Ni Nyoman Ayu Tamala Hardis 1, Kuat Sitepu2, Tati Murni Karokaro3
1Program Studi Profesi Ners, Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Jln. Sudirman No.38 Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara – Indonesia
*email korespondensi author: [email protected]
Abstrak
Laparatomi merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada diding abdomen hingga ke cavitas abdomen. Ditambahkan pula bahwa laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif dan obgyn. Lebih dari sepertiga pasien trauma abdomen yang membutuhkan tindakan operasi segera (emergency laparotomy) pada awalnya mempunyai gejala yang tidak khas (benign physical examination), sehingga klinisi yang kurang waspada menganggap bahwa tidak ada trauma abdomen. Kegiatan workshop ini dilakukan melalui metode ceramah langsung dan diskusi terhadap peserta seminar. Hasil pengabdian yang diperoleh adalah bahwa peserta seminar telah memahami dan dapat menerapkan hasil Workshop Penatalaksanaan operatif trauma abdomen dengan kejadian laparatomi negative yang diukur berdasarkan nilai post test yang berkisar 99%.
Kata kunci: Trauma Abdomen, kejadian laparatomi negative Abstract
Laparotomy is a surgical procedure that involves an incision in the abdominal wall to the abdominal cavity. It was also added that laparotomy is an incision technique performed in the abdominal area which can be performed in digestive and obstetrical surgery. More than one third of abdominal trauma patients who require urgent surgery (emergency laparotomy) initially have atypical symptoms (benign physical examination), so that clinicians who are less alert assume that there is no abdominal trauma. This workshop activity is carried out through direct lecture methods and discussions with seminar participants. The results of the service obtained are that the seminar participants have understood and can apply the results of the Workshop on Operative Management of Abdominal Trauma with negative laparotomy events measured based on post-test scores ranging from 99%.
Keywords: Abdominal trauma, negative laparotomy
1. Pendahuluan
Trauma dalam penduduk sipil masih permanen adalah penyebab kematian dalam semua grup usia terutama dalam usia produktif yaitu grup usia pada bawah 45 tahun. Lebih menurut 1/2 pasien syok adalah dampak kecelakaan kemudian lintas, selebihnya dampak terjatuh, luka tembak & luka tusuk, keracunan, luka bakar, & tenggelam. Trauma abdomen menempati peringkat ketiga menjadi penyebab kematian dampak syok sehabis cedera ketua &
cedera dalam dada. Trauma abdomen adalah penyebab yg relatif signifikan bagian kesakitan
& kematian pada Amerika Serikat. Trauma abdomen yg nir diketahuii (terlewatkan menurut pengamatan) masih permanen sebagai momok penyebab kematian yg seharusnya sanggup dicegah (preventable death).
(Jhonson, 2014).
Diagnosis & penanganan yg sempurna berdasarkan stress berat abdomen adalah unsur terpenting pada mengurangi kematian dampak stress berat abdomen. Pada pasien stress berat evaluasi abdomen adalah keliru satu bagian yg menarik. Penilaian peredaran waktu survei awal wajib meliputi deteksi dihindari kemungkinan adanya perdarahan yg tersembunyi didalam abdomen & pelvis dalam pasien stress berat tumpul. Trauma tajam dalam dada diantara putting & perineum wajib dipercaya potensial mengakibatkan cedera intra abdominal. Pada penilaian abdomen, prioritas juga metode yg terbaik sangat dipengaruhi sang prosedur stress berat, berat & lokasi stress berat juga status hemodinamik penderita. (Salomone, 2017).
Sebagian dokter (ahli bedah) menganggap bahwa ruptur organ berongga dan perdarahan dari organ pada tekanan menyebabkan peritonitis ana akan mudah diketahui tapi kenyataannya gejala fisikyang tidak jelas, kadang ditutupi oleh nyeri (shadowed by pain) akibat trauma ekstra abdomen dan dikaburkan oleh intoksikasi atau trauma kepala yang semuanya merupakan alasan utama terlewatkannya diagnosis trauma abdomen.
Sebagai tambahan, lebih berdasarkan 1/3 pasien stress berat abdomen yg membutuhkan tindakan operasi segera(emergency laparotomy) dalam awalnya memiliki tanda- tanda yg nir khas (benign physical examination), sebagai akibatnya klinisi yg kurang waspada menduga bahwa nir terdapat stress berat abdomen. (Piezman, 2018).
Untuk 2 prosedur yg tidak sama yaitu stress berat tajam (penetrans) & stress berat tumpul (non penetrans) masih ada pendekatan diagnostik yg tidak sama. Adanya luka penetrasi saja telah menarik perhatian akan besarnya kemungkinan terjadi stress berat dalam organintra abdominal, sedangkan dalam stress berat tumpul umumnya terjadi multi sistem stress berat yg mengakibatkan penaksiran lebih sulit ditegakkan. Agar output inspeksi baik ,selain inspeksi fisik diharapkan indera bantu diagnostik. Alat bantu primer yg terdapat ketika ini artinya Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL), Computed Tomography (CT), Ultrasonography (USG), atau Diagnostic Laparoscopy (DL). Tantangan terbesar dokter (pakar bedah) artinya bagaimana menghindari laparotomi negatif yaitu saat nir ditemukannya cedera organ intra abdomen ketika laparotomi menggunakan cara inspeksi fisik & modalitas indera diagnostik).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik menyusun Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat tentang “Workshop Penatalaksanaan operatif trauma abdomen dengan kejadian laparatomi negative”
2. Metode
Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui workshop dengan menggunakan metode ceramah langsung dan diskusi. Dalam pemaparan material menggunakan metode ceramah yang dibantu dengan peralatan laptop dan infokus. Setelah itu dilanjutkan dengan metode diskusi agar dapat memahami materi dengan lebih baik dan membangun komunikasi yang lebih intens terhadap peserta workshop.
Langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian ini adalah sebagai berikut
1. Langkah 1
Pengabdi mengurus perizinan di tempat pengabdian disertakan membawa surat tugas dari Ketua LPPM.
2. Langkah 2
Pengabdi mensosialisasikan kegiatan pengabdian kepada peserta workshop.
3. Langkah 3
Pengabdi dan peserta melakukan diskusi dan tanya jawab mengenai Workshop Penatalaksanaan operatif trauma abdomen dengan kejadian laparatomi negative Pada Pasien.
4. Langkah 4
Pengabdi melakukan evaluasi dan tindak lanjut kepada para peserta workshop.
3. Hasil dan Pembahasan
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan untuk mengevaluasi penatalaksanaan trauma mata di rumah sakit Haji Adam malik Medan. Hasil kegiatan workshop yang telah tercapai dalam pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Materi yang disosialisasikan dapat dipahami dan direspon baik oleh peserta seminar.
2. Secara umum peserta workshop memahami materi mengenai Workshop Penatalaksanaan operatif trauma abdomen dengan kejadian laparatomi negative.
Secara umum hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi beberapa aspek sebagai berikut:
1. Aspek tujuan kegiatan
Tujuan workshop pengabdian masyarakat ini adalah agar seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit haji Adam Malik medan dapat meningkatkan pemahaman mengenai Workshop Penatalaksanaan operatif trauma abdomen dengan kejadian laparatomi negative.
2. Aspek target materi
Ketercapaian target materi sudah sangat baik, karena materi telah dapat disampaikan secara keseluruhan.
3. Aspek Kemampuan Peserta
Kemampuan peserta dinilai berdasarkan pemahaman peserta dalam mengikuti pre test dan post test yang disiapkan.
Beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah:
1. Faktor pendukung
a. Adanya dukungan baik dari pihak rumah sakit sembiring sebagai tempat pengabdian kepada masyarakat dengan tim pelaksana pengabdian.
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
c. Peserta sangat antusias dalam mengikuti semua rangkaian kegiatan.
d. Peserta seminar dan tim pengabdi tetap menjalankan porotokol kesehatan.
2. Faktor penghambat
Pelaksanaan kegiatan adalah keterbatasan waktu, sebab pelaksanaan tidak dapat dilakukan dalam durasi yang lebih panjang, apalagi seperti di masa pandemic saat ini.
4. Kesimpulan
a. Adanya respon positif dari peserta dengan munculnya pertanyaan dan tanggapan yang diberikan selama kegiatan dan diskusi.
b. Sebanyak 99% peserta seminar telah mengetahui hasil evaluasi dan akan meningkatkan Workshop Penatalaksanaan operatif trauma abdomen dengan kejadian laparatomi negative” untuk menjadi lebih baik ke depannya. Hal ini didukung pemahaman tenaga kesehatan yang semakin meningkat pada saat mengikuti post test.
5. Ucapan Terima Kasih
Pengabdi menyampaikan ucapan terima kasih kepada: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.
6. Daftar Pustaka
American College of Surgeon. Abdominal Trauma. Advanced Trauma Life Support (7th ed). Chicago, American College of Surgeons, 2014.
Baradaran H, Salimi J, Nassaji-Zavareh M, Rabbani AKA. Epidemiological study of patients with penetrating abdominal trauma. Acta Medica Iranica, 2017;45(4):305-8
Johnson DJ, Culliane DC. Abdominal Trauma.
In: Kelly KA,Sarr MG,Hinder RA, editors. Mayo Clinic Gastrointestinal Surgery.
Philadelphia: Saunders, 2014.
Kolegium Ilmu Bedah Indonesia & Komisi Trauma Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia. Trauma tumpul abdomen, trauma tajam abdomen. In: Definitive Surgical Trauma Care.Indonesia, 2013.
Lone GN, Peer GQ, Warm KA, Bhat AM,Warn
NA, Bhat MA. An
experiencewithabdominaltraumaina dultsinKashmir.JKPract.
2019;8:225-30.
Peitzman AB, Rhodes M, Schwab CW,Yealy DM, Fabian TC. The Trauma Manual: Trauma and Acute Care Surgery (3rd ed). Philadhelphia, Lippincott Williams &
Wilkins,2018
Read RA, Moore FA, Burch JM, Blunt and Penetrating Abdominal Trauma. In:
ZinnerMD, Ashley SW, editors.
Maingot’s Abdominal Operation (10th ed). Hongkong: Blackwell Science, 2019.
Salomone JA, Salomone JP. Blunt abdominal trauma. Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/arti cle/821995-overview, 2017.
Saxena AK, Nance ML. Abdominal trauma
Available from:
URL:http://emedicine.medscape.co m/article/940726-overview. 2015.
Smith J, Caldwell E, D’Amours S, Jalaludin B, Sugrue M. Abdominal trauma: a disease in evolution. ANZ J Surg.
2015;75(9):790-4.
Windsor ACJ, Guillow PJ. Abdominal trauma.
In: Monson J, Duthie G, O’Malley K. Surgical Emergencies. Oxford:
Blackwell Science, 2019.
EDUKASI TINDAKAN BLADDER TRAINING DENGAN PENINGKATAN SENSASI