• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

BAB III METODE PENELITIAN

4.2 Karakteristik Sampel

4.2.4. Karakteristik Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota dalam suatu rumah tangga akan sangat mempengaruhi dala m pembelian dan mengkonsumsi pangan suatu rumah tangga tersebut. Adapun karakteristik sampel berdasarkan jumlah anggota keluarga di kecamatan Medan Belawan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Karakteristik Berdasarkan Jumlah anggota keluarga

No Jumlah anggota keluarga (Orang) Jumlah (KK) Persentase (%)

1 < 4 26 28,82

2 4 32 35,64

3 > 4 32 35,54

Total 90 100,00

Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.10 di atas diketahui bahwa jumlah anggota rumah tangga di kecamatan Medan Belawan paling banyak yaitu >4 orang sebesar 32 KK atau sekitar 35,64% dari keseluruhan sampel.

49

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pangsa Pengeluaran Pangan

Salah satu indikator ketahanan pangan dapat dilihat dari pangsa pengeluaran pangan.

Hukum Working 1943 yang dikutip oleh Pakpahan dkk. (2013) menyatakan bahwa pangsa pengeluaran pangan mempunyai hubungan negatif dengan pengeluaran rumah tangga, sedangkan ketahanan pangan mempunyai hubungan yang negatif dengan pangsa pengeluaran pangan. Hal ini berarti semakin besar pangsa pengeluaran pangan suatu rumah tangga semakin rendah ketahanan pangannya. Dengan rumus persamaan

𝑷𝑭 =

𝑷𝑷

𝑻𝑷 x 100%

𝑷𝑭 =

𝑅𝑝.67.600.000

𝑅𝑝.88.930.000 x 100%

𝑷𝑭 = 0,76014 x 100% = 76,01 %

Apabila menggunakan indikator ekonomi, dengan kriteria apabila pangsa atau persentase pengeluaran pangan rendah (≤ 60 % pengeluaran total) maka kelompok rumah tangga tersebut merupakan rumah tangga tahan pangan. Sementara itu apabila pangsa atau pengeluaran pangan tinggi (> 60 % pengeluaran total) maka kelompok rumah tangga tersebut merupakan rumah tangga rawan pangan (Pakpahan dkk, 2013).

Sesuai dengan kriteria yang dinyatakan oleh Pakpahan dkk (2013), rumah tangga miskin didaerah penelitian ini tergolong rawan pangan (tidak tahan pangan) karena pengeluaran pangan rumah tangga miskin di kecamatan Medan Belawan masih besar

dibandingkan pengeluaran non pangan. Dimana rata pangsa pengeluaran pangan rumah tangga miskin di kecamatan Medan Belawan adalah sebesar 76,3%, ini menunjukka n bahwa pengeluaran pangan rumah tangga miskin di kecamatan Medan Belawan > 60%

dari pengeluaran total rumah tangga (lampiran 5).

5.2 Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Dilihat dari histogramnya memiliki kurva yang simetris seperti berikut ini :

Gambar 5.1 Histogram Normalitas

Berdasarkan Gambar 5.1 di atas, terlihat secara jelas bahwa histogramnya memilik i kurva yang simetris, dari itu maka dpat disimpulkan bahwa seluruh datanya berdistribusi normal.

Gambar 5.2 Grafik Normal P Plot

Selain itu berdasarkan grafik normal plot pada Gambar 5.2 berikut ini menunjukka n bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengik ut i arah garis diagonal sehingga memenuhi asumsi normalitas.

b. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolonieritas, dengan melihat nilai tolerance dan Variance InflationFactor (VIF) pada model regresi.

Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada nilai variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada kolerasi antar variabel independen. Jelasnya terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 5.1 Hasil Uji Multikolonieritas

M odel

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Tingkat Pendidikan .975 1.026

Pekerjaan Kepala Keluarga .917 1.091

Pendapatan .730 1.369

Jumlah Anggota Keluaga .677 1.476

BPNT .850 1.177

a. Dependent Variable: . Ketahanan Pengan

Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada nilai variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, dari hasil uji multikolinearitas bahwa semua data (variabel) menunjukkan VIF < 10 dan variables tolerence > 0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel tidak terjadi Multikolinearitas.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

Gambar 5.3 Scatterplot

Berdasarkan Gambar 5.3 di atas, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisita s pada model regresi. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini layak digunakan.

