• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Ketuhanan dalam Islam dan Taoisme

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep Ketuhanan dalam Islam dan Taoisme"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tuhan setidaknya hingga kini, masih merupakan soal penting dalam sejarah umat manusia. Nietzsche, yang diklaim sebagai gembong gerakan ateisme, dengan teriakan lantangnyatentang kematian Tuhan, sebetulnya ia sedang menggugat persepsi tentang Tuhan yang dikonstruksi Gereja pada saat itu yang tidak memberikan sikap kebebasan bagi kreativitas manusia. Nietzsche menyangkal adanya Tuhan bukan berdasarkan pertimbangan filosofis-rasional, tetapi karena persepsi Tuhan ala Gereja saat itu tidak melihat ruang bagi pengembangan diri manusia. Sebenarnya, penegasian Nietzsche itu sesungguhnya tidak berpengaruh terhadap keberadaan Tuhan. Karena keberadaan-Nya tidak ditentukan oleh persepsi manusia. Menjadi demikian penting makna keberadaaan Tuhan bagi kehidupan umat manusia, sehingga persepsi-persepsi tentang-Nya menjadi kajian yang tidak peraah usai

Sebetulnya ide mengenai Tuhan telah menjadi sejarah yang panjang. Mungkin sepanjang dari proses kehidupan dunia manusia sejak awal. Realitas dalam hidup ini menunjukkan bahwa manusia (secara individual), tidak pernah merancang dan terlibat secara pribadi, sendirian menciptakan dan melahirkan dirinya dari yang tidak ada menjadi ada. Juga tidak ikut merancang bentuk wajahnya, warna kulit, jenis rambut, alat kelamin dan lain sebagainya. Hal ini berlaku kepada setiap orang, tidak pandang bulu. Orang tidak bisa memilih atau bahkan meminta. Sebab kalau bisa memilih dan meminta, seseorang, misalnya, tentu ingin dilahirkan dari kandungan orang yang terhormat, pandai dan kaya raya, sehingga secara "struktural" akan mendapatkan fasilitas hidup yang memadai. Tulisan ini dengan perspektif teologi ingin mengupas tentang

(2)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka pada tulisan ini hendak mencari jawaban terhadap pertanyaan:

1. Apa Pengertian Dari Ketuhanan?

2. Apa Pengertian Konsep Ketuhanan Dalam Pandangan Islam? 3. Apa Pengertian Konsep Ketuhanan Dalam Pandangan Taoisme? 4. Apa Perbedaan Ketuhanan Antara Pandangan Islam Dan Taoisme ?

1.3. Batasan Masalah

Membatasi permasalahan membahas Ketuhanan dalam pandangan Islam dan Taoisme serta perbedaan pandangan antara keduanya.

1.4. Tujuan Penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah : 1. Mengetahui Pengertian Konsep Ketuhanan

2. Mengetahui Pengertian Ketuhanan Dalam Pandangan Islam 3. Mengetahui Pengertian Ketuhanan Dalam Pandangan Taoisme

4. Mengetahui Perbedaan Pengertian Konsep Ketuhanan Antara Islam Dan Taoisme 1.5. Manfaat Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah sebagaimana diuraikan di atas, maka maksud dari tujuan penelitian ini:

1) Bagi pengembangan ilmu untuk menambah khazanah dalam bidang kajian Ilmu Tafsir

2) Bagi pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakannya mengurusi keagamaan di negara

3) Bagi tokoh-tokoh agama sebagai referensi dalam pembinaan umat

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan

(3)

BAB II Pembahasan

Menguraikan tentang tinjauan teoritis dan pembahasan mengenai pengertian ketuhanan menurut Islam dan Taoisme serta perbedaan pandangan antara keduanya

BAB III Penutup

Menguraikan kesimpulan dan saran.

