Bab I Pendahuluan
E. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi dimulai pada tanggal 8 Juni 2021 dan sampai dengan 13 Juli 2021 bertempat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Gambaran Umum Organisasi
Gambaran umum organisasi merupakan deskripsi atau penjelasan mengenai kondisi di tempat kerja penulis yang menampilkan profil organisasi, visi dan misi organisasi, nilai organisasi, strukur organisasi dan tupoksi penulis. Berikut ini gambaran umum organisasi :
1. Profil organisasi
Dinas Perindustrian dan Perdagangan beralamat di jalan La Ode Ali Nomor 4 (empat) Perkantoran Manugela, Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi Propinsi Sulawesi Tenggara. Aparatur Sipil Negara pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2021 berjumlah 24 (dua puluh empat) orang dengan rincian pejabat struktural eselon II sebanyak 1 (satu) orang, eselon III/a sebanyak 1 (satu) orang, eselon III/b sebanyak 3 (tiga) orang, eselon IV/a sebanyak 10 (sepuluh) orang dan staf sebanyak 8 (delapan) orang. Jumlah tersebut belum termasuk tenaga magang atau honorer.
Tabel 2.1. Jumlah Pejabat Struktural dan Staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi Tahun 2021
No Perangkat
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi, Juni 2021
Tabel 2.2. Pejabat Struktural Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi Tahun 2021
No Nama Jabatan
1. H. Safiuddin, S.Pd., M.Pd Kepala Dinas 2. Muh. Salimudin, ST., MM Sekretaris
3. Samiratna, S.TP Kepala Bidang Perindustrian 4. Jamaluddin, S.IP Kepala Bidang Perdagangan
5. Jaliati, ST Kepala Bidang Metrologi dan Pengawasan Perdagangan
6. Muh. Adam Lisaw, S.KM., M.Kes Kasubag Program, Keuangan dan Perlengkapan
7. Kusniah, S.Mn Kasubag Umum dan Kepegawaian
8. Nurmila, S.Sos Kasi Pengawasan Mutu Industri
9. - Kasi Sarana dan Promosi Industri
10. Wa Ode Suhurati, S.P Kasi Aneka Industri dan Bimbingan Produksi 11. La Ode Arwaha, SH., MH Kasi Pembinaan Pelaku Usaha Perdagangan 12. Puspawati, SH., MM Kasi Pengembangan Perdagangan dan
Stabilisasi Barang Pokok Penting
13. Nur Ichsan, S.KM Kasi Pembangunan dan Pembinaan Sarana Distribusi Perdagangan
14. Hj. Wa Ode Maunu Kasi Pembinaan Jabatan Fungsional Bidang Kemetrologian
15. - Kasi Pengawasan Perdagangan
16. Madi ST., M.Si Kasi Pelayanan Tera dan Tera Ulang 17. La Ode Mohamad Rahmat, S.Sos UPTD Pengelola Pasar
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi, Juni 2021
2. Visi dan Misi organisasi
Visi dan misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi mengacu pada visi dan misi Kabupaten Wakatobi yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wakatobi Tahun 2016-2021. Berikut ini visi dan misi organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi.
a. visi organisasi
Visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi mengacu pada visi Kabupaten Wakatobi yaitu “Kabupaten Wakotobi Menjadi Kabupaten Maritim yang Sejahtera dan Berdaya Saing”.
Visi pembangunan Daerah Kabupaten Wakatobi untuk periode RPJMD Tahun 2016-2021 yakni: “Menjadi Kabupaten Maritim yang Sejahtera dan Berdaya Saing”.
b. misi organisasi
Dalam upaya mewujudkan “Kabupaten Maritim yang Sejahtera dan Berdaya Saing”, dan memperhatikan perubahan paradigma dan isu strategis serta kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, maka ditetapkan misi pembangunan Kabupaten Wakatobi Tahun 2016-2021 sebagai berikut:
1. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia;
2. Membangun ekonomi kemaritiman yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;
3. Membangun infrastruktur wilayah;
4. Mengembangkan pemerintahan yang inovatif dan partisipatif serta layanan publik yang berkualitas berbasis teknologi informasi;
5. Membangun kolaborasi regional, nasional, dan internasional.
3. Nilai organisasi
Nilai-nilai organisasi yang terdapat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi sebagai berikut :
1. Profesional
Profesional menjadi kunci utama sebagai keberhasilan pelaksanaan tugas dinas perindustrian dan perdagangan karena profesionalitas menjadi dasar pelayan publik untuk mendapatkan kepercayaan publik dari pelayanan publik yang dilakukan.
