• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI

(Studi Kasus di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone)

KASRIANI G211 13 019

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2018

(2)
(3)

PANITIA UJIAN SARJANA PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Judul : PERAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN

PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI

(Studi Kasus di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone)

Nama : Kasriani

N I M : G 211 13 019

TIM PENGUJI

Prof. Dr. Ir. Sitti Bulkis, M.S.

Dr. Ir. Tamzil Ibrahim, M.Si.

Prof. Dr. Ir. Rahim Darma, M.S.

Ir. A. Amrullah, M.Si.

Ir. Nurdin Lanuhu, M.P.

Dr. Ir. Saadah, M.Si.

Tanggal Ujian: Februari 2018

(4)

ABSTRAK

Peran Kelompok Tani Dalam Menigkatkan Produktivitas Tanaman Padi

(Studi Kasus di Desa Awolagading Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone)

1Kasriani, 2 Sitti Bulkis, 2Tamzil Ibrahim

1Mahasiswa, 2Dosen Program Studi Agribisnis Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin

Makassar, Sulawesi Selatan 90245 Email : Kasriani15@yahoo.com

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kondisi lingkungan, dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Peran kelompok tani merupakan media belajar organisasi dan kerjasama antar petani. Semua petani harus bergabung kedalam kelompok tani untuk memenuhi kebutuhan usahataninya. Partisisipasi anggota kelompok tani dalam mengikuti kegiatan kelompok tani sangat mempengaruhi produktivitas tanaman padi. Terdapat (3) tiga aspek peran yang harus dijalankan kelompok tani agar tujuannya tercapai yaitu kelas belajar, wahana kerjasama, dan unit produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kelompok tani dalam memfasilitasi petani dan hubungan peran kelompok tani dengan produktivitas tanaman padi. Tempat penelitian yang dipilih adalah Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone. Adapun sampel pada penelitian ini yaitu 7 (tujuh) kelompok tani yang berjumlah 60 (enam puluh) orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok tani telah menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya karena kelompok tani telah menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya karena peran kelompok tani sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, dan unit produksi menurut persepsi pengurus kelompok tani untuk kategori tinggi sebanyak 100%, peran kelompok tani sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, dan unit produksi menurut persepsi anggota kelompok tani untuk kategori rendah sebanyak 41% dan tinggi sebanyak 59%.

Terdapat hubungan yang signifikan antara peran kelompok tani dan produktivitas tanaman padi karena pengurus kelompok tani telah mengajak dan memotivasi anggota kelompok tani untuk ikut aktif dalam kegiatan kelompok tani dan peran kelompok tani sangat mempengaruhi produktivitas karena yang bergabung dalam kelompok tani akan mudah memperoleh sarana produksi.

Kata kunci : Kelompok Tani, Peran Kelompok Tani, Produktivitas Padi.

(5)

ABSTRACT

Role of Farmer Group in Increasing Rice Productivity

(Case Study in Awolagading Village, Awangpone Sub-District, Bone

District)

1Kasriani, 2 Sitti Bulkis, 2Tamzil Ibrahim

1Students, 2Lecturer of Agribusiness Program Social Economy Agriculture Departement Agriculture Faculty, Hasanuddin University

Makassar, South Sulawesi 90245 Email : Kasriani15@yahoo.com

Farmer Group is a number of farmers that formed of similarity, interest, environmental conditions, and intimacy to improve and develop the businesses.

Participation of the farmer’s that involved in many program of group greatly affect rice productivity. There are three aspects of the roles that must be implemented in group to achieve its goals they are learning classes, cooperation

rides

, and production units. This study aims to know the role of group to facilitating farmers and the relationship between the roles and rice productivity. This research did in Awolagading Village, Awangpone Sub-District, Bone Districts. There were seven farmer groups that included sixty farmers. The results showed that the group of farmers performed their tasks according to its role because the role of the farmer group as a study class, cooperation rides and production unit according to the perception of the group of farmers for the high category up to 100%, the role of the farmer group as learning class, cooperation rides, and production unit according to the perception of the farmer group member for the lower category as much as 41% and high as 59%. There was a significant relationship between the role of farmer group and the productivity of rice crops because the management of group have invited and motivated the farmers to participate actively in farmer group activities and the role of farmer groups greatly affects productivity because the farmer group will get production facilities easy.

Keywords: Role of Farmer Group, Farmer Group, Rice Productivity

(6)

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Kasriani

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Componge, 09 April 1995 Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Tinggi, Berat Badan : 155 cm, 53 kg

Agama : Islam

Alamat : Jl. Abdul Kadir Dg. Suro, Samata

Telepon : 082 293 275 848

Email : kasriani15@yahoo.com

Nama Orang Tua

a. Ibu : ST. Fatimah

b. Ayah : Kamaruddin

Latar Belakang Pendidikan Formal

2001 – 2007 : SD Negeri 49 Lappo Ase 2007 – 2010 : SMP Negeri 4 Watampone 2010 – 2013 : SMA Negeri 1 Awangpone 2013 – 2018 : Universitas Hasanuddin

(7)

Non Formal/Training-Seminar

1. Kuliah Kerja Nyata Universitas Hasanuddin Tahun 2016 2. Kurma (Kader Muda Generasi Madani) Tahun 2013

3. Pelatihan Kepanitiaan “Menguatkan Kapasitas Berbekal Kreatifitas Menuju Kualitas Lembaga” Tahun 2014

4. Gelar Diskusi Agenda Ekonomi Sulawesi Selatan 2025 Tahun 2017 5. Manajemen Perbankan Syariah Tahun 2016.

6. Perjalanan Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2016 7. Pasar Modal Syariah Tahun 2016.

8. Revolusi Pola Pikir Pembangunan Pertanian Indonesia Menuju Swasembada Pangan Tahun 2015.

9. Menyikapi Misteri Kedahsyatan Buah Kakao Tahun 2014.

10. Peran Penampilan dalam Karir Profesional Tahun 2016.

11. Menggagas Generasi Berkarakter Melalui Pembaharuan Paradigma Secara Terintegrasi Tahun 2012.

12. Speak Confidence Tahun 2015.

13. Energy Terbarukan dalam Memajukan Teknologi dan Ekonomi Masyarakat Indonesia Tahun 2015.

14. The Power Of Digital Innovation And Entrepreneurship Tahun 2016.

15. Entrepreneur Tahun 2017.

16. Pencanangan Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun 2017.

17. Daya Saing Produk Pertanian Menghadap AEC Tahun 2013.

18. Mencegah Ancaman Bioterorisme, Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional Tahun 2017.

19. Meningkatkan Kualitas Stakeholder Pertanian Menuju Petani yang Berdaulat, Kolektif, dan Berbasis Produksi Ekologis Tahun 2016.

