• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI

3.2. Tahapan Penelitian

3.2.4. Variabel Penelitian

Variabel penelitian disini adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian, dan merupakan faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan ditelili, adapun Variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Variabel Penelitian No Variabel Sub-Variabel 1. Struktur Pondasi

Tiang / kolom

Galang/Balok Lantai

Dinding Tangga Lantai Atap 2. Konstruksi Pondasi

Tiang / kolom Dinding Tangga Lantai Atap

3.3. Kerangka Penelitian

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian PENDAHULUAN

TUJUAN PENELITIAN

1. Mendeskripsikan struktur dan konstruksi bangunan tradisional rumah adat batak simalungun dan batak toba

2. Mendeskripsikan perbandingan yang ada pada struktur dan konstruksi pada bangunan rumah adat batak simalungun dan batak toba.

STUDI Rumah Bolon Simalungun dan Toba

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Rumah Bolon Simalungun

Rumah Adat bagi orang Batak didirikan bukan hanya sekedar tempat benaung dan berteduh dari hujan dan panas terik matahari semata tetapi sebenarnya sarat dengan nilai filosofi yang dapat dimanfaatkan sebagai pedoman hidup. Beragam pengertian dan nilai luhur yang melekat dan dikandung dalam rumah adat tradisional yang mestinya dapat dimaknai dan dipegang sebagai pandangan hidup dalam tatanan kehidupan sehari-hari, dalam rangka pergaulan antar individu.

Gambar 4.1. Rumah Bolon Simalungun

Rumah Bolon Simalungun merupakan tempat tinggal raja dengan isteri dan selir serta berfungsi sebagai istana. Dibangun pada tahun 1864 oleh raja purba XII Tuan Rahalim, seorang raja yang pernah berjaya di Simalungun pada pertengahan abad ke-19.

Rumah Bolon Simalungun dikelilingi oleh beberapa bangunandisekitarnya seperti rumah pengawal, rumah pembantu, dan rumah-rumah pengikut atau prajurit Raja, pada tahun 1961 Rumah Bolon Purba di tetapkan sebagai objek wisata oleh bupati simalungun yang dikelola Yayasan Museum Simalungun dan disahkan oleh notaris pada 7 juni 1966.

4.1.1. Lokasi Rumah Bolon Simalungun

Rumah Bolon Simalungun berada di desa Pematang Purba kabupaten Simalungun Sumatra Utara. Lokasinya sekitar 200 meter dari jalan umum, dan berjarak sekitar 70 kilometer dari Kota Pematangsiantar, 170 kilometer dari Medan

Gambar 4.2. Lokasi Rumah Bolon Simalungun

4.1.2. Bentuk Fisik Rumah Bolon Simalungun

Rumah Bolon Simalungun memiliki bentuk persegi panjang, mempunyai model seperti Rumah Panggung, tinggi dari tanah 2 meter. Memiliki luasan

± 9,6 x 31,6 m² bangunan ini berdiri di atas kolom dan balok kayu gelondongan yang oleh masyarakat simalungun disebut dengan galang dengan dimensi kolom utama kisaran 1,5 – 2 m, dan diameter balokutama ± 0,35-0,4 cm. Berikut adalah denah skematik dan susunan ruang pada Rumah Bolon Simalungun.

Gambar 4.3. Denah Skematik Rumah Bolon Simalungun SUMATERA

UTARA

KABUPATEN SIMALUNGUN

KECAMATAN PEMATANG PURBA

Keterangan skema gambar :

1) Puang Pardahan adalah tempat peralatan dapur, seperti periuk/hudon, tempat istri raja memasak makanan untuk tamu.

2) Puang Pardahan atau puang poso adalah tempat peralatan dapur, seperti periuk/hudon, peralatan makan lainnya dan sebagai tempat istri raja memasak untuk makanan raja.

3) Puang Parorot adalah bagian tempat istri raja yang menjaga anak.

