• Tidak ada hasil yang ditemukan

dan Warung Kemuning milik Denny Simak tips mereka dalam menjalankan bisnis restoran.

Dalam dokumen https: elshinta.com Majels 2017 07 07. (Halaman 75-94)

Berawal dari ingin membuka tempat makan yang memiliki menu makanan khas Indonesia, maka Natalie bersama rekannya mendirikan Ind.Ustrie. Menu lokal dipilih karena menurut Natalie, cita rasa masakan Indonesia sudah terbukti kelezatannya bahkan juga digemari oleh negara lain.

Usaha yang didirikan sejak bulan Maret tahun 2014 tersebut berada di kawasan Bintaro, Tangerang. “Untuk makanan Indonesia itu sendiri sebenarnya sudah tidak diragukan lagi kenikmatannya, terlebih lagi di luar negeri pun apresiasinya sangat baik terhadap masakan Indonesia,” ujar Janne yang merupakan Public Relation di Ind. Ustrie. Meski sebagian besar adalah masakan khas Indonesia namun juga tetap modern dengan menggunakan konsep yang baru. Salah satunya membidik target market adalah anak muda. Oleh karenanya konsep tempat makannya memiliki interior yang kekinian sesuai jiwa anak muda. Interiornya sengaja dibuat unik serta merupakan bahan hasil dari upcycling atau

barang yang sudah dibuang namun dibentuk sedemikian rupa menjadi bentuk dan barang yang baru namun tetap memiliki nilai estetik yang bagus serta unik dalam segi interior itu sendiri. Walau anak muda sebagai target market, namun banyak pula di luar kalangan itu datang untuk mencicipi hidangan di sana. “Untuk usia itu sebagian besar anak muda, namun ada juga usia dewasa yang melakukan kegiatan seperti arisan,” ujar Janne.

Menurut Janne sebenarnya alasan Natalie menyasar anak muda adalah karena memang ingin memperkenalkan masakan khas Indonesia ke lidah para anak muda agar lebih mengenal dan mencintai cita rasa masakan Indonesia yang kaya dan tidak kalah dengan masakan luar negeri lainnya. Untuk mempertahankan cita rasa Indonesia, Natalie menggunakan bumbu atau rempah khas Indonesia dan tanpa menggunakan MSG. Selain menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap cita rasa khas Indonesia, juga berharap dengan konsep masakan Indonesia

Dalam menjalani bisnis seperti Jannea mengatakan bahwa skill mengelola karyawan dan bisnis sangatlah tidak mudah karena harus memiliki keterampilan khusus. Oleh sebab itulah manajemen selalu mengevaluasi terhadap bisnis sehingga dapat memiliki pengelolaan yang baik. Janne mencertitakan bahwa dibutuhkan waktu kurang lebih selama satu tahun untuk proses hingga akhirnya Natalie berani membuka usahanya. Waktu tersebut digunakan untuk melakukan research lokasi, melakukan atau menentukan target market dan lain-lain.

Saat dibuka pada tahun 2014, dana atau modal yang dikeluarkan sebesar 200 juta rupiah yang dipergunakan untuk keperluan tempat, sarana dan prasarana masak dan juga untuk melakukan promosi. Ketika itu usahanya belum mengalami perkembangan yang cukup pesat seperti saat ini. Namun berkat kegigihan dan

media online seperti facebook, instagram,

twitter serta melakukan promosi secara ofline.

Selain itu menurut Janne, pihaknya juga sangat terbantu dengan promosi yang dilakukan oleh para pengunjung yang merekomendasikan kepada kerabat dan teman mereka tentang usaha tersebut.

Walau menu yang disajikan adalah yang memiliki cita rasa khas Indonesia tapi tetap memiliki standar internasional atau dapat dikatakan tidak kalah dengan masakan luar negeri. Ada pun menu terfavorit yaitu adalah Matah Mata Chicken serta Hammer Chicken dan untuk minumannya adalah Afrocado dan juga Filaple. Karena sasarannya memang anak muda maka Natalie membuat makanan dengan harga yang cukup terjangkau yaitu Rp25.000 hingga Rp85.000 untuk makanan serta Rp25.000 hingga Rp50.000 untuk minuman.

