• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PWK 2013 GABUNG LENGKAP tanpa P Sulih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL PWK 2013 GABUNG LENGKAP tanpa P Sulih"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ISI

ISI

“Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang

kredibel dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar

untuk berperan aktif dalam mendorong terwujudnya

tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan

transparan”

Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;

Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara;

(3)

ii

Sambutan Kepala Perwakilan

Assalamu’alaikum wr. wb.

Pertama-tama, kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat

Allah SWT karena atas izin dan karunia-Nya, buku Profil

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013

dapat diterbitkan.

Buku ini merangkum berbagai capaian dan kegiatan yang

dilakukan BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara

Barat selama tahun 2013, diantaranya adalah capaian IKU

2012 yang telah mencapai skor 91,58%.

Salah satu kegiatan penting di tahun 2013 adalah

Penandatanganan Pakta Integritas yang dilakukan secara

serantak oleh seluruh pegawai BPK Perwakilan Provinsi

Nusa Tenggara Barat.

Terkait dengan kinerja yang telah kami capai pada tahun 2013, kami mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang berperan dalam pencapaian tersebut.

Semoga Allah SWT senantiasa membimbing setiap langkah-langkah kita dalam mewujudkan

BPK RI yang menjunjung tinggi

Independensi, Integritas, dan Profesionalisme.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Mataram, Maret 2013

Kepala Perwakilan,

(4)

iii

Daftar Isi

Visi dan Misi BPK ... i

Sambutan Kepala Perwakilan ... ii

Daftar Isi ... iii

A. Gambaran Umum Sejarah BPK RI ... 02

Sejarah BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat ... 04

Struktur Organisasi BPK RI Periode 2009 – 2014 ... 06

Struktur Organisasi BPK RI Perwakilan Provinsi NTB Per 31 Desember 2013 ... 07

B. Sekilas Kinerja 2013 Nilai Dasar ... 09

Tujuan Strategis ... 09

Indeks Kinerja Utama (IKU) ... 10

Kegiatan Pemeriksaan ... 11

Opini Pemeriksaan ... 12

Monitoring Pemeriksaan Tahun 2013 ... 13

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Semester II 2013 ... 16

Kinerja Keuangan ... 17

C. Sumber Daya Perwakilan Sumber Daya Manusia ... 23

Sumber Daya Keuangan dan BMN... 26

D. Entitas Pemeriksaan Peta Pembagian Wilayah Pemeriksaan ... 28

Provinsi Nusa Tenggara Barat ... 29

Kota Mataram ... 31

Kabupaten Lombok Barat ... 33

Kabupaten Lombok Tengah ... 36

Kabupaten Lombok Timur ... 39

Kabupaten Lombok Utara ... 42

Kabupaten Sumbawa ... 44

Kabupaten Sumbawa Barat ... 46

Kabupaten Dompu ... 48

Kabupaten Bima... 51

Kota Bima ... 53

(5)
(6)

2

Sejarah BPK RI

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) berdiri pada tanggal 1 Januari 1947, dengan kedudukan sementara di Kota Magelang. Pendirian BPK RI tersebut berdasarkan pada Surat Penetapan Pemerintah No.11/OEM tanggal 28 Desember 1946 tentang pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan. Pada awal berdirinya, BPK RI hanya mempunyai 9 orang pegawai dengan ketua R. Soerasno. Melalui Penetapan Pemerintah No.6/1948 tanggal 6 Nopember 1948, tempat kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan dipindahkan dari Magelang ke Yogyakarta dengan ketua R. Kasirman.

Dengan dibentuknya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), dibentuk Dewan Pengawas

Keuangan berdasarkan Konstitusi RIS.

Kemudian berdirinya Republik Indonesia berdasarkan Undang Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950), maka dibentuk Dewan Pengawas Keuangan Republik Indonesia yang merupakan gabungan dari Dewan Pengawas Keuangan RIS di Bogor dan Badan Pemeriksa Keuangan RI di Yogyakarta. Keadaan ini berlangsung sampai dengan tahun 1959.

Kantor BPK RI di Magelang

Sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden RI pada tanggal 5 Juli 1959 yang menyatakan kembali ke UUD 1945, maka sesuai ketentuan UUD 1945 pasal 23 ayat 5, nama Dewan Pengawas Keuangan kembali menjadi Badan Pemeriksa Keuangan. Pada masa ini, baik Pemerintah maupun BPK berusaha sekuatnya untuk mewujudkan Undang-undang tentang BPK sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 23 ayat 5. Sementara itu telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perpu) No. 7 Tahun 1963 dan Perpu No. 6 Tahun 1964 tentang BPK Gaya Baru.

BPK sendiri telah berusaha membahas Perpu No. 6 Tahun 1964 untuk menjadikannya sebagai Undang-undang, yaitu dengan menyusun konsep Rancangan Undang-undang tentang Badan Pemeriksa Keuangan, yang kemudian oleh Pemerintah diajukan kepada DPR. RUU tersebut selanjutnya disetujui dan disahkan menjadi Undang-undang No. 17 Tahun 1965 tentang Penetapan Perpu No. 6 Tahun 1964, tentang Pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan. Dengan demikian, BPK berubah menjadi BPK

Gaya Baru yang berada di bawah

Presiden/Pemimpin Besar Revolusi. Namun kemudian dengan ketetapan MPRS No.

X/MPRS/1966, tanggal 5 juli 1966,

kedudukannya dikembalikan pada posisi dan fungsinya sesuai dengan yang diatur dalam UUD 1945.

Pada tahun 1973 dikeluarkan UU No. 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, yang mengganti dan mencabut UU No. 17 tahun 1965. Amandemen ketiga UUD 1945 pada pasal 23E, 23F dan 23G, dan dikeluarkannya paket tiga undang-undang tentang keuangan negara pada tahun 2003 dan 2004 memberikan kewenangan yang lebih kuat dan jelas kepada BPK. Hal tersebut menjadi dasar disusunnya UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan yang menggantikan UU No. 5 Tahun 1973. Dengan kedudukan dan wewenang tersebut, BPK ikut mendorong penegakkan transparansi dan akuntabilitas keuangan negara yang lebih baik.

(7)

3

perlu lebih dimantapkan sebagai lembaga yang independen dan profesional.

Untuk lebih memantapkan tugas BPK RI, pada tahun 2001 ketentuan yang mengatur BPK RI dalam UUD 1945 telah diamandemen. Sebelum amandemen, kedudukan BPK RI hanya diatur dalam satu ayat yaitu Pasal 23 ayat (5). Kemudian dalam Amandemen Ketiga UUD 1945 dikembangkan menjadi satu bab tersendiri (Bab VIII A) dengan tiga pasal (23E, 23F, dan 23G) dan tujuh ayat. Dalam rangka menunjang tugasnya, BPK RI didukung dengan seperangkat Undang-Undang di bidang Keuangan Negara, yaitu;

 UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

 UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

(8)

4

Sejarah BPK RI Perwakilan

Provinsi NTB

Kantor lama BPK RI Perwakilan Provinsi NTB BPK merupakan satu-satunya lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga negara lainnya, Bank Indonesia, BUMN, Badan Layanan Umum (BLU), BUMD, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.

Untuk memperlancar tugas dan

meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan maka sesuai amandemen ketiga Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 23G yang menyatakan bahwa, “BPK-RI berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi”, dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 serta Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK Pasal 3 ayat (2) yang menyatakan bahwa, “BPK memiliki perwakilan di setiap provinsi”, dibentuklah kantor perwakilan BPK RI yang berdiri disetiap wilayah provinsi di Indonesia.

Perwakilan BPK RI di Mataram, Nusa Tenggara Barat merupakan perwakilan BPK yang ke-26 dan diresmikan pada tanggal 23 November 2007 oleh Wakil Ketua BPK (Alm.) Bapak H. Abdullah Zainie, S.H. yang selanjutnya berubah nama menjadi BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). BPK RI Perwakilan Provinsi NTB berawal dari Perwakilan IV BPK RI di Denpasar yang membawahi wilayah pemeriksaan Provinsi Bali, Provinsi NTB, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Provinsi Maluku, dan Provinsi Papua.

Kantor pertama Perwakilan BPK RI Provinsi NTB adalah eks Gedung Kantor Kehutanan milik Pemerintah Provinsi NTB dengan status izin pinjam pakai yang beralamatkan di Jalan Pejanggik Nomor 5

Mataram. Kantor tersebut merupakan kantor sementara sembari menunggu selesainya pembangunan gedung kantor baru yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada tanggal 9 September 2009. Mulai 1 Januari 2011 secara definitif kegiatan BPK RI Perwakilan Provinsi NTB telah dilaksanakan di gedung yang beralamat di Jalan Udayana Nomor 22, Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Mataram tersebut. Gedung kantor BPK RI Perwakilan Provinsi NTB diresmikan oleh Ketua BPK RI, Drs. Hadi Purnomo, Ak., pada tanggal 1 Desember 2011. Kantor ini terdiri dari dua gedung yaitu, Gedung Utama di sebelah Barat yang mempunyai fungsi sebagai ruang kerja pegawai dan Gedung Penunjang di sebelah timur yang mempunyai fungsi menunjang kegiatan operasional kantor.

