• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Peran Kelompok Tani

5.2.2 Wahana Kerjasama

pengurus telah memiliki tugas masing – masing, seperti ketua, bendahara, dan sekertaris dengan adanya pembagian tugas maka mereka telah saling kenal, percaya dan mempercayai. Namun ada 3 kelompok tani yang tidak memiliki sekertaris, hal ini mengakibatkan ketua juga merangkap sebagai sekertaris, belum ada anggota yang ingin dan siap bertanggung jawab untuk tugas tersebut.

Menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat.

11 orang memilih kategori tinggi, 7 orang yang memilih kategori rendah.

Ada beberapa pengurus yang kurang percaya diri dalam menyatakan pendapat yang dimilikinya.

”kami hanya datang mendengarkan dan menerima informasi-informasi yang disampaikan ketua kelompok maupun penyuluh”.

(Mina dan Diyyang, wawancara, Agustus 2017).

Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja. 12 orang memilih kategori tinggi dan 6 orang yang memilih rendah. Bagi kelompok tani yang baru, mereka belum bisa membagi pembagian tugas dengan baik karna masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman.

Mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab. Semua pengurus kelompok tani memilih kategori tinggi. Menurut semua pengurus kelompok tani mereka telah mengembangkan kedisiplinan dan tanggung jawab masing-masing yang telah dimiliki

Merencanakan dan melaksanakan musnyawarah. Semua pengurus kelompok tani memilih kategori tinggi. Karena pengurus telah melaksanakan musyawarah setiap musim tanam akan dimulai.

Melaksanakan kerjasama penyedia sarana dan jasa. Semua pengurus kelompok tani memilih kategori tinggi. Kelompok tani di Desa Awolagading telah melaksanakan kerjasama dengan penyedia sarana dan jasa pertanian.

”Kami bisnya memperoleh bantuan bibit dari lembaga pertanian”

(Darisa, wawancara, Agustus 2017). ”Kami telah bekerjasama dengan pengecer pupuk bersubsidi dengan mendatangkan langsung pupuk ke ketua kelompok tani” (Darwis, wawancara, Agustus 2017).

Mengadakan pelestarian lingkungan. Semua pengurus kelompok tani memilih kategori tinggi. Semua orang yang bekerja sebagai petani tentunya telah melakukan pelestarian lingkungan dengan usahataninya.

Mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama.

Semua pengurus kelompok tani memilih kategori tinggi. Menurut semua pengurus kelompok tani mereka telah mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama karena semua keputusan-keputusan yang dibuat dilaksanakan dengan baik.

Menjalin kerja sama/kemitraan dengan pemasaran hasil. Semua pengurus kelompok tani memilih kategori rendah. kelompok tidak bermitra atau menentukan tempat dimana anggotanya dalam memasarkan hasil usahataninya.

”Di Kecamatan Awangpone terdapat banyak pabrik beras yang mampu membeli hasil produksi padi yang diperoleh dengan harga yang bervariasi dan adanya ikatan kepercayaan yang berbeda-beda pada pembeli, sehingga kelompok merasa tidak perlu bermitra pada pedagang pengumpul. Di daerah tersebut juga tidak ada pedagang pengumpul, karena banyaknya pabrik beras sehingga petani dapat menjualnya langsung ke pabrik tanpa perantara pedagang pengumpul”. (Jufri, wawancara, Agustus 2017).

Mengadakan pemupukan modal. 10 orang memilih kategori tinggi, dan 8 orang yang memilih rendah. Untuk dua kelompok yang baru terbentung memang belum pernah mendapatkan bantuan sehingga belum bisa melakukan pemupukan modal.

Secara umum persepsi pengurus kelompok tani terhadap peran kelompok tani dalam wahana kerjasama dapat dikatakan tinggi, karena dalam sepuluh indikator yang harus dicapai dominan memiliki kategori rendah hanya satu indikator yaitu menjalin kerjasama/kemitraan dengan pemasaran hasil. Sembilan indikator dominan memiliki kategori tinggi yaitu menciptakan suasana saling kenal dan saling percaya, menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat, mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja, mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab, merencanakan dan melaksanakan musyawarah, melaksanakan kerjasama penyedia sarana dan jasa, menagadakan pelestarian lingkungan, mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama, dan mengadakan pemupukan modal. Tingkat peran kelompok tani dalam wahana kerjasama untuk pengurus kelompok tani di Desa Awolagading dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Tingkat Peran Kelompok Tani dalam Wahana Kerjasama Menurut Persepsi Pengurus Kelompok Tani di Desa Awolagading, Kecamatan awangpone, Kabupaten Bone, 2017.

No. Skor Interval Jumlah Responden

(orang) Persentase (%)

1. Rendah (11-16) 0 0

3. Tinggi (17-22) 18 100

Jumlah 18 100

Tabel 21 menunjukkan bahwa tidak ada pengurus kelompok tani yang menyatakan peran kelompok tani dalam wahana kerjasama tergolong rendah. dan yang menyatakan bahwa peran kelompok tani dalam wahana kerjasama tergolong tinggi sebanyak 18 orang (100%).

Dapat dikatakan bahwa persepsi tentang tingkat wahana kerjasama pengurus kelompok tani Desa Awolagading tergolong tinggi karena semua pengurus kelompok tani telah menciptakan suasana saling kenal dan saling percaya, mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab, merencanakan dan melaksanakan musyawarah, melaksanakan kerjasama dengan penyedia sarana dan jasa pertanian, mengadakan pelestarian lingkungan, serta mentaati dan melaksanakan kespakatan yang dihasilkan secara bersama-sama.

Persepsi Anggota Kelompok Tani dalam Wahana Kerjasama Untuk mengetahui peran kelompok tani dalam wahana kerjasama khususunya anggota kelompok, terdapat 10 indikator yang perlu dicapai.