(4)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tuhan adalah sesuatu yang di yakini, di puja, di sembah oleh manusia, sebagai yang Maha Kuasa, Maha Perkasa dan lain sebagai nya. Kalimat Tuhan dapat di pergunakan untuk apa saja yang di puja dan di sembah oleh manusia. Baik persembahan yang benar atau yang salah. 2.2 Pembahasan Khusus

Para filosof juga mempunyai pandangan tentang konsep ketuhanan, dari zaman dulu hingga kini konsep ketuhanan merupakan kajian yang tidak pernah berhenti dari zaman ke zaman. Berikut ini adalah pandangan beberapa filsuf tentang Tuhan.

· Socrates (469-399 SM)

Socrates adalah murid dari Phytagoras, yang membahas masalah ketuhanan dengan logika akademik yang simpel dengan menetapkan wujud Tuhan yang disembah. Ajaran yang terkenal dari Socrates adalah Gnoti Seauton yaitu kenalilah dirimu sendiri. Bagi Socrates dengan mengenali diri sendiri, akan dapat lebih mengenal Tuhan. Socrates mempercayai adanya keabadian roh, yang tidak akan rusak atau mati dengan kematian badan. Ia percaya bahwa roh akan kembali kepada sumbernya yang pertama yang bersih dan suci dari unsur kebendaan · Plato (427-347 SM)

Plato menggambarkan Tuhan sebagai Demeiougos (sang pencipta) dari alam ini dan sebagai Ide Tertinggi dari alam ide. Ide tertinggi ini menurut Plato adalah Ide Kebaikan. Menurut Plato segala keadaan di dunia ini tidaklah kekal dan selalu berubah karena itu dunia yang ditempati manusia ini adalah dunia bayangan yang dilawankan dengan dunia ide yang bersifat kekal dan tidak mengalami perubahan. · Aristoteles (384-322 SM)

Konsep Aristoteles tentang Tuhan didasarkan pada latar belakang ilmu pengetahuan, tidak didasarkan pada suatu religi tertentu. Bagi Aristoteles Tuhan sebagai substansi yang bersifat eternal terpisah dari dunia konkrit, tidak bersifat materi, tidak memiliki potensi; Tuhan adalah “Aktus Murni” yang hanya memperhatikan dirinya sendiri. Sebagai Aktus Murni, aktifitas Tuhan tidak lain kecuali melalui berpikir. Tuhan adalah “pemikiran yang sedang berpikir diatas pemikiran

(5)

Tuhan digambarkan oleh al Kindi sebagai sesuatu yang bersifat tetap, tunggal, ghaib dan penyebab sejati gerak. Al kindi dengan menggunakan konsep teori pencipta creatio ex nihilo mengatakan bahwa penciptaan dari ketiadaan merupakan hal istimewa yang dimiliki Tuhan. Tuhan adalah satu-satunya Dzat yang sungguh-sungguh mampu mencipta dari ketiadaan dan Dia merupakan sebab yang sesungguhnya dari seluruh realitas yang ada didunia ini.

Al Kindi mensifati Tuhan dengan istilah-istilah baru. Tuhan adalah yang benar. Ia bukan materi, tak berbentuk, tak berjumlah, tak berkualitas, tak terhubung. Ia tek berjenis, tak terbagi dan tak berkejadian, ia abadi oleh karena itu Ia Maha Esa (wahdah), selain-Nya berlipat.

· Baruch Spinoza (1632-1667)

Spinoza termasuk pemikir yang revolusionir pada zamannya, ia adalah pemikir yang paling ambisius dan tak kenal kompromi. Dialah filsuf modern yang dengan lantang mengajarkan “Tuhan imanensi dan dinamis” menggantikan ide tentang “Tuhan transenden yang statis”. Spinoza menyimpulkan bahwa hanya ada satu substansi, apakah itu disebut Tuhan, atau disebut alam, oleh sebab itu tidak ada kemungkinan interaksi antar substansi. Substansi yang hanya satu ini dapat merupakan asal-usul dari yang tampak sebagai bukan individu sejati, tetapi hanya bentuk dari substansi tunggal.

