• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Manajemen waktu dengan performansi kerja pada mahasiswa yang bekerja part-time di PT. X Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara Manajemen waktu dengan performansi kerja pada mahasiswa yang bekerja part-time di PT. X Yogyakarta."

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

Agnes Dita Tri Aprilia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan manajemen waktu dengan performansi kerja pada mahasiswa yang bekerja part-time di Yogyakarta. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara kemampuan manajemen waktu dengan performansi kerja. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang bekerja part-time dan yang masih aktif dalam perkuliahan yang berjumlah 104 subjek. Metode analisis data yang digunakan adalah teknik Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan manajemen waktu dengan performansi kerja. Semakin baik kemampuan manajemen waktu, maka semakin tinggi performansi kerja. Sebaliknya, semakin buruh kemampuan manajemen waktu, maka semakin rendah performansi kerja. Hasil korelasi antara kemampuan manajemen waktu dengan performansi kerja sebesar 0.486 dengan p=0.000 (p>0.05), yang berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan manajemen waktu dengan performansi kerja.

(2)

Agnes Dita Tri Aprilia

ABSTRACT

This research was aimed to determine the relationship between time management skill with job performance college student who work part-time in Yogyakarta. The hypothesis proposed in this research was the positive relationship between time management skill with job performance in Yogyakarta for this research, the subject was 104 college student who work part-time who active in college. The analysis showed that there is a positive and significant correlation between the time management skill between jon performance. The time management skill well, the higher job performance. Conversely, the time management skill bad, the lower of job performance. Based on this correlation test, the result showed that the correlation between time management skill with job performance was 0.486 with p=0.000 (p.>0.05), which means there are positive and significant correlation between time management skill with job performance.

Key Word : time management skill, job performance, college student who work part-time

(3)

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN

PERFORMANSI KERJA PADA MAHASISWA YANG BEKERJA DI PT. X

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana PsikologiProgram Studi Psikologi

Disusun oleh :

Agnes DitaTri Aprilia

109114050

PROGRAM STUDI PSIKOLOGIJURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahankan kepada

Tuhan Yesus cahaya bagi kehidupan ku

Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu

Bapak dan Ibumalaikat tak bersayap dan sempurna

dimataku

Kakak - kakakku yang tak putus untuk selalu menasehati

adik kecilnya ini

Keluarga besarku yang selalu

memberikan semangat dan doa

Sahabat-sahabatku yang telah memberikan warna dalam

(7)
(8)

HUBUNGAN ANTARAKEMAMPUAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN

PERFORMANSI KERJA PADA MAHASISWA YANG BEKERJA DI

YOGYAKARTA

Agnes Dita Tri Aprilia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan manajemen waktu dengan performansi kerja pada mahasiswa yang bekerja part-time di Yogyakarta. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara kemampuan manajemen waktu dengan performansi kerja. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang bekerja

part-time dan yang masih aktif dalam perkuliahan yang berjumlah 104 subjek. Metode analisis data

yang digunakan adalah teknik Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan manajemen waktu dengan performansi kerja. Semakin baik kemampuan manajemen waktu, maka semakin tinggi performansi kerja. Sebaliknya, semakin buruh kemampuan manajemen waktu, maka semakin rendah performansi kerja. Hasil korelasi antara kemampuan manajemen waktu dengan performansi kerja sebesar 0.486 dengan p=0.000 (p>0.05), yang berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemampuan manajemen waktu dengan performansi kerja.

(9)

THE CORRELATION BETWEEN TIME MANAGEMENT SKILL WITH JOB PERFORMANCE COLLEGE STUDENT WHO WORK PART-TIME in

YOGYAKARTA Agnes Dita Tri Aprilia

ABSTRACT

This research was aimed to determine the relationship between time management skill with job performance college student who work part-time in Yogyakarta. The hypothesis proposed in this research was the positive relationship between time management skill with job performance in Yogyakarta for this research, the subject was 104 college student who work part-time who active in college. The analysis showed that there is a positive and significant correlation between the time management skill between jon performance. The time management skill well, the higher job performance. Conversely, the time management skill bad, the lower of job performance. Based on this correlation test, the result showed that the correlation between time management skill with job performance was 0.486 with p=0.000 (p.>0.05), which means there are positive and significant correlation between time management skill with job performance.

(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan

penyertaan-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak

yang membimbing, membantu dan memberikan dukungan kepada penulis. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi.

Terimakasi atas bantuan dalam kelancaran proses pembuatan skripsi ini.

2. Bapak P. Eddy Surhartanto, S.Psi., M, Si selaku Kepala Program Studi

Psikologi.

3. Mbak P.Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A, selaku dosen pembimbing skripsi.

Terimakasih atas kesediaan dalam mendampingi dan membimbing selama

pengerjaan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan perhatiaannya.

4. Alm. Ibu Dra. Lucia Pratidarmanastiti M.Si selaku dosen pembimbing

akademik yang selalu ceria dan bersemangat, terima kasih ibuyang telah

membimbing penulis selama menempuh studi dan dengan semangat

memberikan nasehat dan cerita yang menambah warna.

5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang

dengan sabar telah membagikan ilmu, informasi dan sharing yang berharga

bagi penulis selama menempuh studi.

6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi, Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Muji,

Pak Gik, dan student staff yang telah membantu dan memberikan pelayanan

(12)

7. Bapak, ibuk, mba Ike, mas Bayu, mas Sigit dan Shalom yang selalu

mendoakan, memberikan semangat, dukungan, kasih sayang, canda tawa dan

ejekan dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kamu Shalom, iya kamu

yang selalu membuat penulis ingin pulang ke Tangerang. Kalian sangat

berarti bagi penulis.

8. Sahabat-sahabat yang terkasih di Psikologi simbahFiona, bundo Viga, Maria

Krisna, Yovidia, mba Ndud alias Dita, Hoyi, Cloudia Metha, Desianty,

Helena, Bianca, Yoga, Iwan, Ninda, Dian, Keket, mbak Tina, Yuti, Luna,

Angel, Shella Ongkang, Emilia Astrid dan Maya kalit. Terima kasih karena

kalian selalu mengembangkan diriku menjadi lebih baik dan lebih baru dari

hari ke hari 

9. Teman, sahabat, guru, teman curhat Engger alias Akeng.Terima kasih atas

banyaknya pertolongan dan ilmu yang selalu di transfer ke penulis walaupun

terkadang susah dicerna tapi sebentar lagi penulis dapet gelar S1 lhooo 

10. Teman-teman seperjuangan Psikologi angkatan 2010, angkatan 2009,

angkatan 2008 yang pernah kenal dan sharing bersama penulis, kalian

sungguh baik mau berteman dengan penulis 

11. Keluarga besar BEMF 2012 terutama keluarga kecil Mas Brian dan Stanis

dan DagaduGardep angkatan 50 yang selalu menambah warna dengan

kecerian dan menjadi pengingat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga Besar GARDEP 50 PT. Aseli Dagadu Djokdja, keluarga ditengah

penulis memulis skripsi, karakter dari kalian membuat penulis kaya akan ilmu

(13)
(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

(15)

BAB II: LANDASAN TEORI ... 11

A. Performansi Kerja ... 11

1. Definisi Performansi Kerja ... 11

2. Dimensi Performansi Kerja ... 12

3. Metode Penilaian Kerja ... 14

4. Faktor Performansi Kerja …….………..17

B. Kemampuan Manajemen Waktu ... 17

1. Definisi Manajemen Waktu ... 17

2. Aspek-Aspek Manajemen Waktu ………...19

3. Dampak Kemampuan Manajemen Waktu ………..20

C. Mahasiswa yang Bekerja ... .23

D. Dinamika Hubungan antara Kemampuan Manajemen Waktu dengan Performansi ... 24

E. Skema Penelitian ………..27

F. Hipotesis ………28

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Variabel Penelitian ... 29

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 29

1. Kemampuan Manajemen Waktu ...30

2. Performansi Kerja ………..30

D. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 30

(16)

