• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.2. Tempat dan Waktu

3.2.2. Waktu

Mei 2013 sampai dengan Agustus 2013 3.3. Populasi dan sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien sepsis berat yang baru masuk ke Unit Perawatan Intensif (UPI) dewasa Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan sejak Mei 2013 sampai dengan Agustus 2013.

3.3.2. Sampel

Seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

3.4. Kriteria inklusi, ekslusi dan putus uji 3.4.1. Kriteria inklusi

 Pasien yang memenuhi kriteria sepsis berat.

 Berumur >18 tahun 3.4.2. Kriteria Eksklusi

 Pasien dengan penyakit hati kronis

 Pasien dengan penyakit ginjal kronis

 Pasien tidak dalam pengaruh alkohol dan keracunan obat-obatan yang toksik

 Pasien / keluarga pasien menolak

3.4.3. Kriteria putus uji

 Pasien dirawat di UPI meninggal kurang dari 24 jam.

 Pasien pindah atas permintaan sendiri (PAPS) dari UPI RSHAM kurang dari 24 jam

3.5 Perkiraan Besar Sampel70

Untuk menentukan besar sampel tunggal minimal pada uji hipotesis dengan menggunakan koefisien korelasi (r) maka rumus yang digunakan adalah :

𝑛 = [ (𝑧𝛼 + 𝑧𝛽)

0.5 ln[(1 + 𝑟)/(1 − 𝑟)]]

2

+ 3

𝑛 = [ (1.96 + 0.842)

0.5 ln[(1 + 0.55)/(1 − 0.55)]]

2

+ 3 ≈ 24

Dengan :

n = besar sampel

Z∝ = 1,96 (adalah deviat baku pada ∝ 0,05 )

∝ = tingkat kemaknaan (0,05 )

Z𝛽 = 0,842 (adalah deviat baku pada 𝛽 20% ) 1 – 𝛽 = power (80%)

r = perkiraan koefisien korelasi (0,55)

Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh besar sampel 24 orang. Dengan kemungkinan jumlah keluar (putus uji) sebesar 10%, maka besar sampel minimal adalah 27 orang.

Sampel diambil secara non random dengan menggunakan tehnik consecutive sampling.

3.6. Alat dan Bahan 3.6.1. Alat

 Mesin pemeriksa ISTAT (peneliti sudah dilatih untuk menggunakan alat ini dan alat ini sudah dikalibrasi pada perusahaan yang

 Lembar penilaian skor APACHE II

 Lembar observasi pasien

 Alat tulis 3.6.2. Bahan

 Heparin Sodium ( inviclot)

 Alkohol 70%

3.7 Cara Kerja

1. Penelitian ini dilakukan setelah mendapat informed consent dan disetujui oleh komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data pasien sepsis berat yang dirawat UPI RSHAM pada Mei 2013 sampai dengan Agustus 2013 dan diamati secara prospektif.

3. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data pasien yang merupakan variabel - variabel dalam sistim skor APACHE II dan nilai

laktat arteri.

a. Data untuk laktat arteri diambil pada saat pasien sepsis berat dirawat UPI pada jam ke-0 dan jam ke-24.

b. Data untuk skor APACHE II diambil pada saat pasien sepsis berat dirawat di UPI pada 24 jam pertama, yaitu : suhu tubuh, tekanan darah arteri rata-rata, laju nadi, laju nafas, oksigenasi, pH darah

arteri, natrium serum, kreatinin serum, hematokrit, leukosit, skala koma Glasgow (GCS), umur, dan nilai penyakit kronis. Nilai terburuk dicatat untuk setiap variabel fisiologis tersebut.

4. Seluruh pasien diikuti perkembangan selama 28 hari sejak masuk UPI ataupun pindah ke ruang rawat (bangsal) dan dilakukan evaluasi keadaan akhir pasien (hidup atau meninggal).

3.8. Kerangka kerja

3.9. Identifikasi Variabel 3.9.1. Variabel bebas :

 Nilai laktat arteri jam ke-0

 Nilai laktat arteri jam ke-24

3.9.2. Varibel tergantung :

 Skor APACHE II 3.10. Defenisi Operasional

 Laktat Arteri

Laktat arteri adalah senyawa yang dihasilkan pada metabolisme normal dan meningkat akibat terganggunya metabolisme karena hipoksia. Dengan kadar normal < 2 mmol/L.