Janne menjelaskan bahwa tempat makan tersebut juga seringkali mewadahi atau menjadi tempat berkumpulnya komunitas- komunitas seperti komunitas stand up comedy, melakukan workshop pembuatan tenun dan berbagai macam acara-acara lainnya. Lokasi yang cukup strategis dan berada di kawasan ternama sehingga sangat mudah diakses oleh para customernya menjadi salah satu kelebihan yang ikut membantu keberhasilan usaha tersebut.Seratus pengunjung setiap bulannya mampir di tempat ini.

Saat ini Ind.Ustrie memiliki 10 orang karyawan tersebut setiap bulannya dapat meraih keuntungan hingga mencapai Rp50 juta setiap bulannya. Janne mengatakan bahwa membangun usaha di bidang kuliner

seperti ini tidaklah mudah. Apalagi dengan banyaknya pelaku di bidang usaha yang sama bermunculan tapi banyak juga yang tidak mampu bertahan. Oleh sebab itu Ind. Ustrie akan terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelangan atau penggunjung. “Selain berinovasi dengan memberikan menu terkini, kami juga

melakukan inovasi untuk tidak berhenti pada usaha ini saja. Kami juga akan merambah di bidang produk industri seperti interior.” Janne mengatakan selain berinovasi para pelaku usaha juga haruslah memiliki semangat yang tinggi serta jangan mudah menyerah. “Selain itu apabila memiliki permasalahan haruslah disikapi dengan positif karena setiap masalah pasti memiliki solusi atau mampu diselesaikan” tutupnya. (teks:darma/foto:darma,dok.pri)

Sudah banyak usaha yang dijalankan Denny sebelum akhirnya memutuskan untuk

mendirikan warung makan. Bersama sang istri yang pandai memasak, Denny memberikan nuansa dan rasa masakan yang berbeda. Ia pun berhasil mendatangkan banyak pelanggan dan rupiah pun mengalir deras dalam pundi- pundinya.

Tangerang. Nama warung kemuning sendiri

memiliki ilosoi dari padi yang menguning.

Ia mengatakan bahwa padi yang kuning merupakan padi yang sudah matang dan diharapkan usahanya tersebut bisa tumbuh, berkembang dan matang seperti layaknya padi. Selain itu ia juga memilih menggunakan nama warung daripada restoran. Menurutnya nama atau makna dari warung tersebut lebih ringan dan lebih memasyarakat. Meskipun mengusung nama warung, namun warung tersebut sangatlah berbeda dengan warung- warung seperti biasanya. Nuansa sejuk adalah kesan pertama ketika memasuki tempat makan tersebut. Suara gemericik air dan juga adanya beberapa ikan di kolam yang terletak di tengah-tengah memberikan kesan nyaman pada tempat makan tersebut.

Untuk menambah kenyamanan customer, Denny juga melengkapi warung makannya dengan fasilitas AC dan menyediakan ruangan

memiliki hobi memasak. Ia mengatakan bahwa tidak perlu memikirkan keuntungan. Bagi Denny yang terpenting adalah bagaimana membangun usaha yang baru tersebut. Denny mengeluarkan biaya berkisar hingga 75 juta rupiah untuk mempersiapkan sarana dan prasaranan seperti peralatan dapur hingga kebutuhan operasional. Karena baru mulai, Denny hanya memperkerjakan 2 orang staff siap bekerja meskipun saat itu masih sepi pelanggan. Tapi seiring berjalannnya waktu para pengunjung banyak yang berdatangan hingga warung makannya menjadi ramai.