20. Regenerasi Tani Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan Tahun 2015.

21. National Agriculture Inovation Festival Tahun 2016.

22. Stop Dreaming and Start Your Business with Cooperation Tahun 2015.

23. Inovasi Nanoteknologi untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2014.

Pengalaman Organisasi

2013 : Anggota Biasa MISEKTA Fakultas Pertanian UNHAS

(8)

Pengalaman Kepanitian/Committee Experience

1. Sekretaris di Bidang Sumber Daya Manusia Badan Pengurus Harian MISEKTA Tahun 2015/2016.

2. Staff Sekretaris di Kepanitiaan Peringatan Hari Jadi XXXVII MISEKTA Tahun 2014/2016.

3. Divisi Kesekretariatan-Humas di Kepanitaan Agri Festival MISEKTA Tahun 2014/2015.

4. Divisi Publikasi dan Dokumentasi di Kepanitiaan Latihan Kepemimpinan dan Keprofesian Misekta Tahun 2014/2015.

5. Divisi Konsumsi di Kepanitiaan Musyawarah Anggota XXXV MISEKTA Tahun 2014/2015.

6. Divisi Dana di Kepanitiaan Inaugurasi Pertanian Tahun 2013.

7. Divisi Perlengkapan di Kepanitiaan LKMM Padmaksatria POPMASEPI MISEKTA Tahun 2014/2015.

8. Divisi Dana di Kepanitiaan Musyawarah Anggota XXXIV MISEKTA Tahun 2013/2014.

Motto Hidup : Kesabaran itu dapat menolong segala masalah.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa, atas Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Tak lupa pula mengirimkan salawat dan salam kepada Junjungan Kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan bagi kita semua.

Skripsi ini berjudul Peran Kelompok Tani dalam Meningkatkan Produktivitas Tanaman Padi Studi Kasus di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan. Menyadari keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, dengan penuh kerendahan hati penulis mengakui bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca dan semua pihak yang terkait untuk penyempurnaan karya tulis ini, sekaligus sebagai sumbangan pemikiran kepada penulis.

(10)

Akhir kata, semoga percikan pemikiran yang tersaji dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga jasa baik dan amal bakti kita tercatatkan sebagai pahala di sisi-Nya.

Wassalamu alaikum wr.wb

Makassar, Februari 2018

Penulis

(11)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, berkat rahmat dan kasih sayang-Nya. Rasa syukur tak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT, satu dari berbagai nikmat yang selalu diberikan Allah SWT kepada setiap hamba-Nya, yakni terselesaikannya tugas akhir penulis dalam meraih gelar Sarjana Pertanian di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang dari jaman jahilia (kebodohan) menuju jaman kepintaran seperti sekarang ini beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir jaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan dari beberapa pihak baik moril dan materil. Pada kesempatan ini penulis ingin menghanturkan penghargaan yang tersistimewa dan setinggi-tingginya, rasa cinta penulis serta sembah sujud penulis persembahkan untuk ibunda ST. Fatimah dengan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada beliau yang membesarkan, mendidik, meberikan motivasi dengan penuh kasih sayang, kesabaran, ketulusan, dan keikhlasan, segala cinta dan sayangnya yang tiada berujung, pengorbanan yang tak ternilai, serta doa yang senantiasa dipanjatkan

(12)

untuk anaknya. Kepada kakakku Kurniati Kamaruddin, S.Kom. terima kasih banyak atas segala bantuan, perhatian, doa, motivasi, kasih sayang, materi, dan segala bantuannya yang diberikan selama ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis

temui mulai dari tahap persiapan hingga tahap penyelesaian akhir skripsi ini. Namun, Alhamdulillah berkat usaha dan kerja keras serta bimbingan, arahan, kerjas sama, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Dengan segala kerendahan hati, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Sitti Bulkis, M.S. sebagai Pembimbing I, Penasehat Akademik (PA) dan sebagai Orang Tua pengganti di lingkungan akademik, terima kasih atas setiap waktu yang diberikan untuk ilmu, motivasi, saran, teguran yang membangun, dan pemahaman baru mengenai berbagai hal. Penulis memohon maaf yang sebesar- besarnya atas kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan selama ini baik sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Tamzil Ibrahim, M.Si. selaku pembimbing II Selaku pembimbing I, terimah kasih atas segala bimbingan, saran, motivasi, serta teguran membangun sehingga penulis selalu bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis secara pribadi memohon maaf atas segala kekurangan serta kekhilafan jika selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini sempat membuat kecewa akibat tingkat dan

(13)

perbuatan saya selama proses perkuliahan dan pembimbingan skripsi, semoga doa dan dukungan ibunda menjadi berkah untuk penulis kedepannya.

3. Prof. Dr. Ir. Rahim Darma, M.S., Ir. A. Amrullah, M.Si. dan Ir. Nurdin Lanuhu, M.P. selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan penyusunan tugas akhir ini.

Walaupun beliau bukanlah pembimbing skripsi penulis, namun penulis sangat berterima kasih karena beliau masih rela untuk meluangkan waktunya dan selalu memperhatikan perkembangan skripsi serta penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan selama ini baik sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Ir. Saadah, M.Si. selaku panitia ujian sarjana dan Ibu Ni Made Viantika S. SP, M.Agb. selaku panitia seminar hasil penelitian dan Ibu Rasyidah Bakri, S.P., M.Sc. seminar proposal penelitian, terimahkasih telah meluangkan banyak waktunya dalam memimpin seminar terimah kasih juga telah memberikan petunjuk, saran dan masukan dalam penyempurnaan skripsi serta penulis memohon maaf yang sebesar- besarnya atas kesalahan serta tingkah laku penulis lakukan selama ini baik sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi.

5. Seluruh staf dan pegawai Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Khususnya Pak Ahmad, Pak

(14)

Bahar, Kak Hera, dan Kak Ima terimah kasih telah membantu penulis dalam proses administrasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Petani di Desa Awolagading selaku responden yang telah bersedia membantu memberikan informasi terkait penelitian. Penulis sangat berterima kasih atas waktu, kesedian dan informasi yang diberikan sesuai dengan apa yang diperlukan penulis serta izin yang diberikan untuk melakukan penelitian. Penulis memohon maaf yang sebesar- besarnya jika ada kesalahan penulis baik dari segi perilaku dan perbuatan selama penulis melakukan penelitian.

7. Seluruh staf pegawai di Kantor Desa Awolagading, BPS Kabupaten Bone, Dinas Pertanian Kabupaten Bone, penulis sangat berterima kasih atas data-data yang telah diberikan, kesempatan dan waktunya untuk melayani penulis untuk memudahkan dalam proses pengambilan data penulis yang dibutuhkan. Penulis memohon maaf jika ada kata dan perbuatan yang tidak berkenang di hati bapak dan ibu serta kakak-kakak.

8. Keluarga besar “Selaras13” teman-teman seperjuanganku di dalam proses penyusunan skripsi yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu dan untuk teman-teman RUMPI terima kasih atas waktu, saran, serta kerjasama yang baik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.

9. Saudara-saudariku terkhusus, Ardina Tambung, Siti Mahmudah, Yuliana, Iftytah Amelyani, Asiyah, Rahma Syafirah, Nelly Pratiwi,

(15)

Hasniar Yunus, Nur Nila, Novitasari, Irma Ningsih, A. Rifka, Yusniar Wiranti, Husnul Hidayah, Nur Lina, Dwi Rhezky Arwini, Nur Fatonny, A. Fadillah, Muh. Ashar Ishak, A. Syahrul Ramadhan, A. Widya Rhezky, Nur Anisa, Susi Susanti, Eka Udi Damayanti, A.