Laktat arteri jam ke-0 : nilai laktat arteri diambil pada pengambilan analisa gas darah saat jam ke-0 di UPI (sesaat setelah diagnosis sepsis berat ditegakkan).

Laktat arteri jam ke-24 : nilai laktat arteri diambil pada pengambilan analisa gas darah saat jam ke-24 di UPI (24 jam setelah laktat arteri jam ke-0 diambil).

Bersihan laktat adalah hasil perhitungan (laktat awal-laktat akhir/laktat awal)x100%. Laktat akhir adalah laktat yang diperiksa pada jam ke-24. Dan nilai positif menunjukkan adanya penurunan pada rata-rata laktat.

 Skor APACHE II

Skor APACHE II adalah hasil penjumlahan dari 12 variabel fisiologis (acute physiologic score ) (APS), umur dan riwayat penyakit kronik. Untuk setiap variabel fisiologis, nilainya dicatat pada 24 jam pertama.

Variabel - variabel yang masuk dalam sistim skor APACHE II dan bobot nilainya didefenisikan sebagai berikut :

A. Variabel fisiologis terdiri dari 12 bagian, yaitu :

1. Suhu tubuh (° C ): suhu tubuh perifer, pilih nilai terburuk ( rendah atau tinggi ) dalam 24 jam : ≤29 (4), 30-31,9 (3), 32-33,9 (2), 34-35,9 (1), 36-38,4 (0), 38,5-38,9 (1), 39-40.9 (3), ≥41 (4).

2. Tekanan arteri rata-rata ((2 diastolik + sistolik ) / 3) : nilai terburuk (rendah atau tinggi) dalam 24 jam : ≤49 (4), 50-69 (2), 70-109 (0), 110-129 (2), 130-159 (3), ≥160 (4).

3. Laju nadi (semenit): dipilih nilai terburuk (rendah atau tinggi) dalam 24 jam: ≤39 (4), 40-54 (3), 55-69 (2), 70-109 (0), 110-139 (2), 140-179 (3), ≥180 (4).

4. Laju nafas (semenit dengan atau tanpa ventilasi mekanik) : dipilih nilai terburuk (rendah atau tinggi ) dalam 24 jam: <5 (4), 6-9 (2), 10-11 (1), 12-24 (0), 25-34 (1), 35-49 (3), ≥50 (4).

7. Natrium serum (mmol/L ):pilih nilai terburuk, (tinggi atau rendah ) dalam 24 jam : ≤110 (4), 111-119 (3), 120-129 (2), 130-149 (0), 150-154 (1), 155-159 (2), 160-179 (3), ≥180 (4).

8. Kalium serum (mmol/L) : pilih nilai terburuk, (tinggi atau redah) dalam 24 jam: <2,5 (4), 2,5-2,9 (2), 3,0-3,4 (1), 3,5-5,5 (0), 5,6-5,9 (1), 6,0-6,9 (3),

11. Leukosit (per) : pilih nilai terburuk baik tinggi maupun rendah : <1000 (1), 1000-2900 (2), 3000-14900 (0), 15000-19900 (1), 20000-39900 (2),

≥40000 (4).

12. Skala koma Glasgow (GCS) : pilih nilai terendah selama 24 jam, tanpa sedasi ; nilainya adalah 15 – GCS ( contoh :GCS 9 maka nilainya adalah 15 - 9 = 6 ).

B. Umur pasien dalam tahun dibulatkan sampai ulang tahun terakhir : <40 (0), 44-54 (2), 55-64 (3), 65-74 (5), ≥75 (6).

C. Insufisiensi organ kronik : jika terdapat insufisiensi organ kronik maka diberikan tambahan 5 angka bagi pasien paska operasi gawat darurat dan medis non operasi. Yang termasuk insufisiensi organ kronis adalah : penyakit hati (sirosis dengan hipertensi portal atau ensefalopati), penyakit kardiovaskular ( dengan keterbatasan aktivitas fisik / FC 4 ), penyakit paru (hipoksemia atau hiperkarbia kronik atau polisitemia atau hipertensi pulmonal > 40 mmHg), insufisiensi ginjal ( pasien dengan dialisis kronis ), gangguan imunitas ( pasien dengan terapi atau penyakit depresi sistem imun).