4) Puang Paninggiran adalah bagian tempat istri raja yang memimpin upacara kesurupan.

5) Puang Pamokkot adalah bagian tempat istri raja yang memimpin upacara memasuki rumah baru.

6) Puang Siappar Apei adalah bagian tempat istri raja mengatur ruangan dan memasang tikar.

7) Puang Siombah Bajut adalah bagian tempat istri yang memimpin pembawa

peralatan makan sirih.

8) Puang Bona

9) Puang Bolon adalah sebagai ruang tinggal permaisuri.

10) Puang Panakkut adalah bagian tempat istri raja yang memimpin upacara spiritual.

11) Puang Mata adalah bangian ruang istri raja yang bertugas umum di rumah bolon.

12) Puang Juma Bolag adalah bangian tempat istri raja yang memimpin perladangan.

13) Serambi adalah sebagai tempat peristrirahatan prajurid pengawal raja dan sebagai tempat senjata-senjata para prajurid.

14) Bilik Raja adalah tempat tidur raja

Adapun bentuk fisik dari pada bangunan Rumah Bolon Simalungun adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4. Bentuk Fisik Rumah Bolon Simalungun

Bangunan dengan luasan yang cukup besar tersebut terdiri dari 2 teras kecil di depan, bangunan induk depan dan bangunan induk dibelakang.

Seperti halnya pada bangunan tradisional lain di sumatra, sistem sambungan konstruksi pada bagian-bagian struktur rumah Bolon ini juga tidak menggunakan paku, namun menggunakan sistem sambungan pasak kayu dan juga sistem ikatan dengantali rotan.

4.1.3. Struktur dan Konstruksi Rumah Bolon Simalungun

1. Pondasi

Pondasi Rumah Bolon Simalungun disebut palas terbuat dari batu gunung, kayu keras, pakis besar (batang tanggiang). Terdapat tiga bentuk pondasi pada bangunan ini, dua pondasi untuk bahan batu dipahat berbentuk trapesium berukuran 45 x 45 cm dengan tinggi 55 – 60 cm dan berbentuk tabung berdiameter 45 cm dengan tinggi 50 cm, sedangkan bahan batang kayu berbentuk silinder yang dikunci dengan batu semen disekelilingnya.

Antara Pondasi dengan galang bangunan dibuat pemisah yang terbuat dari ijuk agar tidak mudah busuk dan rusak.

Gambar 4.5.Bentuk pondasi Rumah Bolon Simalungun 2. Tiang Rumah

Tiang Rumah Bolon Simalungun yang disebut Hulissir terbuat dari batang kayu yang kuat dan keras. Tiang ini dibentuk bersisi supaya lebih rapi dan pada pangkal atau ujung dibuat pasi atau biasa disebut pen untuk mengikat galang dan pondasi pada tiang.

Gambar 4.6. Tiang Rumah Bolon Simalungun

Pada bagian depan bangunan Rumah Bolon Simalungun, tiang-tiang penopang rumah disusun memanjang dan melebar. Tiang-tiang penyangga rumah Bolon ini berukuran besar, diameter antara 60cm sampai 70 cm, dengan tinggi sekitar 1,75 meter. Tiang-tiang penyanggah ini diukir dan diberi warna dasar merah, putih dan hitam.

Konstruksi bangunan Rumah Bolon Simalungun mengandalkan konstruksi tiang, yaitu terdiri dari tiang-tiang utama dan tiang-tiang pembantu.

Keseluruhan tiang pada bagian rumah Bolon ini berjumlah 20 buah. Tiang kolom ini merupakan elemen struktur yang menjadi media penyalur beban sampai pada lapisan tanah dasar.

3. Galang / Balok Lantai

Galang atau balok lantai menggunakan kayu bulat kuat dan keras yang bediameter 40 – 50 cm. Jumlah sisi galang kayu tidak sama disesuaikan dengan besar kayu pada umumnya. Galang pertama atau galang paling bawah bangunan dipasang di atas pondasi batu dan tiang penyangga, dengan dibuat coakan pada bagian atas tiang penyannga sebagai tempat dudukan galang.

