• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN 3.1Pendekatan Penelitian

3.5 Validitas Data

Tidak sedikit orang yang meragukan hasil dari penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif karena dianggap datanya kurang valid atau tidak memenuhi standar validitas dan reliabilitas sesuai dengan syarat keilmuan yang berlaku. Oleh karenanya, ada cara tertentu yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas (validitas internalnya). Menurut Nasution (1996, hlm.114-118), cara yang dapat dilakukan dalam mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya, diantaranya: memperpanjang masa observasi, pengamatan secara terus menerus, triangulasi, menggunakan bahan referensi, dan melakukan member check. Sementara itu, Nasution (2009, hlm.74) mengatakan bahwa validitas dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni validitas isi, validitas prediktif, dan validitas konstruktif.

Berkaitan dengan validitas di atas, menurut Setyosari (2010, hlm.128), validitas internal (isi) adalah berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan, yakni: Apakah perlakukan yang kita berikan benar-benar memberikan hasil-hasil yang

diobservasi dalam penelitian? Sementara itu validitas eksternal (external validity) yang mencakup validitas prediktif dan validitas konstruktif seperti yang diutarakan oleh Nasution diatas, menurut Setyosari (2010, hlm.138) adalah bahwa dalam hasil penelitian yang telah dilakukan, tentunya peneliti sangat berharap bahwa hasil penelitiannya dapat diaplikasikan dalam konteks yang lebih luas, serta dalam kelompok yang lainnya sehingga dengan demikian penelitian benar-benar memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Menurut Emzir (2011, hlm.78), reliabilitas dan validitas merujuk pada masalah kualitas data dan ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan proyek penelitian. Patilima, (2011, hlm.97) mengatakan bahwa:

Validitas akan dinilai dengan keadaan yang terlibat secara baik dan penggambaran secara tepat data yang dikumpulkan, namun hal ini bisa saja tidak akan tepat apabila peneliti menerima pentingnya keadaan dan kebenaran dengan begitu saja, oleh karenanya peneliti perlu memilah data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang menjadi fokus penelitian. Sementara itu, menurut Patton (2009, hlm.11), validitas data kualitatif tergantung pada keluasan kemampuan, kompetensi, dan kekerasan evaluator karena pengamat adalah sebagai instrumen.

Berkaitan dengan validitas data ini, penulis merujuk pada pendapat Nasution (1996:114-118), yang mengatakan bahwa dalam mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya, diantaranya dapat melakukan: (a) memperpanjang masa observasi, (b) pengamatan secara terus menerus, (c) triangulasi, (d) menggunakan bahan referensi, (e) melakukan member check.

3.5.1 Memperpanjang Masa Observasi

Pada saat melakukan proses observasi, tidak bisa dibutuhkan waktu yang sebentar untuk mengenal lingkungan di mana penelitian dilakukan. Hal ini dikarenakan proses observasi tidak bisa dilakukan sekali jalan, tetapi mesti dilakukan secara berulang kali dan dalam waktu yang lama karena untuk memahami berbagai fenomena sosial tidak semudah membalikkan telapak tangan. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh peneliti adalah membangun hubungan yang baik dengan responden, mengenal berbagai kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat dan mengecek kebenaran informasi yang ada di lapangan supaya informasi yang didapatkan berupa informasi primer.

Saat melakukan observasi selama kurang lebih 40 (empat puluh) hari, penulis menemukan bahwa dalam membentuk karakter bertanggung jawab warga negara, aktivitas yang dilakukan oleh PDI Perjuangan masih terbatas pada kader dan pengurus partai saja dan belum banyak melibatkan masyarakat luas terutama di daerah pemilihannya masing-masing.

3.5.2 Pengamatan yang Terus Menerus

Guna memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian, seorang peneliti dapat melakukan pengamatan secara terus menerus (kontinue). Melalui pengamatan yang terus menerus, diharapkan data yang didapatkan bisa valid dan dengan demikian peneliti bisa mendeskripsikan berbagai fenomena yang terjadi di lapangan berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian yakni “Membentuk Karakter Bertanggung Jawab Warga Negara melalui Pendidikan Politik (Studi kasus pada Partai Politik PDI Perjuangan di Kabupaten Sintang)”.