 Mortalitas aktual

Mortalitas aktual adalah jumlah kematian yang terjadi baik di UPI maupun di ruang rawat (bangsal).

 Systemic inflammatory respons syndrome (SIRS)

 SIRS adalah suatu Suhu tubuh > 38.5°C atau < 36.0°C

 Laju nadi > 90 kali per menit

 Laju nafas > 20 kali per menit atau PaCO2 < 32 mmHg atau membutuhkan ventilasi mekanik

 Jumlah sel darah putih > 12000/mm3 atau < 4000/mm3 atau terdapat bentuk immature > 10%

Respon sindrom inflamasi sistemik yang terdiri dari dua atau lebih seperti yang tercantum di bawah ini :

 Sepsis

Sepsis adalah SIRS dan ada infeksi (kultur atau gram stain of blood, sputum, urin atau cairan tubuh yang normalnya steril, positif terhadap mikroorganisme patogen

; atau fokus infeksi diidentifikasi dengan penglihatan spt: ruptured bowel dengan free air atau bowel contents didapati pada abdomen saat pembedahaan, luka dengan purulent discharge)

 Sepsis berat

Sepsis berat adalah sepsis dengan minimal satu tanda dari hipoperfusi atau disfungsi organ :

Areas of mottled skin

Capillary refilling time ≥ 3detik

Urin output < 0.5 mL/kg dalam 1 jam atau renal replacement therapy

 Laktat > 2 mmol/L

Perubahan kesadaran tiba-tiba atau electroencephalogram tidak normal

Jumlah trombosit < 100000/mL atau disseminated intravascular coagulation

Acute lung injury - acute respiratory distress syndrome

Cardiac dysfunction ( echocardiography )

 Consecutive sampling

Consecutive sampling adalah semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.

 Areas of mottled skin

Areas of mottled skin adalah daerah kulit yang mengalami bercak-bercak merah atau ungu.

 Capillary refilling time

Capillary refilling time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kembali kapiler yang kosong. Normalnya < 3 detik.

 Renal replacement therapy

Renal replacement therapy adalah terapi pengganti ginjal digunakan untuk mendukung kehidupan pasien dengan gagal ginjal, termasuk di dalamnya adalah hemodialisa, peritoneal dialisa, hemofiltrasi, dan transplantasi ginjal.

 Disseminated intravascular coagulation (DIC)

DIC adalah suatu gangguan trombohemoragik sistemik yang kompleks termasuk pembentukan fibrin di intravaskular dan konsumsi dari prokoagulan dan platelet.

Kondisi klinis akhir ditandai dengan koagulasi intravaskular dan pendarahan.

 Acute lung injury - acute respiratory distress syndrome (ALI-ARDS) ALI- ARDS didefenisikan sebagai berikut:

 Onset akut

 Infiltrate bilateral pada RX dada

 Tidak ada bukti gagal jantung kongestif( Pulmonary Wedge Pressure

< 18 mmHg)

 PaO2 / FiO2 < 300 mmHg = ALI

 PaO2 / FiO2 < 200 mmHg = ARDS

 Cardiac disfunction

Cardiac disfunction adalah gangguan disfungsi jantung yang didapati dari hasil ekokardiografi.

3.11. Rencana manajemen dan analisis data 72,73

1. Setelah data yang diperlukan telah terkumpul, kemudian data tersebut diperiksa kembali tentang kelengkapannya sebelum ditabulasi dan diolah. Lalu data tersebut diolah dengan menggunakan software Epi Info.

2. Analisis Univariat, untuk mengetahui deskripsi karakteristik masing-masing variabel dan dinilai dengan frekuensi, rerata dengan standar deviasi. Pada analisis univariat juga dilakukan uji normalitas data laktat arteri pada jam ke-0, laktat arteri jam ke-24, bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 dan skor APACHE II menggunakan uji Shapiro-Wilk.