Kantor Baru BPK RI Perwakilan Provinsi NTB Gedung Utama memiliki 3 lantai dengan pembagian sebagai berikut:

1. Lantai 1 untuk Ruang Sub Bagian Hukum dan Humas serta Ruang Sub Bagian Umum. 2. Lantai 2 untuk Ruang Kepala Perwakilan,

Ruang Kepala Sekretariat Perwakilan, Ruang Sub Bagian Sekretariat Kepala Perwakilan, Ruang Sub Bagian SDM dan Ruang Sub Bagian Keuangan.

3. Lantai 3 untuk Ruang Kepala Sub Auditorat NTB I dan II, serta Ruang Seksi NTB IA, IB, IIA dan IIB.

Gedung Penunjang memiliki 3 lantai dengan pembagian sebagai berikut:

1. Lantai 1 untuk ruang mushola, poliklinik, kantin dan koperasi karyawan.

(9)

5

3. Lantai 3 untuk ruang auditorium.

BPK RI Perwakilan Provinsi NTB ini adalah salah satu unsur Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan yang berada di bawah Auditor Keuangan Negara VI (AKN VI) dan bertanggung jawab kepada Anggota VI BPK RI. Untuk wilayah kerjanya, Kantor Perwakilan ini membagi 2 wilayah kerja yaitu Sub Auditorat NTB I dan Sub Auditorat NTB II. Sub Auditorat NTB I memiliki wilayah kerja yang terdiri dari Pemerintah Provinsi NTB, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Sumbawa Barat, sedangkan Sub Auditorat NTB II memiliki wilayah kerja yang terdiri dari Kabupaten Dompu, Kota Bima, Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa, dan Kota Mataram.

Berikut adalah sarana dan prasarana yang dimiliki BPK RI Perwakilan Provinsi NTB hingga 31 Desember 2012, yaitu:

A. Kendaraan Roda Dua dan Roda Empat, dengan rincian:

1. 7 (tujuh) unit kendaraan roda empat.

2. 6 (enam) unit kendaraan roda dua.

B. Tanah

Luas tanah dan bangunan gedung kantor BPK RI Perwakilan Provinsi NTB saat ini seluas 3.584m2.

C. Inventaris Kantor saat ini berupa:

Peralatan kantor berupa scanner, lemari penyimpanan, meja kerja, kursi kerja, kursi dorong, lemari besi, filing cabinet, printer,

telepon, faximile, telephone (PABX),

stabilizer, UPS, PC, Standard Level Generator, LCD Projecd/infocus, sound system.

D. Rumah Jabatan

Rumah Dinas BPK RI Perwakilan Provinsi NTB adalah sebanyak 13 unit yang terdiri dari 1 unit rumah dinas jabatan Kepala Perwakilan dan 12 unit rumah dinas jabatan eselon III dan IV. Kompleks rumah dinas BPK RI Perwakilan Provinsi NTB terletak di Jl. K.H. Mansyur No. 5 Kelurahan Dasan Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram-NTB.

E. Gedung Kantor

Gedung kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak di Jalan Udayana Nomor 22, Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Mataram, dengan luas bangunan 5.354 meter persegi.

Rumah Jabatan BPK RI Perwakilan Provinsi NTB

(10)

6

S

truktur Organisasi BPK RI

Periode 2009 - 2014

Ketua

Drs. Hadi Poernomo, Ak.

Wakil Ketua

Hasan Bisri, S.E

Anggota I

Dr. H. Moermahadi Soerja Djanegara, S.E., Ak., M.M.

Anggota II

Drs. Taufiequrachman Ruki, S.H.

Anggota III

Dr.Agung Firman Sampurna, SE. M.Si

Anggota IV

Dr. Drs. Ali Masykur Musa, M.Si.

Anggota V

Drs. Sapto Amal Damandari, Ak.

Anggota VI

Dr. H. Rizal Djalil

:

Anggota VII

(11)

7

Struktur Organisasi BPK RI Per

wakilan Provinsi NTB

Per 31 Desember 2013

KEPALA PERWAKILAN

Eldy Mustafa, S.H., M.H.

KASETLAN

I Putu Wisudhantara, S.E., M.M.

KASUBAUD NTB I

-

Aris Asmono, S.E., Ak.

KASUBAUD NTB II

KASUBAG SDM

Shinta Lamria, S.E., M.Ak., Ak.

KASUBAG KEUANGAN

IGA Masningrat, S.H.

KASUBAG HUKUM HUMAS

Jayusman, S.H.

KASUBAG UMUM

(12)
(13)

9

NILAI DASAR

Independensi

Kami menjunjung tinggi independensi, baik secara

kelembagaan, organisasi, maupun individu. Dalam semua

hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, kami

bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan

privbadi, ekstern, dan/atau organisasi yang dapat

mempengaruhi independensi.

Integritas

Kami membangun nilai integritas dengan bersikap jujur,

obyektif, dan tegas dalam menerapkan prinsip, nilai, dan

keputusan.

Profesionalisme

Kami membangun nilai profesionalisme dengan

menerapkan prinsip kehati-hatian, ketelitian, dan

kecermatan, serta berpedoman kepada standar yang

berlaku.

TUJUAN STRATEGIS

1.

Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib,

taat pada peraturan perundangan, ekonomis, efisien, efektif,

transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa

keadilan dan kepatutan

2.

Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan

hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan

pemilik kepentingan

(14)

10

INDIKATOR KINERJA UTAMA, TARGET DAN REALISASI KINERJA TAHUN 2013

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi

2013 2013

1 Meningkatkan Efektivitas Tindak

Lanjut Hasil Pemeriksaan 1.1 Persentase rekomendasi yang ditindaklanjuti 40% 56,49% 1.2 Jumlah temuan berindikasi tindak pidana yang

disampaikan ke Ditama Binbangkum dan disetujui untuk disampaikan ke APH

1 0

2 Meningkatkan Fungsi

Manajemen Pemeriksaan 2.1 Jumlah LHP yang diterbitkan 33 33 2.2 Jumlah LHP Kinerja yang diterbitkan 3 3 2.3 Ketepatan waktu pelaksanaan pemeriksaan 100% 100% 2.4 Ketepatan waktu penyelesaian LHP 100% 100% 2.5 Pemenuhan quality assurance dalam

pemeriksaan 100% 97%

3 Meningkatkan Mutu Pemberian

Pendapat 3.1 Jumlah usulan pendapat yang dimanfaatkan Dit. EPP 1 1 4 Meningkatkan Mutu

Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara

4.1 Jumlah laporan pemantauan penyelesaian ganti

kerugian negara yang diterbitkan 22 22 4.2 Ketepatan waktu penyampaian laporan

pemantauan penyelesaian ganti kerugian negara

100% 100%

5 Meningkatkan Mutu Pengelolaan

SDM di Lingkungan Perwakilan 5.1 Jam pelatihan per pegawai 40 72,43 5.2 Persentase pemeriksa yang memenuhi standar

jam pelatihan 85% 86,67%

6 Meningkatkan Komunikasi

dengan Stakeholders 6.1 Jumlah Media Workshop yang dilaksanakan 2 2 6.2 Rata-rata waktu penyelesaian juknis akses data 5 hari 4 hari 7 Meningkatkan Pemanfaatan TIK

di Lingkungan Perwakilan 7.1 Tingkat pemanfaatan aplikasi TIK 90% 93,04% 7.2 Persentasi entitas yang mentransfer data via

Agen Konsolidator (AK) 54,54% 72,73% 7.3 Persentase Instalasi Agen Konsolidator (AK) 54,54% 90,91% 8 Meningkatkan Pemenuhan

Standar Sarana dan Prasarana di Lingkungan Perwakilan

8.1 Persentase Pemenuhan Sarana dan Prasarana

Sesuai dengan Standar 90% 85,70%

9 Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran di Lingkungan Perwakilan

9.1 Tingkat pemanfaatan anggaran 85% 91.,58%

(15)

11

BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat bertanggungjawab atas 11 entitas pemeriksaan. Entitas Pemeriksaan tersebut adalah :

1. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat 2. Pemerintah Kota Mataram

3. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat 4. Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah 5. Pemerintah Kabupaten Lombok Utara 6. Pemerintah Kabupaten Lombok Timur 7. Pemerintah Kabupaten Sumbawa 8. Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat 9. Pemerintah Kabupaten Bima

10. Pemerintah Kota Bima

11. Pemerintah Kabupaten Dompu

Sekilas Pemeriksaan Tahun 2012

Selama tahun 2012, BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) pada 11 entitas Pemeriksaan, 3 pemeriksaan Kinerja, dan 8 Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu (PDTT). Pemeriksaan atas LKPD dilaksanakan pada semester I, kecuali untuk LKPD Kabupaten Bima dikarenakan adanya musibah kebakaran yang menghanguskan Kantor Pemerintahan Kabupaten Bima.

Pada semester II dilaksanakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT) yakni Pemeriksaan APBD pada Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara, Kota Bima, dan Kabupaten Dompu, serta Pemeriksaan atas Operasional BPR NTB-Bima, dan Pemeriksaan atas Operasional BPR NTB-Lombok Tengah.

Pemeriksaan Kinerja yang dilaksanakan pada Semster II adalah Pemeriksaan Kinerja Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam menunjang Program Wajar Dikdas 9 Tahun (Kinerja Pendidikan) pada Kabupaten Lombok Tengah, Kinerja Pendidikan pada Kabupaten Dompu, dan Kinerja Pengelolaan Pelayanan Rawat Inap dan Gawat Darurat pada RSUD Bima TA 2011 dan Semester I 2012 pada Kabupaten Bima.