2.2.1 Konsep Ketuhanan Dalam Pandangan Islam 2.2.1.1 Pengertian Agama Islam

(6)

segala amal perbuatan selama hidup di dunia akan dipertanggungjawabkan kepada Allah.

Agama Islam lahir di bawa oleh Muhammad, seorang pemuda yang dikenal sangat jujur di dataran Arabia, sekitar tahun 610 M. Nabi Muhammad menghabiskan banyak waktunya untuk berkontemplasi di gua Hira, di luar kota Makkah. Dari proses batiniah pengalaman religiomoral ini Muhammad mencapai puncaknya dengan turunnya wahyu Tuhan kepadanya Banyak penulis modern yang menulis tentang asal usul dan misi Muhammad ini dengan mengajukan beberapa spekulasi. Ada yang merujuk pada kenyataan historis, bahwa sebelum Islam muncul, negeri Arab telah mengalami proses fermentasi religius yang disebabkan pengaruh Judea-Kristiani.

Padahal persepsi ketuhanan antara keduanya sangatlah berbeda. Meskipun terminologi Allah sudah dikenal jauh sebelum Islam, namun persepsi di dalamnya yang dibangun oleh Islam ternyata berbeda. Orang paganis Arab mengenal Allah, dalam persepsi sebagai Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa, tetapi di sisi lain mereka membuat sekutu bagi-Nya. Di sinilah Muhammad datang, dengan tetap menggunakan kata yang sama, yakni Allah, namun ia menggeser persepsi yang dikandung oleh kata itu.Maka oleh Islam dipersepsikan tidak hanya sebagai Zat Pencipta dan Yang Maha Kuasa, tetapi juga Zat yang harus ditunduki dan ditaati, Yang Maha Pengasih, Yang Awal, Yang Akhir, Yang Maha Lembut, dan beberapa sifat lain.

Jadi Islam bukanlah agama-seperti yang sering disalahtafsirkan yang didirikan dan disebarkan oleh Rasulullah Muhammad, diyakini bahwa Islam adalah keyakinan yang juga disampaikan oleh Adam, Nuh, Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, Musa, Daud, Yahya, Isa (Yesus)dan nabi serta rasul-rasul lainnya. Dari zaman kezaman Allah selalu mengutus seorang hambaNya untuk mengajak kaumnya menyembahNya, jadi Islam adalah kelanjutan dari ajaran-ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya

(7)

Muslim menyebut nama Tuhan dengan nama ‘Allah’ seperti tercantum dalam Al Quran. Karena sebutan ‘Allah’ terasa unik dan murni, tak dapat disandingkan dengan tambahan kata apapun-seperti ‘Tuhan’ (Indo.) misalnya (ketuhanan, menuhankan) atau ‘God’ (Ing.) (gods, goddess, godfather, tin god)- . Meskipun demikian dalam Al Quran terdapat nama-nama indah lainnya yang disebutkan bagi Allah sebanyak 99 Nama-nama Terindah (Asmaul Husna) antara lain Ar Rahman (Yang Maha Pengasih), Ar Rahim (Yang Maha Penyayang), Al Malik (Yang Maha Kuasa), Al Qudus (Yang Maha Suci) dan sebagainya.

2.2.1.3 Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Konsep ketuhanan dalam Islam dinamakan Tauhid. Tauhid bukan hanya bermakna monoteisme, Tauhid berasal dari kata dalam bahasa Arab ‘Wahhada’ yang artinya ‘keesaan’ atau ‘kesatuan’.

Konsep ketuhanan dalam Islam tercantum dalam Al Quran yang merupakan kitab suci umat Islam di Surah Al Ikhlas sebagai berikut:

i) ”Qul huwallahu ahad” “Katakanlah : Allah itu Esa” ii) “Allahu Shomad”

“Allah tempat bergantung segala sesuatu” iii) “Lam yalid wa lam yuulad”

“Dia tidak beranak dan diperanakan” iv) “Walam yakullahu kufuwan ahad”

(8)

Empat ayat Surah Al Ikhlas di atas merupakan landasan dasar pemahaman mengenai Tuhan dalam Islam, dan 4 ayat tersebut juga merupakan ‘batu uji’ mengenai konsep ketuhanan. Tak ada seorangpun atau apapun bisa disebut tuhan jika tak lolos dari 4 kriteria diatas.

