BAB IV HASIL PENELITIAN
3. Wujud Campur Kode
Campur kode adalah fenomena pencampuran bahasa kedua ke dalam bahasa pertama, pencampuran bahasa asing atau daerah ke dalam struktur bahasa ibu baik dalam tingkat kata, frasa, klausa, idiom, maupun sapaan. Penganalisisan campur kode dalam iklan komersial di bawah ini dilakukan berdasarkan pada klasifikasi iklan sebelumnya. Analisis campur kode terhadap data iklan komersial di radio dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Iklan Produk Properti
Iklan produk properti merupakan iklan yang menawarkan barang-barang atau produk-produk properti, seperti meja, kursi, dan perabot rumah lainnya. Iklan-iklan yang termasuk dalam kategori iklan properti terdiri dari iklan Colombus, iklan Purnama Steel Kanopi Kanopi, Iklan Meubel Jempol, dan iklan Margo Murah Baru.
1) Iklan Toko Colombus
Dalam iklan Toko Colombus terdapat tiga macam campur kode yang meliputi campur kode kata (CKK), campur kode baster (CKB), dan campur kode frasa (CKF). Berikut ini penjelasan masing-masing campur kode tersebut.
a) Campur kode yang berwujud kata
Kata adalah satuan bebas terkecil yang memiliki satu pengertian atau arti, baik dalam bentuk verba (kata kerja), nomina (kata benda), adjektiva (kata sifat), maupun bentuk-bentuk yang lain sesuai pembagian kata tersebut. Data di bawah ini menunjukkan adanya campur kode yang berwujud kata.
Eh Bu, kok perabotane dari dulu kok nggak ganti-ganti to, Bu. I…ih, kuno banget lho, Bu. (CKK 2)
Pokokmen, Bu Dini tu kalo pengen apa-apa ya, datang aja ke Colombus. (CKK 4)
Cash atau kredit. (CKK 5)
Makanya, segera kunjungi showroom Colombus Jalan Lawu No. 31 Karanganyar telp. 7006760 atau Jalan Honggowongso No. 97 Pasar Kembang Solo telp. 719837, tepatnya utara Pasar Kembang. (CKK 6)
Sales kami akan datang untuk isi aplikasi yang Anda inginkan. (CKK 7)
Bahasa dasar: Bahasa Indonesia
Pada kalimat di atas terjadi penyisipan kata nggak, banget, pingin dan partikel kok, to dan lho. Penyisipan kata dan partikel yang diambil dari bahasa Jawa dan dialek Jakarta di atas termasuk dalam kategori campur kode yang bersifat ke dalam. Peristiwa campur kode di atas dimaksudkan untuk menciptakan suasana tuturan yang luwes, santai, dan
commit to user
Selain campur kode ke dalam, data di atas juga menampilkan campur kode ke luar, yaitu pada data nomor 5, 6, dan 7. Penyisipan kata- kata bahasa Inggris seperti cash, showroom, dan sales yang dalam bahasa Indonesia berturut-turut memiliki arti tunai, tempat untuk memamerkan barang jualan, dan penjual merupakan peristiwa campur kode yang bersifat ke luar. Penggunaan unsur-unsur tersebut dimaksudkan untuk bergengsi, memberikan kesan modern, dan menarik perhatian pendengar iklan.
b) Campur kode yang berwujud baster
Baster adalah hasil perpaduan dua unsur bahasa yang membentuk satu makna. Campur kode yang berwujud baster ditunjukkan pada data di bawah ini.
Eh Bu, kok perabotane dari dulu kok nggak ganti-ganti to, Bu. (CKB 1)
Pokokmen, Bu Dini tu pengen apa-apa ya, datang aja ke Colombus. (CKB 3)
Bahasa dasar : Bahasa Indonesia
Kata perabotane dan pokokmen pada data di atas merupakan wujud baster. Serpihan unsur bahasa Jawa {-ne} dan {-men}, yang dalam bahasa Indonesia tidak ada padanannya, terpengaruh oleh dialek Jawa. Peristiwa campur kode bahasa Jawa ini termasuk dalam campur kode yang bersifat ke dalam. Peristiwa campur kode di atas dimaksudkan untuk menciptakan suasana tuturan yang luwes, santai, dan akrab.
c) Campur kode yang berwujud frasa
Frasa adalah satuan gramatikal yang merupakan kesatuan linguistik dan tidak melebihi batas fungsi atau jabatan kalimat. Campur kode yang berwujud frasa dapat dilihat pada data berikut ini.