2. Beriman dan Bertakwa
Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan sumber spirit dan energi aparatur dalam menjalankan pekerjaan yang diamanahkan.
3. Integritas
Integritas adalah nilai yang mengandung makna penggabungan dari kejujuran, objektivitas, keberanian, konsistensi dan konsekuensi.
4. Kualitas
Kualitas merupakan sesuatu yang dinamis yang selalu diasosiasikan dengan produk pelayanan barang dan jasa, orang, proses dan lingkungan kerja.
5. Kerjasama Tim
Komitmen di antara para anggota organisasi sangat diperlukan untuk saling mendukung satu sama lain dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi.
6. Pemberdayaan
Konsep pemberdayaan selalu dikaitkan dengan pendekatan partisipasi dan kemitraan dalam manajemen pembangunan sektor perdagangan dan perindustrian serta memberikan penekanan pada desentralisasi dalam proses pengambilan keputusan.
4. Struktur organisasi
Berikut ini struktur organisasi pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi pada Juni 2021.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi
BIDANG PERINDUSTRIAN BIDANG METROLOGI DAN
PENGAWASAN PERDAGANGAN
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN WAKATOBI
Kedudukan penulis dalam struktur organisasi
5. Tupoksi organisasi
Berdasarkan peraturan Bupati Wakatobi Nomor 45 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang perindustrian dan bidang perdagangan yang menjadi kewenangan Daerah. Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian dan bidang perdagangan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah.
Dalam melaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang perindustrian dan bidang perdagangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang perindustrian dan bidang perdagangan;
BIDANG METROLOGI DAN
PENGAWASAN PERDAGANGAN
SEKSI PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL BIDANG
KEMETROLOGIAN
PENGELOLA DATA ANALIS INFORMASI
PENGEMBANGAN SDM APARATUR ANALIS PENYIDIK
PEGAWAI NEGERI SIPIL
Gambar 2.2. Stuktur Organisasi Bidang Metrologi dan Pengawasan Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wakatobi
pada Seksi Pembinaan Jabatan Fungsional Bidang Kemetrologian
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perindustrian dan bidang perdagangan;
d. pelaksanaan administrasi perencanaan, keuangan, kepegawaian, penatausahaan dan aset Dinas;
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas.
6. Tupoksi penulis
Jabatan penulis ialah analis informasi pengembangan sumber daya manusia aparatur.
Adapun tugas pokok dan fungsi seorang analis informasi pengembangan sumber daya manusia aparatur adalah melakukan kegiatan analis informasi pengembangan sumber daya manusia aparatur dengan pengumpulan, pengklasifikasian dan penelaahan untuk menyimpulkan dan menyusun rekomendasi bidang pengembangan SDM Aparatur sehingga tercipta Sumber Daya Manusia Kemetrologian yang profesional, serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Yang dapat dijabarkan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:
a. Mengumpulkan informasi pengembangan sumber daya manusia aparatur;
b. Menyusun rencana kegiatan analis pengembangan sumber daya manusia aparatur;
c. Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan analis pengembangan sumber daya manusia aparatur;
d. Melaksanakan kegiatan analis pengembangan sumber daya manusia aparatur;
e. Melaporkan pelaksanaan dan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan evaluasi dan pertanggung jawaban; dan
f. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik tertulis maupun lisan.
B. Nilai-Nilai Dasar ASN, Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
Terdapat 5 (lima) nilai-nilai dasar profesi ASN yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan secara profesional sebagai pelayan masyarakat meliputi: 1) Akuntabilitas; 2) Nasionalisme; 3) Etika Publik; 4) Komitmen Mutu; dan 5) Anti Korupsi atau dapat disingkat sebagai ANEKA. Penjelasan dari kelima nilai tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
Sedangkan yang menyangkut kedudukan dan peran ASN mengacu pada keterkaitan mata pelatihan agenda III yakni: 1) Manajemen ASN, 2) Whole of Government, dan 3) Pelayanan Publik.