Kemudian galang kedua ditempatkan di atas galang pertama. Pada saat menempatkan galang ini diperhatikan pangkal dari kayu harus menghadap ketimur dan ujungnya menghadap kebarat. Di atas galang kedua juga terdapat galang kecil dan balok sebagai penyangga susunan latai bangunan. Galang kecil ini disusun dengan sistem ikat dan dikunci dengan purus dan lubang.

Gambar 4.7. Galang atau Balok Lantai Rumah Bolon Simalungun

4. Dinding

Dinding pada Rumah Bolon Simalungun dibuat dengan pemasangan posisi miring dan tidak langsung terikat pada bagian struktur tiang pada bagian bangunan depan. Pada sisi depan bangunan dinding berbahan kayu papan dengan ketebalan 4 - 5 cm yang disusun sejajar, dan pada bagian bangunan utama dinding berbahan bambu tebal 0,5 cm yang disusun sejajar secara vertikal dengan sistem terikat pada bagian struktur tiang lapisan dinding.

Gambar 4.8. Dinding Rumah Bolon Simalungun

Material dinding rumah Bolon berupa papan kayu lembaran, dan anyaman bambu seperti pada bangunan trdisional jawa yang dikenal dengan sebutan

“gedeg” yang diikat pada setiap tiang atau kolom menggunakan tali ijuk, dan dihiasi dengan motif, sedang sisi depan dinding menggunakan material papan. Struktur bagian tengah pada bangunan ini secara keseluruhan merupakan struktur bangunan tertutup, semua sisi dilindungi dan tertutup oleh dinding dari anyaan bambu tersebut hal ini sangat dipengaruhi oleh fungsi bangunan yangdigunakan sebagai ruang.

Gambar 4.9. Struktur dan Konstruksi Dinding Rumah Bolon Simalungun

Struktur dinding pada Rumah Bolon Simalungun dibuat dengan sistem ikatan yang menggukan sistem pasak. Dinding tersambung dengan balok memanjang yang dikunci menggunakan sistem sambungan pasak.

5. Lantai Rumah

Lantai Rumah Adat Batak Simalungun terbuat dari bilahan-bilahan papan yang cukup tebal dan kuat. Dipasang di atas galang sejajar dengan lebar bangunan. Disusun dengan rapih tanpa menggunakan paku atau perekat lainnya. Lantai pada bangunan Rumah Bolon Simalungun ini terbuat dari bahan kayu dengan tebal sekitar 3 - 4 cm.

Gambar 4.10. Lantai Rumah Bolon Simalungun

Gambar 4.11. Struktur Lantai kayu Rumah Bolon Simalungun

Terbuat dari bilahan-bilahan papan yang cukup tebal dan kuat dengan ketebalan 4 x 25 cm. Disusun dengan rapi tanpa menggunakan paku atau perekat lainnya. dipisah dengan lorong pada ruang utama dengan elevasi lorong lebih rendah 50 – 60 cm, lantai lorong mengunakan material sejenis kayu palem ( pinang/ kelapa ). Pada bagian rangka lantai yang berfungsi sebagai penahan beban papan lantai yang berupa balok galang kecil yang mempunyai profil bulat seperti Balok galang utama namun dengan dimensi yang kecil. Balok galang kecil ini ditata sejajar dengan sistem ikatan dan sambungan purus dan lubang.

Gambar 4.12. Sistem Sambungan pengikat balok galang kecil penyangga Lantai 6. Tangga

Tangga pada Rumah Bolon Simalungun terbuat dari kayu yang jaman dahulu dikatakan andar rassang untuk raja. Tangga berada pada pintu depan bangunan dan sebagai tangga satu-satunya untuk masuk kedalam rumah Bolon. Memiliki lebar Tangga 1,3 m dengan ketebalan balok penyangga tangga 4 cm dan anak tangga berukuran 4 x 25 cm.

