• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM (2)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP

KETUHANAN

DALAM ISLAM

A. Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan

Yang dimaksud dengan konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock, dan Jevens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme adalah sebagai berikut:

1) Pemikiran Barat

a) Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu), dan syakti

(India).

b) Animisme

(2)

c) Politeisme

Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada Dewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yang membidangi angin dan lain sebagainya.

d) Henoteisme

Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif (tertentu). Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan tingkat Nasional).

e) Monoteisme

Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme. Dalam monoteisme, hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional.

Evolusionisme dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaimana dinyatakan oleh Max Muller dan EB. Taylor (1877), ditentang oleh Andrew Lang (1898) yang menekankan adanya monoteisme dalam masyarakat primitif. Dia mengemukakan bahwa orang-orang yang berbudaya rendah juga sama monoteismenya dengan orang-orang Kristen. Mereka mempunyai kepercayaan pada wujud yang Agung dan sifat-sifat yang khas terhadap Tuhan mereka, yang tidak mereka berikan kepada wujud yang lain.

Dengan lahirnya pendapat Andrew Lang, maka berangsur-angsur golongan evolusionisme menjadi reda dan sebaliknya sarjana-sarjana agama terutama di Eropa Barat mulai menantang evolusionisme dan memperkenalkan teori baru untuk memahami sejarah agama. Mereka menyatakan bahwa ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi, tetapi dengan relevansi atau wahyu. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan pada penyelidikan bermacam-macam kepercayaan yang dimiliki oleh kebanyakan masyarakat primitif.

2) Pemikiran Umat Islam

(3)

Jabariah dan Qadariah berkaitan erat dengan masalah politik umat Islam setelah Rasulullah Muhammad SAW. meninggal. Sebagai kepala pemerintahaan, Abu Bakar Asy-siddiq secara aklamasi formal diangkat sebagai pelanjut Rasulullah. Berikutnya digantikan oleh Umar Ibnu Al-Khattab, Usman Ibnu Affan dan Ali Ibnu Abi Thalib.

Untuk menghindari perpecahan, antara dua kubu yang berselisih mengadakan perjanjian damai. Namun perjanjian damai tersebut malah menghasilkan umat Islam terpecah menjadi tiga kelompok politik, yaitu: 1) Kelompok Muawiyah (Sunni), 2) Kelompok Syi’ah, dan 3) Kelompok Khawarij.

Kelompok Muktazilah mengajukan konsep-konsep yang bertentangan dengan konsep yang diajukan golongan Murjiah (aliran teologi yang diakui oleh penguasa politik pada waktu itu, yaitu Sunni. Berarti Muktazilah sebagai kelompok penentang arus. Doktrin Muktazilah terkenal dengan lima azas (ushul al-khamsah), yaitu:

 Meniadakan (menafikan) sifat-sifat Tuhan dan menetapkan zat-Nya

 Janji dan ancaman Tuhan (al-wa’ad dan al-wa’id)

 Keadilan Tuhan (al-‘adalah)

 Al-Manzilah baina al-manzilatain (posisi di antara dua posisi)

 Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar

Dari lima azas tersebut –menurut Muktazilah– Tuhan terikat dengan kewajiban-kewajiban. Tuhan wajib memenuhi janjinya. Ia berkewajiban memasukkan orang yang baik ke surga dan wajib memasukkan orang yang jahat ke neraka, dan kewajiban-kewajiban lain. Pandangan-pandangan kelompok ini menempatkan akal manusia dalam posisi yang kuat. Sebab itu kelompok ini dimasukkan ke dalam kelompok teologi rasional, yaitu Qadariah.

Sebaliknya, aliran teologi tradisional (Jabariah) berpendapat bahwa Tuhan mempunyai sifat (sifat 20, sifat 13, dan maha sifat). Ia maha kuasa, memiliki kehendak mutlak. Kehendak Tuhan tidak terikat dengan apapun. Karena itu ia mungkin saja menempatkan orang yang baik ke dalam neraka dan sebaliknya mungkin pula ia menempatkan orang jahat ke dalam surga, kalau Ia menghendaki. Dari faham Jabariah inilah ilmu-ilmu kebatinan berkembang di sebagaian umat Islam.

