• Tidak ada hasil yang ditemukan

50 dalam waktu 8 jam dari Sumbawa Besar, 5 Jam

dari Dompu dan 6 jam dari Bima.

5. Situs Nangasia

Terletak di Kawasan Wisata Lakey. Diperkirakan 4.500 SM Nenek Moyang masyarakat Dompu sudah mempunyai peradaban dan menguasai teknologi yang cukup tinggi, yang ditandai dengan ditemukannya berbagai peninggalan dimasa lampau berupa, manik-manik dan keramik. Di Kawasan Situs ini juga ditemukan Batu Kursi (Wadu Kadera) yaitu batu berupa kursi tempat penobatan para Ncuhi (Pemimpin), bekas Telapak Kaki Ncuhi dan Kubur Duduk. Situs ini ditemukan oleh tim Arkeologi Pusat Jakarta dan Denpasar-Bali.

6. Nanga Tumpu

Nanga Tumpu terletak di jalur Jalan Raya Sumbawa – Dompu dengan jarak dari ibukota Kabupaten Dompu 30 Km dengan waktu tempuh 25 menit. Kawasan ini memiliki berbagai gugusan Pulau-pulau kecil seperti: Nisa Pu’du, Nisa Rate, Nisa Maja, Nisa Ko’do dengan hamparan pasir putih yang sangat indah. Kawasan Nanga Tumpu dan sekitarnya sangat cocok untuk kegiatan berenang, memancing dan menyelam. Pada saat musim angin selatan dan barat (sekitar bulan Januari, Pebruari, Maret, Juli dan Agustus) sangat cocok untuk kegiatan olah raga Wind Surfing, Kite Surfing dan Lomba perahu layar tradisional. Di tempat ini tersedia fasilitas rumah makan.

7. Nanga Doro

Nanga Doro adalah daerah resort pegunungan tradisional di dekat Hu’u yang terkenal dengan sumber mata air panasnya dimana suhunya mencapai 80 derajat Celsius. Tempat ini benar- benar merupakan tempat yang paling sesuai untuk beristirahat dan melemaskan otot-otot yang sakit setelah sehari penuh berselancar.

8. Mada Prama

Terletak hanya sekitar 4 Km dari kota Dompu, wilayah hutan lindung ini merupakan rumah para marga satwa dan flora lainnya. Mada prama juga memiliki kolam renang dengan pemandangan yang indah.

9. Pantai Ria

Terletak di wilayah pantai sebelah Barat Teluk Cempi yang indah. Pantai Ria yang alami dengan pasir putihnya yang lembut merupakan salah satu wilayah terpencil di Sumbawa Tengah dengan keindahannya yang agung, tempat dimana anda bisa melarikan diri dari rutinitas yang melelahkan dan bersantai bersama keluarga.

Pejabat Teras

No Nama Jabatan

1 Drs. H. Bambang M. Yasin Bupati 2 Ir. H. Syamsuddin, M.M. Wakil Bupati 3 H. Agus Buhari, S.H., M.Si. Sekretaris Daerah 4 Rafiuddin H. Anas, S.E. Ketua DPRD 5 Drs. Muhibuddin, M. Si. Inspektur

51

Sejarah

Kabupaten Bima awal mulanya sebagai sebuah wilayah yang berbentuk Kesultanan dengan Nama Kesultanan Bima. Kesultanan Bima berdiri pada tanggal 5 Juli 1640 M, ketika Sultan Abdul Kahir dinobatkan sebagai Sultan Bima I yang menjalankan Pemerintahan berdasarkan Syariat Islam. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Bima yang diperingati setiap tahun.

Kerajaan Bima dahulu terpecah –pecah dalam kelompok-kelompok kecil yang masing- masing dipimpin oleh Ncuhi. Kelima Ncuhi ini hidup berdampingan secara damai, saling hormat menghormati dan selalu mengadakan musyawarah mufakat bila ada sesuatu yang menyangkut kepentingan bersama. Dari kelima Ncuhi tersebut, yang bertindak selaku pemimpin dari Ncuhi lainnya adalah Ncuhi Dara. Pada masa-masa berikutnya, para Ncuhi ini dipersatukan oleh seorang utusan yang berasal dari Jawa. Menurut legenda yang dipercaya secara turun temurun oleh masyarakat Bima.