Rini Mahardika, Apridayanti Kartini, Aulia Rezky Wahyuni, Diana, Diani, Radhia, Prajnaparamita, Fauziah, Saharia, dan Samsiar telah banyak membantu dalam penyelesaian melakukan penelitian dan penyusunan skripsi dengan memberikan saran-saran serta kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah.

Demikian, semoga segala pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir semoga Allah SWT memberikan kita kebahagiaan, Amin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Makassar, Februari 2018

Penulis

(16)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iv

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... ix

UCAPAN TERIMAKASIH ... xi

DAFTAR ISI ... xvi

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kelompok Tani ... 8

2.2 Peran Kelompok Tani ... 10

2.2.1 Kelas Belajar ... 11

2.2.2 Wahana Kerjasama ... 12

2.2.3 Unit Produksi ... 13

2.3 Usahatani Padi ... 14

2.4 Penelitian Terdahulu ... 17

2.5 Kerangka Pemikiran ... 18

2.6. Definisi Operasional ... 21

III. METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel ... 30

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.4 Analisis Data ... 33

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 38

4.1 Letak Geografis dan Wilayah Adminstratif ... 38

4.2 Keadaan Penduduk ... 38

4.2.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

4.2.2 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 40

4.2.3 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 41

4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana ... 43

4.3.1 Sarana Pendidikan ... 43

4.3.2 Sarana Peribadatan ... 44

4.3.3 Sarana Kesehatan dan Umum ... 45

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

5.1 Karakteristik Perani Responden Kelompok Tani di Desa Awolagading ... 47

(17)

5.1.1 Umur Petani ... 47

5.1.2 Tingkat Pendidikan Petani ... 48

5.1.3 Pengalaman Berusaha Tani ... 50

5.1.4 Luas Lahan ... 51

5.1.5 Jumlah Tanggungan Keluarga ... 52

5.2 Peran Kelompok Tani ... 53

5.2.1 Kelas Belajar ... 54

5.2.2 Wahana Kerjasama ... 64

5.2.3 Unit Produksi ... 72

5.3 Hubungan Antara Peran Kelompok Tani dengan Produktivitas ... 81

VI. PENUTUP ... 85

6.1 Kesimpulan ... 85

6.2 Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Kabupaten Bone ... 3 Tabel 2 Proporsi Responden Penelitian di Desa Awolagading,

Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 32 Tabel 3 Rincian Skor Peran Kelompok Tani di Desa Awolagading,

Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 34 Tabel 4 Kategori Peran Kelompok Tani di Desa Awolagading,

Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 36 Tabel 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa

Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone

2017 ... 39 Tabel 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa

Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 41 Tabel 7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa

Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 42 Tabel 8 Jumlah Sarana Pendidikan Yang Tersedia di Desa

Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 44 Tabel 9 Jumlah Sarana Peribadatan Yang Tersedia di Desa

Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 45 Tabel 10 Jumlah Sarana Kesehatan dan Umum Yang Tersedia di

Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 46 Tabel 11 Identitas Responden Menurut Kelompok Umur di Desa

Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 47 Tabel 12 Tingkat Pendidikan Petani Responden di Desa Awolagading,

Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 49

(19)

Tabel 13 Pengalaman Berusahatani Petani Responden di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 50 Tabel 14. Luas Lahan Petani Responden di Desa Awolagading,

Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 52 Tabel 15 Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden di Desa

Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 53 Tabel 16 Persepsi Pengurus Kelompok Tani Terhadap Peran

Kelompok Tani Sebagai Kelas Belajar di Desa

Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 55 Tabel 17 Tingkat Peran Kelompok Tani dalam Kelas Belajar untuk

Pengurus Kelompok di Desa Awolagading, Kecamatan

awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 59 Tabel 18 Persepsi Anggota Kelompok Tani Terhadap Peran

Kelompok Tani Sebagai Kelas Belajar, Kecamatan

Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 60 Tabel 19 Tingkat Peran Kelompok Tani dalam Kelas Belajar untuk

Anggota Kelompok Tani di Desa Awolagading, Kecamatan awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 63 Tabel 20 Persepsi Pengurus Kelompok Tani Terhadap Peran

Kelompok Tani Sebagai Wahana Kerjasama di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 64 Tabel 21 Tingkat Peran Kelompok Tani dalam Wahana Kerjasama

untuk Pengurus Kelompok Tani di Desa Awolagading,

Kecamatan awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 68 Tabel 22 Persepsi Anggota Kelompok Tani Terhadap Peran

Kelompok Tani Sebagai Wahana Kerjasama di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 69 Tabel 23 Tingkat Peran Kelompok Tani dalam Wahana Kerjasama

untuk Anggota Kelompok Tani di Desa Awolagading,

Kecamatan awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 71 Tabel 24 Persepsi Pengurus Kelompok Tani Terhadap Peran

Kelompok Tani Sebagai Unit Produksi di Desa

(20)

Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 73 Tabel 25 Tingkat Peran Kelompok Tani dalam Unit Produksi untuk

Pengurus Kelompok Tani di Desa Awolagading,

Kecamatan awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 75 Tabel 26 Persepsi Anggota Kelompok Tani Terhadap Peran

Kelompok Tani Sebagai Unit Produksi di Desa

Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 76 Tabel 27 Tingkat Peran Kelompok Tani dalam Unit Produksi

Anggota Kelompok Tani di Desa Awolagading,

Kecamatan awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 79 Tabel 28 Jumlah Skor Peran Kelompok Tani untuk Pengurus

Kelompok di Desa Awolagading, Kecamatan awangpone,

Kabupaten Bone, 2017 ... 80 Tabel 29 Jumlah skor Peran Kelompok Tani untuk Anggota Kelompok

di Desa Awolagading, Kecamatan awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 80 Tabel 30 Produktivitas Tanaman Padi di Desa Awolagading,

Kecamatan awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 81 Tabel 31 Hubungan Peran Kelompok Tani terhadap Produktivitas

Tanaman Padi Petani di Desa Awolagading, Kecamatan

Awangpone, Kabupaten Bone 2017 ... 83

(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Peran Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Produktivitas

Tanaman Padi ...