Gambar 4.13. Tangga Rumah Bolon Simalungun

Tangga rumah Bolon Siamalungun memiliki pegangan tangan yang terbuat dari rotan, yang digantungkan di tengah-tengah tangga. Pembuatan pegangan tangga ini memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Simalungun, dimana pada saat memasuki rumah ataupun keluar dari rumah. Tangan kananlah yang memegang rotan, baik itu saat menaiki anak tangga maupun menuruni anak tangga.

7. Atap Rumah

Atap Rumah Bolon Simalungun biasa disebut Tayub berbentuk dasar pelana pada bagian depan bentuk atap ini mirip seperti atap rumah adat karo, dan berbentuk perisai pada bagian belakang. pada ujung atap bagian belakang seperti tutup keong, sedangkan bagian depannya terdapat hiasan kepala kerbau.

Gambar 4.14. Bentuk dan Struktur Atap Rumah Bolon Simalungun Struktur atap terdiri dari rangka atap, dengan sistem konstruksi kuda-kuda dan lapisan ijuk. Sistem sambungan dan konek antara komponen tersebut menggunakan beberapa sistem ikatan, sistem sambungan lubang dan purus digunakan sebagai sistem koneksi pada bagian konstruksi kuda-kuda. Ikatan tersebut diperkuat dengan sistem ikatan tali, hal tersebut juga di gunakan dalam sistem ikatan pada bagian rangka atap antara kuda-kuda dengan balok melintang yang berfungsi sebagai gording. pada bagian usuk yang menopang lapisan ijuk juga menggunakan ikatan dengan tali. Penutup atap terbuat dari ijuk dan rumbia yang disusun dengan teknik tradisional agar terlihat rapi.

4.2. Rumah Bolon Toba

Rumah Bolon Toba sering disebut juga sebagai ruma atau Jabu Bolon. Ruma atau jabu, kaya dengan simbolisasi dan berfungsi sebagai pusat mistis dari sebuah klan atau keluarga dan merupakan simbol utama dari identitas suku (Fitri, 2004).

Gambar 4.16. Rumah Bolon Toba Huta Bolon Simanindo

Museum Huta Bolon Simanido sebagai salah satu cagar budaya peninggalan arsitektur, struktur, budaya, bahkan bentuk tatanan susunan bagunan huta atau perkampungan ini sudah berumur lebih dari 50 tahun. Keterbatasan pengetahuan dan kesadaran mengenai kearifan lokal yang dimiliki konstruksi Rumah Bolon Toba juga terlihat dari kejadian yang terbakarnya Rumah Bolon Toba sebelumnya.

4.2.1. Lokasi Rumah Bolon Toba

Museum Huta Bolon Simanido terletak di kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Lokasinya sekitar 200 meter dari

pelabuhan Simanindo.

Gambar 4.17. Lokasi Rumah Bolon Toba SUMATERA

UTARA

KABUPATEN SAMOSIR KECAMATAN SIMANINDO

4.2.2 Bentuk Fisik Rumah Bolon Toba

Rumah Bolon Toba yang disebut Jabu Bolon, berbentuk persegi dan kadang-kadang dihuni oleh 5 sampai 6 keluarga batih. Ketinggian lantai rumah kurang lebih 1,75 meter di atas tanah. Elemen pembentuk Ruma Bolon Toba dibagi atas tiga bagian secara vertical. Tarup/tayub, yakni bagian atapsebagai pelindung bangunan, dibagian atas juga terdapat ruang sebagai gudang serta tempat parmusik bermain musik untuk mengiringi tor-tor di halaman depan.

Bagian tengah sebagai tempat tinggal, dimana aktivitas utama rumah sebagai tempat beristirahat terjadi disini. Dan terakhir Bara, bagian bawah yang difungsikan sebagai gudang, biasanya digunakan untuk menyimpan kayu bakar sertasebagai kandang untuk hewan ternak.

