Adapun yang dimaksud barang yang benar ialah petunjuk dari Allah (Al Qur’an = Agama Islam) yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. tersebut dalam surat Yunus ayat 108:
ﻤﻧﺈﹶﻓﱠﻞﺿﻦﻣﻭﻪـِﺴﻔﻨـﻟﻯﺪﺘﻬﻳﺎﻤﻧﺈﹶﻓﻯﺪﺘﻫﺍﹺﻦﻤﹶﻓﻢﹸﻜّـﹺﺑﺭﻦﻣﻖَـﳊﺍﻢﹸﻛَﺀﺂﺟﺪﹶﻗﺱﺎﻨﻟﺍﺎﻬﱡـﻳﺃﺂﻳﻞﹸﻗ
ﺎ
ﹺﻞﻴﻛﻮـﹺﺑﻢﹸﻜﻴﹶﻠﻋﹾﺎﻧﺃﹶﺎﻣﻭﺎﻬﻴﹶﻠﻋﱡﻞﻀﻳ
)
ﺱﻮﻨﻴﻟﺍ
:
١٠٨
(
Artinya : “Katakanlah ! Hai manusia sungguh telah datang pada kamu
sekalian barang yang benar (Al-Qur’an), maka barang siapa yang dapat mengambil petunjuk maka berguna bagi dirinya sendiri, dan barang siapa yang sesat (menolak), maka bahaya (keruigan) menimpa pada dirinya sendiri. Dan tidaklah aku ini dapat memaksa kepada kamu sekalian”.
Kemudian surat Al Kahfi ayat 29:
ﺍﺭﺎﻧﲔﻤﻟﺎﹶﻈﻠﻟﺎﻧﺪﺘﻋﺃﺎﱠـﻧﹺﺇﺮﹸﻔﻜﻴـﻠﹶﻓَﺀﺎﺷﻦﻣﻭْﻦﻣﺆﻴـﻠﹶﻓَﺀﺂﺷﻦﻤﹶﻓﻢﹸﻜﹺﺑﺭﻦﻣﻖﹶﳊﺍﻞﹸﻗ
...
Artinya : “Dan katakanlah bahwa barang yang benar itu dari Tuhanmu. Maka
barang siapa yang menghendaki akan percaya maka percayalah, dan barang siapa yang menghendaki akan kufur (sekehendaknya), tetapi Aku sungguh menyediakan siksa neraka bagi orang-orang dzolim (orang yang telah kedatangan agama, lalu menolak)”.
Surat Muhammad ayat 3:
ﹶ
ﻞﻃﺎَـﺒﻟﺍﺍﻮﻌﺒﱠـﺗﺍﺍﻭﺮﹶﻔﹶﻛﻦﻳﺬﻟﺍﱠﻥﺄﹺﺑﻚﻟﹶﺫ
ﻢﹺﻬﱢـﺑﺭﻦﻣﻖَـﳊﺍﺍﻮﻌﺒﱠـﺗﺍﺍﻮﻨـﻣﺃﻦﻳﺬﻟﺍﱠﻥﺃﻭ
Artinya : “Yang demikian itu sebab sesungguhnya orang-orang kafir itu
menuruti barang yang salah dan sungguh orang-orang yang mu’min itu menuruti barang yang benar dari Tuhan mereka”.
Surat Al An’am ayat 116:
ِ
ﷲﺍﹺﻞﻴﹺﺒﺳﻦﻋﻙﻮﱡﻠﻀﻳﹺﺽﺭﻷﺍﻰﻓﻦﻣﺮﹶﺜﻛﺃﻊﻄﺗﻥﺇﻭ
Artinya : “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang berada di
bumi, maka mereka itu menyesatkan kamu dari jalan Allah (yang benar)”.
ﱠﻥﺃﺐﺴﺤﺗﻡﺃ
ﹰ
ﻼﻴﹺﺒﺳﱡﻞﺿﺃﻢﻫﻞﺑﹺﻡﺎﻌﻧﻷﺎﻛﱠﻻﺇﻢﻫﻥﺇﻥﻮﹸﻠﹶﻘﻌﻳﻭﹶﺍﹶﻥﻮﻌﻤﺴﻳﻢﻫﺮﹶﺜﻛﹶﺍ
Artinya : “Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan manusia itu sama
mendengarkan (barang yang benar) atau dapat memikir (mencari barang yang benar), sesungguhnya mereka itu seperti binatang bahkan lebih sesat jalannya”.