... 20

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Identitas Petani Respondendi Desa Awolagading,

Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 92 Lampiran 2 Nilai Skor Peran Kelompok tani dalam Kelas

Belajar Berdasarkan Persepsi Pengurus Kelompok Tani di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone,

Kabupaten Bone, 2017 ... 95 Lampiran 3 Nilai Skor Peran Kelompok Tani dalam Kelas

Belajar Berdasarkan Persepsi Anggota Kelompok Tani di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone,

Kabupaten Bone, 2017 ... 96 Lampiran 4 Nilai Skor Peran Kelompok Tani dalam Wahana

Kerjasama Berdasarkan Persepsi Pengurus Kelompok Tani di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone,

Kabupaten Bone, 2017 ... 97 Lampiran 5 Nilai Skor Peran Kelompok Tani dalam Wahana

Kerjasama Berdasarkan Persepsi Anggota Kelompok Tani di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone,

Kabupaten Bone, 2017 ... 98 Lampiran 6 Nilai Skor Peran Kelompok tani dalam Unit

Produksi Berdasarkan Persepsi Pengurus Kelompok Tani di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone,

Kabupaten Bone, 2017 ... 99 Lampiran 7 Nilai Skor Peran Kelompok Tani dalam Unit

Produksi Berdasarkan Persepsi Anggota Kelompok Tani di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone,

Kabupaten Bone, 2017 ... 100 Lampiran 8 Nilai Keseluruhan Skor Peran Kelompok Tani

Berdasarkan Persepsi Pengurus Kelompok Tani di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone,

Kabupaten Bone, 2017 ... 101 Lampiran 9 Nilai Keseluruhan Skor Peran Kelompok Tani

Berdasarkan Persepsi Anggota Kelompok Tani di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone,

Kabupaten Bone, 2017 ... 102 Lampiran 10 Jumlah Keseluruhan Skor Peran kelompok Tani

(Pengurus Kelompok Tani) di Desa Awolagading,

Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, 2017 ... 103 Lampiran 11 Hasil Produktivitas Tanaman Padi Kelompok

Tani Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone,

Kabupaten Bone, 2017 ... 106 Lampiran 12 Hasil Uji Chi-Square menggunakan Aplikasi SPSS

IBM 24 ... 108 Lampiran 13 Tabel R ... 109 Lampiran 14 Kuisioner Penelitian untuk Pengurus Kelompok Tani... 110

(23)

Lampiran 15 Kuisioner Penelitian untuk Anggota Kelompok Tani ... 114 Lampiran 16 Matriks Proposal Penelitian ... 118 Lampiran 17 Matriks Hasil Penelitian ... 119 Lampiran 18 Dokumentasi Pemelitian ... 121 Lampiran 19 Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani ... 123

(24)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia terdiri atas gugusan pulau-pulau yang jumlahnya ribuan, dimana wilayah perairan meliputi hampir 2/3 dari keseluruhan wilayah daratan Indonesia. Kehidupan penduduk Indonesia sebagian besar dari sektor pertanian, terutama penduduk yang berada di wilayah pedesaan. Areal pertanian juga tersebar sekitar 90% di wilayah pedesaan.

Oleh karena itu, pembangunan ekonomi bangsa juga senantiasa menitikberatkan pada sektor pertanian. Indonesia sebagai negara berkembang menaruh harapan besar dalam bidang pertanian sebagai ujung tombak pembangunan ekonomi (Nainjolan, 2005:1).

Menurut Hotmaida (2011:1) pembangunan pertanian Indonesia telah dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan harapan dapat meningkatkan produksi pertanian semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam mencapai kesejahteraan, peningkatan produksi pangan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani merupakan arah dan tujuan pembangunan pertanian.

Kondisi sosial budaya petani merupakan masalah utama dalam fungsi sektor pertanian di dalam pembangunan nasional dan kemampuan sektor tersebut untuk bersaing pada abad yang akan datang. Berdasarkan data statistik yang ada, saat ini sekitar 75% penduduk Indonesia tinggal di wilayah pedesaan. Lebih dari 54% diantaranya menggantungkan hidup

(25)

pada sektor pertanian, dengan pendapatan yang relatif rendah jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di perkotaan. Perbedaan tersebut berkaitan erat dengan produktifitas para petani Indonesia, yang tidak dapat dilepaskan dari berbagai faktor, antara lain luas lahan yang dimiliki, kebijakan pemerintah dalam hal pemberian insentif kepada petani dan sebagainya (Hotmaida, 2011:3).

Tanaman utama pertanian di Indonesia adalah padi. Padi merupakan tanaman pangan yang menghasilkan beras sebagai sumber makanan pokok sebagian penduduk Indonesia.Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia dan pernah menjadi salah satu Negara pengekspor beras yaitu dicapainya swasembada beras (Ashari, 2010).

Sulawesi Selatan memiliki potensi yang sangat strategis dalam pengembangan dan peningkatan produksi tanaman pangan. Dari aspek sumber daya manusia petani Sulawesi Selatan adalah petani yang sejak dahulu kala menggantungkan hidup dan penghidupannya pada sektor pertanian. Potensi strategis lain yang dimiliki Sulawesi Selatan adalah adanya pranata sosial yang tumbuh dan berkembang dikalangan masyarakat petani itu sendiri dan telah membudaya/melembaga sejak dahulu hingga saat ini. Dengan dukungan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta keunggulan-keunggulan spesifik yang dimiliki Sulawesi Selatan ini maka keberhasilan Sulawesi Selatan dalam meningkatkan produksi cukup menggembirakan. Sebagian besar

(26)

produksi padi Sulawesi Selatan dihasilkan oleh jenis padi sawah.

Produksi padi untuk padi sawah di Sulawesi Selatan pada tahun 2015 sebesar 5,29 juta ton. Bila dibandingkan dengan produksi padi pada tahun 2014 yaitu 5,27 juta ton, terjadi kenaikan sebanyak 18,6 ribu ton (0,35%). (BPS, 2015:5).

Kabupaten Bone adalah daerah dengan wilayah sebagian besar pertanian. Luas areal pertanian / luas panen mencapai 140.644 ha, masa tanam/panen kurang lebih 2 kali pertahun. Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi padi di Kabupaten Bone senantiasa mengalami peningkatan. Peningkatan produksi tersebut tidak lepas dari upaya dari semua pihak mulai dari petani, kelompok tani dan semua yang terkait dengan pertanian. Dari pihak Pemerintah Daerah berupa dukungan kebijakan program dan anggaran yang mengarah bagi kemudahan dibidang pertanian (Dinas Pertanian Bone, 2012:6).

Tabel 1 Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Kabupaten Bone.

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Luas Panen (Ha) 140,644 152,663 131,036 155,931 170,359 2 Produksi (Ton) 817,871 876,937 777,632 888,654 983,219 3 Produktivitas

(Ton/Ha)

5,81 5,74 5,93 5,69 5,77

Sumber: Data Dinas Pertanian Kab. Bone

Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi padi mulai dari tahun 2011 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 59 ton, namun mengalami penurunan produktivitas sebesar 99,305 ton pada

(27)

tahun 2013. Dan pada tahun 2014 mengalami peningkatan produksi sebesar 111,022 ton. Namun pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 94,565 ton (BPS Kab. Bone, 2015).

Menurut Nainjolan (2005:7) Peningkatan produktivitas tanaman padi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor extern dan intern.

Faktor intern itu sendiri terdiri dari faktor sosial dan ekonomi. Faktor sosial itu diantaranya : umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani dan kepemilikan lahan. Sedangkan faktor ekonomi diantaranya adalah jumlah tanggungan keluarga, luas lahan dan ada tidaknya usaha tani lain yang dimiliki petani.

Naik turunnya produktivitas padi di Kabupaten Bone merupakan masalah yang dialami sektor pertanian saat ini. Salah satu langkah pemerintah untuk mengembangkan pertanian adalah dengan membentuk kelompok sosial pada masyarakat petani, seperti kelompok tani. Tingkat dinamika kelompok tani berpengarauh terhadap keberhasilan langkah pemerintah tersebut. Dinamis yang dimaksud adalah selalu siap untuk maju dan menyonsong pembaharuan pertanian yang digalakkan dewasa ini (Kukuh, 2009:2).