Tauhid terdiri dari 3 bagian atau kategori: (i) Tauhid Rububiyah

(ii) Tauhid Al Asmaa Wa sifat (iii) Tauhid Uluhiyah (Al Ibadah)

(i) Tauhid Rububiyah

Bagian pertama dari tauhid adalah Tauhid Rububiyah yang berasal dari kata ‘Rabb’ artinya ‘Pemelihara’, ‘Pemilik’. Secara istilah Tauhid Rububiyah berarti keyakinan bahwa hanya Allah lah satu-satunya Yang Menciptakan, Yang Memiliki dan Yang Memelihara segala sesuatu. Dia lah Pencipta, Pemilik dan Pemelihara alam semesta ini.

(ii) Tauhid Al Asmaa Wa Sifat

Bagian kedua yaitu Tauhid Al Asmaa Wa Sifat adalah keyakinan yang benar akan Nama-nama dan Sifat-sifat Allah. Tauhid ini terdiri dari 5 aspek yaitu: (1) Deskripsi Nama dan Sifat Allah adalah merujuk pada keterangan-keterangan yang disampaikan oleh Allah melalui utusanNya, RasulNya. Tanpa membuat deskripsi selain dari apa yang telah disebutkankan.

(9)

(3) Tak memberikan sifat-sifat mahluk ciptaanNya untuk menjelaskan sifat-sifat Allah.

(4) Manusia tidak boleh menggunakan atribut atau sifat yang hanya pantas disematkan pada Allah, misalnya manusia Abadi, manusia Maha Tahu.

(5) nama Allah tak boleh diberikan pada mahluk ciptaanNya. Nama-nama seperti Rahman, Rahim adalah Nama-nama yang masih diijinkan digunakan oleh manusia, Tapi Ar Rahman (Yang maha Pengasih) , Ar Rahim (Yang Maha Penyayang hanya digunakan untuk Allah dan hanya boleh digunakan bila didahului kata ‘Abd’ artinya ‘Hamba’ seperti Abdurahman, Abdurahim dsb.

iii) Tauhid Uluhiyah (Al Ibadah)

Kata Uluhiyah bersumber dari kata ‘ilah’ artinya sesuatu yang disembah dan ditaati. Jadi Tauhid Uluhiyah secara istilah berarti ‘mengEsakan Allah dalam ibadah dan ketaatan’, artinya ketaatan seorang muslim dan segala ibadahnya harus ditujukan, diarahkan kepada Allah semata. Implikasi lainnya adalah bahwa seorang muslim hanya beribadah dengan cara yang telah Allah tetapkan dalam Al Quran dan sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW, sebagai Rasul terakhir.

Ibadah berasal dari kata ‘abd’ yang berarti ‘hamba’, jadi ibadah adalah ketaatan penghambaan, ketaatan penyembahan. Landasan praktis ibadah dalam Islam secara keseluruhan tertuang dalam Rukun Islam yaitu:

1. Syahadat, kesaksian akan keEsan Allah dan pengakuan kebenaran Rasulullah Muhammad SAW. sebagai utusan Allah terakhir yang menyampaikan kebenaran.

(10)

3. Zakat, berkaitan dengan pengelolaan harta-yang pada hakikatnya merupakan milik Allah-untuk digunakan untuk kepentingan agama Allah, disedekahkan pada orang tak berpunya.

