tidak hanya bertugas memenuhi shift setiap bulannya. Masih banyak kegiatan
lain di luar pekerjaan utama sebagai Gardep. Kegiatan tersebut seperti
pelantikan menjadi Garda Depan angkatan baru setelah resmi diterima,
syukuran, magang untuk calon Garda Depan angkatan baru, dan wisuda
setelah selesai bertugas menjadi Garda Depan dagadu selama 8 bulan. Tentu
saja di setiap kegiatannya cukup menguras waktu, tenaga, dan pikiran di
untuk dikerjakan. Kekompakan, kerja sama tim, serta kekeluargaan sangat
dijunjung tinggi ketika bekerja sebagai Garda Depan karena perusahaan
memegang teguh budaya kekeluargaan. Dengan adanya berbagai kegiatan
tersebut, kekompakan dan kekeluargaan dalam satu angkatan maupun dengan
atasan atau alumni Garda Depan semakin erat terjalin. Akan tetapi, di sisi lain
waktu, tenaga, serta pikiran para Garda Depan pun juga terkuras untuk
mempersiapkan setiap kegiatan tersebut.
E. Dinamika Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Manajemen
Waktu pada Mahasiswa yang Bekerja Part Time sebagai Garda Depan di
PT Aseli Dagadu Djokdja
Mahasiswa merupakan individu yang memasuki rentang usia transisi
antara remaja akhir menuju masa dewasa awal (emerging adulthood) yaitu
antara 17 – 24 tahun yang menempuh pendidikan atau berkuliah di perguruan
tinggi. Sebagai mahasiswa, tentu saja mempunyai tuntutan tinggi untuk dapat
menjalani kegiatan sebagai mahasiswa sebagaimana mestinya, seperti belajar
dengan tekun, serta mengerjakan tugas demi mencapai hasil prestasi yang
memuaskan.
Mahasiswa yang ingin meraih prestasi tinggi tentu didasari oleh
motivasi berprestasi dalam dirinya. Motivasi berprestasi merupakan dorongan
individu untuk mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam
kompetisi dengan beberapa standar atau ukuran keunggulan yang didapat dari
Individu yang memiliki motivasi berprestasi dalam dirinya akan berdampak
pada perilaku atau tindakan yang berkaitan dengan pencapaian prestasinya.
Mereka akan memilih tugas dengan kesulitan sedang, tekun, memiliki
tanggung jawab dan membutuhkan umpan balik terhadap kinerjanya, serta
inovatif (McClelland, 1985). Sebaliknya, individu dengan motivasi
berprestasi rendah akan terlihat kurang tekun, kurang bertanggung jawab
terhadap kinerjanya, kurang berusaha keras dalam menyelesaikan tugas, serta
kurang kreatif dan inovatif.
Berdasarkan kesehariannya, terdapat mahasiswa yang tidak hanya
kuliah saja tetapi juga memutuskan untuk bekerja paruh waktu diluar kegiatan
perkuliahannya. Mahasiswa yang bekerja tentu saja memiliki tuntutan yang
lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak bekerja. Mahasiswa bekerja perlu
membagi waktu antara kuliah dan bekerja. Mereka perlu melakukan usaha
yang lebih demi menjaga dan mempertahankan prestasi akademiknya di
tengah kesibukannya bekerja.
Para mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan
berdampak pula pada perilakunya. Mereka akan berusaha mengatur atau
mengelola waktunya dengan baik di tengah kesibukan bekerja dan kuliah. Hal
ini disebut juga dengan kemampuan manajemen waktu. Manajemen waktu
merupakan pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien
mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol
atas waktu, selalu membuat prioritas atas kepentingannya, serta keinginan
kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus diselesaikan. (Macan,
1994). Mahasiswa bekerja yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi
akan berusaha mengelola waktu dengan baik, yaitu dengan menentukan
tujuan dan prioritas, membuat perencanaan, serta membuat segala
kegiatannya menjadi terorganisasi sehingga tidak ada waktu yang terbuang
Bagan 1
Skema Dinamika Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Manajemen Waktu
Motivasi Berprestasi Tinggi
Tekun
Tanggung jawab terhadap
kinerjanya
Menetapkan tujuan yang
menantang
Berusaha keras dalam
menyelesaikan tugas
Kreatif dan inovatif
Motivasi Berprestasi Rendah
Kurang tekun
Kurang bertanggung jawab
terhadap kinerjanya
Menetapkan tujuan yang
kurang menantang
Kurang berusaha keras
dalam menyelesaikan tugas
Kurang kreatif dan inovatif
Manajemen Waktu Baik Manajemen Waktu Buruk
Menetapkan tujuan dan
prioritas
Melakukan perencanaan
dan penjadwalan
Preferensi untuk terorganisasi
Kurang mampu menetapkan
tujuan dan prioritas
Kurang perencanaan dan
penjadwalan
F. Hipotesis
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan manajemen waktu
mahasiswa yang bekerja part time sebagai garda depan PT Aseli Dagadu
Djokdja. Semakin tinggi motivasi berprestasi, maka semakin baik manajemen
waktunya. Sebaliknya, semakin rendah motivasi berprestasi maka semakin
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif korelasional.
Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih (Siregar, 2013). Pada
penelitian ini, akan dilihat hubungan antara motivasi berprestasi dan
manajemen waktu mahasiswa yang bekerja part time sebagai Garda Depan
PT Aseli Dagadu Djokdja.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi.