1. Skala Kemampuan Manajemen Waktu ………32

2. Skala Performansi Kerja untuk Karyawan ………...34

3. Skala Performansi Kerja untuk Supervisor ………..36

F. Validitas dan Reliabilitas ………...36

1. Validitas ……….36

2. Seleksi Aitem ……….37

3. Reliabilitas ………..40

G. Metode Analisis Data ………..42

1. Uji Asumsi ………..42

a. Uji Normalitas ……….42

b. Uji Linearitas ………..42

2. Uji Hipotesis ………..43

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...44

A. Pelaksanaan Penelitian ………44

B. Deskripsi Subjek Penelitian ……….44

C. Deskripsi Data Penelitian ………45

D. Hasil Penelitian ………47

1. Uji Asumsi ……….47

a. Uji Normalitas ………...47

b. Uji Linearitas ……….49

2. Uji Hipotesis ………..49

E. Pembahasan ... 51

(17)

A.Kesimpulan ... 55

B.Katerbatasan Penelitian ………55

C.Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blueprint Skala Manajemen Waktu ... 36

Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Manajemen Waktu ... 36

Tabel 3. Penilaian Skala Manajemen Waktu ... 37

Tabel 4. Blueprint Skala Performansi Kerja ... 39

Tabel 5. Distribusi Aitem Skala Performansi Kerja ………. 39

Tabel 6. Penilaian Skala Performansi Kerja ………. 40

Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Performansi Kerja Supervisor ... 41

Tabel 8. Distribusi Aitem Skala Manajemen Waktu Setelah pengambilan data ………...…………...44

Tabel 9. Distribusi Aitem Skala Performansi Kerja setelah pengambilan data ………45

Tabel 10. Distribusi Aitem Skala Performansi Kerja Supervisor setelah pengambilan data ………..46

Tabel 11. Hasil Korelasi dua Skala Performansi Kerja ……….. 48

Tabel 12. Data Jenis Kelamin dan Usia Subjek Penelitian ……… 52

Tabel 13. Deskripsi Masa Kerja dan Tingkat Kuliah ………. 52

Tabel 14 Data Mean Teoritik dan Mean Empirik ………. .53

Tabel 15. Hasil Uji Normalitas ... ..54

Tabel 16. Hasil Uji Linearitas ………..57

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Hubungan antara Kepercayaan Konsumen dengan Niat

Membeli Ulang... .29

Gambar 2. Histogram Kemampuan Manajemen Waktu ... 55

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Tryout ... 66

Lampiran 2. Reliabilitas Skala Manajemen Waktu ... 81

Lampiran 3. Reliabilitas Skala Performansi Kerja ... 84

Lampiran 4. Skala Penelitian ... 87

Lampiran 5. Uji Normalitas ... 101

Lampiran 6. Uji Linearitas ... 106

Lampiran 7. Statistik Deskriptif dan One Sample T-test………...105

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tri Anggoro Zulkarnaen selaku Chief of Human Capital dan General

Affair dalam acara program pematangan persiapan pemanfaatan peluang

kesempatan kerja usai lulus kuliah yang diselenggarakan oleh PT. Suntory

Garuda menjelaskan bahwa memasuki dunia kerja merupakan hal yang

ditunggu-tunggu oleh mahasiswa terutama mahasiswa tingkat akhir namun

kenyataan membuktikan bahwa dunia kerja tidaklah semudah yang

dibayangkan oleh mahasiswa (www.republika.co.id,). Artikel lain juga

mengutip pernyataan dari Bapak Ign. Deradjat Pranowo selaku Direktur

PMSD (Politeknik Mekatronika Sanata Dharma) bahwa bagi mahasiswa dan

fresh graduated, memasuki dunia kerja dan merintis karier merupakan proses

yang tidak pasti sebab tahap pembelajaran terletak pada realitas dunia kerja

yang penuh tantangan, persaingan serta problematika (www.pmsd.ac.id).

Salah satu hal yang dapat dilakukan mahasiswa dalam persiapan

masuk dunia kerja, yaitu mencari pengalaman kerja. Waktu luang yang

dimiliki oleh mahasiswa tingkat akhir lebih baik digunakan untuk merasakan

pengalaman kerja sejak dini seperti bekerja paruh waktu atau magang

(Infojakarta.net). Dengan bekerja mahasiswa akan mendapatkan pengalaman

baru dalam dunia kerja dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bekerja,

(22)

(

http://www.berkuliah.com/2014/09/alasan-mahasiswa-bekerja-part-time.html).

Dalam Undang-undang Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004, pasal 1 tentang

definisi bekerja paruh waktu atau biasa disebut part time adalah mereka yang

bekerja dibawah jam kerja normal yaitu kurang dari 35 jam seminggu, tetapi

tidak mencari pekerjaan lain atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain

(jdih.depnakertrans.go.id). Menurut Undang Undang Dasar Republik

Indonesia nomor 20 tahun 1999 pasal 2 menyatakan, usia minimum bekerja

yang telah ditetapkan tidak boleh kurang dari usia tamat wajib belajar, yaitu

tidak boleh kurang dari 15 tahun, dalam keadaan apapun (www.dpr.go.id).

Penelitian yang dilakukan oleh Isworohadi (2009) menyatakan bahwa rata-rata

usia mahasiswa yang bekerja terdapat pada rentang 18-20 tahun dan berada

pada semester 1-8. Sesuai dengan pendapat World Health Organization

(WHO), usia rata-rata mahasiswa bekerja tersebut berada pada tahap usia

remaja akhir, yaitu 15 – 20 tahun (Sarwono, 2007). Selain itu, pada tahap

remaja akhir ini terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang

penuh kepada keadaan yang relatif mandiri (Muangman 1980, dalam

Sarwono, 2007).

Fenomena kuliah sambil bekerja banyak dijumpai di berbagai negara.

Hal ini terjadi baik dinegara berkembang maupun di negara maju yang telah

mapan secara ekonomi. Di Indonesia, kondisi perekonomian yang cukup sulit

(23)

masalah keuangan yang dihadapi dengan bekerja (www.scholae.co). Hal ini

didukung oleh pendapat yang mengungkapkan bahwa zaman krisis seperti ini

biaya pendidikan semakin mahal, sehingga menimbulkan fenomena yang

berkembang, yaitu banyak mahasiswa yang kuliah sambil bekerja (Handianto

& Johan, 2006).

Mahasiswa menentukan sendiri kapan ia harus belajar, kapan harus

mengerjakan tugas, dan lain sebagainya (Papalia dan Olds, dalam pertiwi

2013). Sedangkan, mahasiswa yang bekerja akan memiliki tugas tambahan

yaitu bekerja. Pengaruh negatif dari mahasiswa yang bekerja yaitu memiliki

absen yang lebih banyak, penurunan aktivitas dalam berolah raga, penurunan

sosialisasi dengan teman dan penurunan jumlah waktu tidur (Greenberger &

Steinberg, dalam Isworohadi, 2009).

Terdapat beberapa alasan mahasiswa bekerja, di antaranya untuk

memperoleh uang jajan tambahan, pengalaman, mempraktekkan ilmu yang

pernah didapat, mencari teman baru, menyalurkan hobi dan mengisi waktu

luang (www.berkuliah.com). Alasan lain yang membuat mahasiswa memilih

untuk bekerja bukan semata-semata karena memang memiliki permasalahan

ekonomi atau alasan psikologis, namun ada juga dalam tingkat perkembangan

diri. Hal ini berhubungan dengan tingkat perkembangan yang telah tercapai

dimana remaja ingin mewujudkan dirinya sendiri, ingin merdeka dan

menentukan hidupnya sendiri (Monk, 2001). Selain untuk mendapatkan

pengalaman yang berbeda dari kebanyakan mahasiswa ataupun menambah

(24)

tambah ketika melamar pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikan (Lina,

2000).