Ada double bonus lho dari Colombus yang terlengkap, terjangkau, tercepat, terbaik, dan terjamin. (CKF 8)
Bahasa dasar : Bahasa Indonesia
Penggunaan frasa bahasa Inggris double bonus dalam bahasa Indonesia memiliki arti tambahan ganda. Campur kode ini termasuk campur kode yang bersifat ke luar. Penggunaan unsur bahasa Inggris ini
dimaksudkan untuk kemantapan dan ketepatan arti yang dimaksud dalam suatu tuturan.
2) Iklan Purnama Steel Kanopi Kanopi
Dalam iklan Purnama Steel Kanopi Kanopi terdapat dua macam campur kode yang meliputi campur kode kata (CKK) dan campur kode frasa (CKF). Berikut ini penjelasan masing-masing campur kode tersebut.
a) Campur kode yang berwujud kata
Kata adalah satuan bebas terkecil yang memiliki satu pengertian atau arti, baik dalam bentuk verba (kata kerja), nomina (kata benda), adjektiva (kata sifat), maupun bentuk-bentuk yang lain sesuai pembagian kata tersebut. Campur kode yang berwujud kata ditampilkan pada data di bawah ini.
Selain ahli bikin kanopi dan besi tempa, juga ahli mengerjakan relling tangga dan balkon, pagar, pintu, tralis. (CKK 9)
Bahasa dasar: bahasa Indonesia
Kata yang dicetak miring di atas merupakan pungutan dari bahasa Inggris, yang secara harfiah berarti menggerakkan. Namun, kata di atas secara keseluruhan memiliki makna tangga lipat. Pencampuran unsur bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia (bahasa ibu) tersebut masuk dalam campur kode yang bersifat ke luar dan pencampuran ini didasari pada faktor keinginan pengiklan untuk menciptakan kesan modern pada tuturannya.
b) Campur kode yang berwujud frasa
Frasa adalah satuan gramatikal yang merupakan kesatuan linguistik dan tidak melebihi batas fungsi atau jabatan kalimat. Data di bawah ini menunjukkan adanya campur kode yang berwujud frasa.
Pokoknya, semuanya dech yang berhubungan dengan stainless steel. (CKF 10)
Bahasa dasar: bahasa Indonesia
Frasa stainless steel merupakan pungutan dari bahasa Inggris. Frasa tersebut jika dijabarkan terdiri dari kata stainless berarti tidak dapat berkarat dan steel berarti besi (dalam bahasa Indonesia), sehingga
commit to user
stainless steel bisa diartikan besi yang tidak mudah atau tidak dapat berkarat. Penggunaan frasa dari bahasa asing tersebut dilatari faktor keinginan pengiklan untuk menggunakan suatu kata atau ungkapan yang tepat arti dan menciptakan kesan modern. Pencampuran kode di atas termasuk dalam campur kode yang bersifat ke luar.
3) Iklan Meubel Jempol
Dalam iklan Meubel Jempol terdapat dua macam campur kode yang meliputi campur kode kata (CKK) dan campur kode frasa (CKF). Berikut ini penjelasan masing-masing campur kode tersebut.
a) Campur kode yang berwujud kata
Wa…h, habis dapat arisan ni, Kang. Pengen beli tempat tidur baru. (CKK 11)
Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Data di atas menunjukkan adanya campur kode yang berwujud kata. Kata panggilan Kang dan kata pengen di atas merupakan kata atau unsur dari bahasa Jawa. Kata panggilan Kang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan ‘kakak laki-laki, saudara laki-laki’; sedangkan kata pengen sama maknanya dengan kata ingin. Campur kode yang unsurnya diambil dari bahasa daerah termasuk dalam campur kode yang bersifat ke dalam. Penggunaan kata-kata tersebut dimaksudkan untuk memunculkan suasana tuturan yang kedaerahan, komunikasi yang dilakukan antara pembicara atau pelaku iklan menjadi lebih santai dan akrab di telinga pendengar atau sasaran iklan. Hal ini, juga mendukung pemahaman pendengar akan alur cerita iklan atau pesan yang ingin disampaikan pengiklan.