Di tahun 2012, BPK RI Perwakilan Provinsi NTB telah melaksanakan pemeriksaan berbasis data elektronik (e-audit) yakni pemeriksaan atas Pelaksanaan APBD Khusus Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor (BBnKB) pada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pemeriksaan Tahun 2013

Tahun Anggaran 2013, BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) pada 11 Pemerintah Daerah di Provinsi NTB. Pemeriksaan LKPD Tahun 2013 diawali dengan pemeriksaan pendahuluan dan pemantauan atas penyelesaian kerugian daerah yang dilakukan di awal tahun 2013. Dilanjutkan dengan pemeriksaan terinci yang seluruhnya dilaksanakan pada Semester I 2013.

Untuk pemeriksaan kinerja, pada tahun 2013 BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat melaksanakan 3 pemeriksaan Kinerja, yakni Pemeriksaan Kinerja Pengelolaan Pajak Hotel, Restoran dan Reklame TA 2012 s.d Semester I TA 2013 pada Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di Gerung, Pemeriksaan Kinerja atas Efektifitas Audit dan Reviu LK oleh Aparat pengawas Internal Pemerintah (APIP) pada inspektorat Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Pemeriksaan Kinerja atas Efektifitas Audit dan Reviu LK oleh Aparat pengawas Internal Pemerintah (APIP) pada inspektorat Kota Bima.

Untuk pemeriksaan PDTT yang dilaksanakan pada tahun 2013 adalah Pemeriksaan atas Pertanggungjawaban Penerimaan dan Pengeluaran Dana Bantuan Keuangan Partai Politik TA 2012 pada Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Bima, dan Kota Bima. Pemeriksaan atas Belanja Modal TA 2012 dan TA 2013 (s.d 31 Juli 2013) pada Pemerintah Provinsi NTB, Kota Mataram, Kab. Lombok Barat, Kab. Lombok Timur, Kab. Bima, Kab. Sumbawa dan Kab. Sumbawa Barat, serta Pemeriksaan atas Operasional RSUD TA 2012 dan TA 2013 (s.d 31 Agustus 2013) pada Pemerintah Kota Mataram.

Di luar jadwal pemeriksaan berdasarkan Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP) BPK RI Perwakilan Provinsi NTB, pada tahun 2013 ini sebagian pemeriksa juga diminta untuk ikut melaksanakan pemeriksaan PDTT atas BUMD (RKP AKN VI) di beberapa wilayah di Indonesia Bagian Timur.

(16)

1

2

Opini Pemeriksaan

Pada tahun 2013, terdapat 3 (tiga) entitas yang mendapat predikat WTP, yakni Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Lombo Tengah, dan Kabupaten Sumbawa. Di tahun anggaran 2013 ini tidak ada entitas yang mendapat gelar TMP.

NO

ENTITAS

LKPD T.A.

OPINI

2011

LKPD T.A.

2012

LKPD T.A.

2013

1 Provinsi Nusa Tenggara Barat

WTP

WTP

WTP

2 Kota Mataram

WDP

WDP

WDP

3 Kabupaten Lombok Barat

WDP

WDP

WDP

4 Kabupaten Lombok Tengah

WDP

WTP DPP

WTP

5 Kabupaten Lombok Utara

WDP

WDP

WDP

6 Kabupaten Lombok Timur

WDP

WDP

WDP

7 Kabupaten Sumbawa

WDP

WTP DPP

WTP

8 Kabupaten Sumbawa Barat

WDP

WDP

WDP

9 Kabupaten Bima

WDP

WDP

WDP

10 Kota Bima

WDP

WDP

WDP

11 Kabupaten Dompu

TMP

WDP

WDP

27%

73%

Opini T.A. 2013

(17)

1

3

Monitoring Kegiatan Pemeriksaan Tahun 2013

Kegiatan Pemeriksaan LKPD Tahun 2013

NO PEMERIKSAAN OBYEK Penyampaian LKPD No/ Tgl Mulai Pendahuluan Terinci No/ Tgl Penyerahan LHP ke DPRD dan KD

Tanggal Kembali Tanggal Tanggal Mulai Kembali Tanggal

1 LKPD TA 2012 Provinsi NTB LK/XIX.MTR/03/2013

01/BAST-25 Maret 2013 28-Jan-13 03-Mar-13 01-Apr-13 05-Mei-13

01/LHP/XIX.MTR/05/2013, 23 Mei 2013

2 LKPD TA 2012 Kota Mataram LK/XIX.MTR/03/2013

08/BAST-28 Maret 2013 28-Jan-13 26-Feb-13 03-Apr-13 02-Mei-13

06/LHP/XIX.MTR/05/2013, 24 Mei 2013

3 Kabupaten Lombok LKPD TA 2012 Barat

07/BAST-LK/XIX.MTR/03/2013

28 Maret 2013 28-Jan-13 26-Feb-13 03-Apr-13 02-Mei-13

03/LHP/XIX.MTR/05/2013, 24 Mei 2013

4 Kabupaten Lombok LKPD TA 2012 Tengah

02/BAST-LK/XIX.MTR/03/2013

30 Maret 2013 28-Jan-13 26-Feb-13 03-Apr-13 02-Mei-13

07/LHP/XIX.MTR/05/2013, 24 Mei 2013

5 Kabupaten Lombok LKPD TA 2012 Timur

03/BAST-LK/XIX.MTR/03/2013

27 Maret 2013 28-Jan-13 26-Feb-13 03-Apr-13 02-Mei-13

04/LHP/XIX.MTR/05/2013, 24 Mei 2013

6 Kabupaten Lombok LKPD TA 2012 Utara

09/BAST-LK/XIX.MTR/03/2013

28 Maret 2013 28-Jan-13 26-Feb-13 03-Apr-13 02-Mei-13

02/LHP/XIX.MTR/05/2013, 24 Mei 2013

7 Kabupaten Sumbawa LKPD TA 2012 LK/XIX.MTR/03/2013

06/BAST-28 Maret 2013 28-Jan-13 26-Feb-13 03-Apr-13 02-Mei-13

05/LHP/XIX.MTR/05/2013, 24 Mei 2013

8 Sumbawa Barat LKPD TA 2012 LK/XIX.MTR/03/2013

04/BAST-27 Maret 2013 28-Jan-13 26-Feb-13 03-Apr-13 02-Mei-13

09/LHP/XIX.MTR/05/2013, 24 Mei 2013

9 Kabupaten Bima LKPD TA 2012 LK/XIX.MTR/03/2013

05/BAST-27 Maret 2013 28-Jan-13 26-Feb-13 03-Apr-13 02-Mei-13

08/LHP/XIX.MTR/05/2013, 24 Mei 2013

10 LKPD TA 2012 Kota Bima LK/XIX.MTR/03/2013

10/BAST-28 Maret 2013 28-Jan-13 26-Feb-13 03-Apr-13 02-Mei-13

10/LHP/XIX.MTR/05/2013, 24 Mei 2013

11 LKPD TA 2012 Dompu LK/XIX.MTR/06/2013

11/BAST-11 Juni 2013 28-Jan-13 26-Feb-13 18-Juni-13 17-Juli-13

(18)

1

4

Keg

iatan Pemeriksaan Kinerja dan PDTT Tahun 2013

NO OBYEK PEMERIKSAAN Pemeriksaan Jenis Pendahuluan Terinci LHP ke DPRD dan KD No/ Tgl Penyerahan

Mulai

Tanggal Kembali Tanggal Tanggal Mulai Kembali Tanggal

1

Pemeriksaan atas Kinerja Pengelolaan Pajak Hotel, Restoran, dan Reklame TA 2012

s.d. Semester I TA 2013 pada Pemerintah Kabupaten Lombok

Barat di Gerung

Kinerja 01-Jul-13 25-Jul-13 16-Sep-13 25-Okt-13 42/LHP/XIX.MTR/12/2013 30 Desember 2013

2

Pemeriksaan atas Kinerja Efektivitas Audit dan Reviu LK oleh

Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) pada Inspektorat Provinsi Nusa Tenggara Barat di Mataram

Kinerja 19-Jun-13 13-Jul-13 17-Sep-13 4-Nov-13 40/LHP/XIX.MTR/12/2013 30 Desember 2013

3

Pemeriksaan atas Kinerja Efektivitas Audit dan Reviu LK oleh

Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) pada Inspektorat Kota Bima di Raba

Kinerja 19-Jun-13 13-Jul-13 18-Sep-13 27-Okt-13 41/LHP/XIX.MTR/12/2013 30 Desember 2013

4

Pemeriksaan atas Pertanggungjawaban Penerimaan

dan Pengeluaran Dana Bantuan Keuangan Partai Politik TA 2012 pada Provinsi Nusa Tenggara

Barat

PDTT 06-Mei-13 11-Mei-13 /XIX.MTR/07/2013 23/LHP. BANPOL

22 juli 2013

5

Pemeriksaan atas Pertanggungjawaban Penerimaan

dan Pengeluaran Dana Bantuan Keuangan Partai Politik TA 2012 pada Provinsi Kota Mataram

PDTT 03-Mei-13 08-Mei-13

24/LHP. BANPOL

dan Pengeluaran Dana Bantuan Keuangan Partai Politik TA 2012 pada Kabupaten Lombok Barat

PDTT 03-Mei-13 08-Mei-13

25/LHP. BANPOL

dan Pengeluaran Dana Bantuan Keuangan Partai Politik TA 2012 pada Kabupaten Lombok Tengah

PDTT 03-Mei-13 08-Mei-13

26/LHP. BANPOL

dan Pengeluaran Dana Bantuan Keuangan Partai Politik TA 2012 pada Kabupaten Lombok Timur