1. Konsep nilai-nilai dasar ASN
Penjelasan dari konsep nilai-nilai dasar ASN pada dimensi ANEKA adalah sebagai berikut :
a. akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Aspek-aspek Akuntabilitas meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship);
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results - oriented);
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting);
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without consequences);
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertical (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi.
Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Terdapat lima tingkatan akuntabilitas sebagai berikut : 1. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability) 2. Akuntabilitas Individu
3. Akuntabilitas Kelompok 4. Akuntabilitas Organisasi 5. Akuntabilitas Stakeholder
Gambar 2.3. Tingkatan Akuntabilitas
Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas antara lain:
1. Kepemimpinan: pimpinan memberi contoh pada orang lain, adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
2. Transparansi: keterbukaan informasi akan mendorong tercapainya akuntabilitas 3. Integritas: mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
4. Responsibilitas: kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat
5. Keadilan: landasan utama dari akuntabilitas yang harus dipelihara dan dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja tidak optimal.
6. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan
7. Keseimbangan: keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang yang dimiliki 8. Kejelasan: mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja.
9. Konsistensi: menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang akuntabel.
b. nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air Indonesia yang didasarkan pada Pancasila. Nilai-nilai Nasionalisme sesuai dengan lima sila Pancasila, yaitu:
1. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5. Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
c. etika publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/ norma yang menentukan baik/buruk, benar/ salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik : 1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik 2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
Ada lima Indikator etika publik meliputi:
1) Adanya kode etik, yang merupakan aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
2) Keramahan dalam bersikap akan membuat orang lain merasa dihargai dan dihormati.
3) Sopan santun, merupakan sikap yang berdasarkan pada aspek nilai dan norma saat melayani publik sehingga meningkatkan kualitas pelayanan publik.
4) Empati dan simpati, sikap seakan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Simpati akan berlangsung ketika ada sikap saling pengertian dan saling percaya sehingga memudahkan dalam berkomunikasi.
5) Netralitas.
d. komitmen mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran baik/buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
Ada empat Indikator komitmen mutu antara lain:
1) Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan.
2) Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa pemborosan sumber daya dan hemat waktu
3) Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
4) Inovatif adalah suatu yang baru sebagai perwujudan ide kreativitas untuk meningkatkan mutu pelayanan.
e. anti korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin "corruption" (Fockema Andrea: 1951) atau
"corruptus" (Webster Student Dictionary: 1960 ). Selanjutnya dikatakan bahwa "corruption"
berasal dari kata "corrumpere", suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah "coruption, corrupt" (Inggris), "corruption" (Perancis) dan
"corruptive/korruptie" (Belanda). Korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan integritas dengan baik.
Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai- nilai dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikansi yang tinggi bagi kita. Nilai-nilai dasar anti korupsi penting untuk mencegah terjadinya korupsi dan mendukung prinsip- prinsip anti korupsi yang meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan dan kontrol kebijakan supaya semua dapat berjalan dengan baik serta, untuk mencegah faktor eksternal penyebab korupsi.
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi : 1) Kejujuran
Menurut KBBI kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan karakter kemandirian pegawai dituntut untuk mengerjakan semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain.
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (KBBI). Manfaat dari hidup yang disiplin adalah kita dapat mencapai tujuan hidup dengan waktu yang lebih efisien, dan juga dapat membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu kepercayaan.
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan) (KBBI).
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, di mana kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhana merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang berlebihan.
8) Keberanian
Keberanian diperlukan untuk mencapai kesuksesan, untuk mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan pendirian dan keyakinan harus mempertimbangkan masalah dengan sebaik-baiknya. Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab dan lain sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Nilai keadilan dapat diwujudkan dalam bentuk memberikan pujian yang tulus kepada yang berprestasi, memberikan saran perbaikan dan semangat pada yang tidak berprestasi, tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang sosial dan lain-lain.
2. Kedudukan dan peran ASN
Kedudukan dan peran ASN merupakan bagian dari atau memiliki keterkaitan dengan mata pelatihan agenda III, yakni nilai Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik. Berikut ini penjelasan dari agenda III tersebut.
a. manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
1) kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN.
a. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya.
Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN, khususnya di daerah
Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN, khususnya di daerah