KONSEP KETUHANAN DALAM
ISLAM
•
Filsafat Ketuhanan Dalam Islam
–
Merupakan flsafat yang tertinggi karena
menggali persoalan yang pertama, utama, dan
menjadi sebab dari segala yang ada.
•
Siapakah Tuhan Itu ?
–
Tuhan dalam bahasa Arab disebut dengan
ILAAHUN – Dalam Al-Qur’an kata tersebut
dipakai untuk menyatakan berbagai obyek yang
diagungkan, dibesarkan atau dipentingkan oleh
manusia. (QS. 45:23, 28:38, dll.)
•
Dari mana kita mengenal Tuhan
- apa yang tampak/dilihat
-apa yang dirasakan
-apa yang dilakukan
-apa yang ada
•
Yang dipentingkan oleh manusia dapat
juga diartikan dengan:
–
Yang dipuja / disembah
–
Yang dicintai / diagungkan
–
Yang diharap kebaikannya
–
Yang diharap pertolongannya
–
Yang ditakuti bahayanya, dll.
•
Dengan demikian makna tuhan itu
dapat berbentuk apa saja, asal ia
diperankan
atau
diposisikan
•
Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan
–
Pemikiran Barat
• Teori Evolusionisme : Menyatakan bahwa penentuan
tuhan itu terjadi melalui proses kepercayaan yang amat sederhana, kemudian meningkat menjadi sempurna (dikemukakan oleh Max Muller, EB Taylor, Robertson Smith, dll.)
• Proses evolusi tersebut melewati beberapa
proses/tahap : Animisme – Dinamisme – Politeisme – Henoteisme – Monoteisme.
– Animisme: Mengakui bahwa roh adalah sesuatu yang
selalu hidup (punya rasa senang, sedih, punya kebutuhan)
– Dinamisme: percaya bahwa benda-benda itu punya
kekuatan
– Politeisme: Kepercayaan pada banyak dewa, dewa:
roh-roh yang unggul
– Henoteisme: Satu tuhan untuk satu bangsa
– Teori ini ditentang boleh Andrew lang yang menyatakan bahwa dalam masyarakat primitifpun sudah dikenal monoteisme. Ia menyatakan bahwa ide atau penentuan tentang tuhan itu tidak datang secara evolusi, tetapi datang dengan relevansi atau wahyu.
•
Pemikiran Umat Islam
–
Pemikiran tentang tuhan itu tertuang dalam
bidang ilmu tauhid, ilmu kalam, atau ilmu
ushuluddin
–
Pada dasarnya semua sepakat bahwa tuhan itu
esa atau hanya satu yaitu ALLAH SWT.
–
Beberapa aliran dalam teologis Islam antara
lain:
• Mu’tazilah: Di antara pendapatnya, muslim yang berdosa besar itu tidak kafr dan tidak mukmin, Al-Qur’an adalah makhluk, mengutamakan akal dalam memahami Islam
• Qadariyah: Di antara pendapatnya: Manusia itu punya kebebasan/ kekuasaan dalam
berkehendak, apakah ia jadi kafr atau mukmin, semua tergantung ia sendiri, sehingga ia harus mempertanggungjawabkannya.
• Jabbariyah: Manusia itu tidak punya
kemerdekaan dan kekuasaan apa-apa, semua tingkah lakunya adalah sudah ditentukan atau dipaksakan oleh Allah.
•
Tuhan menurut agama-agama wahyu
– Pada dasarnya semua agama wahyu mengajarkan
bahwa tuhan yang benar itu hanyalah satu (esa), namun dalam perkembangannya ada yang melakukan penyimpangan-penyimpangan sehingga menganggap adanya tuhan lain selain Allah
– Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an antara lain: QS. 2:75, QS. 21:92, QS. 5:72, QS. 112: 1-4, QS. 3:62, QS. Shaad: 4, 35, 65, QS. Hud: 84, QS. Thoha: 98, QS. Al-Ankabut: 46, dll.
– Agama Yahudi juga mengakui tuhan itu esa, tapi karena tidak beriman pada Nabi Muhammad, sehingga tergolong kafrin
– Agama Nasrani di samping tidak beriman pada Nabi
•
Pembuktian wujud tuhan
Melalui pembuktian ilmiah:
Yaitu dengan menggunakan analogi-analogi
ilmiah, karena ilmiah itu tidak hanya harus
bisa diamati dengan indera, atau pengamatan
mata, karena kenyataannya banyak hakikat
keberadaan itu yang tidak bisa diamati,
seperti: gaya, energi, setrum, dll.
Juga dengan pendekatan fsika seperti Hukum
Melalui dalil keberadaan dan keteraturan
alam
Baik
alam
yang
makrokosmos
maupun
mikrokosmos,
termasuk
di
sini
meliputi
pendekatan astronomi (adanya ribuan sistem
orbit benda-benda angkasa yang sangat
menakjubkan). Menurut Ibnu Rusyd disebut
sebagai
dalil
nidham/inayah
wal
ikhtira’
(keteraturan, pemeliharaan dan penciptaan)
Dengan dalil-dalil naqli (Q.S. 4:82, 17:88)
Dengan dalil ftrah (Q.S. 7:172, 29:61)
َذ َخّتا ِننَم َنتْيَأَرَفَأ
menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
• [1384] Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat,
•
ْنمُكَل ُنتْمِلَع انَم نلَمْلا انَهّيَأ انَي ُنن ْوَع ْرِف َنلاَق َو
ي إرْيَغ ٍههَلإإ ْهنإم
يِلَعَل ا ًح ْر َنص ينِل ْنلَع ْجاَف ِننيِطلا ىنَلَع ُنناَماَه انَي ينِل ْدِق ْوَأَف
َنيِبِذاَكْلا َنِم ُهّنُأظ يِنِإ َو ىَسوُم ِهَلِإ ىَلِإ ُعِلّطَأ
(
٣٨
)
•
38. Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar
kaumku, aku tidak mengetahui
Tuhan
bagimu
selain aku
. Maka bakarlah Hai
Haman
untukku
tanah
liat[1124]
kemudian buatkanlah untukku bangunan
yang Tinggi supaya aku dapat naik
melihat Tuhan Musa, dan Sesungguhnya
aku benar-benar yakin bahwa Dia
Termasuk orang-orang pendusta".
•
اوُد َج َوَل ِ ّا ِرْيَغ ِدْنِع ْننِم َنناَك ْوَل َو َننآ ْرُقْلا َننوُرّبَدَتَي َفَأ
ا ًريِثَك اًف ِت ْخا ِهيِف
(
٨٢
)
• 82. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al
Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
•
اَذَه ِنلْثِمِب اوُتْأَي ْننَأ ىنَلَع نّنِجْلا َو ُنسْننا ِنتَعَمَت ْجا ِننِئَل ْنلُق
ا ًريِهَأ ٍنضْعَبِل ْنمُهُضْعَب َنناَك ْوَل َو ِنهِلْثِمِب َننوُتْأَي ِننآ ْرُقْلا
(
٨٨
)
•
• 172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfrman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
•
• 88. Dan kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya, Padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.
(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.