PDTT 03-Mei-13 08-Mei-13

27/LHP. BANPOL

dan Pengeluaran Dana Bantuan Keuangan Partai Politik TA 2012 pada Kabupaten Lombok Utara

PDTT 03-Mei-13 08-Mei-13

28/LHP. BANPOL

dan Pengeluaran Dana Bantuan Keuangan Partai Politik TA 2012 pada Kabupaten Sumbawa Barat

PDTT 03-Mei-13 08-Mei-13

29/LHP. BANPOL /XIX.MTR/07/2013

(19)

1

5

NO OBYEK PEMERIKSAAN Pemeriksaan Jenis

Pendahuluan Terinci

No/ Tgl Penyerahan LHP ke DPRD dan KD Mulai

Tanggal Kembali Tanggal Tanggal Mulai Kembali Tanggal

11

Pemeriksaan atas Pertanggungjawaban Penerimaan

dan Pengeluaran Dana Bantuan Keuangan Partai Politik TA 2012

pada Kabupaten Sumbawa

PDTT 03-Mei-13 08-Mei-13

30/LHP. BANPOL

dan Pengeluaran Dana Bantuan Keuangan Partai Politik TA 2012

pada Kabupaten Bima

PDTT 03-Mei-13 08-Mei-13 /XIX.MTR/07/2013 31/LHP. BANPOL

22 juli 2013

13

Pemeriksaan atas Pertanggungjawaban Penerimaan

dan Pengeluaran Dana Bantuan Keuangan Partai Politik TA 2012

pada Kota Bima

PDTT 03-Mei-13 08-Mei-13 /XIX.MTR/07/2013 32/LHP. BANPOL

22 juli 2013

14

Pemeriksaan atas Pertanggungjawaban Penerimaan

dan Pengeluaran Dana Bantuan Keuangan Partai Politik TA 2012

pada Kabupaten Dompu

PDTT 18-Jul-133 23-Jul-13

35/LHP. BANPOL /XIX.MTR/07/2013

22 juli 2013

15

Pemeriksaan atas Belanja Modal TA 2012 dan TA 2013 (s.d. 31 Juli

2013) pada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat di Mataram

PDTT 4-Nov-13 13-Des-13 43/LHP/XIX.MTR/12/2013 30 Desember 2013

16

Pemeriksaan atas Belanja Modal TA 2012 dan TA 2013 (s.d. 31 Juli

2013) pada Pemerintah Kota Mataram di Mataram

PDTT 4-Nov-13 13-Des-13 44/LHP/XIX.MTR/12/2013 30 Desember 2013

17

Pemeriksaan atas Belanja Modal TA 2012 dan TA 2013 (s.d. 31 Juli 2013) pada Pemerintah Kabupaten

Lombok Barat di Gerung PDTT 11-Nov-13 15-Des-13

45/LHP/XIX.MTR/12/2013 30 Desember 2013

18

Pemeriksaan atas Belanja Modal TA 2012 dan TA 2013 (s.d. 31 Juli 2013) pada Pemerintah Kabupaten

Lombok Timur di Selong PDTT 11-Nov-13 15-Des-13

46/LHP/XIX.MTR/12/2013 30 Desember 2013

19

Pemeriksaan atas Belanja Modal TA 2012 dan TA 2013 (s.d. 31 Juli 2013) pada Pemerintah Kabupaten

Bima di Raba PDTT 11-Nov-13 15-Des-13

47/LHP/XIX.MTR/12/2013 30 Desember 2013

20

Pemeriksaan atas Belanja Modal TA 2012 dan TA 2013 (s.d. 31 Juli 2013) pada Pemerintah kabupaten

Sumbawa

PDTT 26-Agust-13 29-Sep-13 36/LHP/XIX.MTR/12/2013 30 Desember 2013

21

Pemeriksaan atas Belanja Modal TA 2012 dan TA 2013 (s.d. 31 Juli 2013) pada Pemerintah kabupaten

Sumbawa Barat

PDTT 26-Agust-13 29-Sep-13 37/LHP/XIX.MTR/12/2013 30 Desember 2013

22 RSUD TA 2012 dan TA 2013 pada Pemeriksaan atas Operasional

Pemerintah Kota Mataram PDTT 26-Agust-13 04-Okt-13

(20)

1

6

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan sampai

dengan Semester II 2013

Posisi tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat sampai dengan semester II Tahun 2013 adalah :

- Telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi senilai

- Belum sesuai rekomendasi dan dalam proses tindak lanjut senilai

- Belum ditindaklanjuti senilai Rincian selengkapnya sebagai berikut :

No. Entitas

Status Pemantauan Tindak Lanjut

Sesuai dgn Rekomendasi dalam Proses Tindak Belum sesuai dan

Lanjut Belum ditindaklanjuti

Tidak dapat ditindaklanjuti dengan

alasan yg sah

Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai

1 2 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Provinsi NTB 521 12.821.121.828,90 90 6.943.367.165,91 58 779.130.870,35 5 240.452.250,00

2 Kota Mataram 348 1.699.933.993,61 71 812.527.437,68 120 378.243.718,32 0 -

3 Kab. Lombok Barat 362 2.986.702.624,73 64 5.533.656.262,36 15 0 2 314.176.074,36

4 Kab. Lombok Tengah 379 26.592.472.511,87 32 952.179.766,92 4 14.625.000,00 0 0

5 Kab. Lombok Timur 95 473.516.129,00 86 1.622.128.209,55 226 3.307.037.002,02 0 0

6 Kab. Lombok Utara 191 2.241.795.696,00 27 978.330.239,34 18 50.284.924,00 0 28.450.368,04

7 Kab. Sumbawa 149 1.804.012.070,54 32 1.902.529.772,43 21 0 0 0

8 Kab. Sumbawa Barat 277 2.304.754.911,53 59 1.538.099.817,53 11 10.362.326.050,00 - -

9 Kab. Bima 125 313.151.884,00 93 2.967.078.223,70 29 532.333.509,07 0 0

10 Kota Bima 209 1.375.695.586,49 50 3.400.071.569,25 97 741.794.738,00 1 1.591.425.669,00

11 Kab. Dompu 250 802.133.992,60 66 7.642.540.204,73 30 155.869.000,00 0 2.324.400,00

TOTAL 2.906 53.415.291.229,27 670 34.292.508.669,40 629 16.321.644.811,76 8 2.176.828.761,40

Tabel Perbandingan antara Total Jumlah Rekomendasi dengan Total Jumlah Tindak Lanjut sampai dengan Semester II 2013

0 100 200 300 400 500 600

(21)

1

7

K

i

nerja Keuangan (Audited)

A.

DIPA SETJEN

1.

Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan, hibah, dan belanja selama periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013.

Anggaran BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Eselon I Setjen Tahun 2013 untuk estimasi pendapatan sebesar Rp0,00 dan anggaran belanja sebesar Rp9.796.082,00.

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun 2013 seluruhnya berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp41.498.700,00 atau mencapai 0,00% dari anggaran serta Penerimaan Hibah sebesar Rp0,00 atau mencapai 0,00% dari estimasi yang ditetapkan DIPA.

Realisasi Belanja Negara pada Tahun 2013 adalah sebesar Rp8.942.407.163,00 atau mencapai 91,29% dari anggarannya. Jumlah realisasi Belanja tersebut terdiri dari realisasi Belanja Rupiah Murni sebesar Rp8.942.407.163,00 atau 91,29% dari anggarannya, Belanja Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp0,00 atau 0,00% dari anggarannya, dan Belanja Hibah sebesar Rp0,00 atau 0,00% dari anggarannya.

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut :

Anggaran

Realisasi

Anggaran

Realisasi

Pendapatan Negara dan Hibah

0,00

41.498.700,00

0,00

19.981.597,00

JUMLAH PENDAPATAN & HIBAH

0,00

41.498.700,00

0,00

19.981.597,00

Belanja Rupiah Murni

9.796.082.000,00

8.942.407.163,00

8.951.811.000,00 8.484.848.323,00

Belanja Pinjaman LN

0,00

0,00

0,00

0,00

Belanja Hibah LN

0,00

0,00

0,00

0,00

JUMLAH BELANJA

9.796.082.000,00

8.942.407.163,00

8.951.811.000,00 8.484.848.323,00

Tahun 2013

Tahun 2012

1.1 Belanja Negara

Realisasi belanja negara BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Eselon I Setjen pada Tahun

2013 adalah sebesar Rp8.942.407.163,00 atau 91,29% dari anggaran yang dialokasikan yaitu sebesar Rp9.796.082.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

Kode Uraian Jenis Belanja Anggaran Realisasi Sisa Anggaran % 51 Belanja Pegawai 4.123.704.000 3.564.475.031 559.228.969 86,44% 52 Belanja Barang 5.172.378.000 4.890.657.952 281.720.048 94,55% 53 Belanja Modal 500.000.000 487.274.180 12.725.820 97,45% 9.796.082.000 8.942.407.163 853.674.837 91,29% Jumlah

Atau dapat digambarkan dalam grafik di bawah ini :

Berdasarkan programnya, Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya menyerap sebesar 89,60% anggaran, dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPK menyerap sebesar 95,57% Adapun rinciannya disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Kode Uraian Program Anggaran Realisasi Belanja %

01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainya BPK

7.029.133.000,00 6.298.101.306,00 89,60%

02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPK

2.766.949.000,00 2.644.305.857,00 95,57%

9.796.082.000,00 8.942.407.163,00 91,29% Jumlah

Dibandingkan dengan realisasi belanja Tahun 2011, realisasi belanja tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp758.713.198,00 atau 9,82% dibandingkan dengan realisasi belanja tahun 2011 adalah sebagai berikut :

(22)

1

8

Komposisi alokasi belanja menurut jenis belanja bila dibandingkan antara Tahun 2013 dan Tahun 2012 disajikan sebagai berikut :

(dalam jutaan rupiah)

Adapun penyebab kenaikan realisasi belanja Tahun 2013 dari realisasi Tahun 2012 antara lain sebagai berikut:

1) Kenaikan Anggaran dan SBU Tahun 2013; 2) Tingkat inflasi yang meningkat.