Dari sisi lain, pidato mantan menteri perekonomian Hatta Rajasa saat

melakukan kunjungan pada sebuah perusahaan menyatakan bahwa perusahaan

yang berprestasi tidak lepas dari manajemen dan performansi kerja

karyawannya yang maksimal (www.ekon.go.id). Bekerja pada suatu

organisasi melibatkan performansi kerja dari karyawan. Keberhasilan suatu

organisasi dipengaruhi oleh performansi kerja (job performance) yang terletak

pada sumber daya manusia, untuk itu setiap perusahaan akan berusaha

mengembangkan karyawan guna mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan (Mariam, 2009). Oleh karena itu, setiap karyawan dituntut untuk

menunjukkan performansi kerja masing-masing sebaik mungkin.

Salah satu perusahaan yang mempekerjakan mahasiswa sebagai

karyawan part time adalah PT. X di Yogyakarta. Berdasarkan hasil pengisian

angket oleh 10 supervisor (5 – 7 Mei 2015), 5 supervisor mengatakan bahwa

performansi kerja karyawan cukup baik dan 5 supervisor lainnya mengatakan

masih cenderung buruk. Performansi kerja yang buruk nampak dari karyawan

yang tidak bekerja sesuai jobdesk (job description), mudah bosan, kurang peka

dan kurangnya antusias sehingga kurang profesional, rendah dalam hal

inisiatif, dan rasa bertanggung jawab yang rendah. Peneliti melakukan

wawancara tambahan terhadap 10 konsumen yang sedang berbelanja di gerai

X, pada tanggal 18-19 juli 2015, dari 10 konsumen, 4 menyatakan beberapa

(25)

sehingga membuat konsumen kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan

karyawan.

Menurut Mangkunegara (2013) performansi kerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

menyelesaikan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Hasil

tersebut dicatat dan diperoleh melalui melalui fungsi-fungsi pekerjaan tertentu

atau kegiatan waktu tertentu (Miner, 1988; Bernadin, 2001; Ricard, 2003;

dalam Sudarmanto, 2009). Hal yang sama juga diungkapkan Gibson, dkk

(2003), job performance adalah hasil dari pekerjaan yang terkait dengan

tujuan organisasi, efisiensi dan kinerja kefektifan kinerja lainnya.

Di sisi lain, terdapat definisi yang menyebutkan performansi kerja

sebagai perilaku yang merupakan seperangkat perilaku yang relevan dengan

tujuan organisasi atau unit organisasi tempat orang bekerja (Murphy, dalam

Ricard 2002). Pendapat dari Campbell, McCloy, Oppler dan Sager (1993)

juga mendukung bahwa performansi kerja merupakan suatu pola perilaku

yang ditunjukkan seseorang untuk meneruskan tujuan dari perusahaan atau

organisasi, termasuk fungsi pengetahuan, keterampilan, motivasi dan

kemampuan. Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa performansi kerja

merujuk hasil dan perilaku.

Gibson (2008), menyatakan bahwa performansi kerja dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang dikelompokkan menjadi 3 yaitu faktor individu, faktor

psikologis dan faktor organisasi. Dalam faktor individu terdapat latar

(26)

psikologis terdapat faktor persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi dan

kepuasan kerja. Pada faktor organisasi terdapat sumber daya, kepemimpinan,

imbalan, struktur, desain pekerjaan, system pengawasan dan karir.

Salah satu faktor individu dalam performansi kerja adalah

kemampuan. Kemampuan merupakan keefektifan dan keefisienan seseorang

dalam melaksanakan segala macam pekerjaan (Sinaga dan Hadiati, 2001).

Menurut Robbins dan Timonthy (2009) kemampuan keseluruhan seseorang

pada dasarnya terdiri dari 2 jenis, yakni kemampuan Intelektual (Intelectual

Ability) dan kemampuan Fisik (Physical Ability).

Dalam penelitian Anggraeni (2010), terdapat hasil bahwa memiliki

kemampuan akan mendukung performansi kerja karyawan, sehingga

kemampuan berpengaruh positif pada performansi kerja karyawan yang

tinggi. Dalam penelitian lain, Wasisto, Utami dan Riza, (2014), juga

mendukung pendapat tersebut dengan temuan bahwa kemampuan dapat

menunjukkan potensi seseorang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan

sehingga kemampuan sangat diperlukan dalam bekerja.

Kemampuan dalam mengatur waktu dibutuhkan bagi mahasiswa yang

bekerja part time, dikarenakan mahasiswa tersebut memiliki tugas kuliah dan

bekerja (viva.co.id). Peneliti memberikan angket kepada 10 mahasiswa yang

kuliah sambil bekerja, pada tanggal 23 Februari – 27 Februari 2015 terdiri dari

laki-laki dan perempuan. Angket yang diberikan berisi pertanyaan tentang

manajemen waktu. Berdasarkan hasil pengisian angket tersebut, 6 orang

(27)

bertabrakan jadwal dengan perkuliahan dan mengerjakan tugas, sehingga

dapat mempengaruhi hasil kerja menjadi kurang maksimal dan kurang

memuaskan.

Shaw (dalam Gie, 1995) menyatakan bahwa manajemen waktu adalah

keterampilan mengelola waktu dan menggunakan waktu secara efisien yang

merupakan hal terpenting dalam masa studi dan seluruh kehidupan seseorang.

Menurut Taylor (1990) manajemen waktu yang efektif harus dapat

menggantikan suatu tugas lain yang kurang penting dengan sesuatu yang lebih

penting. Secara keseluruhan, manajemen waktu yaitu pencapaian dari

sasaran-sasaran utama kehidupan sebagai hasil dari menyisihkan kegiatan-kegiatan

tidak berarti yang seringkali justru banyak memakan waktu (Taylor, 1990).

Pengaturan waktu merupakan hal yang penting agar dapat menyelaraskan

semua kegiatan sehari-hari sehingga bisa bermanfaat. Dengan adanya

manajemen yang baik, maka mahasiswa akan terorganisasi dengan baik pula,

sehingga produktivitas kerja dari karyawan paruh waktu akan tercapai

(Anoraga dan Suyati, 1995).

Macan dkk (1994) menemukan tiga aspek dalam manajemen waktu,

antara lain : (1) penentuan tujuan dan prioritas, yaitu bagian utama dalam

menetapkan tujuan dari hal-hal yang ingin dicapai. (2) mekanisme dari

manajemen waktu, yaitu perilaku dalam mengatur jadwal atas

kegiatan-kegiatan yang harus dillakukan, (3) preferensi untuk teroganisasi dimana

(28)

Menurut Forsyth (2009), penggunaan manajemen waktu yang baik

dapat berdampak seperti ; memiliki prioritas yang jelas dalam bekerja, dapat

mengurangi keterlambatan dan kesalahan dalam bekerja serta memiliki

kemampuan untuk berkonsentrasi terhadap perkerjaan sehingga dapat

meningkatkan produktivitas kerja yang baik. Disamping itu, manajemen

waktu yang buruk mengakibatkan munculnya prokrastinasi atau penundaan

pengerjaan tugas (Triana, 2013). Penundaan inilah yang menjadi batu

sandungan terbesar bagi hampir semua orang yang melakukan perbaikan

dalam pemanfaatan waktu (Timpe, 1991). Oleh karena itu, mahasiswa yang

bekerja maupun mahasiswa yang tidak bekerja dapat memiliki pengaturan

waktu yang baik dalam kegiatan sehari-hari (Wahyuni, dalam Isworohadi

2009).

Berdasarkan hal tersebut, manajemen waktu mampu membuat

seseorang lebih produktif, mereka akan cenderung memprioritaskan apa yang

harus dilakukan untuk bisa mengimbangi waktu (Discover Time Management,

2009). Penelitian yang dilakukan Kholisa (2012), menemukan bahwa

manajemen waktu berhubungan secara positif dengan efektivitas kerja. Para

karyawan yang memiliki tingkat manajemen waktu tinggi menjadi lebih

produktif, efektif, dan efesien, sehingga mengerjakan pekerjaan semaksimal

mungkin untuk mencapai tujuan. Hal ini juga sesuai pendapat Forsyth (dalam

Mujahidah, 2014) yang menyatakan manajemen waktu adalah bagaimana

membuat waktu menjadi terkendali sehingga menjamin terciptanya sebuah

(29)

akan memberikan dampak positif untuk kehidupan sehari-hari, seperti

pekerjaan yang menuntut konsentrasi tinggi dalam meningkatkan

produktivitas yang efektif dan efisien (Forsyth, 2009).