4. Puasa, berkaitan dengan pengendalian diri, menahan lapar dan haus juga menahan nafsu dan dorongan-dorongan yang dilarang

5. Haji, bentuk pengorbanan baik tenaga maupun harta untuk menjalankan perintah Allah di tanah Suci Mekkah.

Syahadat merupakan roh dari setiap ibadah dalam Islam, sementara Sholat, Zakat, Shaum dan Haji merupakan implementasi dari kepatuhan dan ketaatan itu sendiri (ibadah). Namun demikian pengertian ibadah adalah lebih luas dari keempat implementasi tadi. Setiap perbuatan baik yang didasari ketaatan kepada Allah dapat pula dimaknai sebagai ibadah. Ketiga bagian atau kategori Tauhid diatas (Tauhid Rububiyah, Asmaa Wa Sifat dan Uluhiyah/Ibadah) adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

2.2.2 Konsep Ketuhanan Dalam Pandangan Taoisme 2.2.2.1 Pengertian Agama Taoisme

(11)

kesederhanaan hukum alam. Dengan Tao manusia dapat menghindarkan diri dari segala keadaan yang bertentangan dengan irama alam semesta. Taoisme diakui sebagai suatu pre-sistematik berpikir terbesar di dunia yang telah mempengaruhi cara berpikir orang China. Menurut Lao Tzu manusia harus menyerah kepada Tao. Ajaran Lao Tse tercantum dalam kitabnya yang terkenal dengan nama Tao Te Ching itu, yang kemudian diberi komentar oleh berbagai ahli filsafat, sehingga menjadi kitab yang tebal.

Kunci untuk menyatu dengan Tao adalah Wu Wei yaitu “tidak melakukan apapun”. Filsafat Tao mengajarkan pada orang agar mau menerima nasib. Orang harus dijauhkan dari keinginan politik untuk berpengetahuan dan berpendidikan. Dalam bidang politik keadaan yang paling baik adalah tidak ada pemerintahan, karena memerintah berarti berbuat, berbuat berarti menentang Tao. Dengan demikian ajaran Tao termasuk paham yang pesimis.

Cara berpikir Lao Tze jauh melampaui zamannya ketika itu, ditambah ajaran-ajarannya yang menjunjung tinggi kebajikan dan menentang kebiadaban, maka akhirnya ajaran Lao-zi bersama-sama ajaran Wang-di dikenal orang sebagai Ajaran WANG-LAO sampai sekarang. Ajaran WANG-LAO ini makin berkembang dan mengakar di hati masyarakat, akhirnya dianut oleh hampir setiap orang terpelajar dan cendekiawan zaman itu.

2.2.2.2 Konsep Ketuhanan Taoisme

Agama Tao menggabungkan Ilmu pengetahuan, Filsafat dan Ilmu Kedewaan yang Agung sebagai dasar kepercayaan. Agama Tao menyembah banyak Dewa dan Dewi. Dalam praktek peribadatan, penganut taoisme ini melaksanakan ritual ibadahnya di klenteng atau pekong. Agama ini memiliki kitab suci sebagai pedoman para penganutnya dalam menjalankan praktek keberagamaan di antaranya adalah Tao Te Ching, Chuang-Tzu, dan Leizi.

(12)

ungkapan tentang Tuhan atau menggambarkan tentang keberadaan Tuhan, seperti ungkapan dalam agama tao bahwa segala sesuatu datang dari tao dan segala sesuatu akan kembali kepada tao. Tetapi tao bukanlah mahkluk tertinggi, dia adalah prinsip alam, menyerap semua aspek penciptaan dengan tenaga atau kekuatan. Dia juga sering digambarkan sebagai yang tak dapat dirasakan dan diraba.

Dalam agama tao dikenal banyak dewa-dewa dan roh-roh yang mendiami alam ini, pertama ada unsur ketuhanan yang terwujud dari energi asal. Kemudian ada dewa yang menciptakan dunia: banyak diantaranya adalah dewa-dewa masa lampau yang diambil dari taoisme, dewa-dewa yang lain yang berasal dari tradisi orang kebanyakan yang dipuja oleh orang banyak, orang-orang yang memiliki kekuasaan didunia, setelah mereka mati dianggap penguasa surga atau memilikin kekuasaan di surga dan dianggap pula sebagai dewa.