Kerajaan Bima pernah dimekarkan wilayahnya menjadi Bima dan Dompu. Namun 12 September 1947, Kerajaan Dompu dipulihkan. Bima melepaskan Dompu, yang meliputi 10 kejenelian. Berdasarkan UU NIT No. 44/1950, Kerajaan Bima berubah status menjadi Daerah Swapraja Bima berikut Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Swaparaja Bima pada 2 Oktober 1950. Sejak itulah berakhirnya perjalanan sejarah Kerajaan Bima selama sekitar 350 tahun.

Letak Geografis dan Kondisi Wilayah

Secara geografis Kabupaten Bima berada di antara 118°44’ - 119°22’ Bujur Timur dan 08°08’ - 08°57’ Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Utara : Laut Flores Timur : Selat Sape

Selatan : Samudera Indonesia

Barat : Kabupaten Dompu

Wilayah Kabupaten Bima memiliki luas 4.374,65

km2.

Jumlah Penduduk

Berdasarkan hasil proyeksi data penduduk tahun 2009, Kabupaten Bima memiliki penduduk sejumlah 420.207 jiwa.

Potensi Daerah a. Pertanian

Komoditas Pertanian yang menjadi andalan di Kabupaten Bima antara lain adalah tanaman jagung, kacang tanah, bawang merah dan kedelai.

b. Peternakan

Peternakan yang banyak terdapat di Kabupaten Bima adalah peternakan sapi, peternakan kerbau, peternakan kuda, dan peternakan kambing.

c. Perikanan

Sektor perikanan andalan Kabupaten Bima adalah budidaya tambak, mutiara, rumput laut, dan ikan tangkap.

d. Pertambangan

Kegiatan Penambangan yang menjadi mata

pencaharian masyarakat Bima adalah

Pertambangan Marmer, Pasir Besi, Emas, Mangan, dan Bijih Besi.

e. Pariwisata

Gunung Tambora

Gunung Tambora merupakan gunung vulkanik yang termasuk dalam wilayah kecamatan Tambora, sekitar 200 km dari Kota Bima. Letusannya

pada tahun

1815 sungguh dasyat, Kekuatan letusan mencapai 7 kali lebih kuat dari bom atom. Akibat letusan Tambora, 92.000 orang meninggal dan 3 kerajaan musnah yaitu : kerajaan Sanggar, Tambora dan Pekat. Sisa letusan menyebabkan

KABUPATEN

52

adanya kaldera dengan luas 9 km dengan

kedalaman 1.100 m. Dari puncak kawasan Gunung Tambora kita dapat menikmati keindahan kawasan hutan kayu Calabai, air terjun Sori Panihi (Kawinda) dan juga panorama laut semenanjung (Paninsula) Pantai Sanggar.

Pacuan Kuda

Lokasi Pacuan Kuda terletak di Desa Panda, Belo, 7 km dari Kota Bima. Pacuan kuda di Bima merupakan pacuan kuda yang sangat unik dan menakjubkan karena yang menungganginya adalah anak-anak berumur 5-8 tahun, sangat menarik untuk ditonton. Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Bima telah

mengkalenderkan jadwal pacuan kuda sebanyak 4 kali setahun yaitu April, Juli, Agustus, dan Desember. Anda dapat mencapainya dengan kendaraan umum seperti ojek dan bis kota.

Pulau Ular

Pulau Ular adalah salah satu pulau yang berada di

tengah perairan

bagian timur

wilayah administrasi Kecamatan Wera, sekitar 80 km dari Kota Bima. Ular-ular yang mendiami pulau ular sangat unik dan bersahabat, dengan warna putih silver dan hitam mengkilat yang sangat eksotis. Pulau ini dapat di capai dengan perahu tradisional nelayan dengan tempuh 15 menit dari daratan.