Surat Al Anbiya’ ayat 24:
ﹶ
ﻥﻮﺿﹺﺮﻌﻣﻢﻬﹶﻓﻖَـﳊﺍﹶﻥﻮﻤﹶﻠﻌﻳﹶﻻﻢﻫﺮﹶﺜﻛﺃﻞﺑ
Artinya :
"
Bahkan kebanyakan manusia itu sama tidak mengerti barang yangbenar (agama), maka mereka itu berpaling karena belum mengerti (kebenaran dan kebaikan Islam)
"
.Marilah kita mencoba memikirkan soal-soal ini, bagaimana jawabnya:
1. Manusia yang tidak mengerti agama dan terus menerus tidak mau belajar dan mempelajari agama, apakah ini yang benar? Atau apakah ini yang salah?
2. Apakah agama yang bebeda – beda satu sama lainnya itu semuanya benar? Atau semuanya salah?
3. Apakah sudah mengerti manakah agama yang salah dan mana pula yang benar?
4. Apakah orang yang menolak agama itu yang benar?
5. Apakah agama Hindu, Budha, Majusi, Shinto, Yahudi, Nasrani itu yang benar? Ataukah agama nabi Muhammad? ( jawab : ……..) Agama yang benar itu bukan agama siapa – siapa tetapi agama yang benar itu ialah agama Allah yang diturunkan kepada para utusan – utusan Allah yang diterangkan dalam kitab – kitab Allah?
6. Tiap – tiap pemeluk agama mengaku dirinya yang benar, tiap – tiap agama mengaku agamanya dari Allah. Maka sekarang kita bertanya; apakah tanda-tanda agama dari Allah? Agama yang benar itu hanyalah agama Allah dan dari Allah.
Adapun tanda – tanda agama itu dari Allah ialah agama yang mengajak menghambakan diri/menyembah kepada Allah sendiri dan melarang dengan sekeras – kerasnya menyembah kepada selain-Nya. Itulah tanda
agama Allah yang dari Allah, yang memberantas segala pujaan kepada selain Allah.
7. Selain agama Allah yang benar itu, semua agama – agama itu bathal (sesat).
Surat Yunus ayat 32:
...
ﹸﻝﹶﻼﻀﻟﺍﱠﻻﺇﻖَـﳊﺍﺪﻌﺑﺍﹶﺫﺈﹶﻓ
...
Artinya : “……. Maka tidak ada selain yang benar itu kecuali sesat….…”. Surat As Shaf ayat 9:
ﻩﹺﺮﹶﻛﻮﹶﻟﻭﻪﱢﻠﹸﻛﹺﻦﻳﺪﻟﺍﻰﹶﻠﻋﻩﺮﹺﻬﻈُـﻴﻟﻖَـﳊﺍﹺﻦﻳﺩﻭﻱﺪُـﳍﺎﹺﺑﻪﹶﻟﻮﺳﺭﹶﻞﺳﺭﺃﻱﺬﻟﺍﻮﻫ
ﹶ
ﻥﻮﹸﻛﹺﺮﺸُـﳌﺍ
Artinya : "Dialah (Allah) yang mengutus pesuruh (Muhammad) dengan
membawa agama yang benar, perlu hendak melahirkan (memenangkan) agama yang benar, mengalahkan agama – agama yang salah walaupun orang – orang musyrik sama benci".
Surat Al Baqarah ayat 147:
ﻦﻳﹺﺮﺘﻤُـﳌﺍﻦﻣﻦﻧﻮﹸﻜﺗﹶﻼﹶﻓﻚﺑﺭﻦﻣﻖَـﳊﺍ
Artinya : “Barang yang benar itu dari Tuhanmu, maka janganlah kamu
termasuk orang – orang yang rugi”.
Surat Al Anfal ayat 8:
ﹶ
ﻥﻮﻣﹺﺮﺠُـﳌﺍﻩﹺﺮﹶﻛﻮﹶﻟﻭﹶﻞﻃﺎﺒﻟﺍﹶﻞﻄﺒُـﻳﻭﻖَـﳊﺍﻖﺤﻴـﻟ
Artinya : “Hendaklah dia membenarkan barang yang benar dan
menyalahkan barang yang salah, walaupun orang – orang yang berbuat jahat sama membenci”.