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara kemampuan manajemen

waktu dengan performansi kerja pada mahasiswa yang bekerja paruh waktu

atau part time di Yogyakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

kemampuan manajemen waktu dengan performansi kerja pada mahasiswa

yang bekerja paruh waktu atau part time di Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

kepada perkembangan ilmu psikologi khususnya pada bidang Psikologi

Perkembangan dan bidang Psikologi Industri dan Organisasi, mengenai

(30)

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan

masukan dan menjadi bahan pertimbangan bagi mahasiswa yang bekerja

(31)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Performansi Kerja

1. Definisi Performansi Kerja

Menurut Mangkunegara (2013) performansi kerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

menyelesaikan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Hasil tersebut dicatat dan diperoleh melalui melalui fungsi-fungsi

pekerjaan tertentu atau kegiatan waktu tertentu (Miner, 1988; Bernadin,

2001; Ricard, 2003; dalam Sudarmanto, 2009). Gibson, dkk (2003)

menambahan job performance adalah hasil dari pekerjaan yang terkait

dengan tujuan organisasi, efisiensi dan kinerja kefektifan kinerja lainnya.

Disisi lain, performansi kerja individu berhubungan dengan perilaku

bekerja seseorang. merujuk sebagai seperangkat perilaku yang relevan

dengan tujuan organisasi atau unit organisasi tempat orang bekerja

(Murphy, dalam Ricard 2002). Pendapat dari Campbell, McCloy, Oppler

& Sager (1993) juga mendukung bahwa performansi kerja merupakan

suatu pola perilaku yang ditunjukkan seseorang untuk meneruskan tujuan

dari perusahaan atau organisasi, termasuk faktor pengetahuan,

keterampilan, motivasi dan kemampuan.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan tersebut maka

performansi kerja merupakan hasil secara kualitas dan kuantitas dari

(32)

perilaku yang ditunjukkan dalam mencapai tujuan organisasi atau

perusahaaan.

2. Dimensi Performansi Kerja

John B Miner (1988), memberikan 4 dimensi dalam performansi kerja

yang dapat dijadikan tolak ukur dalammengukur performansi kerja, yaitu:

a. Kualitas

Tingkat kesalahan, kerusakan serta kecermatan individu. Aspek ini

terkait dengan pelayanan yang diberikan.

b. Kuantitas

Pekerjaan yang telah dihasilkan. Dalam hal ini, aspek yang terkait

berupa banyaknya jumlah pekerjaan yang diselesaikan dalam sehari.

c. Penggunaan waktu dalam bekerja

Tingkat ketidahadiran, keterlambatan, waktu kerja efektif yang

hilang. Dalam hal ini, aspek yang terkait dalam perilaku individu

seperti tingkat kepatuhan terhadap jam kerja, waktu kerja yang

efektif, jam kerja yang hilang, dan kedisiplinan karyawan dalam

bekerja.

d. Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja

Aspek yang terkait yaitu hubungan karyawan satu dengan yang lain

dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh karyawan dalam bekerja.

Penelitian ini menggunakan 4 dimensi performansi kerja yang

(33)

penggunaan waktu dalam bekerja dan kerjasama dengan orang lain

(terkait dengan perilaku dalam performansi kerja).

Menurut Bernandin dan Russell (2001), peformansi kerja memiliki

kriteria sebagai berikut:

a) Quantity of Work (Kuantitas Kerja): jumlah kerja yang dilakukan

dalam suatu periode yang ditentukan.

b) Quality of Work (Kualitas Kerja): kualitas kerja yang dicapai

berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan ditentukan.

c) Job Knowledge (Pengetahuan Pekerjaan): luasnya pengetahuan

mengenai pekerjaan dan ketera,pilannya.

d) Creativeness (Kreativitas): keaslian gagasan-gagasan yang

dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan

persoalan-persoalan yang timbul.

e) Cooperation (Kerjasama): kesediaan untuk berkerjasama dengan

orang lain atau sesame anggota organisasi.

f) Dependability (Ketergantungan): keasadaran untuk mendapatkan

kepercayaan dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja.

g) Initiative (Inisiatif): semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru

dan dalam memperbesar tanggung jawabbnya.

h) Personal Qualities (Kualitas Personal): menyangkut kepribadian,

(34)

3. Metode Penilaian Kerja

Menurut Rivai dan Basri (2005), terdapat beberapa metode dalam

penilaian performansi kerja yang dapat digunakan sebagai berikut:

a. Metode Penilaian Subjektif

1. Numerical Rating

Metode penilaian kerja ini penilai akan merating

karyawan-karyawan dengan menggunakan angka yang mempunyai

bobot berbeda.

2. Force Choice Rating Index

Metode penilaian ini dimana penilai diminta untuk membuat

kata sifat atau ungkapan yang dapat memberikan gambaran

tentang kinerja karyawan yang akan dinilai.

3. Personality Trait Rating

Metode penilaian ini terdiri dari lima atau enam poin dengan

kualitas personal dan karateristik kepribadian. Penilai aka

diminta untuk memilih salah satu angka yang menggambarkan

kepribadian karyawan yang dinilai.

4. Graphic Rating Score

Metode penilaian ini akan menggunakan grafik yang

memberikan gambaran mulai dari kinerja tertinggi sampai

(35)

5. Forced Distribution

Metode penilaian kerja ini akan mengacu pada distribusi

normal. Karyawan dibagi dalam kategori yang berbeda sesuai

dengan performansi kerja yang dimiliki, seperti rendah, di

bawah rata-rata, rata-rata, di atas rata-rata, dan tinggi.

6. Ranking

Metode penilaian ini dimana seluruh karyawan akan diranking

dari yang memiliki performansi kerja yang terbaik sampai

yang memiliki performansi kerja terburuk.

b. Metode Penilaian Objektif

1. Free Written Report

Metode penilaian kerja ini dengan cara menilai performansi

karyawan secara deskriptif, biasanya terdiri dari kelebihan dan

kelemahan karyawan yang dinilai.

2. Controlled Written Report

Metode penilaian kerja ini hamper sama dengan free written

report, namun metode ini lebih terarah karena adanya heading

dalam dokumen penilaian yang mengarahkan komentar dari

penilai.

3. Critical Incident Technique

Metode penilaian kerja ini penilai diminta untuk untuk

(36)

4. Self Appraisal

Metode penilaian kerja ini, akan melibatkan karyawan dalam

proses penilaian tentang kinerjanya masing-masing.

c. Metode Penilaian yang Berorientasi Masa Lalu

1. Checklist

Metode penilaian kerja ini menggunakan serangkaian

pertanyaan tentang performansi karyawan.

2. Forced Choice Method

Metode penilaian kerja ini penilai diharuskan untuk memilih

pernyataan yang paling sesuai dengan pernyataan tentang

karyawan yang sedang dinilai.

3. Critical Incident Method

Metode penilaian ini penilai diminta untuk mencata kedua sisi

performansi, baik yang positif dan negatif kemudian dari

masing-masing poin akan dinilai.

4. Field Review Method

Metode penilaian kerja ini penilai turun langsung ke lapangan

unutk mengevaluasi berdasarkan informansi yang ada.

5. Rating Scale

Metode penilaian kerja ini dimana penialain yang

berhubungan dengan hasil karyawan tersebut ke dalam

skala-skala tertentu mulai dari yang paling rendah sampai yang

(37)

Berdasarkan uraian metode-metode tersebut, dalam penelitian ini

akan menggunakan metode penilaian subjektif yaitu Grafic Rating Scales.