3. Uji diskriminasi, kemampuan nilai laktat arteri jam ke-0, laktat arteri jam ke-24 dan bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 untuk membedakan pasien mana yang akan hidup atau mati, dihitung nilai spesifisitas dan sensitifitas yang kemudian dinyatakan dengan receiver operating curve (ROC), luas daerah di bawah kurva merupakan indeks keseluruhan nilai estimasi. Mendekati satu berarti kekuatan estimasi semakin baik, semakin mendekati 0.5 berarti kekuatan estimasinya semakin buruk

4. Analisis Bivariat untuk menentukan hubungan antara variabel prediktor nilai laktat arteri pada jam ke-0, laktat arteri jam ke-24 dan bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 dengan pasien yang hidup atau yang meninggal. Dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson bila data diatas berdistribusi normal. Bila tidak normal digunakan uji korelasi Spearman. Untuk menganalisa hubungan linier antara laktat arteri pada jam ke-0 dan jam ke-24, bersihan laktat arteri dengan skor APACHE II digunakan regresi linier

5. Interval kepercayaan 95% dengan nilai p <0,05 dianggap bermakna secara signifikan.

3.12. Masalah Etika

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat ijin dari komisi etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Sumatera Utara. Pasien ataupun keluarga pasien sebelumnya diberi penjelasan tentang tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

Kemudian diminta mengisi formulir kesediaan subjek penelitian (informed consent).

Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tindakan yang sudah lazim dan dikerjakan sesuai standar serta bersifat observasi.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan selama 4 bulan mulai Mei 2013 sampai Agustus 2013, dilakukan terhadap 30 pasien yang telah melalui proses inklusi dan eksklusi. Jumlah pasien yang menjadi sampel penelitian sebanyak 27 pasien (15 laki-laki dan 12 perempuan).

3 pasien dikeluarkan dari penelitian dengan rincian 2 pasien laki-laki dan 1 orang perempuan meninggal kurang dari 24 jam perawatan.

4.1. Karakteristik sampel penelitian

Karakteristik sampel penelitian terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Karakteristik Demografi Penelitian

Karakterisitk n p

Laktat Arteri pada jam ke-0, mean (SD) 3,33 (3,86) 0,0001 Laktat Arteri pada jam ke-24, mean (SD) 2,67 (2,86) 0,0001 Bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke sam ke-24, mean

(SD)

Hasil analisa statistik didapati rata-rata umur sampel penelitian adalah 44,41 tahun dengan standar deviasi 17,71 tahun. Dengan uji kenormalan Shapiro-Wilk didapati nilai p = 0,131 berarti distribusi data umur normal.

Laktat arteri pada jam ke-0 didapatkan rata-rata 3,33 dengan standar deviasi 3,86 Dengan uji kenormalan Shapiro-Wilk didapati nilai p = 0,0001 berarti distribusi data laktat arteri pada jam ke-0 tidak normal

Laktat arteri pada jam ke-24 didapati rata-rata 2,67 dengan standar deviasi 2,86 Dengan uji kenormalan Shapiro-Wilk didapati nilai p = 0,0001 berarti distribusi data laktat arteri pada jam ke-24 tidak normal.

Bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 didapati rata-rata -32,56 dengan standar deviasi 166,69 Dengan uji kenormalan Shapiro-Wilk didapati nilai p

= 0,0001 berarti distribusi data bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 tidak normal.

Skor APACHE II didapatkan rata-rata 22 dengan standar deviasi 6,92. Dengan uji kenormalan Shapiro-Wilk didapati nilai p = 0,307 berarti distribusi data skor APACHE II normal.

Lama rawatan didapatkan rata-rata 7,78 hari dengan standar deviasi 8,36 hari.

Uji kenormalan Shapiro-Wilk didapati nilai p = 0,0001 berarti distribusi data lama rawatan tidak normal.

Kriteria diagnosa didapati kasus bedah digestif 10 pasien (37%), bedah thorak 2 pasien (7,4%), bedah syaraf 4 pasien (14,8%), neurologi 1 pasien (3,7%), interna 7 pasien (25,9%), bedah ortopedi 1 pasien (3,7%), dan obgyn 2 (7,4%). Didapati jumlah pasien meninggal 20 orang (74,1%) dan pasien yang hidup sebanyak 7 orang (25,9%).

4.2. Perbandingan kelompok hidup dan kelompok meninggal

Perbandingan sampel penelitian pada kelompok hidup dan kelompok meninggal terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2. Perbandingan kelompok hidup dan kelompok meninggal

Karakterisitk Kelompok

Neurologi 0 1 (5) Bersihan laktat arteri dari jam ke-0 sampai

ke-24, mean (SD)

Hasil analisa statistik didapati rata-rata umur pada kelompok hidup 29 tahun dengan standar deviasi 11,77 tahun, sedangkan rata-rata umur pada kelompok meninggal 49,8 tahun dengan standar deviasi 16,36 tahun. Dengan nilai p = 0,005 berarti ada perbedaan bermakna antara rata-rata umur antara kelompok hidup dan meninggal.