Salah satu kelembagaan yang dikembangkan dalam rangka mewujudkan swadaya petani adalah kelompok tani yang merupakan kelompok kerja yang diharapkan berfungsi sebagai penyebar inovasi kepada para petani. Kelompok tani merupakan wadah bersama bagi petani dalam rangka mengelola usahatani serta semua

(28)

persoalan usahatani, wadah untuk proses belajar bagi petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani secara maksimal dan dalam meningkatkan produksi (Fajrin, 2012).

Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumber daya pertanian untuk berkerja sama meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya, yang mana fungsi kelompok tani tersebut adalah sebagai kelas belajar mengajar, sebagai unit produksi, sebagai wahana kerjasama dan sebagai kelompok usaha (Sugiyono, 2009:4).

Berdasarkan gambaran diatas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian tentang “Peran Kelompok Tani dalam Meningkatkan Produktivitas Tanaman Padi”. Penelitian ini dilakukan terhadap kelompok tani, karena dalam hal ini besar manfaatnya bagi mereka yang telah bergabung menjadi anggota kelompok tani. Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa hampir semua petani yang ada di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone masuk dalam anggota kelompok tani. Jadi dengan melihat bagaimana petani menerima kelompok tani sebagai wadah dan sebagai tempat bertukar pikiran, penulis tertarik ingin menganalisis apakah kelompok tani menjalankan tugas sesuai dengan perannya serta adakah hubungan antara peranan kelompok tani terhadap produktivitas tanaman padi.

(29)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kelompok tani telah menjalankan tugasnya sesuai dengan perannya ?

2. Bagaimana hubungan antara peranan kelompok tani terhadap produktivitas tanaman padi ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis peran kelompok tani dalam memfasilitasi petani.

2. Untuk menganalisis hubungan antara peranan kelompok tani terhadap produktivitas tanaman padi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini, yaitu:

1. Sebagai pemenuhan syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan, khususnya yang berhubungan dengan kelompok tani di daerah penelitian.

(30)

3. Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan melanjutkan penelitian ini.

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelompok Tani

Menurut Mulyana (2005: 23) kelompok adalah gabungan dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mecapai tujuan bersama, dimana interaksi yang terjadi bersifat relatif tetap dan mempunyai struktur tertentu.

Struktur merupakan sebuah kelompok adalah susuanan dari pola antar hubungan interen yang mendekati stabil, yang terdiri atas: (1) suatu rangkaian status-status atau kedudukan-kedudukan para anggotanya yang hirarkis; (2) peranan-peranan sosial yang berkaitan dengan status-status itu; (3) unsur-unsur kebudayaan (nilai-nilai), norma-norma yang memepertahankan, membenarkan dan menangungkan struktur.

Menurut Hasibuan dalam Mosher (2016:9) Kelompok tani secara tidak langsung dapat dipergunakan sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas usahatani melalui pengelolaan usahatani secara bersamaan. Kelompok tani juga digunakan sebagai media belajar organisasi dan kerjasama antar petani. Dengan adanya kelompok tani, para petani dapat bersama-sama memecahkan permasalahan yang antara lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran hasil. Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerjasama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusahatani dilaksanakan oleh kelompok secara

(32)

bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal.

Sementara Wahyuni (2007:93) mengatakan bahwa Kelompok tani adalah kumpulan petani / peternak / pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kondisi lingkungan (sosial-ekonomi-sumber daya), dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Kelompok tani adalah organisasi nonformal yang dikembangkan dari, oleh, dan untuk petani dengan karakteristik saling mengenal, akrab, dan saling percaya, dan memiliki pembagian tugas atas kesepakatan bersama. Kelompok tani juga merupakan wadah belajar mengajar, wahana bekerjasama yang untuk mencapai skala ekonomi dari segi kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas.

Sebanyak 254.822 kelompok tani tersebar di seluruh Indonesia, yaitu (39%) terdapat di Jawa, dan diikuti oleh Sumatera (30%), Sulawesi (12%), dan Kalimantan 9%, sedangkan sisanya tersebar di wilayah lain di Indonesia (Menteri Pertanian RI, 2007).

Soekanto (2002:25) mengatakan bahwa kelompok terbentuk karena adanya pertemuan yang berlangsung secara berulangkali yang didasari oleh adanya kepentingan dan pengalaman yang sama. Lebih lanjut Kartasaputra (2005:8) mengemukakan bahwa kelompok tani terbentuk atas dasar kesadaran, jadi tidak secara paksa. Kelompok ini menghendaki terwujudnya pertanian yang baik, usahatani yang optimal, dan keluarga tani yang sejahtera dalam perkembangan

(33)

hidupnya. Para anggotanya terbina agar berpandangan sama, berminat yang sama, berkegiatan atas dasar kekeluargaan, karena itu koperasi selalu memandang kelompok ini sebagai cikal bakal terbentuknya KUD yang tangguh.

2.2 Peranan Kelompok Tani

Peranan dapat diartikan mengatur perilaku seseorang dan juga peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu, dapat meramalkan perbuatan individu lain sehingga yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang-orang dalam kelompoknya (Trimo 2006:23).

Sementara Usman dalam Soejono (2013:7) mengatakan bahwa peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma- norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan- peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses, jadi tepatnya seseorang yang menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan (Soekanto, 2002:243).

Peran kelompok tani dalam pertanian menjadi sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara

(34)

bersamaan. Dengan adanya kelompok tani, para petani dapat bersama- sama memecahkan permasalahan yang antara lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi dan pemasaran hasil. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal Usman dalam Soejono (2013:7)

Adapun peran kelompok tani menurut Peraturan Mentri Pertanian (2013) yang sependapat Abbas (2009:14) yaitu:

2.2.1 Kelas belajar

Kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani, sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.

Agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, kelompok tani diarahkan agar mempunyai kemampuan yaitu, 1) Menggali dan merumuskan kebutuhan belajar; 2) Merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan belajar; 3) Menumbuhkan kedisiplinan dan motivasi anggota kelompok tani; 4) Melaksanakan proses pertemuan dan pembelajaran secara kondusif dan tertib; 5) Menjalin kerjasama dengan sumber-sumber informasi yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang berasal dari sesama petani, instansi pembina maupun

(35)

pihak-pihak lain; 6) Menciptakan iklim/lingkungan belajar yang sesuai; 7) Aktif dalam proses belajar-mengajar, termasuk mendatangkan dan berkonsultasi kepada kelembagaan penyuluhan pertanian, dan sumber-sumber informasi lainnya; 8) Mengemukakan dan memahami keinginan, pendapat maupun masalah yang dihadapi anggota kelompok tani; 9) Merumuskan kesepakatan bersama, baik dalam memecahkan masalah maupun untuk melakukan berbagai kegiatan poktan; 10) Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam poktan, antar poktan atau dengan instansi terkait.

2.2.2 Wahana kerjasama

Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.