3.5.3 Triangulasi

Triangulasi adalah proses pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang berada di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu, (Moleong 2013, hlm.330). Menurut Sugiyono (2012, hlm.372) bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian, menurut Sugiyono terdapat tiga triangulasi, diantaranya (1) triangulasi sumber, yakni dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, (2) triangulasi teknik, yakni mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, (3) triangulasi waktu, yakni melakukan pengecekan data dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu yang berbeda.

Bungin (2010, hlm.256), mengatakan triangulasi dapat dibagi menjadi empat bagian, misalnya:

(1) triangulasi kejujuran peneliti, yakni menguji kejujuran, subyektifitas, dan kemampuan merekam data oleh peneliti di lapangan, (2) triangulasi

dengan sumber data, yakni membandingkan dengan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan dengan penelitian, (3) triangulasi dengan metode, yakni dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan interview sama dengan metode observasi atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di-interview. Begitu juga teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika di-interview dan diobservasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda, (4) triangulasi dengan teori, yakni dilakukan dengan menguraikan pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan

pembanding.

Dalam hal ini, penulis mengacu pada pendapat Bungin (2010, hlm.256) dalam mengumpulkan data di lapangan. Cara tersebut dilakukan supaya data-data yang diperoleh benar-benar ajeg, valid, dan kredibilitas dan sesuai dengan pertanyaan penelitian. Saat melakukan pengolahan data, penulis menggunakan keempat triangulasi seperti yang tercantum di atas.

3.5.4 Menggunakan Bahan Referensi

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data yang didapatkan dari lapangan, penulis menggunakan bahan berupa rekaman hasil wawancara dengan subyek penelitian atau responden yang diambil dengan cara tidak mengganggu atau menarik perhatian dari informan sehingga dengan demikian informasi yang didapatkan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dan keajegkannya. Bahan referensi ini sangat penting digunakan karena di dalam referensi tersebut terdapat berbagai jenis teori yang dapat diambil sebagai bahan rujukan guna menunjang hasil penelitian karena sebuah ilmu tanpa adanya teori adalah hampa dan kebenarannya tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Menurut Sugiyono (2012, hlm.375), yang dimaksud dengan bahan referensi adalah adanya bahan pendukung untuk membuktikan data yang telah

ditemukan oleh peneliti. Adapun bahan pendukung yang membuktikan bahwa PDI Perjuangan melakukan pendidikan politik kepada masyarakat, berupa dokumentasi atau foto. Sementara itu, bukti partai ini melakukan pendidikan politik kepada kader, dan pengurus partai, berupa Surat Keputusan (SK) kepengurusan di seluruh kecamatan dan dokumentasi atau foto serta rapat partai.

3.5.5 Mengadakan Member Check

Member Check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti dari pemberi data (responden). Tujuan dari Member Check adalah agar informasi yang didapatkan dari responden dapat digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh responden tersebut. Tujuan lain dari Member

Check ini menurut Sugiyono (2012, hlm.375) adalah untuk mengetahui seberapa

jauh data yang telah diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Member Check ini sangat sangat penting dilakukan terutama untuk

mengecek kembali hasil akhir dari wawancara dengan cara menyebutkan garis besar dari pertanyaan yang telah diajukan kepada responden supaya responden bisa memperbaiki jawaban yang telah diberikan apabila masih terdapat kekurangan serta kekeliruan. Saat melakukan penelitian, penulis mengkaji dengan cermat setiap pernyataan dari responden, baik yang dilihat, dirasakan maupun yang didengar. Bahkan sesaat setelah selesai penelitian, penulis berbincang-bincang dengan kader PDI perjuangan yang bertugas di sekretariat partai guna lebih memantapkan keajegkan data yang diperoleh.

Dokumen terkait