1.1.1 Belanja Pegawai

Berdasarkan DIPA Tahun 2013, pagu anggaran untuk belanja pegawai adalah Rp4.123.704.000,00 dan realisasi belanja pegawai Tahun 2013 sebesar Rp3.564.475.031,00 atau 86,44% dari alokasi belanja pegawai yang dianggarkan. Bila dibandingkan dengan realisasi belanja pegawai Tahun 2012 yaitu sebesar Rp3.317.297.142,00 maka terdapat kenaikan sebesar Rp247.177.889,00 atau7,45%.

Rincian perbandingan realisasi Belanja Pegawai Tahun 2013 dan Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Kode

Akun Uraian Tahun 2013 Tahun 2012 (Penurunan)Kenaikan %

5111 Belanja gaji & tunjangan PNS 3.524.727.473,00 3.290.417.869,00 234.309.604,00 7,12%

5113 Belanja gaji & tunjangan pejabat negara

- - - 0,00%

5121 Belanja Honorarium - - - 0,00% 5122 Belanja Lembur 40.281.000,00 29.990.000,00 10.291.000,00 34,31%

5124 Belanja Tunj.Khusus & Belanja Pegawai Transito

1.1.2 Belanja Barang

Berdasarkan DIPA Tahun 2013, pagu anggaran untuk Belanja Barang adalah sebesar Rp5.172.378.000,00 dan realisasi Belanja Barang Tahun 2013 sebesar Rp4.890.657.952,00 atau 94,55% dari alokasi Belanja Barang yang dianggarkan. Bila dibandingkan dengan realisasi Belanja Barang Tahun 2012 yaitu sebesar Rp4.681.521.181,00 maka terdapat kenaikan sebesar Rp209.136.771,00 atau 0,26,00%.

Rincian perbandingan realisasi Belanja Barang Tahun 2013 dan Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Kode

Akun Uraian Tahun 2013 Tahun 2012 (Penurunan)Kenaikan % 5211 Belanja Barang Operasional 711.152.387 668.779.314,00 42.373.073,00 6,34%

1.1.3 Belanja Modal

(23)

1

9

Rincian perbandingan realisasi Belanja Modal Tahun 2013 dan Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Kode

Akun Uraian Tahun 2013 Tahun 2012 (Penurunan)Kenaikan %

5311 Belanja Modal Tanah 0,00 0,00 0,00 0,00%

5321 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 487.274.180,00 267.230.000,00 220.044.180,00 82,34%

5331 Belanja Modal Gedung dan

Bangunan 0,00 218.800.000,00 (218.800.000,00) -100,00%

5361 Belanja Modal Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00%

487.274.180,00 486.030.000,00 1.244.180,00 0,26%

0,00 0,00 0,00 0,00%

487.274.180,00 486.030.000,00 1.244.180,00 0,26%

Realisasi Belanja Bruto Pengembalian Belanja Jumlah Netto

1.2 Pendapatan Negara dan Hibah

Berdasarkan DIPA Tahun 2013 target Pendapatan Negara dan Hibah dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp0,00. Realisasi PNBP Tahun 2013 adalah sebesar Rp41.498.700,00 atau melebihi target sebesar Rp0,00 (0,00%).

Komposisi estimasi dan realisasi Pendapatan dan Hibah Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Komposisi realisasi Pendapatan dan Hibah Tahun 2013 dapat dilihat pada Grafik dibawah ini:

Dibandingkan dengan realisasi Tahun 2012, realisasi pendapatan di Tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 107,69%. Adapun penyebab kenaikan realisasi pendapatan Tahun 2013 dari pendapatan Tahun 2012, antara lain:

1. Kenaikan pendapatan dari pemindahtanganan BMN dengan rincian barang sesuai dengan risalah lelang terlampir;

2. Kenaikan pendapatan lain-lain berupa penerimaan kembali persekot/uang muka gaji;

3. Menurunnya jumlah pendapatan yang berasal dari penerimaan pengembalian belanja TAYL berupa pengembalian kelebihan uang makan Bulan November dan Desember 2012.

2.

Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana per 31 Desember 2013 dan dibandingkan dengan posisi keuangan entitas per 31 Desember 2012.

Jumlah Aset per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp46.342.525.565,00 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp178.096.066,00 Aset Tetap sebesar Rp46.141.629.499,00, Piutang Jangka Panjang sebesar Rp0,00, dan Aset Lainnya sebesar Rp22.800.000,00.

Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp74.330.791,00 yang seluruhnya merupakan kewajiban jangka pendek.

Sementara itu jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp46.268.194.774,00 yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp103.765.275,00 dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp46.164.429.499,00.

Ringkasan Neraca per 31 Desember 2013 dan per 31 Desember 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Uraian

31 Desember 2013

31 Desember 2012 % Naik/(Turun)

Aset

46.342.525.565,00

58.699.151.022,00

-21,05%

Kewajiban

74.330.791,00

39.569.820,00

87,85%

Ekuitas Dana

46.268.194.774,00

58.659.581.202,00

-21,12%

Jumlah Aset per 31 Desember 2013 sebesar Rp46.342.525.565,00 terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp178.096.066,00, Aset Tetap sebesar Rp46.141.629.499,00, serta Aset Lainnya sebesar Rp22.800.000,00.

Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2013 sebesar Rp74.330.791,00 yang seluruhnya merupakan kewajiban jangka pendek.

(24)

20

B.

DIPA BPK PUSAT

1.

Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan, hibah, dan belanja selama periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2013.

Anggaran BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Eselon I BPK Pusat Tahun 2013 untuk estimasi pendapatan sebesar Rp0,00 dan anggaran belanja sebesar Rp7.076.182.000,00.

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun 2013 seluruhnya berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp309.000,00 atau mencapai 0,00% dari estimasi yang ditetapkan DIPA.

Realisasi Belanja Negara pada Tahun 2013 adalah sebesar Rp6.038.131.480,00 atau mencapai 85,33% dari anggarannya. Jumlah realisasi Belanja tersebut terdiri dari realisasi Belanja Rupiah Murni sebesar Rp6.038.131.480,00 atau 85,33% dari anggarannya, Belanja Pinjaman Luar Negeri sebesar Rp0,00 atau 0,00% dari anggarannya, dan Belanja Hibah sebesar Rp0,00 atau 0,00% dari anggarannya.

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2013 dan Tahun 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

% Realisasi Anggaran 1 Realisasi Pendapatan

Negara dan Hibah 0,00 309.000,00 0,00%

a. Penerimaan Pajak 0,00 0,00 0,00%

b. PNBP 0,00 309.000,00 0,00%

c. Hibah 0,00 0,00 0,00%

2

Realisasi Belanja Negara 7.076.182.000,00 6.038.131.480,00 85,33%

- Belanja Rupiah Murni 7.076.182.000,00 6.038.131.480,00 85,33%

- Belanja Pinjaman LN 0,00 0,00 0,00%

- Belanja Rupiah

Pendamping 0,00 0,00 0,00%

- Belanja Hibah LN 0,00 0,00 0,00%

- Belanja Barang Non

Kas 0,00 0,00 0,00%

No Uraian Anggaran Realisasi

1.1. Belanja Negara

Realisasi belanja negara BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Eselon I BPK Pusat pada Tahun 2013 adalah sebesar Rp6.038.131.480,00 atau 85,33% dari anggaran yang dialokasikan yaitu sebesar Rp7.076.182.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

Kode Uraian Jenis Belanja Anggaran Realisasi Sisa Anggaran % 51 Belanja Pegawai - - - 0,00% 52 Belanja Barang 7.076.182.000 6.038.131.480 1.038.050.520 85,33% 53 Belanja Modal - - - 0,00% 7.076.182.000 6.038.131.480 1.038.050.520 85,33% Jumlah

Atau dapat digambarkan dalam grafik dibawah ini:

Adapun anggaran dan realisasi belanja berdasarkan sumber pendanaan Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

No. Uraian belanja Anggaran Realisasi Sisa Anggaran %

1 Rupiah Murni 7.076.182.000,00 6.038.131.480,00 1.038.050.520,00 85,33%

Apabila dibandingkan realisasi belanja Tahun 2013 dengan Tahun 2012 berdasarkan jenis belanja adalah sebagai berikut:

Kode Uraian Jenis

Belanja

Tahun 2013

Tahun 2012

Kenaikan

(Penurunan)

%

51 Belanja Pegawai

0,00

0,00

0,00

0,00%

52 Belanja Barang 6.038.131.480,00 4.691.550.329,00 1.346.581.151,00

28,70%

53 Belanja Modal

0,00

0,00

0,00

0,00%

6.038.131.480,00 4.691.550.329,00 1.346.581.151,00

28,70%

Jumlah

Komposisi alokasi belanja menurut jenis belanja bila dibandingkan antara Tahun 2013 dan Tahun 2012 disajikan seperti grafik berikut ini:

(25)

21

Adapun penyebab kenaikan realisasi belanja Tahun 2013 dari belanja Tahun 2012 antara lain:

1) Naiknya pagu anggaran dan standar biaya keluaran Tahun 2013

2) Optimalisasi belanja selama Tahun 2013

2.