Pantai Kalaki

Merupakan obyek wisata andalan yang berada di kawasan Teluk Bima dengan jarak tempuh 11 km dari kota Bima. Lokasinya sangat strategis karena berada di jalan Negara Sumbawa- Bima. Pantai Kalaki cocok untuk melakukan banyak kegiatan bahari dikarenakan tersedianya banyak fasilitas dan aneka hiburan laut seperti wisata sepeda air, perahu, dll.

Pejabat Teras

No Nama Jabatan

1 Ferry Zulkarnain, S.T. Bupati

2 Drs. H. Syafruddin HM Nur, M.Pd Wakil Bupati

3 Drs. H. Masykur HMS Sekretaris Daerah

4 Drs. H. Muhdar Arsyad Ketua DPRD

53

Sejarah

Bima atau yang disebut juga dengan Dana Mbojo telah mengalami perjalanan panjang dan jauh mengakar ke dalam Sejarah. Menurut Legenda sebagaimana termaktub dalam Kitab BO (Naskah Kuno Kerajaan dan Kesultanan Bima), kedatangan salah seorang musafir dan bangsawan Jawa bergelar Sang Bima di Pulau Satonda merupakan cikal bakal keturunan Raja- Raja Bima dan menjadi permulaan masa pembabakan Zaman pra sejarah di tanah ini. Pada masa itu, wilayah Bima terbagi dalam kekuasaan pimpinan wilayah yang disebut Ncuhi. Nama para Ncuhi terilhami dari nama wilayah atau gugusan pegunungan yang dikuasainya. Pada perkembangan selanjutnya, putera Sang Bima yang bernama Indra Zambrut dan Indra Komala datang ke tanah Bima. Indra Zamrutlah yang menjadi Raja Bima pertama. Sejak saat itu Bima memasuki Zaman kerajaan. Pada perkembangan selanjutnya menjadi sebuah kerajaan besar yang sangat berpengaruh dalam percaturan sejarah dan budaya Nusantara. Secara turun temurun memerintah sebanyak 16 orang raja hingga akhir abad 16.

Masa kesultanan berlangsung lebih dari tiga abad lamanya. Sebagaimana ombak dilautan, kadang pasang dan kadang pula surut. Masa- masa kesultanan mengalami pasang dan surut disebabkan pengaruh imperialisme dan kolonialisme yang ada di Bumi Nusantara. Pada tahun 1951 tepat setelah wafatnya sultan ke-14 yaitu sultan Muhammad Salahudin, Bima memasuki Zaman kemerdekaan dan status Kesultanan Bima pun berganti dengan pembentukan Daerah Swapraja dan swatantra yang selanjutnya berubah menjadi daerah Kabupaten.

Pada tahun 2002 wajah Bima kembali di mekarkan sesuai amanat Undang-undang Nomor 13 tahun 2002 melaui pembentukan wilayah Kota Bima. Hingga sekarang daerah yang terhampar di ujung timur pulau sumbawa ini terbagi dalam dua wilayah administrasi dan politik yaitu Pemerintah kota Bima dan Kabupaten Bima. Kota Bima saat ini telah memliki 5 kecamatan dan 38 kelurahan.

Sebagai sebuah daerah yang baru terbentuk, Kota Bima memiliki karakteristik perkembangan

wilayah yaitu: pembangunan infrastruktur yang cepat, perkembangan sosial budaya yang dinamis, dan pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi.

Letak Geografis dan Kondisi Wilayah

Secara geografis Kota Bima berada di antara 118°41’ - 118°48’ Bujur Timur dan 08°30’ - 08°20’ Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Utara : Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima

Timur : Kecamatan Wawo Kabupaten Bima Selatan : Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima Barat : Teluk Bima

Wilayah Kota Bima memiliki luas 222,25 km2. Jumlah Penduduk

Kota Bima berdasarkan data tahun 2000 tercatat sebesar 116.295 jiwa yang terdiri dari 57.108 jiwa (49%) penduduk laki-laki dan 59.187 jiwa (51%) penduduk perempuan.