Jenis kelamin didapati pada kelompok meninggal laki-laki 9 (47%), perempuan10 (53%), sedangkan pada kelompok hidup laki-laki 6 (75%), perempuan 2 (25%). Dengan nilai p = 0,326 berarti tidak ada perbedaan bermakna antara proporsi jenis kelamin kelompok hidup dan meninggal.

Kriteria diagnosa yang paling banyak adalah bedah digestif dimana pada kelompok meninggal 7 (36,8%), sedangkan pada kelompok hidup 3 (37,5%).

Laktat arteri pada jam ke-0 pada kelompok hidup rata-rata 1,46 dengan standar deviasi 0,59 mmol/L, sedangkan kelompok meninggal rata-rata 3,99 mmol/L dengan standar deviasi 4,30 mmol//L. Dengan nilai p = 0,036 berarti terdapat perbedaan bermakna pada rata-rata laktat arteri jam ke-0 kelompok hidup dan meninggal.

Laktat arteri pada jam ke-24 pada kelompok hidup rata-rata 1,31 mmol/L dengan standar deviasi 0,66 mmol/L, sedangkan kelompok meninggal rata-rata 3,14 mmol/L dengan standar deviasi 3,19 mmol/L. Dengan nilai p = 0,162 berarti tidak ada perbedaan bermakna pada rata-rata laktat arteri jam ke-24 kelompok hidup dan meninggal.

Bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 pada kelompok hidup rata-rata 0,86% dengan standar deviasi 64,03%, sedangkan kelompok meninggal ratarata -46,25% dengan standar deviasi 190,19%. Dengan nilai p=0,570 berarti tidak ada perbedaan bermakna pada bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 kelompok hidup dan meninggal.

Skor APACHE II pada kelompok hidup rata-rata 18,43 , dengan standar deviasi 4,15, sedangkan kelompok meninggal rata-rata 23,25 dengan standar deviasi 7,34.

Dengan nilai p = 0,115, berarti tidak ada perbedaan bermakna pada rata-rata skor APACHE II kelompok hidup dan meninggal.

Lama rawatan pada kelompok hidup rata-rata 19 hari dengan standar deviasi 9,22 hari, sedangkan kelompok meninggal rata-rata 3,85 hari dengan standar deviasi 2,49 hari. Dengan nilai p =0,0001 berarti terdapat perbedaan bermakna antara rata-rata lama rawatan pada kelompok hidup dan meninggal.

4.3. Perbandingan rata-rata laktat arteri jam ke-0, laktat arteri jam ke-24, bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 pada kelompok hidup dan meninggal.

Pada gambar 4.1 di bawah ini akan diperlihatkan tentang perbandingan rata-rata laktat arteri jam ke-0 dan jam ke-24 pada kelompok hidup dan meninggal.

Gambar 4.1. Grafik rata-rata laktat arteri jam ke-0 dan jam ke-24 pada kelompok hdup dan meninggal

Dari hasil statistik didapati bahwa pada kelompok hidup rata-rata laktat arteri pada jam ke-0 adalah 1,46 mmol/L, sedangkan rata-rata laktat arteri pada jam ke-24 adalah 1,31 mmol/L. Pada kelompok meninggal didapati rata-rata laktat arteri jam ke-0 adalah 3,99. mmol/L sedangkan rata-rata laktat arteri jam ke-24 adalah 3,14 mmol/L (Gambar 4.1).

Pada gambar dibawah ini diperlihatkan tentang perubahan laktat arteri jam ke-0 dan ke-24 pada kelompok hidup dan kelompok meninggal (Gambar 4.2).

Gambar 4.2. Perubahan laktat arteri jam ke-0 dan jam ke-24 pada kelompok hidup dan meninggal

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada kelompok hidup terjadi perbaikan rata-rata laktat arteri jam ke-0 (1,46 mmol/L) ke laktat arteri jam ke-24 (1,31 mmol/L).

Sedangkan pada kelompok meninggal juga terjadi perbaikan rata-rata laktat arteri jam ke-0 (3,99 mmol/L) ke laktat arteri jam ke-24 (3,14 mmol/L).

Dan dibawah ini diperlihatkan tentang perubahan bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 (Gambar 4.3).