3) Konsep Ketuhanan Dalam Islam

(4)

dalam Al-Qur’an konotasinya ada dua kemungkinan, yaitu Allah, dan selain Allah. Benda-benda seperti : patung, pohon, binatang, dan lain-lain dapat pula berperan sebagai ilah. Demikianlah seperti dikemukakan pada surat Al-Baqarah (2) : 165, sebagai berikut:

هلللا ب

ب ح

ح ك

ك ممهحنكوببححيح اددادكنمأك هحلللا نحودح نممح ذحخحتليك نممك س

ح

انللا ن

ك محوك

“Diantara manusia ada yang berTuhan kepada selain Allah, sebagai tandingan terhadap Allah. Mereka mencintai Tuhannya itu sebagaimana mencintai Allah.”

Sebelum turun Al-Qur’an dikalangan masyarakat Arab telah menganut konsep tauhid (monoteisme). Allah sebagai Tuhan mereka. Hal ini diketahui dari ungkapan-ungkapan yang mereka cetuskan, baik dalam do’a maupun acara-acara ritual. Abu Thalib, ketika memberikan khutbah nikah Nabi Muhammad dengan Khadijah (sekitar 15 tahun sebelum turunya Al-Qur’an) ia mengungkapkan kata-kata Alhamdulillah. Adanya nama Abdullah (hamba Allah) telah lazim dipakai di kalangan masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Qur’an. Keyakinan akan adanya Allah, kemaha besaran Allah, kekuasaan Allah dan lain-lain, telah mantap. Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan apakah konsep ketuhanan yang dibawakan Nabi Muhammad? Pertanyaan ini muncul karena Nabi Muhammad dalam mendakwahkan konsep ilahiyah mendapat tantangan keras dari kalangan masyarakat. Jika konsep ketuhanan yang dibawa Muhammad sama dengan konsep ketuhanan yang mereka yakini tentu tidak demikian kejadiannya.

Pengakuan mereka bahwa Allah sebagai pencipta semesta alam dikemukakan dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut (29) : 61 sebagai berikut :

ركمكقكلماوك س

ك

ممش

ل لا ركخلس

ك وكض

ك رملم

ك اوك تحاوكمكسللا قكلكخك نممك ممهحتكلمأكسك نمئحلكوك

ن

ك وك

ح فكؤميح ىنلأكفك هحلللا نللحوقحيكلك

“Jika kepada mereka ditanyakan, Siapa yang menciptakan lagit dan bumi, dan menundukkan matahari dan bulan? Mereka pasti akan menjawab Allah.”

Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu berarti orang itu beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Seseorang baru layak dinyatakan bertuhan kepada Allah jika ia telah memenuhi segala yang dimaui oleh Allah. Atas dasar itu inti konsep ketuhanan Yang Maha Esa dalam Islam adalah memerankan ajaran Allah yaitu Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan berperan bukan sekedar Pencipta, melainkan juga pengatur alam semesta.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menyimak pendapat Al kindi tersebut bahwa Tuhan adalah dzat yang menyiptakan alam semesta,yang maha kuasa dan mengatur segalanya tiada sesuatu yang menyerupainya

a. Agama Islam mengakui adanya hak milik pribadi yang berhak mendapat perlindungan. Hak milik pribadi jika memenuhi nisabnya, wajib dikeluarkan zakatnya dan kewajiban

Pengkajian manusia tentang Tuhan yang hanya didasarkan atas pengamatan dan pengalaman serta pemikiran manusia, tidak akan pernah benar sebab Tuhan adalah sesuatu yang

agama dan relegi hanya mencakup hubungan manusia dengan tuhan, berbeda dengan istilah addien lebih luas cakupannya disamping manusia dengan tuhannya juga

Di sinilah Muhammad datang, dengan tetap menggunakan kata yang sama, yakni Allah, namun ia menggeser persepsi yang dikandung oleh kata itu.Maka oleh Islam dipersepsikan tidak

Semua umat manusia di berbagai budaya, suku, bangsa dan zaman, umumnya percaya akan adanya Tuhan yang patut disembah dan diagungkan. Semuanya telah mengenal iman

Muslim maka wajib dilakukannya, sedang yang diharamkan wajib menjauhinya. Salah satu kewajiban yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari adalah shalat lima

SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN Difinisi Difinisi : Pemikiran Manusia di sini adalah : Pemikiran Manusia di sini adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran konsep