Dalam Taoisme istilah Tao atau Jalan ini mempunyai arti "jalan yang memberikan wujud dan daya kembang bagi seluruh alam. Juga berarti contoh atau pegangan yang benar,kebenaran yang tidak boleh ditinggalkan. Secara metaforis penamaanTuhan dengan nama Tao atau Jalan ini tampak lebih mengedepankan Tuhan sebagai Zat yang memberikan perawatan, kasih sayang dan jalan kebenaran bagi umat manusia, serta sekaligus juga sebagai Zat yang harus ditunduki bukan atas dasar ketakutan tetapi kecintaan dan ketentraman. Jadi dalam konteks penyebutan nama ketuhanan ini, Taoisme mengungkapkan unsur femininitas dan maskulinitas sekaligus.

Dalam sejarah, Taoisme merupakan satu di antara tiga agama yang ada dalam bangsa Tiongkok. Pepatah Tiongkok mengatakan, "Tiongkok mempunyai tiga pandangan keagamaan yaitu Konfusianisme, Budhisme dan Taoisme, tetapi yang tiga itu hanya satu." Bila pepatah ini benar, tidak diragukan lagi bahwa ketiga agama tersebut tidak hanya hidup berdampingan secara damai, tetapi juga saling mempengaruhi satu sama lain, meskipun strukturnya berbeda-beda.

(13)

Dalam konteks pemikiran Islam, kita bisa memandang Tuhan sebagai Dia dalam diri-Nya sendiri, di mana kita mengesampingkan kosmos-yakni segala sesuatu selain Tuhan. Ditilik dari sudut pandang ini, hampir seluruh pemikir Muslim berkesimpulan bahwa Tuhan dalam diri-Nya sendiri, esensi (Zat) Tuhan tidak bisa diketahui. Ini yang mengantar kita pada perspektif "ketakterbandingan" Tuhan (tansih) yang berkembang dalam logika kalamiah.

Taoisme juga memahami Zat Tuhan sebagai yang tidak bias ditangkap dan tak terdefinisikan. Dalam mukadimah Tao Te Ching disebutkan bahwa Tao (zat yang diagungkan) adalah sesuatu yang maha halus, dan bila sesuatu itu dapat ditangkap pengertiannya, makaia adalah bukan Tao yang sebenarnya-benarnya. Karena sifatnya transendental, maka Tao merupakan dasar segala yang ada.

Keteraturan alam, kontradiksi yang ada, seperti baik-buruk, siangmalam, misalnya, bagi Taoisme merupakan citra yang demikian penting dalam memahami Tuhan. Kontradiksi ini yang dikenal dengan konsep yin dan yang. Yin merupakan bentuk penggambaran dari serba gelap,jahat, pasif, femininitas dan sebagainya. Sedangkan yang adalah cahaya terang, kebaikan, aktif, positif, maskulinitas dan sebagainya. Taoisme memang membenkan arti kepada yin dan yang sebagai suatu yang bersifat kontradiktif, namun menganggap keduanya sebagai hal yang tidak bertentangan. Kebaikan yang disebut yang dan kejelekan yang disebut yin itu mengandung nilai baik bilamana masing-masing berjalan pada tempatnya.

(14)

Berbeda dengan Islam, Taoisme tidak dengan tegas menyatakan tentang keesaan Tuhan dalam prinsip ajarannya, namun ia tetap mempersepsikan Tuhan sebagai yang tak terdefinisikan itu adalah Zat Maha Agung yang memberikan kehidupan pada kosmos. Taoisme menempatkan-Nya bukan dengan model hubungan tuan-hamba, di mana perspektif yang dibangun adalah ketundukan seperti Islam.Taoisme sejak semula lebih mengembangkan suatu ketundukan dalam konteks peniruan citra-citra Tuhan dalam dunia kemanusiaan untuk mencapai keteraturan dan ketentraman hidup. Tuhan dipandang sebagai sumber nilai-moral yang perlu dijalankan demi kemaslahatan dunia dan umat manusia.