Sebagai wahana kerjasama, hendaknya kelompok tani memilik kemampuan, yaitu 1) Menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan selalu berkeinginan untuk bekerjasama; 2) Menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandangan diantara anggota poktan untuk mencapai tujuan bersama; 3) Mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesama anggota kelompok tani sesuai dengan kesepakatan bersama; 4) Mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggungjawab diantara sesama anggota poktan;

(36)

5) Merencanakan dan melaksanakan musyawarah agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi anggota kelompok tani; 6) Melaksanakan kerjasama penyediaan sarana dan jasa pertanian; 7) Melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan; 8) Mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam poktan maupun pihak lain; 9) Menjalin kerjasama dan kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana produksi, pengolahan, pemasaran hasil dan/atau permodalan; 10) Mengadakan pemupukan modal untuk keperluan pengembangan usaha anggota poktan.

2.2.3 Unit Produksi

Usaha tani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompok tani, secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.

Sebagai unit produksi, kelompok diarahkan untuk memiliki kemampuan.

Yaitu, 1) Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia dalam bidang teknologi, sosial, permodalan, sarana produksi dan sumberdaya alam lainnya; 2) Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan bersama, serta rencana kebutuhan kelompok tani atas dasar pertimbangan efisiensi; 3) Memfasilitasi penerapan teknologi (bahan, alat, cara) usahatani oleh para anggota kelompok tani sesuai dengan rencana kegiatan poktan; 4) Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan pihak lain

(37)

yang terkait dalam pelaksanaan usahatani; 5) Mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam poktan, maupun kesepakatan dengan pihak lain; 6) Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan poktan, sebagai bahan rencana kegiatan yang akan datang; 7) Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan; 8) Mengelola administrasi secara baik dan benar.

2.3 Usahatani Padi

Usahatani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk memperoleh hasil selanjutnya (Famelia, 2015).

Sementara menurut Shinta dalam Mosher (2012:13) Usahatani merupakan pertanian rakyat dari perkataan farm dalam bahasa Inggris.

Mosher memberikan definisi farm sebagai suatu tempat atau sebagian dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer yang digaji. Atau usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya .

(38)

Padi dalam bahasa latin Oryza Sativa L, merupakan suatu jenis tanaman pangan yang dapat tumbuh di sawah dan bernilai ekonomi terhadap peningkatan pendapatan petani. Terdapat tiga subspecies padi yaitu Indica yang berhari pendek dan tumbuh terutama di wilayah tropik hangat dan lembab, Jeponica yang beberapa kultivar diantaranya berhari pendek, tetapi kebanyak berhari netral dan tumbuh diluar wilayah tropis, dan javonica yang berhari netral dan tumbuh di wilayah iklim ekuator di Indonesia (Rasda, 2007:17).

Menurut Lewoema, Zefirinus Dan Fauzan (2008:24) Peningkatan produksi padi masih merupakan prioritas dalam mendukung program ketahanan pangan dan agribisnis. Tingginya ongkos-ongkos produksi (pupuk, bibit, tenaga kerja, dan lain-lain), rendahnya produktivitas, serta lemahnya posisi tawar harga produksi pertanian merupakan ciri utama gagalnya pertanian di Indonesia. Dengan merujuk pada definisi agribisnis sebagai serangkaian usaha pertanian yang dimulai dari persiapan lahan, bibit, dan sumberdaya-sumberdaya lainnya hingga tahapan panen serta pasca panen dan pemasaran. Sudah jelas bahwa Indonesia tidak sukses melaksanakan pembangunan pertanian itu sendiri. Dari berbagai informasi, sekurang-kurangnya ada 4 penyebab umum kegagalan dalam pembangunan pertanian di Indonesia yakni: kegagalan dalam penyediaan infrastruktur, kegagalan dalam institusi, kegagalan dalam sistem interaksi dan kegagalan dalam perihal kapabilitas para pihak.

(39)

Untuk meningkatkan produksi padi berbagai cara telah ditempuh seperti memantapkan ketahanan pangan melalui penganekaragaman dan peningkatan produksi padi dengan penerapan teknologi tepat guna, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan memantapkan kelembagaan petani, meningkatkan sarana dan prasarana pertanian.

Menurut Daniel (2002:15) proses produksi baru bisa berjalan bila persyaratan yang dibutuhkan tanaman dapat dipenuhi.

Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan skill atau manajemen.

Daniel (2002:21) menambahkan bahwa dalam proses produksi masing-masing komoditas membutuhakn faktor produksi sesuai dengan sifat genetiknya. Misalnya untuk usahatani tanaman padi seluas satu hektar, supaya produksi maksimum bisa dicapai maka masukan yang diberikan (modal) seperti jumlah bibit, pupuk, dan obat- obatan harus sesuai dengan luasnya. Tidak hanya itu, cara pemberian, waktu pemberian, dan dosis atau takaran tiap pemberian juga harus tepat. Semuanya itu ditambah dengan pemilihan bibit, penyemaian, pengolahan tanah, penyiangan, pemupukann, dan lain-lainnya yang lebih lazim disebut dengan teknologi.

Dalam hal peningkatan produksi padi, kebijakan pemerintah yang harus diperhatikan yaitu kebijakan subsidi harga pupuk. Perlu diketahui bahwa dalam komponen produksi padi, pupuk menjadi faktor penentu

(40)

keberhasilan, yakni mencapai 55%. Dengan kendala sulitnya petani memperoleh suplai pupuk yang memadai, baik harga, jumlah, maupun ketepatan waktu, dibutuhkan suatu terobosan strategis di tingkat kebijakan pemerintah maupun inovasi teknologi. Selain itu, kendala lain yang dihadapi petani di Indonesia dalam mengembangkan usahanya adalah terbatasnya modal dan lemahnya akses terhadap sumber permodalan.

Modal juga merupakan kendala dalam memenuhi sarana produksi tanaman terutama benih unggul, pupuk dan pestisida.

Upaya peningkatan produksi padi dan peningkatan pendapatan petani dilakukan melalui perbaikan efisiensi usahatani dengan mengarahkan penekanan melalui perbaikan biaya produksi atau peningkatan produktivitas. Beberapa upaya yang bisaa ditempuh antara lain; (a) Menerapkan teknologi tepat guna dan teknologi terobosan, (b) Pengawalan yang ketat oleh aparat pertanian, (c) Pengaturan dalam pengadaan dan distribusi saprodi yang efesien sehingga tersedia pada tingkat petani pada saat dibutuhkan sesuai rekomendasi teknologi, (d) Pengaturan dan pengembangan hubungan kelembagaan petani dan kemitraan usaha dalam rangka menjamin kepastian harga dan pasar produk yang dihasilkan petani (Sudaryanto, 2002:100).

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Febry Indaryani Nauli (2013) di Kabupaten Purwakerto denga judul “Hubungan Tingkat Partisipasi petani dalam Kelompok Tani dengan Produktivitas Usahatani Padi Sawah”. Hasil

(41)

penelitian ini menunjukkan bahwa peran kelompok tani Surya Bangkit tergolong rendah yaitu dengan persentase 66,67% atau 38 orang petani.