d. Uji Auto Korelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penggunaa pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Tabel 5.2 Hasil Uji Autokolerasi

M odel

a. Predictors: (Constant), BPNT, Pendapatan, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan Kepala Keluarga, Jumlah Anggota Keluarga

b. Dependent Variable: Ketahanan Pangan

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS version 20.0 seperti yang ada pada tabel 5.2, dimana jumlah responden sebanyak 90 responden dan variabel indepenen (X) = 5 diperoleh nilai dL = 1,5420 dan nilai DW sebesar 2.357> batas atas dU 1,7758 dan kurang dari (4- dU) = 2.458 dengan demikian maka tidak terdapat auto korelasi dalam penelitian ini.

5.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Pada dasarnya analisis regresi digunakan untuk memperoleh persamaan regresi dengan cara memasukkan perubah satu demi satu, sehingga dapat diketahui pengaruh yang paling kuat hingga yang paling lemah. Untuk menentukan persamaan regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.3 Hasil Uji Regresi

oefficientsa

M odel Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 818333.148 61571.421 13.291 .000

Tingkat Pendidikan -7176.726 3737.096 -.182 -1.920 .058

Pekerjaan Kepala Keluarga 40437.388 22662.323 .175 1.784 .078

Pendapatan .069 .022 .341 3.114 .003

Jumlah Anggota Keluarga -17034.728 12409.343 -.156 -1.373 .173

BPNT 23478.420 23491.006 .102 .999 .320

a. Dependent Variable: Ketahanan Pangan

Berdasarkan Tabel 5.3 di atas diketahui bahwa nilai koefisien dari persamaan regresi dari output didapatkan model persamaan regresi:

Y = 818333,148 – 7176,726X1+ 40437,388D1+ 0,069 X3-17034,728X4+23478,420D2

Hasil persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 818333,148 artinya efek yang ditimbulkan variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 818333,148, jika variabel independen dianggap konstan atau = 0, maka ketahanan pangan konstan sebesar sebesar 818333,148.

Koefisien regresi variabel tingkat pendidikan ibu rumah tangga (X1) sebesar -7176,726, artinya bahwa jika tingkat pendidikan ibu rumah tangga mengalami penurunan 1 tahun, maka pangsa pengeluaran pangan atau ketahanan pangan (Y) akan mengala mi penurunan sebesar 7.17% dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.

Koefisien regresi variabel pekerjaan Kepala Keluarga (D1) diperoleh nilai sebesar 40437,388.Pada variabel bebas ini dikategorikan dalam 2 jenis yaitu sektor nelayan dan sektor non nelayan, dimana sektor nelayan dilambangkan dengan angka 1 dan sektor non nelayan dilambangakan dengan 0. Dari nilai yang diperoleh dari hasil regresi pada kolom Unstandardized Coefficients(B) diperoleh nilai 40437,388, nila i tersebut bertanda positif yang menunjukkan bahwa sektor nelayan lebih berpengaruh terhadap ketahanan pangan dari pada non nelayan. artinya jika terjadi peningkatan hasil tangkap dari nelayan 1%, maka ketahanan pangan (Y) akan mengalami peningka ta n sebesar 4.04% jika dibandingkan dengan sektor non nelayan.

Koefisien regresi variabel pendapatan (X3) sebesar 0,069 artinya jika pendapatan mengalami peningkatan 1.000.000, maka ketahanan pangan (Y) akan mengala mi peningkatan sebesar 0,069%

Koefisien regresi variabel Jumlah anggota keluarga (X4) 17034,728 bertanda kurang artinya jika jumlah anggota keluarga mengalami peningkatan atau penambahan 1 anggota keluarga baru, maka ketahanan pangan (Y) akan mengala mi penuruna n sebesar 17.03% dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.

Koefisien regresi variabel penerima BPNT (D2) sebesar 23478,420. Pada variabel bebas ini dikategorikan dalam 2 jenis yaitu penerima BPNT dan sektor non penerima BPNT, dimana penerima dilambangkan dengan angka 1 dan non penerima BPNT dilambangakan dengan 0. Dari hasil atau nilai Unstandardized Coeficient (B) yang diperoleh sebesar 23478,420, ini menunjukkan bahwa selisih antara rumah tangga penerima BPNT dan Rumah tangga non penerima BPNT adalah sebesar 23.478,420, dimana nilai tersebut bersifat positif. hal ini menunjukkan bahwa ketahana pangan rumah tangga penerima BPNT lebih berpengaruh terhadap pangsa pengeluaran pangan dari pada rumah tangga non penerima BPNT.