Gambar 4.18. Bentuk fisik Rumah Bolon Toba

Untuk memasuki rumah harus menaiki tangga yang terletak di tengah bagian depan rumah, dengan jumlah anak tangga yang ganjil. Dahulu pintu masuk mempunyai 2 macam daun pintu, yaitu daun pintu yang horizontal dan vertikal, tapi sekarang daun pintu yang horizontal tak dipakai lagi.

Adapun bentuk denah dan pembagian ruang dari pada bangunan Rumah Bolon Toba adalah sebagai berikut:

Gambar 4.19. Denah skematik Rumah Bolon Toba

Gambar 4.20. Potongan Struktur Rumah Bolon Toba Keterangan skema gambar :

1) Jambur (tempat menyimpan barang)

2) Jabu Sohal (tempat tinggal laki-laki tertua yang telah menikah) 3) Jabu ni tonga-tonga jabu soding (Ruang Tengah)

4) Jabu Soding (Ruang tidur perempuan yang telah menikah) 5) Jabu tampar piring (ruang tidur tamu)

6) Jabu Bona (ruang keluarga raja, istri dan anak-anak belum menikah) 7) Tangga

8) Kamar mandi

9) Telaga (daerah netral) 10) Jendela

11) Dapur

4.2.3. Struktur dan Konstruksi Rumah Bolon Toba

1. Pondasi

Pondasi rumah Batak Toba menggunakan pondasi umpak, menggunakan batu kali atau batu cadas yang difungsikan sebagai tumpuan tiang kayu yang berdiri di atasnya sebagai penyangga bangunan. Peran umpak dan kolom/tiang utama ini merupakan salah satu komponen yang berada di bagian kaki yang sangat penting menjaga kestabilan sebuah rumah itu berdiri.

Gambar 4.21. Pondasi Rumah Bolon Toba 2. Tiang Rumah

Tiang atau kolom Rumah Bolon Toba dibuat dari gelondongan kayu keras, kayu yang digunakan adalah kayu poki, dibuat dengan sistem kunci antar kayu dengan pasak. Jarak antar tiang yaitu 90-100 cm. berdiri di atas batu pondasi dengan struktur yang fleksibel sehingga tahan terhadap gempa..

Gambar 4.22. Tiang Rumah Bolon Toba

Gambar 4.23. Struktur tiang Rumah Bolon Toba

Bentuknya bulat dengan ukuran diameter sekitar 30 – 50 cm. Tiang-tiang hanya pada sisi-sisinya saja sehingga membuat ruang kosong di tengah.

Ruang kosong tersebut digunakan sebagai tempat hewan ternak.

3. Galang / Balok Lantai

Galang atau balok lantai Rumah Bolon Toba terbuat dari kayu balok berbentuk persegi yang kuat dan keras. Galang dipasang di atas tiang pondasi kayu, pada tiang pondasi dibuat coakan sebagai dudukan galang yang menipang lantai bangunan. Ukuran galang atau balok lantai pada bangunan Rumah Bolon Toba berkisar 10 x 20 cm dengan panjang mengikuti panjang bangunan.

Gambar 4.24. Galang/ Balok Lantai Rumah Bolon Toba

4. Dinding

Dinding pada rumah batak toba dibuat sedikit miring, agar angin mudah masuk. Dinding memiliki ketebalan 4 – 5 cm pada setiap sisi bangunan Rumah Bolon Toba tidak tegak lurus mengikuti bentuk tiang atau kolom, posisinya miring dan disambungkan antar dinding dengan pasak dan pen dengan sistem bersilang diikat dengan tali yang berbahan ijuk yang disebut tali ret ret.Tali pengikat ini membentuk pola seperti cicak yang mempunyai 2 kepala saling bertolak belakang, maksudnya ialah cicak dikiaskan sebagai penjaga rumah, dan 2 kepala saling bertolak belakang melambangkan semua penghuni.