2. Variabel Tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah manajemen waktu.
C. Definisi Operasional
1. Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam
diri individu yang menggerakkan dan megarahkan tingkah laku individu
demi mencapai keberhasilan dalam prestasinya dengan melakukan usaha
digunakan untuk mengukur motivasi berprestasi yaitu memilih tugas
dengan tingkat kesulitan sedang, tekun, tanggung jawab terhadap kinerja,
membutuhkan umpan balik, kreatif inovatif. Motivasi berprestasi
mahasiswa bekerja part time akan diukur menggunakan skala motivasi
berprestasi yang disusun oleh peneliti. Tinggi rendahnya motivasi
berprestasi ditentukan oleh skor dari skala tersebut. Semakin tinggi skor
pada skala, semakin tinggi motivasi berprestasinya. Sebaliknya, semakin
rendah skor pada skala menunjukkan rendahnya motivasi berprestasi.
2. Manajemen Waktu
Manajemen waktu merupakan pengaturan diri mahasiswa yang
bekerja dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin
dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas
waktu, selalu membuat prioritas atas kepentingannya,serta keinginan
untuk terorganisasi. Manajemen waktu diukur menggunakan skala
manajemen waktu yang disusun sendiri oleh peneliti dengan 3 aspek
yang terdapat pada manajemen waktu yaitu, penetapan tujuan dan
prioritas, mekanisme perencanaan dan penjadwalan, serta preferensi
untuk terorganisasi. Baik buruknya manajemen waktu ditentukan oleh
skor dari skala tersebut. Semakin tinggi skor pada skala, semakin baik
manajemen waktunya. Sebaliknya, semakin rendah skor pada skala
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang bekerja
part time sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokja yang berjumlah
104 orang dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Subjek merupakan mahasiswa yang terhitung aktif sedang menempuh
pendidikan di kampus.
2. Subjek merupakan mahasiswa yang masih aktif bekerja part time
sebagai Garda Depan PT Aseli Dagadu Djokdja. Pemilihan subjek ini
berdasarkan pertimbangan adanya 2 peran yang dijalankan yaitu
sebagai pekerja yang memiliki tanggung jawab untuk bekerja dan juga
sebagai mahasiswa yang memiliki kewajiban untuk menyelesaikan
kuliah.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu penyebaran skala,
dengan menggunakan 2 skala :
1. Skala Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi diukur dengan menggunakan skala
motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti. Skala motivasi
berprestasi terdiri dari 25 aitem. Aspek yang digunakan untuk
mengukur motivasi berprestasi yaitu memilih tugas dengan tingkat
kesulitan sedang, tekun, tanggung jawab terhadap kinerja,
Setiap aitem pada skala motivasi berprestasi diukur
menggunakan skala likert. Peneliti memilih menggunakan skala
likert dikarenakan motivasi berprestasi merupakan konstruk linear,
yaitu variabel tersebut tidak diukur secara langsung namun melalui
aspek maupun indikator yang terdapat pada variabel tersebut.
Indikator maupun aspek tersebut berupa pernyataan dan terdapat
alternatif jawaban yang dapat mengungkap sikap pro dan kontra,
positif dan negatif, serta setuju dan tidak setuju terhadap objek
sosial (Azwar. 2010). Skala likert pada penelitian ini disusun
dengan empat pilihan jawaban, antara lain; Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Penilaian dalam skala ini bergerak dari nilai 1 sampai 4. Pada
pernyataan favorable, nilai 4 akan diberikan untuk kategori Sangat
Sesuai (SS), nilai 3 untuk Sesuai (S), nilai 2 untuk Tidak Sesuai
(TS), dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Sedangkan,
pada pernyataan aitem unfavorable nilai 1 diberikan untuk kategori
Sangat Sesuai (SS), nilai 2 untuk Sesuai (S), nilai 3 untuk Tidak
Tabel 1
Distribusi Aitem Skala Motivasi Berprestasi
Aspek Sebaran Aitem Total Bobot Favorable Unfavorable
Manajemen waktu diukur dengan menggunakan skala
manajemen waktu yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek
yang dikemukakan oleh Macan (1999) yaitu, penetapan tujuan dan
prioritas, mekanisme perencanaan dan penjadwalan, serta
preferensi untuk terorganisasi. Skala manajemen waktu terdiri dari
30 aitem.
Setiap aitem pada skala manajemen waktu menggunakan skala
likert. Peneliti memilih menggunakan skala likert dikarenakan
manajemen waktu merupakan konstruk linear, yaitu variabel
tersebut tidak diukur secara langsung namun melalui aspek maupun
indikator yang terdapat pada variabel tersebut. Indikator maupun
yang dapat mengungkap sikap pro dan kontra, positif dan negatif,
serta setuju dan tidak setuju terhadap objek sosial (Azwar. 2010).
Skala ini memiliki empat pilihan jawaban, antara lain; Sangat
Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak
Sesuai (STS). Penilaian dalam skala ini bergerak dari nilai 1
sampai 4. Pada pernyataan favorable, nilai 4 akan diberikan untuk
kategori Sangat Sesuai (SS), nilai 3 untuk Sesuai (S), nilai 2 untuk
Tidak Sesuai (TS), dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS).
Sedangkan, pada pernyataan aitem unfavorable nilai 1 diberikan
untuk kategori Sangat Sesuai (SS), nilai 2 untuk Sesuai (S), nilai 3
untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai 4 untuk Sangat Tidak Sesuai
(STS).
Tabel 2
Distribusi Aitem Skala Manajemen Waktu