5.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independenseca ra serentak terhadap variabel dependen.Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variabel mampu menjelaskan variabel dependen. Pengujian atau analisis statistik terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan melalui uji:

a. Uji koefisien determinasi ( )

Tabel 5.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Dari hasil

pengolahan data diperoleh R Square (R2) sebesar0,262, Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (pendidikan ibu rumah tangga, pekerjaan Kepala Keluarga, pendapatan, jumlah anggota keluargadan rumah tangga penerima BPNT) terhadap variabel dependen(ketahanan pangan).sebesar 26,2%., sisanya 73,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukka n dalam model penelitian ini.

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t berguna untuk menguji pengaruh dari masing- masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing- masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Dari hasil olah data diperoleh nilai t hitung variabel tingkat pendidikan ibu rumah tangga 1,920, lebih kecil dari nilai t tabel 1,989. Dari itu dapat disimpulkan bahwa Ho

diterima dan H1 ditolak, artinya variabel pendidikan ibu rumah tangga secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan.

Nilai t hitung variabel pekerjaan Kepala Keluarga sebesar 1,787< t tabel 1,989. maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama ditolak, artinya tidak ada pengaruh

M odel Summaryb

M odel R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .512a .262 .218 102701.191

a. Predictors: (Constant), BPNT, Pendapatan, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan Kepala Keluarga, Jumlah Anggota Keluarga

b. Dependent Variable: Ketahanan Pangan

pekerjaan Kepala Keluarga terhadap ketahanan pangan. hal ini dikarenakan tingkat pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan Kepala Keluarga tersebut masih tergolong sangat rendah jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk keperluan pangan rumah tangganya.

Nilai t hitung untuk variabel pendapatan sebesar 3,114> t tabel 1,989, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. variabel pendapatan secara parsial berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan. Artinya terjadinya peningka ta n pendapatan pada rumah tangga akan mendorong rumah tangga untuk melakuka n pengeluaran pangan dengan jumlah yang lebih besar. Dengan kata lain meningkat nya pendapatan, kuantitas pangan yang di beli akan lebih mencukupi dan kualitas pangan akan lebih baik. Sehingga ketahanan pangan rumah tangga akan lebih terjamin.

Nilai t hitung untuk variabel jumlah anggota keluarga sebesar 1,373< t tabel 1,989. hal ini memperlihatkan bahwa secara pasial tidak ada pengaruh secara nyata terhadap pengeluaran pangan. Pengertian tidak berpengaruh secara nyata maksudnya walau nila i yang dikeluarkan tetap sama tetapi kuantias dapat meningkat tetapi kualitas yang dibeli mengalami penurunan, akibatnya dapat menyebabkan ketahanan pangan rumah tangga tersebut dalam resiko rawan pangan.

Nilai t hitung variabel keluarga atau rumah tangga penerima BPNT sebesarr 0,102< t tabel 1,989. Secara parsial pasial tidak ada pengaruh secara nyata terhadap ketahanan pangan. Dalam penelitian ini Rumah tangga miskin dikategorikan dalam dua kategori, yaitu rumah tangga miskin penerima BPNT dan non penerima BPNT dalam jumla h

yang sama. Dikarenakan jumlah atau nilai yang diterima rumah tangga penerima BPNT setiap bulannya cukup kecil, yaitu sebesar Rp. 150.000.

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama atau simultan variabel independen terhadap variabel dependen atau terikat. Kriteria yang digunakan adalah apabila probabilitas > 0,05 maka Ho diterima sedangkan sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.

Tabel 5.5 Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

M odel Sum of Squares df M ean Square F Sig.

1 Regression 314735974247.538 5 62947194849.508 5.968 .000b

Residual 885992914641.351 84 10547534698.111

Total 1200728888888.890 89

a. Dependent Variable: Ketahanan Pangan

b. Predictors: (Constant), BPNT, Pendapatan, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan Kepala Keluarga, Jumlah Anggota Keluarga

Berdasarkan Tabel 5.5 di atas diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0.000 atau lebih kecil dari nilai probabilitas (p-value) 0.05 (0,000< 0.05), ini berarti bahwa variabel independen yaitu (tingkat pendidikan ibu rumah tangga, pekerjaan Kepala Keluarga, pendapatan, jumlah anggota keluarga dan rumah tangga penerima BPNT) secara bersama-sama mempunyai pengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel dependen (ketahanan pangan).