Hal ini dikarenakan semua pernyataan dalam skala jelas dalam

memberikan gambaran kinerja karyawan dengan nilai dari tertinggi

sampai terendah.

4. Faktor yang Mempengaruhi Performansi Kerja

Gibson (2008), merumuskan faktor - faktor yang mempengaruhi

performansi kerja, antara lain:

a. Faktor individu, terdiri dari: kemampuan dan keterampilan, latar

belakang dan demografis yang merupakan faktor utama yang

mempengaruhi perilaku dan performansi karyawan.

b. Faktor psikologis, terdiri dari: faktor persepsi, sikap, kepribadian,

belajar, motivasi dan kepuasan kerja.

c. Faktor organisasi, terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, imbalan,

sktruktur, desain pekerjaan, sistem pengawasan dan karir.

B. Kemampuan Manajemen Waktu

1. Definisi Manajemen Waktu

Menurut L.A. Appley (dalam Heidjrachman, 1990), manajemen

merupakan keahlian untuk menggerakkan orang melakukan suatu

(38)

manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh

suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain.

Menurut Sanusi (dalam Isworohadi, 2009), manajemen waktu

adalah kemampuan dalam menentukan dan melaksanakan seluruh

pekerjaan dengan tujuan dan batasan waktu yang jelas, baik dalam

kehidupan professional maupun pribadi. Hal senada juga disampaikan oleh

Jones & Barlett (2004) menjelaskan, manajemen waktu sebagai

kemampuan untuk memprioritaskan, menjadwalkan, melaksanakan

tanggung jawab individu demi kepuasan individi tersebut.

Disisi lain, Macan (1994) mengemukakan bahwa manajemen

waktu merupakan pengaturan diri dalam menggunakan waktu secara

efektif dan efisien dengan melakukan perencanaan, penjadwalan,

mempunyai kontrol atas waktu, selalu membuat prioritas dan tidak

menunda pekerjaan yang harus diselesaikan. Dalam manajemen waktu,

individu mampu memilah-milah kegiatan yang akan dilakukan

berdasarkan tingkat kebutuhan dan keinginan. Individu yang dapat

mengelola waktu dengan baik akan berguna bagi individu untuk dapat

menjalankan rutinitas dengan baik pula. Hal ini dikarenakan individu

tersebut akan membuat langkah untuk mengatur dan mengelola waktu

dengan sebaik-baiknya, sehingga membuat individu menjadi produktif dan

mampu mencapai tujuan hidup yang telah ditetapkan oleh individu

(39)

Berdasarkan pemaparan tersebut, kemampuan manajemen waktu

adalah kemampuan dalam melakukan perencanaan, penjadwalan, dan

melaksanakaan suatu tanggung jawab dengan pengelolaan waktu yang

dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

2. Aspek – Aspek Manajemen Waktu

Berdasarkan prinsip-prinsip manajemen waktu Haynes (2010),

membagi aspek manajemen waktu menjadi metode ABC, yaitu:

a. A artinya prioritas yang “harus dilakukan”. Dalam tugas ini bersifat

mendesak atau memiliki kepentingan yang tinggi.

b. B artinya prioritas yang “sebaiknya dilakukan”. Dalam tugas ini memiliki

tingkat kepentingan yang menegah, sehingga dapat dikatakan tidak

mendesak atau tidak saat itu juga harus dikerjakan.

c. C artinya prioritas yang “menyenangkan bila dilakukan”. Dalam hal ini

memiliki tingkat menyenangkan untuk dilakukan namun pelaksanaannya

dapat ditunda.

Selain itu, Macan (1994) mengemukakan aspek-aspek dalam

manajemen waktu, sebagai berikut :

a) Penetapan tujuan dan prioritas

Penetapan tujuan dan prioritas berkaitan dengan apa yang ingin dicapai

atau yang dibutuhkan untuk memperoleh dan membuat prioritas dari tugas

(40)

b) Mekanisme dari manajemen waktu

Aspek ini meliputi proses dari rencana yang akan dilakukan, seperti:

mengatur jadwal dengan menyusun planning atau perencanaan setiap

kegiatan yang dilakukan.

c) Preferensi untuk terorganisasi

Aspek manajemen waktu ini terletak pada kebiasaan individu yang

melakukan pencatatan dan pemeriksaan dalam kegiatan sehingga dapat

terorganisir dengan baik dalam menyelesaikan tugasnya. Pencatatan dan

pemeriksaan ini pentin unuk mengevaluasi berapa banyak waktu yang

telah dihabiskan untuk aktivitas yang berorientasi pada tujuan ataupun

prioritas.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan 3 aspek dari

Macan (1994), yaitu penetapan tujuan dan prioritas, mekanisme dari

manajemen waktu, dan pengorganisasian tugas dan lingkungan kerja.

3. Dampak Kemampuan Manajemen waktu

Discover Time Management (2009), menjelaskan manfaat dari

manajemen waktu yaitu:

1. Kontrol

Manajemen waktu yang tepat dapat membuat seseorang untuk

mengobtrol hidupnya. Dengan merencanakan aktivitas-aktivitas atau

mengerjakan tugas mendadak, seseorang dapat mengontrolnya untuk

(41)

2. Produktivitas

Manajemen waktu yang tepat dapat membantu seseorang lebih

produktif. Dengan menuliskan prioritas dalam waktu pengerjaan,

maka seseorang dapat mengerjakan semua tugas dengan teratur dan

dapat mengimbangi waktu untuk menyelasaikan tugas-tugas yang

diperlukan.

3. Keyakinan

Manajemen waktu yang tepat memberikan rasa percaya diri. Dengan

melakukan pemeriksaan daftar to do list dan menyadari telah

mengerjakan semua tugas dapat membuat seseorang percaya diri

karena telah menyelsaikannya.

4. Kesenangan

Manajemen waktu yang tepat dapat membuat seseorang memiliki

waktu untuk bersenang-senang. Dengan memprioritaskan hal yang

penting dan mengerjakan terlebih dahulu maka seseorang memiliki

waktu luang yang banyak untuk kegiatan yang disukai.

5. Kemampuan untuk memenuhi tujuan

Seseorang yang gagal dalam memanajemen waktunya, akan merasa

sulit dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini dikarenakan

bahwa seseorang tidak mendapatkan apa yang diperlukan dalam

memenuhi tujuan. Terlalu santai dan bersikap semaunya dalam

mengerjakan tugas memungkinkan seseorang tidak akan sampai pada

(42)

Fosyth (2009) mengemukakan dampak penggunaan manajemen

waktu yang baik, antara lain:

1) Memiliki prioritas yang jelas dalam bekerja.

2) Dapat mengurangi keterlambatan dan kesalahan dalam bekerja.

3) Dapat tepat waktu dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga dapat

meningkatkan kepuasan kerja.

4) Memiliki kemampuan untuk tetap berkonsentrasi terhadap pekerjaan

sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja yang baik.

5) Dapat melatih kebiasaan disiplin untuk hal-hal yang berhubungan

dengan waktu sehingga pekerjaan yang dilakukan akan lebih efisien.

Penelitian Mujihidah (2014) menambahkan beberapa dampak

buruk jika memiliki manajemen waktu yang buruk yaitu dapat

menyebabkan seseorang memiliki kecenderungan melakukan

prokrastinasi, sehingga membuat kinerja menjadi terhambat dan tidak

menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.

C. Mahasiswa yang Bekerja

Pengertian mahasiswa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008)

adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Lebih lanjut, Susantoro (2003)

mengemukakan mahasiswa sebagai kalangan muda yang memasuki umur

antara 19 – 28 tahun. Pada masa ini mahasiswa memasuki tahap peralihan

dari sekolah SMA (Sekolah Menengah Atas) menuju ke perguruan tinggi.

(43)

tugas perkembangan yaitu mencapai kemandirian dan mulai belajar menjadi

pribadi yang bertanggung jawab. Hal ini juga dijelaskan bahwa mahasiswa

sudah mulai terlepas dari pengawasan orang tua secara perlahan.