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan, yang diantaranya:

(15)

menyatakan hanya Allahlah yang patut disembah, dan tauhid asma’ washifat yang mendesdkripsikan nama beserta sifat Allah

2. Taoisme merupakan ajaran Lao Tze yang berisi filsafat, hikmah dan jalan hidup. Bagi taoisme Tao berarti “jalan” dan dalam arti luas yaitu realitas absolut, yang tidak terselami, dasar penyebab, dan akal budi. Didalam taoisme, ketuhanan terwujud dalam berbagai cara. Dalam pengertian, semua penciptaan yang ada di alam inin adalah suatu wujud dari ungkapan tentang Tuhan atau menggambarkan keberadaan tuhan, seperti ungkapan dalam agama tao bahwa segala sesuatu dating dari tao dan segala sesuatu akan kembali kepada tao. Tetapi tao bukanlah makhluk tertinggi, mereka menganggap bahwa tao adalah prinsip alam, menyerap semua aspek penciptaan dengan tenaga atau kekuatan. Dengan demikian tao adalah sesuatu yang tidak dapat diraba maupun disentuh

3.2 Saran

Berdasarkan pemaparan di atas kami memberikan beberapa saran: 1. Bagi Dunia Keilmuan  Ilmu Tafsir

Kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia keilmuwan dan agar melengkapi kekurangan yang ada di makalah ini dengan kritik yang membangun

2. Bagi Kemenag

Kami berharap agar pemerintah lebih berhati-hati dalam segala kebijakan yang diambil masalah keagamaan.

3. Masyarakat:

Kami berharap agar masayarakat dapat mengambil intisari dari apa yang telah dipaparkan pada makalah ini.

(16)

Penulis sudah berusaha maksimalk baik dalam pengumpulan data, hati-hati dalam penarikan kesimpulan sekalipun mungkin disana-sininmasih terdapat kesalahan dan kekurangan.

Maka diakhir kata ini penulis meminta maaf apabila ada kesalah dalam kata ataupun kalimat, kami mengharap kritik dan saran yang membangun bagi kebaikan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Tanggok, M.Ikhsan. Mengenal Lebih Dekat Agama Tao. Jakarta : UIN Jakarta Press.2006. Cet.I

Murata, Sachiko. The Tao ofIslam, terj. Rahmani Astuti dan M.S. Nasrullah. Bandung: Mizan

Azad, Abul Kalam. Konsep DasarAl-Qur'an. terj. AryAnggari Harahap, Jakarta: Pustaka Firdaus

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat Aronoff ini tidak menunjukkan adanya komponen khusus untuk menangani kata-kata yang potensial dalam bahasa tetapi ia memiliki mekanisme blocking yakni suatu mekanisme

Kelompok Muktazilah mengajukan konsep-konsep yang bertentangan dengan konsep yang diajukan golongan Murjiah (aliran teologi yang diakui oleh penguasa

Ia dikandung oleh ibunya, artinya nikmat dilahirkan ke dunia adalah dari Allah Ta’ala, pertama penciptaannya, dan nikmat dapat bertahan hidup dari rizki yang diberikan

dalam kandungan yang ditandai oleh pengakuan manusia pada Allah SWT sebagai Tuhan seperti dalam

Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda dengan konsep dalam agama Samawi dimana alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan tujuan akhir dari hidup manusia adalah kembali ke

Proses reformasi yang dipelopori oleh Nabi Muhammad SAW terhadap masyarakat Madinah menjadi contoh bahwa pembangunan peradaban umat manusia bisa dilakukan dengan. 21

tasawuf itu bersamaan dengan Islam yang di bawah oleh nabi Muhammad Saw, akan tetapi pada waktu itu namanya belum tasawuf, namun ajaran-ajaran tasawuf itu sudah ada.21 Tasawuf

bahkan pada tuturan pembuka pelaksanaan ritual selamatan. Rosulullah merupakan kata yang merujuk kepada nabi umat Islam, yakni nabi Muhammad. Nabi Muhammad merupakan