Neraca

Komposisi Perbandingan Neraca BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat Eselon I BPK Pusat Laporan Keuangan per 31 Desember 2013 dan per 31 Desember 2012 adalah Jumlah Aset per 31 Desember 2013 sebesar Rp0,00 terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp0,00, Aset Tetap sebesar Rp0,00, serta Aset Lainnya sebesar Rp0,00.

Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2013 sebesar Rp0,00 yang seluruhnya merupakan kewajiban jangka pendek.

Jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2013 sebesar Rp0,00 terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp0,00 dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp0,00.

Grafik komposisi neraca dapat disajikan seperti contoh dibawah ini:

0,00 0,50 1,00

31 Desember

2013

31 Desember

2012

(26)
(27)

23

S

umber Daya Manusia

A. Pegawai Tetap

1. Menurut Golongan

II/a : 3

II/b : 2

II/c : 4

II/d : 8

Jumlah : 17 18

III/a : 8

III/b : 15

III/c : 11

III/d : 15

Jumlah : 49 52

IV/a : 1

IV/b : 0

IV/c : 1

IV/d : 0

IV/e 0

Jumlah : 2 4

Jumlah : 68 74

0

2 4 6 8 10 12 14 16

I/a I/c II/a II/c III/a III/c IV/a IV/c IV/e

Statistik Pegawai

Berdasarkan Golongan

jumlah (orang)

2. Menurut Jabatan Tertentu

Inspektur Utama :

Pemeriksa Utama : 0

Inspektur : 0

Kepala Perwakilan : 1

Kepala Unit Pemeriksa : 2

Pemeriksa : 13

Pemeriksa Muda : 30

Penilik : 11

Verifikatur : 0

Administrasi Umum : 11

Jumlah : 68 0%

0% 0%

2% 3% 19%

44% 16%

0% 16%

Statistik Pegawai

Menurut Jabatan

Tertentu

Inspektur Utama Pemeriksa Utama Inspektur

(28)

24

3. Menurut Jenis Kelamin

Laki-laki : 42

Perempuan : 26

Jumlah : 68

4. Menurut Jabatan Fungsional Pemeriksa

Pemeriksa Utama : 0

6. Menurut Pendidikan

(29)

25

B. Pegawai Tenaga Kontrak

1. Menurut Jenis Pekerjaan

(30)

2

6

S

umber Daya

Keuangan

(Audited)

JUMLAH ANGGARAN :

Kegiatan Pemeriksaan Keuangan Negara dan Pemantauan Penyelesaian

Kerugian Negara : Rp 7.076.182.000

Kegiatan Pelayanan Kesekretariatan, Kehumasan dan Kerjasama Luar Negeri : Rp 1.228.096.000

Kegiatan Manajemen SDM : Rp 4.955.240.000

Kegiatan Pengelolaan dan Pertanggung-Jawaban Keuangan Negara : Rp 845.797.000

Kegiatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Serta Pelayanan Umum : Rp 2.766.949.000

JUMLAH Rp 16.872.264.000

Barang Milik Negara (Audited)

LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA POSISI PER TANGGAL 31 DESEMBER 2013

URAIAN JUMLAH

(Rp)

Barang Konsumsi 124.025.795

Bahan untuk Pemeliharaan 11.723.269

Bahan Baku 426.250

Persediaan Lainnya 13.610.752

Tanah 11.603.024.425

Peralatan dan Mesin 15.191.935.419

Gedung dan Bangunan 28.197.945.436

Jaringan 5.859.634.208

Aset Tetap Lainnya 55.663.728

Software 22.800.000

(31)

e

ntitas

(32)

2

8

Peta Pembagian Wilayah Pemeriksaan

S

ub Auditorat NTB I

Sub Auditorat NTB II

Provinsi Nusa Tenggara Barat Kota Mataram

Kabupaten Lombok Barat

Kabupaten Sumbawa

Kabupaten Lombok Tengah

Kabupaten Bima

Kabupaten Lombok Timur

Kota Bima

Kabupaten Lombok Utara

Kabupaten Dompu

(33)

29

F

Geografi dan Administrasi

Nusa Tenggara Barat terdiri atas 2 (dua) pulau besar yaitu pulau Lombok dan pulau Sumbawa dan ratusan pulau – pulau kecil. Dari 280 pulau yang ada terdapat 32 pulau yang telah berpenghuni. Luas wilayah Provinsi NTB

mencapai 49.312,19 Km2 terdiri dari daratan

berada di Pulau Sumbawa.

Berdasarkan letak geografi, Provinsi Nusa

Tenggara Barat terletak pada 08o 10 – 09o 05

Lintang Selatan dan 115o46’ – 119o05’ Bujur

Timur, dengan batas wilayah di sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa dan Laut Flores, di sebelah timur berbatasan dengan Selat Sape dan Provinsi NTT, di sebelah selatan dengan Samudera Hindia, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Selat Lombok dan Provinsi Bali.

Sedangkan secara wilayah administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 kabupaten, 2 kota, 116 wilayah kecamatan dan 1.117 desa/kelurahan. Kabupaten Sumbawa memiliki jumlah wilayah kecamatan terbanyak, yaitu 24 Kecamatan, sedangkan Kabupaten Lombok

Timur memiliki wilayah administrasi

desa/kelurahan terbanyak dengan 246 desa desa/kelurahan dengan jumlah kecamatan sebanyak 20 kecamatan. Kabupaten Lombok Utara sebagai kabupaten termuda memiliki 5 wilayah kecamatan dengan 33 desa/kelurahan.

Topografi

Ketinggian wilayah Provinsi NTB bervariasi dari 0 - 3.726 m dpl untuk Pulau Lombok, dan 0 - 2.755 m dpl untuk Pulau Sumbawa. Berdasarkan pada klasifikasi ketinggian wilayah maka diketahui bahwa wilayah yang memiliki ketinggian 0-100 m dpl sekitar 23,76% atau didominasi oleh kemiringan tanah berkisar antara 15-40% seluas 704.619 Ha (34,96%) sedangkan yang paling sempit termasuk klasifikasi kemiringan tanah 0-2% seluas 338.552 Ha (16,80%). Untuk Pulau Lombok klasifikasi kemiringan yang paling luas berkisar antara 2-15% seluas 198.616 Ha (9,85%) sedangkan yang paling sempit klasifikasi kemiringan tanah lebih dari 40% seluas 20.175 Ha (1,01%).

Sedangkan Pulau Sumbawa klasifikasi

kemiringan tanah yang paling luas berkisar antara 15-40% seluas 573.903 Ha (28,48%) dan yang paling sempit kemiringan tanah 0-2% seluas 214.194 Ha (10,63%).

Penduduk

Jumlah penduduk NTB tahun 2012 sebanyak 4.683.241 orang meningkat sebesar 3,03 % atau 137.591 orang dibandingkan dengan penduduk tahun 2011, peningkatan ini disebabkan tidak saja karena kelahiran alamiah, tetapi juga

disebabkan adanya migrasi penduduk.

Berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki dengan sex ratio pada tahun 2012 mencapai 94,06 yang berarti dari 100 orang penduduk perempuan terdapat 94,06 penduduk laki-laki.

Potensi Unggulan Daerah

Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki kekayaan sumberdaya alam baik pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan maupun pariwisata. Sapi, Jagung, Rumput Laut (PIJAR), pariwisata dan industri kerajinan telah ditetapkan sebagai

produk ekonomi unggulan lokal yang

dikembangkan sebagai motor penggerak perekonomian daerah dan diharapkan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Paparan mengenai perkembangan produk unggulan daerah tersebut, sebagai berikut:

a. Sapi

Nusa Tenggara Barat mempunyai peranan yang cukup besar baik sebagai penyedia bibit sapi maupun dalam memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi nasional. Bahkan setiap tahun 12 ribu bibit sapi asal NTB didistribusikan ke 14

P

ROVINSI NUSA

(34)

3 0

(empat belas) provinsi di Indonesia. Disamping hal tersebut peternakan ini juga dapat menyerap tenaga kerja yang relatif besar, oleh karena itu sangatlah tepat bila Pemerintah Provinsi NTB

mencanangkan NTB sebagai “Bumi Sejuta

Sapi” (NTB BSS).

b. Jagung

Jagung merupakan salah satu tanaman sumberdaya nabati yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena fungsinya tidak saja sebagai komoditi pengganti utama kebutuhan pokok (beras) tetapi juga untuk konsumsi lain setelah diolah lebih lanjut. Peluang pengembangan jagung selain dengan cara budidaya, juga dilakukan dengan pola agribisnis dengan pola kerjasama kemitraan

c. Rumput Laut

Potensi pengembangan rumput laut di NTB sangat besar hal ini disebabkan tidak saja karena luasnya areal pembudidayaan tetapi juga karena komoditas rumput laut NTB berdaya

saing tinggi, terindikasi dari dapat

dibudidayakannya sepanjang tahun dengan periode budidaya yang singkat 30-45 hari, selain hal tersebut NTB ditetapkan oleh pemerintah Pusat sebagai pusat pengembangan rumput laut

nasional (National Seaweed Center).

d. Jumlah Kunjungan Wisatawan

Kinerja sektor pariwisata propinsi Nusa Tenggara Barat cukup membanggakan karena Nusa Tenggara Barat khususnya Pulau Lombok termasuk dalam lima besar daerah tujuan wisata di Indonesia disamping itu jumlah kunjungan wisatawan ke NTB baik wisatawan nusantara maupun mancanegara periode 2010 s.d 2012 cenderung meningkat sebagaimana gambar berikut:

Gambar 1.5

Kunjungan Wisatawan Tahun 2010-2012

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB Tahun 2012

lebih tinggi daripada wisatawan nusantara,

hal ini mengindikasikan bahwa peluang sektor

pariwisata pada pasar internasional relatif

cukup baik. Disamping itu meningkatnya

kinerja sektor pariwisata dapat dilihat dari

tercapainya target kunjungan wisatawan baik

nusantara maupun mancanegara yaitu masing

– masing sebesar 121,68 % dan 107,57%.