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Laktat jam ke-0 laktat jam ke-24

hidup meninggal

Gambar 4.3. Perubahan bersihan laktat arteri jam ke-0 ke jam ke-24

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada kelompok hidup terjadi perbaikan rata-rata bersihan laktat arteri (0,86 %). Sedangkan pada kelompok meninggal tidak terjadi perbaikan rata-rata bersihan laktat arteri (-46,25 %).

4.4. Perbandingan rata-rata skor APACHE II pada kelompok hidup dan kelompok meninggal

Rata-rata skor APACHE II pada kelompok hidup dan kelompok meninggal akan diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.4. Grafik skor APACHE II pada kelompok hidup dan meninggal.

-50 -40 -30 -20 -10 0 10

hidup meninggal

bersihan laktat

bersihan laktat

0 5 10 15 20 25

Hidup Meninggal

Rerata skor APACHE II

Hidup Meninggal

Dari hasil statistik didapati bahwa pada kelompok hidup rata-rata skor APACHE II adalah 18,43, sedangkan kelompok meninggal rata-rata skor APACHE II adalah 23,25 (Gambar 4.4).

4.5. Hubungan laktat arteri jam ke-0, laktat arteri jam ke-24 dan bersihan laktat dari jam ke-0 ke jam ke-24 dengan mortalitas

Hubungan laktat arteri jam ke-0, laktat arteri jam ke-24, skor APACHE II dengan mortalitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3. Uji korelasi laktat arteri jam ke-0, laktat arteri jam ke-24, dan bersihan laktat arteri dengan mortalitas

Variabel R p

Laktat arteri jam ke-0 0,412 0,033a

Laktat arteri jam ke-24 0,282 0,154a

Bersihan laktat jam 0 ke jam ke-24

0,119 0,553a

a Uji Spearman,

Hasil uji korelasi Spearman didapati laktat arteri jam ke-0 mempunyai hubungan bermakna dan bersifat lemah dengan mortalitas (R=0,412, p=0,033), sedangkan laktat arteri jam ke-24 tidak mempunyai hubungan bermakna dan bersifat lemah (R=0,282, p=0,154). Pada bersihan laktat dari jam ke-0 ke jam ke-24 tidak mempunyai hubungan bermakna dan bersifat lemah (R=0,119, p=0,553). (Tabel 4.3.).

4.6. Korelasi dan regresi linier laktat arteri jam ke-0 dengan skor APACHE II Tabel dibawah ini akan memperlihatkan tentang korelasi dan regresi linier laktat arteri jam ke-0 dengan skor APACHE II.

Tabel 4.4. Analisa korelasi dan regresi linier laktat arteri jam ke-0 dengan skor APACHE II.

Variabel R R2 Persamaan Garis p

Laktat arteri jam ke-0 (LA-0) 0,269 0,072 20,39 + 0,482 x (LA-0) 0,176

Hasil analisa statistik dengan regresi linier didapati bahwa hubungan nilai laktat arteri jam ke-0 dengan skor APACHE II menunjukkan hubungan yang sedang (R=0,269) dan berpola positif artinya semakin tinggi laktat arteri maka semakin tinggi nilai skor APACHE II-nya. Nilai koefisien determinasi 0,072 artinya, variable laktat arteri jam ke-0 yang kita peroleh dapat menerangkan 7,2 % variasi skor APACHE II sisanya dijelaskan oleh faktor lain. Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna (p=0,176) antara nilai laktat arteri jam ke-0 dengan skor APACHE II.

(Tabel 4.4).

4.7. Korelasi dan regresi linier laktat arteri jam ke-24 dengan skor APACHE II.

Tabel dibawah ini akan memperlihatkan tentang korelasi dan regresi linier laktat arteri jam ke-24 dengan skor APACHE II.

Tabel 4.5. Analisa korelasi dan regresi linier defisit basa jam ke-24 dengan skor APACHE II.

Variabel R R2 Persamaan Garis p

Laktat arteri jam ke-24 (LA-0)

0,305 0,093 20,02 + 0,738 x (LA-24) 0,122

Hasil analisa statistik dengan regresi linier didapati bahwa hubungan laktat arteri jam ke-24 dengan skor APACHE II menunjukkan hubungan yang sedang (R = 0,305) dan berpola positif artinya semakin tinggi laktat arteri semakin tinggi nilai skor APACHE II. Nilai koefisien determinasi 0,093 artinya variabel laktat arteri jam ke-24 yang kita peroleh dapat menerangkan 9,3 % variasi skor APACHE II sisanya dijelaskan oleh faktor lain. Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan bermakna (p=0,122) antara nilai laktat arteri jam ke-24 dengan skor APACHE II (Tabel 4.5).