Loh, maksudmu opo Kang? (CKK 12)
Wis akeh tonggo-tonggone dhewe sing keno tipu sales gadungan. (CKK 13)
Wo…a meyakinkan tenan lho penampilane. (CKK 14) Bahasa dasar: bahasa Jawa
Ketiga data di atas memiliki bahasa dasar berupa bahasa Jawa. Unsur-unsur yang dicampur dalam tuturan di atas berupa bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kata maksudmu, tipu, dan gadungan
dipungut dari bahasa Indonesia, sedangkan kata sales, yang berarti penjual, dipungut dari bahasa Inggris. Penggunaan kata-kata tersebut dimaksudkan untuk menimbulkan kesan metropolitan, modern, dan kemantapan maksud pengiklan yang disampaikan.
b) Campur kode yang berwujud frasa
Frasa adalah satuan gramatikal yang merupakan kesatuan linguistik dan tidak melebihi batas fungsi atau jabatan kalimat. Data di bawah ini menunjukkan adanya campur kode yang berwujud frasa.
Nganggo surat pengantar, barang. (CKF 15)
Soko ndhek mbiyen sampe sak iki sing jenenge Toko Meubel Jempol di semua cabang lan kota ora pernah dodolan secara door to door. (CKF 16)
Bahasa dasar: bahasa Jawa
Frasa surat pengantar dan di semua cabang diambil dari bahasa Indonesia. Frasa tersebut digunakan dalam tuturan bahasa Jawa dengan maksud untuk ketepatan arti kata yang ingin disampaikan. Pencampuran kode di atas merupakan campur kode yang bersifat ke dalam.
Frasa door to door diambil dari bahasa Inggris yang berarti mendatangi dari rumah ke rumah. Frasa ini digunakan dengan maksud untuk menimbulkan kesan modern dan kemantapan maksud yang diinginkan. Pencampuran di atas termasuk dalam campur kode ke luar. 4) Iklan Margo Murah Baru
Dalam iklan Margo Murah Baru terdapat dua macam campur kode yang meliputi campur kode kata (CKK) dan campur kode frasa (CKF). Berikut ini penjelasan masing-masing campur kode tersebut.
a) Campur kode yang berwujud kata
Kata adalah satuan bebas terkecil yang memiliki satu pengertian atau arti, baik dalam bentuk verba (kata kerja), nomina (kata benda), adjektiva (kata sifat), maupun bentuk-bentuk yang lain sesuai pembagian kata tersebut. Data yang menampilkan campur kode yang berwujud kata dapat dilihat pada data di bawah ini.
commit to user
Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Tuturan kalimat berbahasa dasar Indonesia di atas menampilkan adanya campur kode ke dalam. Pencampuran tersebut ditunjukkan dengan kata mumpung yang diambil dari bahasa Jawa. Kata tersebut memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia, yakni selagi. Penggunaan kata mumpung di atas oleh pengiklan dimaksudkan untuk menciptakan suasana tuturan yang kedaerahan.
b) Campur kode yang berwujud frasa
Frasa adalah satuan gramatikal yang merupakan kesatuan linguistik dan tidak melebihi batas fungsi atau jabatan kalimat. Frasa spring bed pada data di bawah ini dipungut dari bahasa Inggris. Frasa tersebut berarti tempat tidur.