Gambar 4.25. Dinding Rumah Bolon Tobaa

Gambar 4.26. Struktur dan konstruksi Dinding Rumah Bolon Toba

5. Tangga

Tangga pada Rumah Bolon memiliki anak tangga yang berjumlah ganjil, biasanya berjumlah 5-7anak tangga. Hal ini berdasarkan pada kepercayaan suku Batak toba bahwa angka ganjil adalah angka keberuntungan. Tangga terbuat dari kayu sibagure. Berada di tengah-tengah bagian depan badan rumah, untuk akses masuk atau keluar rumah melaui pintu yang berada di balik dinding harus menunduk.

Gambar 4.27. Tangga Rumah Bolon Toba

6. Lantai

Lantai menggunakan bilahan papan kayu keras yang berukuran 6 x 45 cm, serta panjang menyesuaikan lebar bangunan Rumah Bolon Toba yang disusun sejajar dengan rapi. Penggunaan lantai kayu ini dapat memberikan rasa hangat pada saat malam hari ketika suhu terasa dingin atau disaat musim hujan.

Gambar 4.28. Lantai Rumah Bolon Toba

7. Atap Rumah

Atap Rumah Bolon Toba berbentuk perisai, ide dasar bentuk atap ini adalah dari punggung kerbau, bagian atas bentuknya yang melengkung menambah nilai ke-aerodinamisannya dalam melawan angin danau yang kencang.

Konstruksi atap terdiri dari kuda-kuda, rangka atap, dan penutup atap.

Penutup atap menggunakan material ijuk, yang bahannya mudah didapat didaerah setempat.

Gambar 4.29. Atap Rumah Bolon Toba

Gambar 4.30. Struktur atap rumah adat Toba

Dalam pembuatan rangka atap menggunakan sistem ikat menggunakan tali berbahan ijuk. dari ijuk, pertama-tama melakukan pemisahan antara ijuk-ijuk kecil dan ijuk besar. Ijuk kemudian dibelah menjadi dua. Setelah di potong kemudian digulung. Gulungan ijuk ini lah di pasang pada bagian bagian bangunan atap lainya.

Tabel 4.1. Tabel Pebandingan Struktur dan Konstruksi Rumah Adat Simalungun dan Rumah Adat Toba No Variabel

Sub-Variabel Rumah Adat Simalungun Rumah Adat Toba Perbandingan

1 Struktur

Pondasi

Pondasi yang digunakan adalah jenis umpak yang terbuat dari batu gunung, kayu keras, pakis besar (batang tanggiang), pada bagian depan bangunan pondasi yang digunakan jenis umpak batu gunung berbentuk trapesium 45 x 45 cm dan tabung diameter 45 cm, pondasi menopang Galang utama yang menopang tiang dan kolom.

Menggunakan pondasi umpak batu yang diambil dari sungai yang kuat dan keras disebut ”batu peo‟, menopang tiang kolom, pondasi berbentuk tabung berukuran diameter yang digunakan gunung berbentuk trapesium 45 x

Tiang / kolom

Terdapat 2 tiang yakni tiang pendukung, dan tiang penyanggah.

Tiang pendukung di topang dengan galang/ balok lantai dengan ukuran 15 – 20 cm dan tiang penyanggah sebagai penopang galang yang berdiameter 60 – 70 cm dengan ketinggian 2 m.

Bentuk tiang bulat dengan diameter sekitar 30 – 40 cm. Tiang-tiang berbentuk bulat. Namun ukuran berbeda berbeda, tiang pada Rumah Bolon ditopang oleh pondasi, tiang pada Rumah Bolon Simalungun tiang ditopang oleh galang atau balok lantai.

Galang / cm dengan panjang mengikuti panjang bangunan.

Memiliki bentuk yang berbeda, Rumah Bolon Simalungun

menggunakan galang berbentuk bulat dengan ukuran besar, sedangkan Rumah Bolon Toba sejajar secara vertikal dengan ketinggian 2 m, dan pada bagian bangunan utama dinding berbahan bambu tebal 0,5 cm dengan ketinggian 2 m.