61 5.5 Pembahasan

Penelitian bertujuan untuk mengetahui persentase pengeluaran pangan pada rumah tangga miskin penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Medan Belawan.dan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh faktor pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga yang mempengaruhi ketahanan pangan pada rumah tangga miskin penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Medan Belawan. Penelitan.

Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Pada dasarnya analisis regresi digunakan untuk memperoleh persamaan regresi dengan cara memasukkan perubah satu demi satu, sehingga dapat diketahui pengaruh yang paling kuat hingga yang paling lemah. Dimana dalam hal ini terdapat beberapa variabel seperti, tingkat pendidikan ibu rumah tangga (X1), pekerjaan kepala keluarga (D1), pendapatan (X3), penerima BPNT dann penerima BPNT (D2) Untuk menentuka n persamaan regresi dapat dilihat bahwa :

Y = 818333,148 – 7176,726X1+ 40437,388D1+ 0,069 X3-17034,728X4+23478,420D2.

Hasil persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 818333,148artinya efek yang ditimbulkan variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 818333,148, jika variabel independen dianggap konstan atau = 0, maka ketahanan pangan konstan sebesar sebesar 818333,148.

5.5.1 Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga (X1)

Koefisien regresi variabel tingkat pendidikan ibu rumah tangga (X1) sebesar -7176,726, artinya bahwa jika tingkat pendidikan ibu rumah tangga mengalami penurunan 1 tahun, maka pangsa pengeluaran pangan atau ketahanan pangan (Y) akan mengala mi penurunan sebesar 7.17% dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.

Dari hasil olah data diperoleh nilai t hitung variabel tingkat pendidikan ibu rumah tangga 1,920, lebih kecil dari nilai t tabel 1,989. Dari itu dapat disimpulkan bahwa Ho

diterima dan H1 ditolak, artinya variabel pendidikan ibu rumah tangga secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan.

5.5.2 Pekerjaan Kepala Keluarga

Koefisien regresi variabel pekerjaan Kepala Keluarga (D1) diperoleh nilai sebesar 40437,388.Pada variabel bebas ini dikategorikan dalam 2 jenis yaitu sektor nelayan dan sektor non nelayan, dimana sektor nelayan dilambangkan dengan angka 1 dan sektor non nelayan dilambangakan dengan 0. Dari nilai yang diperoleh dari hasil regresi pada kolom Unstandardized Coefficients(B) diperoleh nilai 40437,388, nila i tersebut bertanda positif yang menunjukkan bahwa sektor nelayan lebih berpengaruh terhadap ketahanan pangan dari pada non nelayan. artinya jika terjadi peningkatan hasil tangkap dari nelayan maka ketahanan pangan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 4.04% jika dibandingkan dengan sektor non nelayan.

Nilai t hitung variabel pekerjaan Kepala Keluarga sebesar 1,787< t tabel 1,989. maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama ditolak, artinya tidak ada pengaruh pekerjaan Kepala Keluarga terhadap ketahanan pangan. hal ini dikarenakan tingkat

pendapatan yang dihasilkan dari pekerjaan Kepala Keluarga tersebut masih tergolong sangat rendah jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk keperluan pangan rumah tangganya.

5.5.3 Pendapatan

Koefisien regresi variabel pendapatan (X3) sebesar 0,069 artinya jika pendapatan mengalami peningkatan 1.000.000, maka ketahanan pangan (Y) akan mengala mi peningkatan sebesar 0,069%.

Nilai t hitung untuk variabel pendapatan sebesar 3,114> t tabel 1,989, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. variabel pendapatan secara parsial berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan. Artinya terjadinya peningka ta n pendapatan pada rumah tangga akan mendorong rumah tangga untuk melakuka n pengeluaran pangan dengan jumlah yang lebih besar. Dengan kata lain meningkat nya pendapatan, kuantitas pangan yang di beli akan lebih mencukupi dan kualitas pangan akan lebih baik. Sehingga ketahanan pangan rumah tangga akan lebih terjamin.