Bekerja merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang

dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau

keuntungan, paling sedikit 1jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu

(www.bps.go.id). Sedangkan bekerja part time atau yang biasa disebut

bekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja dibawah jam normal yaitu

kurang dari 35 jam seminggu (jdih.depnakertrans.go.id). Bekerja part time

merupakan suatu kesempatan bagi mahasiswa. Adapun beberapa alasan

mahasiswa untuk bekerja yaitu, memperoleh uang jajan tambahan,

mendapatkan pengalaman dan mengisi waktu luang (Lina, 2000).

Mahasiswa yang bekerja memiliki dua pengaruh dalam kehidupan

sehari-hari antara kegiatan kuliah dan kegiatan bekerja (Greenberg &

Steinberg, dalam Isworohadi 2009). Pengaruh ini yang menentukan

mahasiswa yang memilih bekerja akan menjadi lebih mandiri, karena

mahasiswa tersebut dituntut untuk menentukan waktu belajardan waktu untuk

bekerja (Papalia &Ods, 2009).

Menurut beberapa pengertian tersebut, maka disimpulkan bahwa

mahasiswa yang bekerja adalah mahasiswa yang berada di Perguruan Tinggi

yang melakukan kegiatan ekonomi dengan bekerja kurang dari 35 jam setiap

(44)

D. Dinamika Hubungan antara Kemampuan Manajemen Waktu dengan

Performansi Kerja

Kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia penting bagi

organisasi dan tidak boleh diabaikan (Siagian, 2008). Salah satu kemampuan

yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia agar organisasi dapat berjalan

dengan baik adalah kemampuan dalam menajemen waktu. Manajemen waktu

merupakan kemampuan untuk memprioritaskan, menjadwalkan, dan

melaksanakan tanggung jawab individu dalam pencapaiannya (Jones &

Barlett; 2004 dalam Kholisa, 2012). Seperti halnya dalam mengatur kehidupan

sehari-hari, manajemen waktu dapat membantu fokus seseorang pada tugas

yang penting (Harlina dkk, 2014). Manajemen waktu juga memberikan

kontribusi yang besar dalam pencapaian tujuan. Manajemen waktu yang baik

dapat berdampak pada konsentrasi terhadap pekerjaan sehingga menjadi lebih

produktif (Forsyth, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Greenberger dan Strasser (1991, dalam

Macan, 1994) menyatakan bahwa pelatihan manajemen waktu memberikan

efek pada performansi kerja. Dengan fokus pengendalian yang dilakukan dari

waktu ke waktu ditemukan bahwa persepsi atas kontrol waktu mengarah

kepada kepuasan lebih besar pada pekerjaan dan performansi kerja pada

pekerjaan semakin lebih baik (macan dkk, 1994)

Beberapa studi lain juga menemukan bahwa manajemen waktu dapat

membantu meningkatkan efisiensi kerja para profesional dengan

(45)

paling penting (Hall & Hursch, 1982; Orpen, 1994; Schuler, 1979 dalam

Mitani, 2015). Hal ini juga dapat memberikan harapan bahwa manajemen

waktu akan meningkatkan pekerja menjadi produktivitas dalam bekerja

(Green & Skinner, 2005, dalam Mitani 2015).

Seseorang yang dapat mengelola waktu dengan baik dapat

memberikan dampak yang baik pula dalam kehidupannya sehari-hari, seperti

memiliki prioritas dalam bekerja, mengurangi keterlambatan dan kesalahan

dalam bekerja serta adanya konsentrasi yang baik terhadap pekerjaan sehingga

dapat meningkatkan produktivitas seseorang (Forsyth, 2009). Di samping itu,

terdapat pula dampak yang buruk jika seseorang tidak bisa mengelola waktu

dengan baik seperti memiliki kecenderungan prokrastinasi sehingga kinerja

menjadi terhambat dan lambat dalam mengerjakan tugas (Mujihidah, 2014).

Performansi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai individu dalam menyelsaikan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya (Mangkunegara, 2000). Performansi kerja karyawan merupakan

masalah penting bagi setiap organisasi atau perusahaan yang mengacu pada

karyawan, apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya dengan baik

atau tidak. Hal ini terlihat pada hasil pekerjaannya apakah sesuai dengan

tujuan organisasi tersebut (Davoudi & Allahyari, 2012). Dengan kata lain,

karyawan mengerjakan tanggung jawabnya untuk memperoleh tujuan yang

diinginkan organisasi atau perusahaan tersebut.

Manajemen waktu penting untuk dimiliki oleh setiap orang yang

(46)

Seperti halnya pada mahasiswa yang bekerja secara part time. Mahasiswa yang

sedang menjalani kuliah dan juga memilih untuk bekerja part time perlu

memiliki kontrol atas waktunya yaitu dalam membagi waktu antara kuliah dan

bekerja. Mahasiswa yang bekerja part time harus menjalankan tanggung

jawabnya dengan baik secara efektif dan efisiensi dalam kuliah dan bekerja.

Mahasiswa bekerja yang mampu mengelola waktunya dengan baik juga akan

mampu menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa yaitu menyelesaikan

(47)
(48)

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara

kemampuan manajemen waktu dengan performansi kerja pada mahasiswa

yang bekerja. Semakin baik kemampuan manajemen waktu, maka semakin

tinggi performansi kerja mahasiswa yang bekerja. Sebaliknya, semakin buruk

kemampuan manajemen waktu, semakin rendah performansi kerja mahasiswa

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif koresional. Penelitian kuantitatif suatu proses dalam memperoleh

hasil terhadap rumusan masalah menggunakan data berupa angka sebagai alat

penelitian (Darmawan, 2013). Penelitian korelasional merupakan penelitian

yang digunakan untuk mencari informasi mengenai taraf hubungan yang

terjadi antarvariabel (Azwar, 2012).

B. Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel yang menjadi variabel dalam penelitian ini

adalah :

1. Variabel bebas : Kemampuan manajemen waktu

2. Variabel tergantung : Performansi kerja

C. Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk memberikan gambaran

bagaimana suatu variable akan diukur (Mustafa, 2009). Definisi operasional

(50)

1. Kemampuan Manajemen Waktu

Kemampuan manajemen waktu adalah kemampuan dalam

melakukan perencanaan, penjadwalan, dan melaksanakan suatu tanggung

jawab dengan pengelolaan waktu yang dimiliki seseorang dalam

kehidupan sehari-hari. Kemampuan manajemen waktu diukur dengan

menggunakan skala manajemen waktu yang dibuat oleh peneliti. Aspek

yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri: 1). Penetapan tujuan dan

prioritas, 2). Mekanisme dari manajemen waktu, dan 3). Preferensi untuk

terorganisasi.

2. Performansi Kerja

Performansi kerja merupakan hasil secara kualitas dan kuantitas

dari fungsi-fungsi melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab dan suatu

perilaku yang ditunjukkan dalam mencapai tujuan organisasi atau

perusahaaan. Performansi kerja diukur dengan skala performansi kerja

berdasarkan empat dimensi yang terdiri dari kriteria hasil dan perilaku,

yaitu: 1). Kualitas, 2). Kuantitas, 3). Penggunaan Waktu Bekerja, dan 4).

Kerjasama dengan orang lain.

D. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subyek dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Subyek yang masih aktif dalam perkuliahan dan resmi terdaftar pada salah

satu perguruan tinggi negeri maupun swasta yang berada di Yogyakarta

(51)

3. Subyek bekerja sebagai pramuniaga yang berada di yogyakarta

4. Subyek merupakan mahasiswa dan karyawan dalam suatu perusahaan atau

organisasi.

Subyek dalam penelitian ini ditentukan menggunakan teknik

pengambilan sampel convenience sampling, yaitu teknik yang didasarkan

pada ketersediaan sampel atau kemudahan sampel untuk diperoleh

(Prasetyo, 2008).