Dinding memiliki ketebalan 4 – 5 cm pada setiap sisi bangunan Rumah Bolon Toba tidak tegak lurus mengikuti bentuk tiang atau kolom, posisinya miring dan disambungkan antar dinding dengan pasak dan pen dengan sistem bersilang diikat dengan tali yang berbahan rotan atau ijuk yang disebut tali ret ret.

Struktur dinding berbeda,

Rumah Bolon

Simalungun disusun secara vertikal sejajar dengan tiang kolom dengan sistem ikat menggunakan tali ijuk, sedangkan dinding Rumah Bolon Toba disusun dengan posisi miring menggunakan sistem persambungan pasak dan pen.

Tangga

Tangga pada Rumah Bolon Simalungun terbuat dari kayu jaman dahulu disebut andar rassang. Terdapat pegangan tangan yang terbuat dari rotan, yang digantungkan di tengah-tengah tangga. Ketinggian tangga 175 – 200 cm. Lebar tangga 1,3 m dengan ketebalan balok penyangga tangga 4 cm dan anak tangga berukuran 4 x 25 tangga, material yang digunakan ialah kayu sibagure. Lebar tangga 1 m dengan ketebalan balok penyangga tangga 8 cm dan anak tangga memiliki ketinggian 150 – 175 cm, sedangkan

Terbuat dari bilahan-bilahan papan yang cukup tebal dan kuat dengan ketebalan 4 x 25 cm. Disususn dengan rapi tanpa menggunakan paku atau perekat lainnya. dipisah dengan lorong pada ruang utama dengan elevasi lorong lebih rendah 50 – 60 cm, lantai lorong utama mengunakan material

Lantai menggunakan bilahan papan kayu keras yang berukuran tebal 5 x 30 cm, serta panjang menyesuaikan lebar bangunan Rumah Bolon Toba yang disusun sejajar dengan rapi.

Peletakan lantainya sama dengan sistem tersusun dan sejajar di atas galang/balok lantai tanpa paku. Sistem struktur penyangga lantai pada

Rumah Bolon

Simalungun terdapat banyak lapisan, sedang Rumah Bolon Toba hanya ditopang oleh balok lantai

Atap rumah

Berbentuk dasar pelana pada atap bagian depan bentuk atap ini mirip seperti atap rumah adat karo, dan berbentuk perisai pada bagian belakang. Memiliki ketinggian atap 6 - 7 m.

Atap Rumah Bolon Toba berbentuk perisai, dasar bentuk atap ini adalah dari punggung kerbau, ketinggian atap 4 - 5 m.

Menggunakan konsep bentuk atap yang sama yakni dengan bentuk perisai dengan filosopi tantuk kerbau, struktur rangka atap sama, berbeda pada struktur kuda-kuda. Atap Rumah Bolon Simalungun Lebih Tinggi dibandingkan dengan atap Rumah Bolon Toba.

3 Konstruksi

Pondasi

Pondasi menopang Galang utama yang menopang tiang dan kolom, galang diletakkan pada coakan pondasi sebagai dudukan dan kuncian. Pondasi menggunakan material batu gunung.

Pondasi menopang tiang dan kolom, diletakkan pada coakan pondasi sebagai dudukan dan kuncian.

Material pondasi ini menggunakan batu sungai.

konstruksinya berbeda, pada Rumah Bolon Simalungun pondasi menyanggah galang dan galang menopang tiang, sedangkan Rumah Bolon Toba pondasinya langsung menopang tiang/kolom. Penggunaan material yang digunakan sama.

Tiang / kolom

Konstruksi tiang terdiri dari tiang-tiang penyanggah dan tiang-tiang-tiang-tiang pendukung, tiang pendukung diletakkan pada pangkal atau ujung

Konstruksi tiang terdiri dari tiang-tiang penyanggah dan tiang-tiang-tiang-tiang pendukung, tiang pendukung diletakkan pada pangkal atau ujung

Dokumen terkait