• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII MASYARAKAT BAHASA

2. Variasi Bahasa

3. Kemukakan kelebihan dan kekurangan variasi

bahasa lisan dan bahas tulis?

4. Berikan contoh variasi bahasa ragam beku (frozen)?

5. Jelaskan perbedaan dialek dan idialek berserta contohnya?

172

INDEKS

A Arbitrer 15,17,18,21,24 Asimilasi 39, 61 62 Auditoris 42, 74 Artikulasi 49,50 Alomorf 82, 83 B bahasa,17, 18, 29, 34, 35 C Chaer, 19, 37, 40, 41 D Diakronik, 30 denotatif, 125, 127, 130 dialek 159 derivatif 94 Deskriptif, 75, 130 E Ekspositorik149 F Ferdinand de Saussure,19 fonem 54, 56, 60 fonologis 83, 91, 100 frasa, 102, 103 G Gramatikal,125, 126, 134 Generalisasi 137 H Hortatorik 149, 152 I Ikon, 18, 20 Indeks 21 inflektif 90 intonasi, 105, 107 K kalimat 103, 113, 114 konteks, 112, 113 konvensional17, 18, 24 konotatif, 125, 127

173 Konvensi 25 klausa,110, 111, 112 komposisi 86, 92 L linguistik, 31, 32 leksikal, 23, 31 langue 16 leksem 97, 123, 127 Leksikal 23, 125 M Masyarakat Bahasa,123, 128, 156 morfem, 65 66, 67 morfologis 89, 92, 99, morf, 82,83, 84 N Naratif 149, 154 Nomina 36, 91, 93 O Oral 45, 57 P Produktif, 20, 21 pragmatik, 155 progesif 62, 63 Prefiks64, 85 Peyoratif 139 R register, 162, 165 regresif, 62, 63, 90 reduplikasi 94, 126 referensial 125 128 S semantis, 105,114 suplesi 96 semiotik, 18 Segmental 87, 96 Suprasegmental, 87, 96 Semivokoid 47,49 sintaksis 102,103 T Tarigan145,146

174 V Vokoid, 47, 49 Vokal, 28,47, 96 verba,36,91,96 W Wacana104,117,124,145

175

GLOSARIUM

Arbitrer : Mana suka

Asimilasi : Perubahan bunyi konsonan akibat pengaruh konsonan yang berdekatan

Artikulasi : Lafal pengucapan kata; perubahan rongga dan ruang dalam saluran suara untuk menghasilkan bunyi Bahasa. Alomorf : Anggota morfem yang sama,

yang variasibentuknya disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya. Bilabeal : Dihasilkan dengan

menyempitkan kedua bibir; bunyi atau fonem yang terjadi karena penyempitan kedua bibir

Diakronik : Berkenaan dengan pendekatan terhadap Bahasa dengan melihat perkembangan sepanjang waktu; bersifat historis

176

kelompok kata yang

didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar Bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif. Dialek : Variasi Bahasa yang

berbeda-beda menurut pemakai (misalnya Bahasa dari suatu daerah tertentu, kelompok social tertentu, atau kurun waktu tertentu

Derivatif : Berasal dari kata (yang memperoleh imbuhan) Deskriptif : Bersifat deskripsi; bersifat

menggambarkan apa adanya. Fonem : Satuan bunyi yang berupa

tekanan, nada, atau jeda yang fonemis

Frasa : Gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non predikatif. Gramatikal : Tata Bahasa.

Hortatorik : Ajakan. Jenis Wacana Hortatorik (persuasi) Indeks : Rasio antara dua unsur

177

mungkin menjadi ukuran suatu ciri tertentu.

Inflektif : Perubahan bentuk kata (dalam Bahasa fleksi) yanf

menunjukan berbagai

hubungan gramatikal (seperti deklinasi nomina, pronominal, adjektiva, dan konjungsi verba).

Intonasi : Lagu kalimat

Konteks : Bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat

mendukung atau menambah kejelasan makna.

Konotatif : Makna yang tidak sesuai dengan makna refrennya. Konvensi : (Tentang kata) mempunyai

makna tautan; mengandung konotasi.