Surat Al Isro’ ayat 81:
ﻞﹸﻗﻭ
ﹸﻞﻃﺎﺒﻟﺍﻖﻫﺯﻭﻖَـﳊﺍَﺀﺂﺟ
ﺎﹰﻗﻮﻫﺯﹶﻥﺎﹶﻛﹶﻞﻃﺎﺒﻟﺍﱠﻥﺇ
Artinya : “Dan katakanlah telah datang barang yang benar dan sirnakan
barang yang salah. Sungguh barang yang salah itu keadaanya akan sirna.
Surat Al Mu’minun ayat 75:
ﹶ
ﻥﻮﺑﺫﺎﹶﻜﹶﻟﻢﻫﻥﺇﻭﻖَـﳊﺎﹺﺑﻢﻬﻨﻴَـﺗﺁﻞﺑ
Artinya : “Bahkan telah datang kepada mereka barang yang haq, tetapi
kebanyakan mereka kepada barang yang haq itu sama benci”.
Surat Al Jatsiyah ayat 27:
...
ﹶ
ﻥﻮﹸﻠﻄﺒﻤـﻟﺍﺮﺴﺨﻳﺬﺌﻣﻮﻳ
Artinya : “Pada hari kiamat mereka orang-orang yang salah (tidak
memegang agama yang benar / haq) akan rugi / disiksa”.
Berkatalah KHA Dahlan dengan singkat:
“Sebab – sebab manusia itu sesat ada beberapa sebab”:
1. Karena belum mengerti pada barang yang benar. Belum kedatangan ajaran-ajaran Islam.
2. Karena mereka telah mempunyai kebiasaan – kebiasaan yang dicintai lebih dahulu.
Maka KHA Dahlan kerap kali mengeluarkan syair antara lain :
ﻥﺃﹶﻞﺒﹶﻗﺎﻫﺍﻮﻫﺎﻧ
ﺒﻠﹶﻗﻑﺩﺎﺼﹶﻓﻯﻮَـﳍﺍﻑﺮﻋﺃ
ﺎﻨﱠﻜﻤﺘﹶﻓﺎﻴﻟﺎﺧﺎ
Artinya: “Telah datang kepadaku mencintai kepadanya sebelum aku mengerti rasa cinta maka lalu menjumpai hati kosong kemudian sangat kokoh cinta menetap kepadanya”.
Karena itu kemudian cinta menjadi buta tidak mau menggunakan akal pikirannya untuk menimbang dan membandingkan alasan-alasan.
Seterusnya KHA Dahlan berkata :
ﻣﱠﻞﻗﻭﻢﻬﺗﺩﺎﹶﻘﺘﻋﺍﻖﹶﻓﺍﻭﺎﻤﹺﺑﱠﻻﺇﹶﻥﻮﱡﻟﺪﺘﺴﻳﺎﻣﻭﹶﻥﻮﱡﻟﺪﺘﺴﻳﻢﹸﺛﹰﻻﻭﺃﻥﻭﹶﺪﻘﺘﻌﻳﻢﻫﺮﹶﺜﻛﺃ
ﹺﻦﻣﺎ
ﺍﻮﹸﻠﻤﻌﻴﻟﱠﻝﺪﺘﺳﺍ
Artinya : “Kebanyakan manusia itu sudah mempunyai kepercayaan lebih dahulu, itulah yang dicintai, kemudian mereka mencari dalil – dalil yang memperkuat apa yang menjadi kecintaannya (kepercayaanya) itu dan jarang sekali orang mencari ilmu / dalil- dalil, mencari mana yang benar untuk dipegang dan dikerjakan”. KHA Dahlan telah pernah menceritakan seorang ahli ilmu yang ingin memperbandingkan beberapa pendapat, yaitu Abu Jazid Al Busthani dengan katanya :
ْ
ﺴﺗْﻦﻋﻢﻠﻌﹾﻟﺍﺕﹾﺬﺧﺃ
ﹴ
ﻊ
ْ
ﺴﺗﻭ
ْ
ﻴﻌ
ﹸﺃﻦ
ْ
ﺳ
ﹾ
ﻥﺈﹶﻓﺍﹰﺫﺎﺘ
ْ
ﺒﹶﻗﺖ ﻣ
ﹶ
ﺃﹶﻞ
ﹾ
ﻥ
ﹸﺃ
ﺗ
ﻢّﻤ
ﹶ
ﺔﹶﺋﺎـﳌﺍ
Artinya : “Aku telah mengambil ilmu dari 99 guru jika aku mati, sebelum sempurna 100 orang guru, niscaya aku mati tidak menetapi Islam”.