Berdasarkan kondisi tersebut jelaslah bahwa

kebijakan pemerintah yang menetapkan NTB

sebagai salah satu provinsi yang berada dalam

koridor V MP3EI dengan sektor unggulan

pariwisata dan ketahanan pangan merupakan

kebijakan yang tepat yang patut kita dukung.

e.

Industri Kecil dan Menengah

(35)

3

1

Sejarah

Pada masa pulau Lombok diperintah oleh para raja-raja, Raja Mataram pada tahun 1842 menaklukkan Kerajaan Pagesangan. Setahun kemudian tahun 1843 menaklukkan kerajaan Kahuripan. Kemudian ibukota Kerajaan dipidahkan ke Cakranegara dengan ukiran Kawi pada nama Istana Raja.

Raja Mataram (Lombok) selain terkenal kaya raya juga adalah raja yang ahli tata ruang kota, melaksanakan sensus penduduk kerajaan dengan meminta semua penduduknya mengumpulkan jarum. Penduduk laki-laki dan perempuan akan diketahui lewat ikatan warna tali pada jarum-jarum yang diserahkan.

Setelah raja Mataram jatuh oleh pemerintah Hindia Belanda meskipun harus dibayar mahal, yaitu dengan tewasnya Jend. P.P.H. van Ham (monumennya ada di Karang Jangkong), Cakranegara mulai menerapkan sistem pemerintahan dwitunggal berada di bawah Afdeling Bali Lombok yang berpusat di Singaraja, Bali.

Pulau Lombok dalam pemerintahan dwitunggal terbagi menjadi 3 (tiga) onder afdeling, dari pihak kolonial sebagai wakil disebut kontrolir dan dari wilayah disebut Kepala Pemerintahan Setempat (KPS) sampai ke tingkat Kedistrikan. Adapun ketiga wilayah administratif masih disebut West Lombok (Lombok Barat), Middle Lombok

(Lombok Tengah) dan East Lombok (Lombok Timur) dipimpin oleh seorang kontrolir dan Kepala Pemerintahan Setempat (KPS).

Untuk wilayah West Lombok (Lombok Barat) membawahi 7 (tujuh) wilayah administratif yang meliputi Kedistrikan Ampenan Barat di Dasan Agung, Kedistrikan Ampenan Tmur di Narmada, Kedistrikan Bayan di Bayan Belek, Asisten Distrik Gondang di Gondang, Kedistrikan Tanjung di Tanjung, Kedistrikan Gerung di Gerung, dan Kepunggawaan Cakranegara di Mayura.

Letak Geografis dan Kondisi Wilayah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 Kota Mataram resmi terbentuk dan merupakan Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berada di antara 116°04’ - 116°10’

Bujur Timur dan 08°33’ - 08°38’ Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Utara : Kecamatan Gunungsari dan

Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.

Timur : Kecamatan Narmada dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Selatan : Kecamatan Labuapi Kabupaten

Lombok Barat Barat : Selat Lombok

Wilayah Kota Mataram memiliki luas 6.130 Ha.

Jumlah Penduduk

Berdasarkan data BPS;Mataram Dalam Angka 2012, Kota Mataram memiliki pewnduduk sejumlah 406.910 jiwa.

Pariwisata

Untuk wisata budaya, perpaduan antara

budaya Lombok dan Bali dan sentuhan dari

etnis lainnya, melahirkan suatu kolaborasi

budaya yang sangat menarik, dan ada

beberapa tempat menarik yang layak untuk

dikunjungi terkait dengan hal tersebut antara

lain, Kuburan Tionghoa Bintaro, Taman

Mayura, Pura Meru, Pura Segara, Museum

Nusa Tenggara Barat, Loang Baloq, Kota Lama

Ampenan.

Loang Baloq

KOTA

(36)

32

Taman Mayura

Kota ini juga memiliki berbagai pusat

perbelanjaan, misalnya Mataram Mall, Pusat

Kerajinan Mutiara Pagesangan dan Ampenan

Cerah Ceria. Disamping itu untuk anda yang

suka belanja oleh-oleh Senggigi Square,

Sukarara, Pusat Mutiara Sekarbela, bisa

menjadi pilihan anda.

Sekarbela

Pusat Kerajinan Cukli

Pejabat Teras

No Nama Jabatan

(37)

33

Sejarah

Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, Wilayah Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu Onder Afdeling

dibawah Afdeling Lombok yakni Onder Afdeling

van west Lombok yang dipimpin oleh seorang

Controleur. Onder Afdeling menurut hierarkhi

kelembagaan sama dengan Regenschap

(Kabupaten).

Selanjutnya pada zaman Pemerintah Jepang, status Lombok Barat berubah menjadi daerah administratif yang disebut Bun Ken yang dikepalai oleh seorang Bun Ken Kanrikan. Status ini berlangsung sampai Jepang menyerahkan kekuasaan kepada sekutu Belanda (NICA).

Dibawah Pemerintah NICA, wilayah Indonesia Timur dijadikan beberapa wilayah administratif yang dinamakan Neo Landschappen termasuk didalamnya semua bekas Afdelings ( Stb. No.l5 th.1947). Di dalam wilayah Neo Landschap

Lombok, wilayah Lombok Barat merupakan

salah satu wilayah administratif yang dipimpin oleh seorang Hoofdvan Plastselijk Bestuur

sebagai perubahan nama dari controleur.

Namun sesudah Konfrensi Meja Bundar dan berlangsung pemulihan kekuasaan Negara RI pada tanggal 27 Desember 1949, maka berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri atas beberapa Negara Bagian, diantaranya Negara Indonesia Timur (NIT). Menurut Undang-undang Pemerintahan Daerah NIT No. 44 Tahun 1950, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa wilayah administratif Lombok Barat menjadi daerah bagian yang otonom. Namun dalam prakteknya, otonomi ini tidak pernah terlaksana sepenuhnya karena tidak dipimpin oleh Kepala Daerah Bagian melainkan oleh seorang Kepala Pemerintahan setempat yang sifatnya administratif belaka. Pada masa ini Daerah Lombok Barat membawahi wilayah administratif kedistrikan Ampenan Barat, Kedistrikan Ampenan Timur, Kedistrikan Tanjung, Kedistrikan Bayan, Kedistrikan Gerung,

Asisten Kedistrikan Gondang dan

Kepunggawaan Cakranegara. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 dimana daerah Indonesia dibagi habis dalam daerah Swatantra Tingkat I, Tingkat II, dan Tingkat III. Selanjutnya berdasarkan UU No.1 Tahun 1957, lahirlah UU No.64 dan 69 Tahun 1958

masing-masing tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT serta Daerah Tingkat II di dalam wilayah Daerah Tingkat I yang bersangkutan yang diundangkan pada tanggal 14 Agustus 1958. Oleh karena itu secara yuridis Daerah Swatantra Tingkat II Lombok Barat sudah terbentuk sejak 14 Agustus 1958.

Letak Geografis dan Kondisi Wilayah

Secara geografis Kabupaten Lombok Barat berada di antara 115°46’ - 116°20’ Bujur Timur dan 08°25’ - 08°55’ Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Utara : Kabupaten Lombok Utara Timur : kabupaten Lombok Tengah Selatan : Samudera Indonesia

Barat : Selat Lombok dan Kota Mataram Wilayah Kabupaten Lombok Barat memiliki luas 1.053,92 km2.

Jumlah Penduduk

Berdasarkan data BPS tahun 2011, Kabupaten Lombok Barat memiliki pewnduduk sejumlah 606.044 jiwa dengan perbandingan 296.680 laki-laki dan 309.364 perempuan.

Pariwisata

1. Wisata Alam

a. Pantai Senggigi dan Sekitarnya

Senggigi merupakan area resort yang paling tua dan paling terkenal di Lombok. Pantai ini memiliki ciri khas pasir putih dengan garis pantai yang panjang. Pantai ini terletak di sebelah utara Kota Mataram dengan Jarak 10 km atau sekitar 10 menit perjalanan. Lokasi ini menawarkan pantai laguna, panorama alam perbukitan yang mengelilingi lokasi obyek serta pemandangan Sunset yang sangat indah. Disamping itu juga, di lokasi obyek wisata senggigi sering digunakan sebagai tempat melaksanakan event – event budaya seperti festival senggigi.