4.8. Korelasi dan regresi linier bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 dengan skor APACHE II.

Tabel dibawah ini akan memperlihatkan tentang korelasi dan regresi linier bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 dengan skor APACHE II.

Tabel 4.6. Analisa korelasi dan regresi linier bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 dengan skor APACHE II.

Variabel R R2 Persamaan Garis p

Bersihan laktat arteri jam ke-0 ke jam ke-24 (BLA-24)

0,316 0,100 21,57 - 0,014 x (BLA-24) 0,108

Hasil analisa statistik dengan regresi linier didapati bahwa hubungan bersihan laktat arteri dari jam ke-0 jam ke-24 dengan skor APACHE II menunjukkan hubungan yang sedang (R = 0,316) dan berpola negatif artinya semakin rendah bersihan laktat arteri semakin tinggi nilai skor APACHE II. Nilai koefisien determinasi 0,100 artinya persamaan garis regresi yang kita peroleh dapat menerangkan 10 % variasi skor APACHE II sisanya dijelaskan oleh faktor lain. Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan bermakna (p=0,108) antara nilai bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 dengan skor APACHE II (Tabel 4.5).

4.9. Uji diskriminasi laktat arteri jam ke-0, laktat arteri jam ke-24 dan bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24

Kemampuan sistem skor untuk membedakan pasien yang akan bertahan hidup dengan pasien yang akan meninggal dunia dikatakan sebagai uji diskriminasi. Dari hasil uji diskriminasi ini akan didapatkan cut-off point, sensitifitas dan spesifisitas dari sistem skor. Hasilnya dinyatakan dalam bentuk kurva receiver operating curve (ROC).

Dibawah ini akan diperlihatkan gambar ROC dan tabel luas daerah di bawah ROC.

4.5 Kurva ROC laktat jam ke-0 4.6 Kurva ROC laktat jam ke-24

Kurva ROC bersihan laktat

Dari hasil analisa statistik didapati bahwa laktat arteri jam ke-0 memiliki luas area under curve (AUC) sebesar 0,771. Cut off point untuk laktat arteri jam ke-0 adalah 2,75 dengan sensitifitas 0,500 dan spesifisitas 0,500 (Gambar 4.5,tabel 4.6).

Laktat arteri jam ke-24 memiliki luas area under curve (AUC) sebesar 0,686 Cut off point untuk laktat arteri jam ke-24 adalah 1,99 dengan sensitifitas 0,500 dan spesifisitas 0,500 (Gambar 4.6, tabel 4.7).

Bersihan laktat arteri dari jam ke-0 ke jam ke-24 memiliki luas area under curve (AUC) sebesar 0,579 dan cut off point 27,25 dengan sensitifitas 0,500 dan spesifisitas 0,500 (Gambar 4.7, tabel 4.8).

Tabel 4.7. Luas daerah dibawah kurva ( Area Under Curve ) ROC Luas Daerah Standard

Error

p IK 95%

Laktat arteri jam ke-0 0,771 0,090 0,036 0,596 – 0,947 Laktat arteri jam ke-24 0,686 0,106 0,150 0,478 – 0,894 Bersihan laktat arteri dari jam

ke-0 ke jam ke-24

0,579 0,112 0,543 0,360 – 0,797

4.9. Positive Predictive Value (PPV) dan Negative Predictive Value (NPV)

Probabilitas adanya penyakit pada orang-orang yang menunjukkan hasil tes positif disebut positive predictive value (PPV), sedangkan negative predictive value

(NPV) adalah probabilitas tidak adanya penyakit pada orang-orang yang menunjukkan hasil tes negatif. Dibawah ini akan diperlihatkan nilai positive predictive value (PPV) dan negative predictive value (NPV) dari laktat arteri jam ke-0, laktat arteri jam ke-24 dan skor APACHE II.

a. Laktat jam ke-0

< 2,755 ≥ 2,755

Meninggal 7 0

Meninggal 7 0

Dokumen terkait