5.5.4 Jumlah Anggota Keluarga

Koefisien regresi variabel Jumlah anggota keluarga (X4) 17034,728 bertanda kurangartinya jika jumlah anggota keluarga mengalami peningkatan atau penambahan 1 anggota keluarga baru, maka ketahanan pangan (Y) akan mengala mi penuruna n sebesar 17.03% dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.

Nilai t hitung untuk variabel jumlah anggota keluarga sebesar 1,373< t tabel 1,989. hal ini memperlihatkan bahwa secara pasial tidak ada pengaruh secara nyata terhadap

pengeluaran pangan. Pengertian tidak berpengaruh secara nyata maksudnya walau nila i yang dikeluarkan tetap sama tetapi kuantias dapat meningkat tetapi kualitas yang dibeli mengalami penurunan, akibatnya dapat menyebabkan ketahanan pangan rumah tangga tersebut dalam resiko rawan pangan.

5.5.5 Penerima BPNT dan Non penerima BPNT

Koefisien regresi variabel penerima BPNT (D2) sebesar 23478,420. Pada variabel bebas ini dikategorikan dalam 2 jenis yaitu penerima BPNT dan sektor non penerima BPNT, dimana penerima dilambangkan dengan angka 1 dan non penerima BPNT dilambangakan dengan 0. Dari hasil atau nilai Unstandardized Coeficient (B) yang diperoleh sebesar 23478,420, ini menunjukkan bahwa selisih antara rumah tangga penerima BPNT dan Rumah tangga non penerima BPNT adalah sebesar 23.478,420, dimana nilai tersebut bersifat positif. hal ini menunjukkan bahwa ketahana pangan rumah tangga penerima BPNT lebih berpengaruh terhadap pangsa pengeluaran pangan dari pada rumah tangga non penerima BPNT.

Nilai t hitung variabel keluarga atau rumah tangga penerima BPNT sebesarr 0,102< t tabel 1,989. Secara parsial pasial tidak ada pengaruh secara nyata terhadap ketahanan pangan. Dalam penelitian ini Rumah tangga miskin dikategorikan dalam dua kategori, yaitu rumah tangga miskin penerima BPNT dan non penerima BPNT dalam jumla h yang sama. Dikarenakan jumlah atau nilai yang diterima rumah tangga penerima BPNT setiap bulannya cukup kecil, yaitu sebesar Rp. 150.000.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Rumah tangga miskin penerima bantuan pangan non tunai maupun non penerima bantuan pangan non tunai di Kecamatan Medan Belawan tergolong rawan pangan tidak tahan pangan.

2. Pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluarga dan status penerima bantuan secara serempak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap ketahanan pangan di daerah penelitian sedangkan secara parsial hanya pendapatan yang berpengaruh nyata dan signifikan terhadap ketahanan pangan pada rumah tangga miskin penerima Bantuan Pangan Non Tunai.

6.2 Saran

1. Untuk Masyarakat

Diharapkan kepada masyarakat untuk mampu dalam melakukan pengelolaa n pengeluaran dan pemasukan keluarga guna mewujudkan ketahanan pangan dalam rumah tangga.

2. Untuk Pemerintah

Diharapkan melakukan upaya penyuluhan, pemberian modal pinjaman usaha dan sosialisasi kepada para rumah tangga miskin untuk mampu melakuka n inovasi dalam menambah penghasilan rumah tangga dan melakukan upaya bantuan pangan secara merata serta dan objektif guna mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga.

64

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Diharapkan mampu melanjutkan penelitian daerah-daerah yang memilik i tingkat kemiskinan yang tinggi guna mengetahui tingkat ketahanan pangan rumah tangga tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Mewa. 2011. Penguatan Ketahanan Pangan Daerah untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Jurnal, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Agustina, A. S. (2015). Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Berdasarkan Proporsi Pengeluaran Pangan dan Konsumsi Energi. Jurnal Agrisep Vol 16.

No. 1, 20-34

Badan Ketahanan Pangan Kota Medan. 2015. Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Supply Pangan Kota Medan. Medan.

Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2018. Kota Medan Dalam Angka 2018.

Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2019. Kota Medan Dalam Angka 2019

Bappenas, 2014. Rencana Strategik Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia.

Jakarta.