Hal ini disebabkan oleh petani yang rutin hadir dalam kelompok tidak semua aktif dalam kelompok.

Irwan Wibisonya melakukan penelitian pada tahun 2013 di Kabupaten Karawang dengan judul “Hubungan Karakteristik Petani dengan Tingkat Adopsi Sistem Pengelolaan Terpadu (PTT) Padi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil analisis di lapangan hubungan antara karakteristik petani dengan tingkat pengetahuan dan tingkat adopsi menggunakan uji Chi-Square dengan x2 tabel lebih besar dari 9,488, karakteristik umur, tingkat pendidikan, pendapatan, tingkat partisipasi dan pengalaman bertani memiliki hubungan nyata pada taraf α 0,10, sedangkan karakteristik status lahan dan luas lahan tidak memiliki hubungan nyata pada taraf α 0,10 dengan tingkat pengetahuan mapun tingkat adopsi.

2.5 Kerangka Pemikiran

Upaya peningkatan daya saing petani salah satunya adalah pengembangan kelembagaan pertanian, pemberdayaan, pemantapan dan peningkatan kemampuan kelompok-kelompok petani kecil (Fajrin, 2012:23). Tujuan utama pembentukan dan penguatan kelompok tani adalah untuk memperkuat kelembagaan petani yang ada, sehingga pembinaan pemerintah kepada petani akan terfokus dengan sasaran yang jelas.

(42)

Petani sebagai orang yang terlibat langsung di dalam kelompok tani, dalam melakukan usahataninya petani mebutuhkan suatu wadah agar dapat berinteraksi dalam melakukan suatu kepentingan bersama dan mecapai tujuan yang diinginan, sehingga mereka menggabungkan diri dalam suatu wadah yang kemudian disebut kelompok tani.

Kelompok tani dalam menjalankan perannya akan membantu peningkatan produktifitas petani, antara lain: kelas belajar yang akan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan berkembangnya kemandirian. Wahana kerjasama yang akan menciptakan usahatani yang efisien dan mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan serta gangguan yang akan dilalui. Unit produksi yang akan mengembangkan produksi. Dengan melihat indikator tersebut maka diharapkan kelompok tani bisa menjalankan perannya sehingga berdampak pada peningkatan produktivitas. Adapun skema kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

(43)

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Peran Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Produktivitas Tanaman Padi.

Peran Kelompok Tani

Produktivitas

Kelas Belajar :

1. Menggali dan merumuskan kebutuhan belajar

2. Merencanakan dan

mempersiapkan kebutuhan belajar

3. Menumbuhkan kedisiplinan dan motifvasi anggota 4. Proses pembelajaran dan

pertemuan kondusif dan tertib

5. Menjalin kerjasama dengan sumber informasi 6. Menciptakan lingkungan

belajar yang sesuai 7. Berperan aktif dalam

proses belajar-mengajar 8. Mengemukakan dan

memahami keinginan, pendapat maupun masalah yang dihadapi

9. Merumuskan kesepakatan bersama

10. Merencanakan dan

melaksanakan pertemuan berkala

Wahana Kerjasama:

1. Menciptakan suasana saling kenal dan saling percaya

2. Menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat 3. Mengatur dan

melaksanakan pembagian tugas/kerja

4. Mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab 5. Merencanakan dan

melaksanakan musyawarah

6. Melaksanakan kerjasama penyedia sarana dan jasa 7. Mengadakan pelestarian

lingkungan 8. Mentaati dan

melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama 9. Menjalin kerja

sama/kemitraan 10. Mengadakan

pemupukan modal

Unit produksi:

1. Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi yang menguntungkan 2. Menyusun rencana dan

melaksanakan kegiatan bersama

3. Memfasilitasi penerapan teknologi

4. Menjalin kerjasama dengan kemitraan usahatani

5. Mentaati dan melaksanakan dan

mentaati kesepakatan yang dihasilkan

6. Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan kelompok 7. Meningkatkan

kesinambungan produktifitas dan

kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan 8. Mengelola administrasi

secara baik.

(44)

2.6 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan acuan dalam melaksanakan penelitian mencakup pengertian dan berbagai istilah. Untuk menghindari terjadinya kesalahan interpretasi, maka batasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kelembagaan adalah suatu hubungan dan tatanan antara anggota masyarakat atau organisasi yang melekat, di wadahi dalam suatu jaringan atau organisasi.

2. Kelembagaan petani adalah yaitu petani-petani yang tergabung dalam kelompok kerjasama.

3. Peran yaitu apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya.

4. Kelompok tani adalah suatu kumpulan petani yang dapat memenuhi kebutuhan usahataninya.

5. Usahatani padi adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya dengan maksud untuk memper oleh hasil tanaman (Gabah).

6. Petani adalah orang yang bergabung dalam kelompok tani Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone yang mengusahakan usaha tani padi.

7. Kelas belajar adalah sebuah wadah bagi petani memperoleh ilmu/informasi dan bertukar pikiran untuk mencapai suatu tujuan.

8. Wahana kerjasama adalah suatu usaha para petani untuk menyelesaiakan sebuah masalah secara bersama-sama.

(45)

9. Unit produksi adalah suatu usaha yang mengarahkan anggota kelompok tani untuk memiliki kemampuan meningkatkan kesinambungan produktivitas.

10. Peran kelompok tani dalam menggali dan merumuskan kebutuhan belajar yaitu sebelum melaksanakan kelas belajar pengurus dan anggota harus menggali dan merumuskan masalah yang dihadapi dalam usahataninya dan memaparkannya dalam kelas belajar agar mendapat solusi. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

11. Peran kelompoktani dalam merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan belajar yaitu dalam melangsungkan kelas belajar banyak kebutuhan yang harus direncanakan seperti informasi apa yang akan disampaikan dan adapun yang akan dipersiapkan salah satu contohnya, lokasi atau tempat diadakannya kelas belajar.

Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

12. Peran kelompok tani dalam menumbuhkan kedisiplinan dan motivasi anggota yaitu pengurus mampu mengajak/memotivasi anggota untuk ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan kelompok tani. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian

(46)

dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

13. Peran kelompok tani dalam melaksanakan proses pertemuan dan pembelajaran secara kondusif dan tertib yaitu pengurus harus mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan aman bagi anggotanya. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17- 22) dan rendah (11-16).

14. Peran kelompok tani dalam menjalin kerjasama dengan sumber informasi yaitu pengurus harus bekerjasama dengan sesama petani, penyuluh, instansi pembina maupun pihak-pihak lain. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

15. Peran kelompoktani dalam menciptakan lingkungan belajar yang sesuai adalah menempatkan kelas belajar yang dapat dijangkau dengan mudah oleh anggota kelompok tani. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

16. Peran kelompoktani dalam berperan aktif dalam proses belajar-mengajar adalah para anggota kelompok tani yang adalah adanya usaha pengurus untuk mendatangkan dan berkonsultasi kepada kelembagaan penyuluhan pertanian, dan sumber-sumber

(47)

informasi lainnya. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

17. Peran kelompok tani dalam mengemukakan dan memahami keinginan, pendapat maupun masalah yang dihadapi. Dalam kelas belajar para anggota bebas mengemukakan pendapat mereka ataupun masalah yang dihadapi agar dapat terselesaiakan secara bersama-sama.

Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

18. Peran kelompok tani dalam merumuskan kesepakatan bersama yaitu anggota dan pengurus harus menyatukan pendapat dengan tujuan memecahkan masalah bersama maupun untuk melakukan berbagai kegiatan kelompok tani. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

19. Peran kelompok tani dalam merencanakan dan melaksanakan pertemuan berkala. Kelas belajar tidak dilaksanakan setiap hari. Ada peraturan yang telah ditetapkan oleh para pengurus kelompok tani tentang jadwal pertemuan, baik pertemuan sesama anggota kelompok, antar kelompok, atau dengan instansi terkait. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian

(48)

dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

20. Peran kelompok tani dalam menciptakan suasana saling kenal dan saling percaya. Para anggota kelompok tani harus saling kenal dan saling percaya agar dapat bekerjasama dengan baik. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

21. Peran kelompok tani dalam menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat. Untuk dapat bekerjasama para anggota kelompok tani diharapkan dapat terbuka dalam menyampaikan pendapatnya untuk mencapai tujuan bersama. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

22. Peran kelompok tani dalam mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja. Agar dapat terorganisir suatu lembaga harus mengatur pembagian tugas dengan baik, seperti ketua, sekertaris dan bendahara. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17- 22) dan rendah (11-16).

23. Peran kelompok tani dalam mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab. Untuk menciptakan suatu lembaga hal yang sangat

(49)

penting harus dikembangkan adalah kedisiplinan dan rasa tanggung jawab agar para anggota saling menghormati dan saling percaya.

Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

24. Peran kelompok tani dalam merencanakan dan melaksanakan musyawarah adalah kegiatan yang harus dilakukan bersama para anggota kelompoktani agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi seluruh anggota kelompok. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

25. Peran kelompok tani dalam melaksanakan kerjasama penyedia sarana dan jasa pertanian yaitu adanya hubungan kemitraan dengan penyedia input dan penerimaan output usahatani. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

26. Peran kelompok tani dalam mengadakan pelestarian lingkungan yaitu petani yang terus menjalankan usahataninya. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

27. Peran kelompok tani dalam mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama. Dalam sebuah kerjasama terdapat tujuan

(50)

yang akan dicapai, untuk mencapai tujuan tersebut para anggota akan membuat kesepakatan yang akan disetujui dan dilaksanakan secara bersama-sama. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

28. Peran kelompok tani dalam menjalin kerja sama/kemitraan. Dalam mendajalankan usahatani petani harus bermitra agar usahataninya dapat berjalan. Seperti penyedia pupuk, penyedia bibit, pengumpul dan lain-lain. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

29. Peran kelompok tani dalam mengadakan pemupukan modal adalah persiapan modal agar usahatani dapat berlangsung. Modal dapat berupa bibit, pupuk, uang dan lain-lain. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

30. Peran kelompok tani dalam mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi yang menguntungkan. Petani harus mengambil keputusan untuk pengembangan produksinya berdasarkan informasi yang telah tersedia baik dalam bidang sosial, teknologi, permodalan dan lainnya. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

(51)

31. Peran kelompok tani dalam menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan bersama yaitu pengurus harus terbuka dalam penyusunan rencana kelompok dan melaksanakan kegiatan bersama anggota kelompok atas dasar pertimbangan efisensi. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

32. Peran kelompok tani dalam memfasilitasi penerapan teknologi yaitu kelompok harus memfasilitasi petani yang tidak memiliki alsintan, bibit, pupuk, cara pemakaian dan lain lain dengan cara yang mudah dimiliki oleh petani. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17- 22) dan rendah (11-16).

33. Peran kelompok tani dalam menjalin kerjasama dengan kemitraan usahatani yaitu kelompok tani harus bekerjasama dengan pihak lain terkait usahataninya. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

34. Peran kelompok tani dalam mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan kelompok. Kegiatan dan kebutuhan kelompok harus dievaluasi untuk bahan rencana kegiatan yang akan datang.

Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

(52)

35. Peran kelompok tani dalam meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan adalah hal yang perlu dijaga agar usahatani dapat berlanjut. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

36. Peran kelompok tani dalam mengelola administrasi secara baik. Para pengurus harus mengelola administrasi dengan baik dan transparan agar tidak terjadi kesalahpahaman antar anggota. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

37. Produktivitas adalah hasil persatuan atau satu lahan yang panen dari seluruh luas lahan yang dipanen. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan sistem skoring, kemudian dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu tinggi (17-22) dan rendah (11-16).

(53)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone pada bulan Agustus 2017. Peran kelompok tani terhadap produktivitas tanaman padi merupakan objek penelitian ini.

Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (Purposive), yaitu di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone dengan pertimbangan bahwa Desa Awolagading termasuk desa yang mempunyai produksi tinggi dibandingkan dengan desa-desa lain yang ada di Kecamatan Awangpne, Kabupaten Bone.

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah seluruh kelompok tani padi sawah yang ada di Desa Awolagading, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone. Terdapat 7 kelompok tani, masing-masing kelompok tani memiliki rata-rata populasi setiap kelompok sebanyak 53-70 orang, jadi keseluruhan berjumlah 429 orang. Untuk anggota kelompok tani berjumlah 411 dan jumlah pengurus kelompok tani sebanyak 18 orang.

Sampel yang ditarik dari populasi untuk anggota kelompok tani adalah sebanyak 10% sehingga jumlah sampel sebanyak 41 orang.

Sampel yang ditarik dari populasi untuk pengurus kelompok tani adalah sebanyak 18 orang. Penarikan sampel ini dilakukan dengan pertimbangan apabila subjek kurang 100 lebih baik populasi diambil semua sebagai

Referensi

Dokumen terkait

– Dengan demikian Tuhan (ilah) adalah segala sesuatu yang dipentingkan, dianggap mutlak oleh manusia sedemikian rupa sehingga mereka merelakan dirinya untuk dikuasai

Larangan tersebut diatur dalam Pasal 47 ayat (1) yangmenyebutkan, perjanjian lisensi dilarang membuat ketentuan yang dapat menebulkan akibat yang merugikan

As one of guides we will certainly offer to you now is the Finance: Applications And Theory With Connect Access Card By Marcia Cornett, Troy Adair, John Nofsinger that features a

Sedangkan secara terminologi, pengertian rotogravure yaitu salah satu teknologi cetak dari teknik cetak dalam yang menggunakan acuan cetak berbentuk silinder

Pada tugas akhir ini GRBL digunakan untuk mengontrol ke tiga motor yaitu 2 motor stepper dan 1 motor servo dengan menggunakan arduino, ketiga motor ini nantinya

Dimana dialog tersebut mengartikan adanya tindakan dari Keuskupan Agung Gereja Katolik dalam membungkam setiap orang terutama jurnalis yang akan mempublikasikan segala hal

53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pasal 12, PNS yang memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala

Pihak klub gampong yang menyewa pemain bola tarkam dari luar harus memiliki standar untuk honor yang diberikan berdasarkan beberapa aspek seperti jarak tempuh pemain, label pemain