Dalam membangun bisnis, skill khusus sangatlah diperlukan, termasuk juga bisnis di bidang kuliner. Keterampilan yang dibutuhkan dalam menjalani bisnis diantaranya yaitu skill dalam memasak dan mengatur karyawan atau staff. Pada awalnya memang staff yang bekerja di warung makannya adalah orang-orang yang hanya hobi atau mencintai dunia masak tapi belum memiliki keahlian dalam mengatur dan melayani pelanggan. Oleh sebab itu Denny perlu memberikan pelatihan kepada para

Denny mengatakan bahwa bisnis yang dijalaninya sangat rumit dan penuh liku namun berkat kegigihannya maka akan membuat bisnis tersebut terus berjalan. Menurut Denny dalam menjalani bisnis di bidang kuliner, rasa adalah hal yang terpenting. Denny akan menyajikan cita rasa yang sama ketika pengunjung datang pertama kali hingga datang untuk kedua kalinya dan seterusnya. Bagi Denny cita rasa yang konsisten akan menjadi hal utama dalam bisnis kuliner. Jika ada yang datang lebih dari tiga kali kunjungan akan menjadi tolak ukur suatu usaha kuliner itu dapat dikatakan maju. Sebab hal itu bisa dijadikan indikasi bahwa pengunjung menaruh hati terhadap usaha kuliner tersebut. Oleh karenanya Denny berusaha akan selalu menjaga cita rasa yang disajikan untuk para custumer yan datang.

Menu yang disajikan oleh Warung Kemuning yaitu menu khas Indonesia, diantaranya yaitu ayam sambal ijo, iga sambal ijo, nasi goreng sambal ijo, nasi teri sambal ijo yang juga merupakan menu yang paling dipesan di warung tersebut. Sedangkan untuk minuman jus martabe yang menjadi andalan. Selain menu-menu tersebut terdapat juga menu kudapan seperti pisang goreng, sandwich hingga banana split. Harga untuk makanan

kendaraan para customer. Sebab banyaknya pelanggan yang datang terkendala dengan terbatasnya lahan parkir. Saat ini parkir kendaraan customer berada di lahan kosong.

Denny sangat menikmati proses demi proses bisnisnya yang terus mengalami

warung tersebut melalui media sosial yang menjadikan usahanya banyak dicari oleh masyarakat. Selain para pengunjung yang cukup aktif di media sosial, mereka juga seringkali merekomendasikan tempat makan tersebut kepada para kerabat terdekatnya. Denny menyadari di zaman sekarang kekuatan media sosial sangatlah berpengaruh terhadap penyebaran informasi kepada masyarakat luas. Ia pun merasakan dampak positifnya. Setiap harinya, 100 pengunjung datang ke warung tersebut untuk menikmati masakan khas dari warung makannya tersebut. Dengan pengunjung yang cukup ramai tersebut ia

dapat memperoleh omzet hingga mencapai Rp175 juta setiap bulannya.

Apa yang diperoleh Denny sekarang adalah buah keberanian dan juga kesabaran. Ia menyakini bahwa dalam menjalani bisnis haruslah memiliki kesabaran. Sebab kesabaran tersebut sangat diperlukan terutama bagi para pelaku usaha yang baru memulai atau merintis bisnis. Selain bersabar menurut Denny, para pelaku usaha haruslah berusaha dengan sebaik mungkin melakukan perbaikan terhadap bisnis yang dijalani dan jangan hanya fokus kepada kompetitor atau pesaing lainnya. (teks & foto: darma)

T

otalitas Sezai Zorlu dalam

mengembangkan restoran yang otentik Turki tak bisa diragukan lagi. Setelah mendirikan Turkuaz pada 2011, ia kembali mendirikan usaha di bidang kuliner bernama Warung Turki di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Resto ini didesain dengan suasana ala Turki, sehingga pengunjung pun betah

orang Indonesia. “Saya ingin membawa makanan dari desa saya secara khusus

untuk dinikmati di Indonesia. Saya tersanjung, sebab penikmat masakan kami 70% di antaranya adalah lokal, 20% bule, dan 10% sisanya Asia lainnya,” katanya.