BPS.2015. Indikator Kesejahteraan Rakyat. Medan.

Citra, S. (2014). Kajian Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Dalam Rangka Mengurangi Rawan Pangan di Kota Bandar Lampung. Tesis Program Pascasarjana Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Emenda, S.F.S. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin Di Medan. Program Studi Ekonomi Pembanguna n Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Universitas Dipenogoro

Hanafie, R. 2011. Pengantar Ekonomi Pertanian. C.V. Andi Offset. Yogyakarta.

Hariyani, K. S. 2016. Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Miskin. Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Juliana, F.S. 2011. Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Medan Tuntungan. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

KEMENSOS, 2018. Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).Kementrian Sosial Republik Indonesia. Jakarta

Pakpahan, A; H.P. Saliem, S.H. Suhartini dan N. Syafa'at. 2013. Penelitian Tentang Ketahanan Pangan Masyarakat Berpendapatan Rendah. Monograph Series No.14. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.

Purwaningsih, Y., Slamet Hartono, Masyuhri. 2014. Pola Pengeluaran Rumah Tangga Menurut Tingkat Ketahanan Pangan di Propinsi Jawa Tengah. Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Purwantini, Tri., Handewi P. S. Rachman dan Yuni Marisa. 2011. Analisis Ketahanan Pangan Regional dan Tingkat Rumah Tangga (Studi Kasus di Provinsi Sumatera Selatan). Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sugiono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Susilowati, H. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Srandakan Bantul. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Taufik, R.H. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Kopi Sipirok (Studi Kasus: Kelurahan Patau Sorat, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan). Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Waluyo, E. 2012. Teori Ekonomi Makro Edisi 2. Universitas Muhammadiyah. Malang

No

Lanjutan Lampiran 1. Tabulasi Data Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Medan Belawan