Potensi Daerah

a. Pertanian dan Perkebunan

Berdasarkan pola penggunaan tanah, lahan sawah di Kota Bima mencapai 1.923 ha yang terdiri sawah irigasi seluas 1.825 ha dan sawah tadah hujan seluas 98 ha. Sedangkan tanah tegalan/kebun mencapai 3.623 ha, ladang/huma seluas 1.225 ha dan kawasan hutan negara seluas 9.421 ha. Komoditas andalan pertanian terdiri dari padi, jagung, kedelai dan kacang tanah. Sedangkan komoditas unggulan perkebunan meliputi: serikaya, kelapa, asam, kemiri, jambu mete, wijen dan kapuk.

b. Peternakan

Hingga saat ini jenis ternak yang telah dikembangkan oleh masyarakat setempat adalah: sapi, kerbau, kuda, kambing, ayam buras dan itik. Kota Bima sesungguhnya memiliki potensi peternakan yang cukup prospektif dengan ketersediaan lahan peternakan dan lahan pakan yang cukup luas.

KOTA

54

c. Perikanan

Kegiatan perikanan yang telah berkembang di Kota Bima adalah usaha budidaya di perairan laut, perairan air payau dan air tawar. Adapun komoditas yang dibudidayakan meliputi: bandeng, udang dan rumput laut.

d. Pertambangan

Sebagai daerah perkotaan dengan wilayah yang tidak terlalu luas, Kota Bima memiliki potensi pertambangan yang terbatas. Jenis bahan tambang yang berhasil diidentifikasi terdiri dari andesit dan marmer dengan volume ± 517.738.375 m³.

e. Pariwisata

Karena posisinya yang terletak di tengah-tengah segitiga emas tujuan pariwisata nasional, yaitu Bali, Pulau Komodo, dan Bunaken, Kota Bima memiliki fungsi strategis sebagai kota transit. Namun lebih dari itu, Kota Bima sendiri memiliki berbagai potensi pariwisata untuk ditawarkan, khususnya wisata alam.

Visi pembangunan bidang pariwisata adalah “Mendorong Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Kepariwisataan Yang Berwawasan Budaya, Ramah Lingkungan dan Melibatkan Peran Serta Masyarakat Luas”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, ada 3 kebijakan yang diambil, yaitu:

1. Pengembangan pemasaran pariwisata; 2. Pengembangan destinasi pariwisata; 3. Pengembangan kemitraan.

Potensi pariwisata yang dimiliki oleh Kota Bima meliputi wisata budaya dan wisata alam. Namun potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal, di mana saat ini masih terbatas pada wisatawan lokal. Jika dilihat secara geografis, posisi Kota Bima berada di antara dua kawasan yang menjadi tujuan wisata, yaitu Pulau Lombok di sebelah barat dan Pulau Komodo di sebelah timur.

Beberapa obyek wisata yang ada di Kota Bima secara sekilas dapat diuraikan sebagai berikut.

Istana Kayu Asi Bou

Istana ini terletak di samping timur Istana Bima (sekarang Museum Asi Mbojo). Dinamakan Asi Bou karena didirikan setelah pendirian Istana Bima pada tahun 1927, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim (1881-1936). Asi Bou dibangun oleh untuk Putera Mahkota Muhammad Salahuddin.

Masjid Muhammad Salahuddin

Masjid ini dibangun oleh Sultan Abdul Kadim Muhammad Syah dengan Wajir Ismail pada tahun 1737. Masjid ini terletak di Kampung Sigi atau di sebelah selatan lapangan Sera Suba (Jalan Soekarno Hatta).

Museum Asi Mbojo

Museum Asi Mbojo dulunya merupakan Istana bagi Raja dan Sultan Bima. Museum ini dikonstruksi dengan campuran gaya Eropa dan Bima pada tahun 1927 oleh Mr. Obzicshteer Rehata. Lokasinya berada di pusat kota dan mudah diakses. Di Museum ini terdapat silsilah/tata urutan Raja dan Kesultanan Bima, benda tata urutan kepangkatan kepemerintahan,

55

barang-barang serta pakain adat yang digunakan Istana Kerajaan, para prajurit serta masyarakat pada jaman itu. Selain itu juga dipamerkan benda-benda yang tidak hanya berasal dari jaman kerajaan dan kesultanan, tetapi juga benda-benda purbakala sebelum masa kerajaan dan kesultanan Bima.