Untuk mengetahui tercapainya indikator tersebut, peneliti mengembangkan 10 indikator tersebut dalam bentuk pertanyaan dan melakukan proses wawancara pada 42 orang responden. Hasil wawancara yang diperoleh memiliki skor, kemudian dikategorikan.

Adapun indikator dan jawaban anggota kelompok tani dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 22. Persepsi Anggota Kelompok Tani Terhadap Peran Kelompok Tani Sebagai Wahana Kerjasama di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017.

No Wahana Kerjasama Kategori Jumlah

Responden Tinggi Rendah

1 Menciptakan suasana saling kenal dan

saling percaya 25 17 42

2 Menciptakan suasana keterbukaan dalam

menyatakan pendapat 12 30 42

3 Mengatur dan melaksanakan pembagian

tugas/kerja 25 17 42

4 Mengembangkan kedisiplinan dan rasa

tanggung jawab 25 17 42

5 Merencanakan dan melaksanakan

musyawarah 25 17 42

6 Melaksanakan kerjasama penyedia sarana

dan jasa 25 17 42

7 Mengadakan pelestarian lingkungan 42 - 42

8 Mentaati dan melaksanakan kesepakatan

yang dihasilkan bersama 25 17 42

9 Menjalin kerjasama/kemitraan dengan

pemasaran hasil - 42 42

10 Mengadakan pemupukan modal 9 33 42

Tabel 22, menunjukkan bahwa 25 orang memilih kategori tinggi, dan 17 orang memilih kategori rendah untuk indikator menciptakan suasana saling kenal dan saling percaya. Yang memilih kategori rendah adalah anggota yang tidak mengetahui tentang status mereka yang bergabung kedalam kelompok tani.

Menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat.

12 orang memilih kategori tinggi dan 30 orang memilih kategori rendah.

Banyaknya yang memilih kategori rendah diakibatkan karena kurangnya percaya diri mereka dalam menyatakan pendapat, hal ini juga dapat dilihat dari rendahnya pendidikan mereka, serta kurang aktifnya anggota dalam kegiatan kelompok tani.

Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja, mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab, merencanakan dan melaksanakan musyawarah, melaksanakan kerjasama penyedia sarana dan jasa, melaksanakan kerjasama penyedia sarana dan jasa, mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama.

Kelima indikator tersebut memiliki skor yang sama, yaitu 25 orang memilih kategori tinggi dan 17 orang memilih kategori rendah. Yang memilih kategori rendah adalah anggota yang tidak mengetahui tentang status mereka yang bergabung kedalam kelompok tani.

Mengadakan pelestarian lingkungan. Semua anggota kelompok tani memilih kategori tinggi. Semua orang yang bekerja sebagai petani tentunya telah melakukan pelestarian lingkungan dengan usahataninya.

Menjalin kerja sama/kemitraan dengan pemasaran hasil. Semua anggota kelompok tani memilih kategori rendah. Karena di Kecamatan Awangpone terdapat banyak pabrik beras sehingga petani dapat menjual langsung hasil usahataninya ke pabrik beras.

Mengadakan pemupukan modal. 9 orang memilih kategori tinggi dan 33 orang memilih kategori rendah. Hanya beberapa petani mengatakan adanya pemupukan modal, hal ini diakibatkan karena tingkat kehadiran petani yang rendah dalam pertemuan – pertemuan sehingga tidak mengetahui tentang pemupukan modal tersebut.

Secara umum persepsi anggota kelompok tani terhadap peran kelompok tani sebagai wahana kerjasama dapat dikatakan tinggi, karena dalam sepuluh indikator yang dominan memiliki kategori rendah hanya tiga indikator yaitu menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat, menjalin kerjasama/kemitraan dengan pemasaran hasil, dan mengadakan pemupukan modal. Tujuh indikator dominan memiliki katergori tinggi yaitu menciptakan suasana saling kenal dan saling percaya, mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja, mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab, melaksanakan dan merencanakan musyawarah, melaksanakan kerjasama penyedia sarana dan jasa, mengadakan pelestarian lingkungan, serta mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan. Adapun peran kelompok tani dalam tingkat wahana kerjasama untuk anggota kelompok tani di Desa Awolagading dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Tingkat Peran Kelompok Tani dalam Wahana Kerjasama Menurut Persepsi Anggota Kelompok Tani di Desa Awolagading, Kecamatan awangpone, Kabupaten Bone, 2017.

No. Skor Interval Jumlah Responden

(orang) Persentase (%)

1. Rendah (11-16) 17 41

3. Tinggi (17-22) 25 59

Jumlah 42 100

Tabel 23 menunjukkan bahwa 17 orang (41%) anggota kelompok tani yang menyatakan peran kelompok tani dalam wahana kerjasama tergolong rendah. dan anggota kelompok tani yang menyatakan bahwa peran kelompok tani dalam kelas belajar tinggi sebanyak 25 orang (59%).

Hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa persepsi tentang tingkat

wahana kerjasama Desa Awolagading menurut anggota kelompok tani telah tergolong tinggi karena sebagian besar anggota kelompok tani telah menciptakan suasana saling kenal dan slaing percaya, mengatur dan melaksanakan pembagian tugas, mengembangkan kedisiplinan dan tanggung jawab, merencanakan dan melaksanakan musyawarah, melaksanakan kerjasama dengan penyedia sarana dan jasa pertanian, serta mentaati dan melaksanakan kesepeakatan yang dihasilkan.

Secara umum dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa pengurus kelompok tani Desa Awolagading telah menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya dalam kelas wahana kerjasama karena adanya kesamaan persepsi antara pengurus kelompok tani dan anggota kelompok tani.

Dokumen terkait