No

Lampiran 2. Tabulasi Pengeluaran Pangan No

Sampel a b c d e f g h i j Total

1 125000 45000 200000 35000 15000 50000 60000 40000 100000 75000 745000

2 140000 50000 225000 40000 0 65000 55000 40000 85000 65000 765000

3 145000 50000 240000 40000 25000 40000 50000 60000 80000 80000 810000

4 155000 50000 255000 40000 25000 40000 50000 45000 100000 65000 825000

5 165000 55000 220000 40000 20000 45000 50000 45000 100000 65000 805000

6 175000 35000 215000 45000 20000 45000 50000 45000 100000 65000 795000

7 115000 25000 195000 45000 0 65000 45000 60000 80000 65000 695000

8 175000 40000 215000 45000 15000 45000 50000 55000 100000 45000 785000

9 155000 35000 255000 40000 25000 40000 55000 45000 100000 65000 815000

10 105000 15000 145000 45000 0 35000 45000 30000 60000 65000 545000

11 165000 50000 255000 40000 25000 55000 50000 45000 100000 60000 845000

12 165000 50000 245000 40000 25000 65000 50000 55000 100000 65000 860000

13 145000 35000 225000 30000 25000 65000 50000 45000 100000 70000 790000

14 160000 45000 215000 30000 25000 80000 40000 70000 85000 70000 820000

15 115000 30000 170000 35000 0 50000 40000 45000 0 50000 535000

16 210000 45000 185000 30000 25000 80000 40000 70000 85000 70000 840000

17 175000 40000 165000 45000 30000 65000 55000 65000 75000 65000 780000

18 195000 50000 170000 45000 30000 65000 45000 65000 80000 75000 820000

19 205000 30000 190000 45000 20000 75000 45000 65000 100000 65000 840000

20 235000 20000 205000 40000 15000 55000 45000 50000 115000 65000 845000

21 180000 20000 170000 40000 15000 50000 45000 45000 100000 45000 710000

22 200000 40000 165000 40000 20000 50000 50000 55000 100000 55000 775000

23 170000 35000 185000 45000 0 30000 50000 55000 85000 60000 715000

24 165000 35000 165000 45000 0 30000 50000 55000 0 60000 605000

25 215000 55000 230000 45000 25000 50000 50000 55000 0 65000 790000

Lanjutan Lampiran 2. Tabulasi Pengeluaran Pangan No

Sampel a b c d e f g h i j Total

26 185000 45000 195000 50000 20000 45000 50000 55000 0 50000 695000

27 255000 30000 200000 40000 15000 50000 45000 45000 100000 55000 835000

28 180000 35000 185000 45000 0 55000 50000 55000 80000 60000 745000

29 275000 30000 175000 40000 15000 35000 45000 45000 110000 45000 815000

30 205000 55000 190000 45000 25000 50000 50000 55000 0 65000 740000

31 215000 45000 195000 40000 25000 35000 45000 45000 75000 45000 765000

32 200000 45000 185000 40000 25000 35000 45000 45000 0 55000 675000

33 220000 40000 195000 40000 25000 35000 45000 45000 75000 45000 765000

34 275000 30000 180000 40000 15000 35000 45000 45000 100000 45000 810000

35 180000 45000 185000 40000 15000 35000 45000 45000 0 35000 625000

36 150000 30000 120000 30000 0 25000 45000 35000 50000 35000 520000

37 265000 30000 220000 40000 15000 50000 45000 55000 100000 55000 875000

38 205000 35000 195000 45000 25000 50000 50000 55000 0 45000 705000

39 265000 30000 200000 40000 30000 35000 45000 65000 100000 45000 855000

40 195000 45000 175000 50000 25000 55000 45000 55000 50000 55000 750000

41 265000 30000 220000 40000 30000 35000 45000 65000 100000 45000 875000

42 190000 30000 170000 30000 0 25000 35000 35000 0 35000 550000

43 200000 35000 165000 40000 25000 35000 45000 45000 80000 45000 715000

44 185000 35000 145000 40000 25000 35000 45000 55000 0 55000 620000

45 195000 45000 175000 50000 25000 55000 35000 40000 100000 50000 770000

46 205000 45000 180000 50000 25000 55000 35000 40000 100000 50000 785000

47 215000 45000 180000 50000 25000 55000 50000 40000 100000 50000 810000

48 215000 35000 160000 50000 20000 55000 50000 40000 100000 40000 765000

49 210000 45000 180000 50000 25000 55000 50000 40000 100000 50000 805000

50 215000 35000 200000 40000 25000 35000 55000 65000 0 55000 725000

Lanjutan Lampiran 2. Tabulasi Pengeluaran Pangan

Lanjutan lampiran 2. Tabulasi Pengeluaran Pangan No

Sampel a b c d e f g h i j Total

81 155000 35000 180000 40000 15000 60000 40000 60000 50000 45000 675000

82 210000 35000 180000 40000 15000 60000 40000 50000 0 45000 720000

83 190000 35000 170000 40000 25000 45000 35000 65000 80000 35000 800000

84 215000 35000 230000 40000 20000 40000 35000 45000 100000 40000 740000

85 200000 35000 205000 40000 25000 45000 35000 40000 80000 35000 795000

86 200000 35000 225000 40000 25000 60000 35000 60000 80000 35000 625000

87 155000 35000 150000 40000 0 60000 40000 60000 50000 35000 810000

88 225000 35000 230000 40000 20000 40000 35000 45000 100000 40000 785000

89 215000 35000 200000 40000 25000 35000 55000 65000 80000 35000 835000

90 230000 45000 190000 50000 25000 55000 50000 40000 100000 50000 720000

*) Keterangan huruf pada tabel lampiran 2 :

a. Padi-padian : Beras, Jagung, Gandum(Rp/Bulan)

b. Umbi-umbian : Ubi Jalar, Ubi Kayu, Sagu, Kentang, Talas, Bawang Merah, Bawang Putih(Rp/Bulan) c. Pangan Hewani : Daging, Telur, Susu, Ikan(Rp/Bulan)

d. Minyak dan Lemak : Minyak Goreng(Rp/Bulan) e. Buah dan Biji Berminyak : Kelapa, Kemiri(Rp/Bulan)

f. Kacang-kacangan : Kedelai, Kacang tanah, Kacang hijau, Tahu, Tempe(Rp/Bulan) g. Gula : Gula Putih, Gula Merah(Rp/Bulan)

h. Sayur dan Buah(Rp/Bulan) i. Sirih(Rp/Bulan)

j. Lain-Lain : Tomat, Cabe, Rempah-rempah, Garam, Kecap, Teh, Kopi(Rp/Bulan)

Lampiran 3. Tabulasi Pengeluaran Non Pangan No

Lampiran 3. Tabulasi Pengeluaran Non Pangan No

Dokumen terkait