Klausa : Satuan gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi kalimat. Kontoid : Bunyi ujar yang pada dasarnya

dihasilkan oleh alat ucap dengan hambatan pada pita suara (digunakan dalam

178

bidang fonetik yang maksudnya sama dengan konsonan dalam bidang fonemik)

Konsonan : Bunyi Bahasa yang dihasilkian dengan menghambat aliran udara pada sala satu tempat di saluran suara di atas glotis Leksikal : Berkaitan dengan kata;

berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosakata. Leksem : Satuan leksikal dasar yang

abstrak yang mendasari pelbagai bentuk kata; satuan terkecil dalam leksikon; lema. Morfem : Satuan bentuk Bahasa terkecil

yang mempunyai makna secara relative stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. Morf : Fonem atau untaian fonem

yang berasosiasi dengan suatu makna

Nomina : Kelas kata yang dalam Bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan

179 kata tidak.

Pragmatik : Berkenaan dengan syarat-syarat yang mengakibatkan serasi tidaknya pemakaian Bahasa dalam komunikasi Peyoratif : Perubahan makna yang

mengakibatkan sebuah ungkapan menggambarkan sesuatu yang lebih tidak enak, tidak baik, dan sebagainya. Prefiks : Imbuhan yang ditambahkan

pada bagian awal sebuah kata dasar atau bentuk dasar; awalan.

Referensial : Hubungan antara referen dan lambing (bentuk Bahasa) yang dipakai untuk mewakilinya. Reduplikasi : Proses atau hasil perulangan

kata atau unsur kata. Segmental : Satuan Bahasa yang

diabstraksikan dari satua kesatuan wicara atau teks. Semiotik : Berhubungan dengan sistem

tanda dan lambang dalam kehidupan manusia.

180

Vokoid : Bunyi ujar yang pada dasarnya dihasilkan oleh alat ucap tanpa hambatan pada pita suara. Verba : Kata yang menggambarkan

proses, perbuatan, atau keadaan; kata kerja

Wacana : Satuan Bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah

181

KUNCI JAWABAN

KUNCI JAWABAN SOAL BAB II

Jawab :

1. Hakikat bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk menyatakan ekspresi, keinginan atau untuk berbicara dengan orang lain. Semakin kita menguasai bahasa tertentu, maka kemampuan berbahasa itu dapat memberikan manfaat positif dalam berkomunikasi. Menurut Harimurti Kridalaksana (2002:20) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.

2. (1) bahasa itu sebuah lambang, (2) bahasa itu sebuah sIstem, (3) bahasa itu berupa bunyi, (4) bahasa itu bersifat arbitrer, (5) bahasa itu bermakna,

(6) bahasa itu bersifat konvensional, (7) bahasa itu produktif,

(8) bahasa itu unik, (9) bahasa itu bervariasi, (10), bahasa itu dinamis, (11) bahasa itu universal,

182

(12) bahasa itu sebagai alat interaksi sosial, (13) bahasa itu manusiawi

3. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi bahasa dapat diartikan bahwa bahasa itu memiliki pola keteraturan dalam setiap bahasa. Unsur-unsur bahasa itu membentuk pola susunan yang teratur yang bersifat tetap dan kemunculannya dapat diprediksi oleh seorang penutur asli bahasa itu. Misalnya dalam bahasa Indonesia, kita menemukan kalimat yang seperti ini:

(4) Dosen saya me….. mahasiswa yang ...lambat masuk …kelas tadi pagi.

(5) Ibu menggoreng ikan di dapur. (2a) Ikan menggoreng ibu di dapur. (6) Ayam itu di kejar-kejar kucing besar

(3a) Kucing ayam di kejar-kejar itu besar.

Secara cepat, kita dapat memastikan bahwa pada kalimat (1) di atas terdapat kata [marahi, ter-, ke] yang merupakan unsur yang membentuk kalimat menjadi sempurna yang bermakna. Kalimat nomor (2) adalah kalimat yang tepat, bahwa ada seorang ibu (perempuan) yang sedang melakukan aktivitas (menggoreng ikan) di dapur. Sedangkan kalimat (2a) tidak berterima dalam bahasa Indonesia, karena seekor ikan tidak akan dapat menggoreng ibu (manusia), walaupun secara struktural tepat. Kalimat (3) merupakan kalimat yang tepat karena sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Dokumen terkait