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan melakukan penyebaran skala. Terdapat 3 skala penelitian ini

yaitu skala manajemen waktu, 1 skala performansi kerja yang diisi oleh

karyawan dan 1 skala performansi yang diisi oleh Supervisor. Peneliti

melakukan penyebaran data skala performansi kerja kepada Supervisor untuk

menilai karyawan, hal ini dilakukan dengan harapan peneliti dapat

meminimlisir kecenderungan Faking Good dari karyawan. Pengisian skala

perfomansi kerja dilakukan oleh 10 Supervisor dan diberikan hak penuh

kepada supervisor untuk mengatur jalannya penialain dikarenakan peneliti

tidak boleh mengganggu aktivitas dari Job Desciption yang masih menjadi

tanggng jawab supervisor. Penilaian dilakukan pada saat jam bekerja secara

bertahan menyesuaikan jadwal shift dalam sehari.

Teknik dalam penelitian ini menggunakan penskalaan berjenis skala

(52)

menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Gable,

dalam Azwar, 2009). Teknik ini mengukur sikap dimana subjek diminta untuk

mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap

masing-masing pernyataaan (Noor, 2013). Selain itu, terdapat skala yang

berjenis Semantic Differential, dimana skala ini juga mengukur sikap atau

karakter dari orang yang akan dinilai. Bentuk skala ini tersusun dalam satu

garis kontinum yang jawabnnya “sangat positifnya” terletak dibagian kanan

garis, dan jawaban “sangat negatifnya” terletak dibagian kiri garis atau

sebaliknya (Sugiyono, 2014).

1. Skala Kemampuan Manajemen Waktu

Skala kemampuan manajemen waktu bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana individu dapat mengatur waktu sehari-hari. Dalam skala ini

tersedia 4 jawaban alternatif dari masing-masing pernyataan yang peneliti

buat. Jawaban tersebut yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju

(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Peneliti menghilangkan alternatif

jawaban netral dengan tujuan untuk menghindarkan timbulnya central

tendency effect yaitu adanya kemungkinan subjek untuk menjawab netral

(Friedendberg, 1955).

Skala berisi 36 item dalam bentuk pernyataan, masing-masing

pernyataan terdiri dari 18 pernyataan favorable dan 18 pernyataan

(53)

manajemen waktu, yaitu penetapan tujuan dan prioritas, mekanisme dari

manajemen waktu, dan pengorganisasian tugas dan lingkungan kerja.

Adapun blueprint dari aitem-aitem yang dibuat sebelum di uji

coba, sebagai berikut :

Tabel 1.

Blue Print Skala Manajemen Waktu

Tabel 2.

Distribusi Aitem Skala Manajemen Waktu

No

Aspek Manajemen

Waktu Favorable Unfavorable Jumlah %

1

dan Prioritas 1,7,13,19,25 4,10,16,22,28 10

2

Mekanisme

Perencanaan dan

Penjadwalan 2,8,14,20,26 5,11,17,23,29 10

3

Preferensi untuk

Terorganisasi 3,9,15,21,27 6,12,18,24,30 10

(54)

Berikut tabel cara pemberian skor atau sistem penilaian dalam

skala manajemen waktu dalam penelitian ini :

Tabel 3.

Penilaian Skala Manajemen Waktu

Respon Pernyataan Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

2. Skala Performansi Kerja Karyawan

Skala performansi kerja ini akan mengukur hasil dan perilaku

karyawan selama bekerja. Dalam skala ini tersedia 4 jawaban alternatif

dari masing-masing pernyataan yang peneliti buat. Jawaban tersebut yaitu

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak

Setuju (STS). Peneliti menghilangkan alternatif jawaban netral dengan

tujuan untuk menghindarkan timbulnya central tendency effect yaitu

adanya kemungkinan subjek untuk menjawab netral (Friedenberg, 1995).

Skala berisi 40 item dalam bentuk pernyataan, masing-masing

pernyataan dari 20 pernyataan favorable dan 20 pernyataan unfavorable.

Item yang digunakan telah mengacu pada empat dimensi performansi

kerja, yaitu kualitas, kuantitas, penggunaaan waktu bekerja, dan kerjasama

dengan orang lain. Adapun blueprint dari item-item yang dibuat sebelum

(55)

Tabel 4

Blue Print Skala Performansi Kerja

No Dimensi Performansi Kerja Favorable Unfavorable Jumlah %

1 Kualitas 5 5 10 25 %

Distribusi Aitem Skala Performansi Kerja

Berikut tabel cara pemberian skor atau sistem penialain dalam skala

performansi kerja dalam penelitian ini :

Tabel 6.

Penilaian Skala Performansi Kerja

Respon Pernyataan Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

No Dimensi Performansi Kerja

No aitem

Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Kualitas 1,2,3,25,26 7,8,9,31,32 5

2 Kuantitas 4,5,6,27,28 10,11,12,33,34 5

3 Penggunaan waktu kerja 13,14,15,29,30 19,20,21,37,38 5

4 Kerja sama dengan orang lain 16,17,18,35,36 22,23,24,39,40 5

(56)

3. Skala Performansi Kerja Supervisor

Skala performansi kerja ini diberikan kepada Supervisor unuk

menilai karyawan yang akan dinilai. Skala ini juga akan mengukur hasil

dan perilaku karyawan selama bekerja. Pengisian skala ini yaitu

memberikan penilaian dari rentang 1 – 5. Nilai 1 adalah nilai terendah dan

nilai 5 adalah nilai tertinggi. Skala berisi 10 item dalam bentuk

pernyataan. Setiap pernyataan sudah mewakili setiap dimensi yaitu

kualitas, kuantitas, penggunaaan waktu bekerja, dan kerjasama dengan

orang lain.

Tabel 7.

Distribusi Aitem Skala Performansi Kerja Supervisor

No Dimensi Performansi Kerja No aitem Jumlah

1 Kualitas 1,2, 3 3

2 Kuantitas 4,5 2

3 Penggunaan waktu kerja 6,7,8 3

4 Kerja sama dengan orang lain 9, 10 2

Total : 10 10

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang

(57)

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut (Azwar, 2009).

Penelitian ini mengunakan validitas isi dalam memastikan skala

item-item telah cukup mencerminkan ciri-ciri dari atribut yang hendak

diukur (Azwar, 2011). Validitas isi dilakukan dengan cara diestimasi

lewat pengujian terhadap isi tes secara rasional atau dengan menggunakan

Professional Judgment (Azwar, 2011). Dalam validitas isi tidak

melibatkan perhitungan statistik, melainkan analisis rasional yaitu

dilakukan oleh dosen yang berkompeten sebagai professional Judgement

(Azwar, 2011).

2. Seleksi aitem

Penelitian ini menggunakan data penelitian terpakai (try out

terpakai). Alasan peneliti menggunakan data penelitian terpakai karena

keterbatasan waktu dari supervisor dan karyawan yang hanya

memberikan waktu satu kali pengambilan data. Dagadu merupakan

tempat peneliti untuk mengambil data dengan mempertimbangkan ijin

yang telah didapat peneliti dalam melaksanakan pengambilan data

Seleksi aitem dilakukan untuk melihat daya diskriminasi aitem.

Daya diskriminasi aitem sendiri merupakan sejauhmana aitem mampu

membedakan antara individu dan kelompok individu yang memiliki

atribut yang diukur dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar,

2011). Seleksi aitem dilakukan dengan cara melakukan uji coba terhadap

(58)

Setelah melakukan uji coba, maka seleksi aitem dilakukan

menggunakan SPSS for Windows versi 22 dengan menghitung korelasi

antara distribusi skor aitem dengan skor skala. Dari perhitungan tersebut

akan menghasilkan koefisien korelasi dengan total (rix). Semakin tinggi

koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala maka

semakin tinggi tingkat konsisten antara aitem. Sedangkan jika semakin

rendah hingga mendekati angka nol menandakan fungsi aitem yang

diukur tidak cocok dengan fungsi skala sehingga daya beda menjadi tidak

baik (Azwar, 2011).