Menurut KHA Dahlan itu adalah madzhab ilmiyyah atau aliran ilmu, maka hendaklah orang – orang Islam suka menerima ilmu - ilmu dari siapa pun juga. Disinilah kami akan menerangkan bahwa KHA Dahlan mempunyai keistimewaan dalam menghadapi barang yang haq.
Bagaimana KHA Dahlan dengan barang yang haq?
KHA Dahlan berkata: “Aku mengerti barang yang haq dan barang yang batal seperti aku mengerti agama Nasrani/Kristen dan belajar agama Nasrani dan mengerti agama Nasrani. Tetapi apabila aku tidak mengerjakan agama Nasrani aku bukan orang Nasrani, demikian juga umpamanya aku mengerti cara-cara mencuri, menipu, menindas, tetapi aku tidak menjalankan mencuri, menipu, menindas, maka aku bukan pencuri, penipu, penindas. Demikian juga aku mengerti agama Islam, mengerti amal shaleh, tetapi aku tidak mengerjakan agama Islam dan amal shaleh itu, aku tetap bukan orang Islam dan tetap bukan orang sholeh”.
Ia merasa dengan yakin telah mempunyai barang yang haq/benar yang sebenarnya, kemudian timbul rasa peri kemanusiaannya mencintai kepada sesama manusia, iba belas kasihan melihat kepada orang banyak yang belum mendapat barang yang haq lalu timbul kesuciaanya kepada sesama masusia bersama – sama mencari jalan yang haq.
Berdasarkan satu unsur bahwa apabila manusia sekali hidup sampai tidak dapat menjalankan barang yang haq, maka akibatnya dihari kemudian (akhirat) akan menerima siksa – siksa yang amat berat.
Dengan berdasarkan alasan tersebut diatas, maka KHA Dahlan siang malam apabila bertemu dengan siapa saja beliau memberi peringatan : “Marilah kita bersama – sama menjalankan barang yang haq”.
KHA Dahlan tidak takut akan bertemu dengan siapa pun dan berani bertukar pikiran, bermusyawarah dengan beberapa macam pemimpin, diajak untuk mencari barang yang haq.
KHA Dahlan berkata : “Kita bermusyawarah mencari barang yang haq dengan hati yang sabar. Tidak boleh jemu dan putus asa, sehingga berhasil mendapatkan barang yang haq, dapat bersatu paham dan persatuan yang hakiki dan perdamaian yang abadi.’
3. Karena manusia takut berpisah dari ahli – ahlinya, kawan – kawannya, takut kehilangan apa yang menjadi kesenangannya (harta benda, kedudukannya) dan karena takut menderita kesusahan dan ….. yang dirasa berat.
4. Selanjutnya sebab tidak berani menjalankan barang yang haq (Islam yang sebenar – benarnya) karena taku sakit dan mati.
Berkata KHA Dahlan :
َﻷﺍﻦﻜﹶﻟﻭﻯﺪﺘﻫﺍﹺﻦﻤﻟﺢﺿﺍﻭﻰﻠﻴﹺﺒﺳﺞﻬﻧﻭ
ﺖ ﻤﻋَﺀﺍﻮﻫ
ﺖ ﻤﻋﺄﹶﻓ
Artinya : “Barang yang haq adalah perjalananku terang gemilang bagi
orang yang mendapat petunjuk akan tetapi hawa nafsu merajalela akhirnya membikin buta kepada akan manusia, menjadi gelap tidak tahu barang yang benar”.
Sungguh mencari barang yang haq itu sukar dan menjalankan barang yang haq (Islam), itu lebih sukar dan berat. Memang berat menjalankan Islam yang sebenar – benarnya karena itu manusia dalam surat Wal ‘Ashri diakhiri WATAWÂ SHAUBISSHOBRI /pesan-memesan dengan sabar.
PASAL X