Hebatnya lagi, di awal pendirian Turkuaz, dengan hanya ada 42 kursi, konsumen yang ingin makan di resto ini harus rela antri dengan menunggu hingga satu bulan. Bahkan, setelah jumlah kursi bertambah sampai 80 kursi, konsumen pun tetap harus inden minimal dua minggu. Tidak ada satu restoran

pun di Indonesia, dimana konsumen mau makan harus menunggu selama itu. Kehadiran Warung Turki dengan jumlah kursi lebih banyak, 160 kursi, adalah jawaban bagi kebutuhan konsumen yang merindukan masakan desa khas Turki. Di resto ini ada lebih dari 70 menu yang dihidangkan setiap harinya, beberapa menu yang menjadi favorit seperti domba muda, hummus, kebab, dan lainnya.

Sezai jatuh cinta dengan dunia kuliner, sama seperti halnya ibunda dan neneknya yang juga mencintai masakan. Diakuinya, setiap hari neneknya selalu memasak untuk 45 cucu dan 9 anaknya. “Sehat tidak sehat, bisa tidak bisa, beliau pasti masak 3 kali setiap hari. Hal

itu tentu tidak bisa dilakukan apabila tidak didasarkan karena cinta. Karena inspirasi itu pula saya jadi suka dengan memasak.”

Bagi Sezai, para tamu restorannya saat ini adalah rezekinya. Oleh sebab itu, ia harus menjaga rezekinya, karena hanya dengan cara itu rezekinya akan menjaganya. “Saya konsisten tidak mau mengubah apapun. Semua otentik, semua original. Kami pakai arang dan kayu untuk memasak. Inilah keotentikkan kami yang terus dijaga,” sebut Sezai.

Membangun yang otentik bukan tanpa tantangan baginya. Sezai sendiri mengakui jika untuk menghadirkan keotentikkan tersebut

bahan baku dari Turki dan beberapa negara lainnya. “Ini dalam rangka menjaga keaslian citarasa Turki. Selama 17 tahun saya memasak masakan Turki, prospeknya sangat bagus. Masakan Turki bisa diterima di Indonesia,” ujarnya.

Berkat kepiawaiannya meracik menu domba muda, Sezai pun kini dikenal dengan sebutan rajanya domba dan kambing. Ia mengklaim, tidak ada yang bisa memasak domba segurih dirinya. “Saya ini spesialis masakan Kerajaan Ottoman, dimana domba muda ini merupakan makanan favorit para raja Turki. Di Indonesia,

Megawati, Hasan Wirajuda, pernah mencicipi menu ini. Orang takut makan domba/kambing karena bau. Dengan bahan-bahan yang saya pakai, yang ada bukan bau tapi wangi, sehingga menu ini menjadi favorit di Warung Turki.”

Mengingat banyaknya penikmat di Warung Turki, belakangan Sezai merencanakan untuk melakukan inovasi bisnis dengan membuat franchise. Terkait hal ini, ia berencana untuk membuat kafe Abang Turki dan kebab yang dipasarkan secara mobile melalui motor. “Ya, ini untuk memfasilitasi mereka yang ingin menjadi pengusaha dan mitra Warung Turki,

cukup terjangkau. Saya ingin agar orang berpenghasilan antara Rp10-15 juta, sudah bisa beli. Kalau resto kan investasinya besar sekali. Nah, yang motor ini harganya di kisaran Rp80 juta sudah siap berjualan keliling,” imbuh dia.

Menurutnya, memasuki pangsa pasar kelas menengah ke bawah ini menjadi menarik. Sebab, fakta yang tak terbantahkan, makanan pinggir jalan tetap eksis ditengah menjamurnya resto-resto besar. “Strategi pinggir jalan ini tidak ada yang mengalahkan deh. Pedagang sate, misal, satenya sederhana, tidak terlalu spesial, tapi soal rasa memang tiada duanya. Bikin nagih! Dan kalau sebuah usaha sudah

Berkat konsistensinya dalam menjaga keotentikkan, ia cukup berbangga karena restonya menjadi salah satu resto terbaik, bukan hanya di Jakarta tapi juga di Indonesia. Turkuaz kini sudah bisa berjalan autopilot, begitu juga dengan Warung Turki yang sebentar lagi akan digiring untuk mengikuti jejak Turkuaz. “Kami dengan 100 konsumen sehari saja sudah cukup lah. Jakarta ini populasinya cukup besar, selama ini kami terbukti mampu, dimana rerata pengunjung sehari antara 80-150 orang. Konsumen setia dengan kami karena kami konsisten dengan prinsip. Kalau harus bakar dengan arang kayu, misalnya, ya harus lakukan. Jangan pakai yang lain, karena rasanya akan beda.”