Kriteria pemilihan aitem ditentukan dengan menggunakan

batasan (rix) ≥ 0.30. Aitem dengan koefisien korelasi mencapai 0.30 maka

dapat dikatakan memuaskan. Namun apabila nilai aitem yang lolos masih

sedikit maka batasan dapat diturunkan menjadi (rix) ≥ 0.25 (Azwar,

2011).

Penelitian dilakukan mulai tanggal 18 Desember 2015 sampai

31 Desember 2015. Peneliti menyebarkan skala sebanyak 110 skala ke

PT. X di Yogyakarta. Dari 110 skala yang disebarkan, peneliti mendapat

kembali sebanyak skala sebanyak 104 skala.

Dari 30 aitem skala manajemen waktu, terdapat 27 aitem yang

memiliki u kualitas baik dan di nyatakan sahih, sedangkan 3 aitem

dinyatakan memiliki kualitas buruk dan di nyatakan gugur karena

(59)

Tabel 8

Distribusi Aitem Skala Manajemen Waktu setelah pengambilan data

No Dimensi Manajemen Waktu

No aitem

Jumlah Favorable Unfavorable

1 Penetapan tujuan dan Prioritas 1,7,13,19,25 4,10,16,22,28 10

2 Mekanisme Perencanaan dan Penjadwalan 2,8,14,20,26 5,11,17,23,29 10

3 Preferensi untuk Terorganisasi 3,9,15,21,27 6,12,18,24,30 10

Total : 15 15 30

Keterangan :

Aitem yang dicetak tebal merupakan aitem yang gugur.

Pada skala performansi kerja, dari 40 aitem terdapat 28 aitem

yang memiliki kualitas baik dan di nyatakan sahih, sedangkan 12 aitem

memiliki kualitas buruk dan di nyatakan gugur karena memiliki nilai

kurang dari 0,30 (rix < 0,30).

Tabel 9

Distribusi Aitem Skala Performansi Kerja setelah pengambilan data

No Dimensi Performansi Kerja No aitem Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Kualitas 1,2,3,25,26 7,8,9,31,32 5

2 Kuantitas 4,5,6,27,28 10,11,12,33,34 5

3 Penggunaan waktu kerja 13,14,15,29,30 19,20,21,37,38 5

4 Kerja sama dengan orang lain 16,17,18,35,36 *22,*23,*24,39,40 5

Total : 20 20 40

Keterangan :

Aitem yang dicetak tebal merupakan aitem yang gugur

(60)

Pada skala performansi Kerja yang diisi oleh supervisor terdapat 4

dimensi dengan total 10 aitem. Setelah dilakukan seleksi aitem, terdapat 8

aitem pada 3 dimensi yaitu kualitas, kuantitas dan penggunaan waktu yang

memiliki kualitas baik dan di nyatakan sahih, sedangkan 2 aitem pada 1

dimensi kerjasama dengan orang lain memiliki kualitas buruk dan di

nyatakan gugur karena memiliki nilai kurang dari 0,30 (rix < 0,30).

Tabel. 10

Distribusi Aitem Skala Performansi Kerja Supervior setelah pengambilan data

No Dimensi Performansi Kerja No aitem Jumlah

1 Kualitas 1,2, 3 3

2 Kuantitas 4,5 2

3 Penggunaan waktu kerja 6,7,8 3

4 Kerja sama dengan orang lain 9, 10 2

Total : 10 10

Keterangan :

Aitem yang dicetak tebal merupakan aitem yang gugur

3. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan hasil pengukuran yang dapat dipercaya

hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran tersebut

memperoleh hasil yang relatif sama (Azwar,2012). Dalam penelitian ini

reliabilitas menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach dengan

program SPSS for Windows versi 22. Hal ini dikarenakan pengujian

hanya dilakukan sekali saja pada kelompok subjek. Jika koefisien

(61)

kurang baik. Oleh sebab itu, nilai reliabilitas yang baik mencapai nilai r >

0.6 – 0.8 (Azwar, 2009).

Berdasarkan hasil perhitungan statitik dalam penelitian ini, skala

manajemen waktu memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,

912 (r = 0,912). Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa skala

manajemen waktu dapat dikatakan reliabel yaitu dapat dipercaya karena

nilai r > 0,6. Sedangkan untuk skala performansi kerja memiliki nilai

koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,899 (r = 0,899). Hasil perhitungan

tersebut menunjukkan bahwa skala performansi kerja dapat dikatakan

reliabel yaitu dapat dipercaya karena nilai r > 0,6. Hasil perhitungan pada

skala performansi kerja dari supervisor diketahui hasil uji reliabilitas pada

skala performansi kerja dari supervisor dengan koefisien Alpha Cronbach

sebesar 0,695 (r = 0,695). Hal ini menunjukkan bahwa skala performansi

dapat dikatakan reliabel.

Peneliti juga melakukan uji korelasi pada skala performansi kerja

yang di isi karyawan dan performansi kerja yang diisi oleh supervisor

untuk mengurangi paralelitas dari alat penelitian.

Tabel. 11

Hasil korelasi dua skala Performansi kerja

Variabel r Sig

Skala PK supervisor*Skala PK

karyawan

-.080 .210

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa skala

(62)

diisi supervisor sebesar -,080 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,210

(p > 0,05). Hal ini dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan

signifikan dan negatif antara skala performansi kerja yang diisi karyawan

dan skala performansi kerja yang diisi supervisor sehingga menunjukkan

bahwa skala tidak parallel.

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui atau mengecek normal

atau tidaknya distribusi data sebaran yang telah diperoleh. Pada penelitian

ini menggunakan analisis One Sample Kolmogorov Smirnov SPSS for

Windows versi 16. Apabila hasil yang diperoleh menunjukkan nilai p

lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05) maka disimpulkan bahwa data tersebut

dapat dikatakan data yang tidak normal. Hal ini dikarenakan data normal

akan menunjukkan nilai p lebih besar (p > 0.05) (Santoso, 2010).

b. Uji linearitas

Uji linearitas bertujuan mengetahui pengaruh satu variabel

terhadap variabel lain. Selain itu, untuk mengetahui pola hubungan linear

antara variabel bebas dan variabel tergantung (Noor, 2013). Uji linearitas

dapat menggunakan test of Linearity dengan program SPSS for Windiws

versi 22. Dengan menunjukkan nilai F hitung dan nilai signifikan

(63)

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan korelasi Product

Moment Pearson apabila asumsi dapat terpenuhi. Selain itu, jika koefisien

korelasi memiliki nilai signifikan p < 0.05, maka koefisien tersebut signifikan

atau menunjukkan bahwa ada hubungan antara variabel yang diteliti. Namun

jika asumsi tidak dapat dipenuhi maka pengujian dilakukan menggunakan

Gambar

Gambar 1. Skema Hubungan antara Kepercayaan Konsumen dengan Niat
Tabel 1. Blue Print Skala Manajemen Waktu
Tabel 3. Penilaian Skala Manajemen Waktu
Tabel 5. Distribusi Aitem Skala Performansi Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber-sumber resiliensi yang dimiliki oleh mahasiswa yang bekerja part-time yaitu adanya dukungan dan hubungan yang baik dengan

Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara motivasi belajar pada mahasiswa bekerja dengan manajemen waktu. Semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan subjective well being pada mahasiswa yang bekerja paruh waktu.. Hipotesis yang diajukan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap pentingnya kesiapan kerja dengan motivasi untuk bekerja part time

Ditinjau dari beberapa pengertian manajemen waktu dan pengertian mahasiswa bekerja, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen waktu pada mahasiswa bekerja adalah

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap pentingnya kesiapan kerja dengan motivasi untuk bekerja part time

Dampak yang ditimbulkan dari pekerjaan paruh waktu terhadap manajemen waktu kuliah adalah mahasiswa yang bekerja paruh waktu lebih baik dalam mengatur waktunya, dan memiliki rasa

Self management dengan stress kerja pada mahasiswa pekerja system part-time jurusan administrasi bisnis politeknik negeri semarang.. 2014.Dukungan keluarga dan modal psikologis