K

ABUPATEN

(38)

34

Fasilitas yang ada sudah cukup memadai dari hotel bintang dan melati, art shop, restaurant dan hiburan umum.

b. Sekotong

Sekotong terkenal dengan keindahan panorama pantainya yang berpasir putih, menawarkan

pesona alam tersendiri bagi yang

mengunjunginya. Ada beberapa pantai yang sering dijadikan sebagai tempat rekreasi oleh masyarakat setempat yaitu Pantai Mekaki, Pantai Bangko – bangko dan Pantai Sepi. Di daerah Sekotong juga, terdapat pulau – pulau kecil yang oleh masyarakat sekitar di sebut Gili. Gili tersebut antara lain Gili Gede, Gili Poh, Gili Lontar, Gili Nanggu, Gili Rengit, Gili Sudak, Gili Tangkong, Gili Layar, Gili Asahan, Gili Genting dan Gili Goleng. Gili yang indah ini masih relatif sepi. Salah satu Gili yang paling sering di kunjungi oleh wisatawan baik nusantara maupun mancanegara adalah Gili Nanggu.

Masih kurangnya sarana prasarana penunjang baik transportasi maupun akomodasi menjadi salah satu kendala yang perlu segera diperhatikan mengingat alam sekotong yang sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai salah satu destinasi obyek wisata yang diandalkan. Jarak sekotong dari kota mataram 60 km atau sekitar 2 jam perjalanan.

Surfing di Sekotong Biasanya dipakai untuk kegiatan outbond untuk mengisi mas liburan. Tidak jauh dari sesaot (masih di areal hutan wisata) terdapa sebuah sungai yang di sebut Aiq Nyet. Sungai ini tidak pernah kering walaupun di musim kemarau. Keaslian alam yang ada memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Tidak hanya keindahan alam, akan tetapi juga di Sesaot

pengunjung dapat menikmati hidangan

masyarakat Lombok asli. bertempat tinggal di Hutan Pusuk. Karena lokasi ini merupakan daerah perbukitan, wisatawan dapat menikmati panorama pantai yang terlihat indah sambil menikmati hidangan khas Lombok di restoran yang berada di puncak bukit.

(39)

3

5

sebelah utara kota mataram dengan sekitar 8 km.

3. Wisata Sejarah dan budaya

a. Taman Narmada Taman ini dibangun oleh Raja Anak Agung Gde Ngurah Karang Asem pada tahun 1727 dengan tujuan agar dapat berziarah dan beribadah tanpa harus berjalan ke Puncak Gunung Rinjani. Narmada sendiri di ambil dari nama sungai suci di India (sungai Narmada). Taman air ini ramai di bulan November dan Desember bertepatan

dengan saat upacara Pekelem untuk

memperingati Hari Pujawali yang dirayakan oleh seluruh Umat Hindu. Di dalam taman narmada terdapat mata air yang dipercaya bersumber dari sungai bawah tanah dari gunung rinjani. Air ini oleh masyarakat sekitar dipercaya bisa membuat orang awet muda, cukup dengan mencuci muka dengan air yang telah disarati oleh seorang pemangku. Saat ini, Taman Narmada di buka untuk umum dan menjadi pusat rekreasi yang banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara. Taman air ini berjarak 12 km dari kota mataram.

b. Lingsar

Lingsar merupakan daerah yang memiliki dua tempat yang dikeramatkan oleh suku Sasak dan Umat Hindu yaitu Kemaliq (tempat yang dikeramatkan oleh sebagian besar orang suku Sasak) dan Pura Lingsar (tempat ibadah umat Hindu yang sering digunakan untuk menyelenggarakan upacara keagamaan). Kemaliq dan Pura Lingsar dibangun pada tahun 1759. Di dalam komplek Kemaliq ada yang di sebut Kelebutan yaitu tempat hidupnya seekor belut putih yang dikeramatkan. Disamping itu ada pula tempat

pesiraman yaitu tempat penyembuhan penyakit. Konon, apabila kita mandi atau membasuh muka dengan air pesiraman dapat menyembyhkan berbagai penyakit.

4. Wisata Buatan

a. Taman Suranadi

Taman Suranadi merupakan salah satu tujuan wisata yang terkenal dengan mata airnya yang sangat jernih dan tidak pernah kering di

musim kemarau.

Sesuai dengan

namanya, di tempat ini dilengkapi dengan

fasilitas kolam

renang, kuliner dan penginapan. Tempat

bersantai yang

nyaman ini di kelilingi oleh pura yang sering digunakan sebagai tempat beribadah bagi umat Hindu. Karena letaknya yang berada di tengah hutan konservasi, pengunjung juga dapat menikmati keindahan alam dan menjumpai berbagai jenis burung yang sudah hampir punah.

(40)

36

Sejarah

Kabupaten Lombok Tengah terbentuk menjadi otonom berdasarkan Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan daerah-daerah Tingkat II dalam wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Undang-undang tersebut disahkan pada tanggal 14 Agustus 1958. Namun demikian, sebelum terbentuk sebagai sebuah wilayah pemerintahan, entitas Lombok Tengah telah ada jauh sebelum itu. Beberapa momentum historis yang menandai keberadaan Lombok Tengah, antara lain adalah dengan dikeluarkan Stb Nomor 248 Tahun 1898, kemudian pasca proklamasi, Lombok Tengah secara integral menjadi bagian dari NKRI ditandai dengan pelantikan secara formal Kepala Pemerintahan Setempat Lombok Tengah yang pertama, pada tanggal15 Oktober 1945. Momentum ini menjadi leverage factor yang memicu tumbuhnya semangat integrasi, patriotisme dan nasionalisme di Kabupaten Lombok Tengah.

Letak Geografis dan Kondisi Wilayah

Secara geografis Kabupaten Lombok Tengah berada di antara 116°05’ - 116°24’ Bujur Timur dan 08°24’ - 08°57’ Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Utara : Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Timur

Timur : kabupaten Lombok Timur Selatan : Samudera Indonesia Barat : Kabupaten Lombok Barat

Wilayah Kabupaten Lombok Tengah memiliki luas 1.208,39 km2.

Jumlah Penduduk

Berdasarkan data BPS, Kabupaten Lombok Tengah memiliki penduduk sejumlah 868.890 jiwa.

Potensi Daerah a. Pertanian

Komoditas Pertanian yang menjadi andalan di Kabupaten Lombok Tengah antara lain adalah tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kedelai.

b. Peternakan

Peternakan yang banyak terdapat di Kabupaten Lombok Tengah adalah peternakan sapi, peternakan kerbau, peternakan kuda, dan peternakan kambing.

c. Perikanan

Komoditas utama untuk masing-masing sektor perikanan adalah : Ikan Nila dan Karper untuk perikanan darat, Ikan Nila untuk perairan umum, Ikan Tembang untuk perikanan laut dan rumput laut untuk budidaya laut.

d. Pertambangan

Kegiatan Penambangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat Lombok Tengah adalah Pertambangan Bahan Galian Gol. C seperti Batu Bangunan, Batu Apung, Pasir Sirtu, Tras, Tanah Urug, Batu Kapur, Posfat, Zeolit, Oker, Gypsum, Kalsedon, Tufa/Batu Paras, Lempung ilit, Kaolin, Batu Silika, dan Bentonit.

e. Pariwisata

Lombok Tengah adalah salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat yang telah cukup lama menjadi daerah tujuan wisata. Berjarak hanya 30 kilometer dari Mataram, Lombok Tengah merupakan tempat obyek-obyek wisata penting di pulau Lombok.

Daya tarik utamanya yaitu keindahan pantai-pantai berpasir putih, sebagian berbulir sangat khas seperti butiran merica, yang menghadap langsung ke Samudra Hindia dengan ombak yang juga khas yang telah menarik banyak peselancar dan penyelam, juga pecinta keindahan alam dari seluruh dunia untuk datang berkunjung.

Untuk menarik minat wisatawan terutama wisatawan mancanegara maka selain giat melakukan kegiatan promosi pariwisata, Pemerintah juga telah menyiapkan berbagai fasilitas yang mendukung potensi wisata yang ada :

K

ABUPATEN

Gambar

Tabel Perbandingan antara Total Jumlah Rekomendasi dengan Total Jumlah Tindak Lanjut sampai dengan Semester II 2013
gambar berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Saya/Kami dengan ini mengizinkan Penanggung untuk menggunakan atau memberikan informasi atau data mengenai Saya/Kami yang tersedia, diperoleh atau disimpan oleh Penanggung

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan masukan kepada konsumen KFC cabang Riau Bandung agar lebih banyak melakukan kunjungan

1) Zikir yang di ucapkan dengan lisan, itu termasuk baik zikir tanpa suara atau dengan suara yang keras. 2) Sedangkan zikir yang dilakukan dengan tafakur dan zikir

Pada daerah yang sama terdapat mata air lain yaitu Umbul Tlatar yang berjarak 2 km dari Umbul Ngrancah, walaupun Umbul Tlatar dan Umbul Ngrancah terletak di

Apa saja kesulitan yang dihadapi saat menggunakan bahasa yang digunakan dalam komunikasi terapeutik perawat dengan pasien jiwa disaat melakukan terapi musik?. Pasien yang

Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata (1988) dalam buku pedomannya menyatakan bahwa yang dimaksud dengan interpretasi konservasi alam adalah suatu kegiatan

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa aplikasi perangkat ajar English Adventure memiliki beberapa kelebihan, diantaranya terdapat alur cerita yang

19 No Kegiatan Narasumber/ Pemateri Penyelenggara Program Dan Struktur Community Parenting Lokasi Penyelenggaraan Pencegahan Tppo Melalui Community Parenting Ket