Diakuinya, untuk urusan bahan baku seperti sayuran ia lebih memilih untuk membelinya sendiri. Sementara untuk bahan baku daging, ia telah bekerjasama dengan supplier dan biasanya kontrak satu tahun. Kebutuhan dagingnya dalam setahun bisa sampai 10 ton. “Bahan baku kan harus impor sendiri, saya datangkan dari 8 negara. Daging saya kontrak supplier, saya bayar duluan untuk 1 tahun ke depan,” sebutnya. Untuk menjaga kualitas citarasa, Sezai pun melakukan training kepada seluruh karyawan yang berjumlah 90 orang, juga melakukan food tasting, dimana karyawan harus makan sendiri masakannya. “Termasuk salah satu manajemen, setiap hari harus ada yang makan di resto. Ini penting agar kami bisa tetap memantau kualitas dan citarasa.”

Lalu, apa kiat Sezai dalam membangun bisnis restonya? “Masakan itu simple, kiatnya yang penting jujur. Semua orang bisa memasak. Tidak perlu menjadi seorang sarjana untuk bisa memotong kentang atau menaruh minyak di penggorengan. Saya hanya lulusan SD, tidak pernah ikut sekolah masak, tapi alhamdulillah bisa punya dua resto yang diperhitungkan di Indonesia, dengan puluhan karyawan. Yang penting punya niat dan disiplin. Karyawan saya tidak sekolah tidak masalah, karena di sini kan bukan mau buat pesawat. Hanya buat makanan, masak daging dan sayuran, masa tidak bisa belajar?” demikian Sezai, pria berusia 43 tahun. (Choen/Foto: aw)

Usaha restoran ini memang menguntungkan dan menjanjikan, sebab setiap orang pasti memerlukan

makanan bukan? Nah, jika Anda tertarik untuk membuka usaha restoran sebaiknya perhatikan dahulu

langkah-langkahnya agar Anda memahami apa yang akan dihadapi.

Survei pasar harus dilakukan untuk bisa mengetahui kebutuhan konsumen. Survei yang dilakukan antara lain meliputi harga pasaran, kompetitor terdekat, lokasi yang tepat, besar biaya yang diperlukan, sampai motivasi konsumen. Lakukan pula

indentiikasi seperti jenis masakan apa

yang akan dijual, siapa targetnya, masalah permodalan dan pembiayaan operasional, juga sistem pemasaran serta penjualan. Sehingga Anda akan memiliki gambaran dan perbandingan untuk merencanakan bisnis restoran sekaligus bisa melakukan langkah promosi yang tepat.

Pertimbangkan pula tempat Anda akan membuka usaha sebab lokasi juga menjadi faktor penentu keberhasilan bisnis restoran. Lakukan survei lokasi keputusan dengan survei lokasi. Pastikan ada beberapa pilihan sehingga Anda akan mengetahui apa kelebihan dan kekurangan setiap lokasi misalnya besarnya biaya sewa.

1

2

CHECKLIST

Perancangan biaya untuk membangun restoran sangatlah penting karena Anda harus mengetahui berapa banyak biaya yang diperlukan untuk membangun restoran seperti yang diinginkan. Rancangan tersebut sebaiknya dibuat serinci mungkin seperti biaya tempat, izin mendirikan usaha, sampai biaya membeli sendok dan piring.

Sebelum memperkenalkan restoran Anda, perlu dibuatlah perencanaan bisnis yang

Dalam dokumen https: elshinta.com Majels 2017 07 07. (Halaman 75-94)

Dokumen terkait