M useum Samp araja

Museum Samparaja merupakan museum yang ada di Kota Bima selain Museum Asi Mbojo. Museum ini terletak di Jalan Gajah Mada Kelurahan Moggonao Kota Bima. Koleksi yang ada di museum ini antara lain Kitab BO yang asli, kitab yang membahas ihwal Kerajaan Bima pada abad 14 Masehi. Selain itu terdapat benda- benda peninggalan kesultanan Bima.

Pantai N i’ u

Pantai Ni’u berada di sisi timur Teluk Bima, di jalan lintas Bima-Sumbawa sekitar 3,5 km dari terminal Dara Kota Bima. Lokasinya yang berada di tepi jalan nasional ini menjadikan pantai ini mudah dijangkau oleh wisatawan. Obyek wisata ini cukup ramai dikunjungi wisatawan lokal, terutama pada hari-hari libur. Di kawasan ini terdapat gazebo-gazebo yang dibangun Pemerintah Kota Bima dan dapat dimanfaatkan pengunjung untuk menikmati panorama pantai kawasan ini.

Pantai Lawata

Pantai Lawata merupakan salah satu tempat tujuan wisata utama bagi masyarakat Kota Bima. Di kawasan pantai ini pengunjung dapat menikmati gai beryang tersedia dan melakukan aktifitas seperti berenang.

Pantai Amahami

Pantai Amahami juga merupakan tempat tujuan bagi masyarakat Kota Bima untuk berwisata. Kawasan pantai ini ramai terutama pada sore dan malam hari, dengan berbagai aktifitas yang ada seperti pedagang kaki lima. Pantai ini berdekatan dengan Pantai Lawata atau berada sebelum Pantai Lawata dari arah Terminal Dara. Selain pantai-pantai tersebut, di kawasan pesisir Teluk Bima masih terdapat obyek-obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi, seperti Pantai Ule dan Pantai So Ati.

Pejabat T eras

N o N ama Jabatan

1 M. Qurais H. Abidin Walikota

2 H.A. Rahman H. Abidin Wakil Walikota

3 Ir. Muhammad Rum Sekretaris Daerah

4 Hj. Ferra Amelia, S.E., M.M. Ketua DPRD 5 Drs. H. Ramli Hakim, M.Si. Inspektur

57

Penyerahan LHP atas LKPD Provinsi NTA TA 2012 Penyerahan LHP atas LKPD Kabupaten Lombok Tengah TA 2012

Peradilan semu (Moot Court) yang dilaksanakan di Kantor

Perwakilan Provinsi NTB Pengibaran Bendera dalam rangkaian Upacara Peringatan HUT BPK RI ke 67 Tahun

Tim Futsal BPK RI Perwakilan Provinsi NTB sebelum

bertanding dengan Tim PLN Kunjungan Kerja DPR RI dalam rangka Dengar Pendapat mengenai Perubahan UU nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK

Konsinyering Penyusunan LHP atas LKPD TA 2012 se

58

Pengembangan Komunitas Unggulan (PKU) BPK RI

Perwakilan Provinsi NTB Penyerahan LHP atas LKPD TA 2012 secara serentak pada Tujuh entitas di wilayah Provinsi NTB

Sosialisasi Peran BPK dan DPR dalam Pengelolaan

Keuangan Negara di Sumbawa, NTB Kuliah Umum Anggota BPK RI di Universitas Mataram

Sosialisasi SISDM di BPK RI Perwakilan Provinsi NTB Forum Koordinasi Antara BPK dengan APH di Wilayah

Provinsi NTB

Media Workshop BPK Menghitung Kerugian Negara Penandatanganan Pakta Integritas seluruh Pegawai BPK

Dokumen terkait