Hah, spring bed?! (CKF 18) Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Pencampuran unsur bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia di atas termasuk dalam campur kode yang bersifat ke luar. Pencampuran tersebut dimaksudkan untuk bergengsi, kemantapan maksud tuturan pengiklan, dan menciptakan kesan modern.
b. Iklan Produk Makanan
Iklan produk makanan merupakan iklan yang menawarkan barang-barang atau produk-produk makanan. Iklan-iklan yang termasuk dalam kategori iklan produk makanan meliputi iklan Kecap Teh Cap Nyapu Pekalongan, iklan Sirup Niki Sari, dan iklan Ale-Ale.
1) Iklan Teh Cap Nyapu Pekalongan
Dalam iklan Teh Cap Nyapu Pekalongan hanya ada satu macam campur kode, yaitu campur kode kata (CKK). Kata adalah satuan bebas terkecil yang memiliki satu pengertian atau arti, baik dalam bentuk verba (kata kerja), nomina (kata benda), adjektiva (kata sifat), maupun bentuk- bentuk yang lain sesuai pembagian kata tersebut.
Hush, bukan itu maksudku. (CKK 21) Kalo itu sich gampang, Bu. (CKK 22) Coba dech, pasti nyes. (CKK 23) Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Penggunaan kata denger-denger, rame, hush, gampang, dan nyes di atas dipungut dari bahasa Jawa. Pemakaian kata denger-denger, rame, dan gampang disebabkan faktor keinginan pengiklan untuk memunculkan komunikasi yang bersifat kedaerahan, santai, dan mudah dipahami. Sementara itu, kata hush dan nyes dimasukkan dalam tuturan berbahasa dasar bahasa Indonesia di atas disebabkan dalam bahasa Indonesia tidak ada padanan kata yang sesuai dengan kata-kata tersebut. Dengan kata lain, kata tersebut digunakan untuk ketepatan arti atau ungkapan perasaan yang ingin pengiklan hadirkan dalam tuturan iklannya.
2) Iklan Sirup Niki Sari
Dalam iklan Sirup Niki Sari hanya ada satu macam campur kode, yaitu campur kode kata (CKK). Campur kode yang muncul pada data di bawah ini merupakan campur kode yang bersifat ke luar. Kata adalah satuan bebas terkecil yang memiliki satu pengertian atau arti, baik dalam bentuk verba (kata kerja), nomina (kata benda), adjektiva (kata sifat), maupun bentuk- bentuk yang lain sesuai pembagian kata tersebut.
Frambors, jeruk, mocca, rosemelon.(CKK24) Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Kata rosemelon merupakan kata yang menunjukkan pencampuran tersebut. Kata yang dipungut dari bahasa Inggris di atas memiliki arti dalam bahasa Indonesia. Pencampuran di atas didasarkan pada keinginan untuk sekedar bergengsi dan memberi kesan metropolitan.
3) Iklan Ale-Ale
Dalam iklan Ale-Ale terdapat dua macam campur kode yang meliputi campur kode kata (CKK) dan campur kode klausa (CKKl). Berikut ini penjelasan masing-masing campur kode tersebut.
commit to user
a) Campur kode yang berwujud kata
Kata adalah satuan bebas terkecil yang memiliki satu pengertian atau arti, baik dalam bentuk verba (kata kerja), nomina (kata benda), adjektiva (kata sifat), maupun bentuk-bentuk yang lain sesuai pembagian kata tersebut. Campur kode yang berwujud kata pada data di bawah ini termasuk dalam campur kode yang bersifat ke luar.
Ada orange, strawberry, dan apel fuji.(CKK 25) Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Pencampuran tersebut ditandai dengan adanya kata orange dan strawberry. Kedua kata tersebut dalam bahasa Indonesia sama maknanya dengan kata jeruk dan stroberi. Pencampuran di atas didasarkan pada faktor gengsi, metropolitan, dan modern.
b) Campur kode yang berwujud klausa
Klausa adalah suatu konstruksi (bangunan) yang sekurang- kurangnya terdiri atas unsur subjek-predikat. Data di bawah ini merupakan data yang menunjukkan adanya campur kode yang berwujud klausa.
Ale-Ale terbukti sebagai minuman Indonesia dan branch a world. (CKKl 26)
Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Pencampuran kode di atas ditunjukkan dengan klausa yang dipungut dari bahasa Inggris, yakni klausa branch a world. Klausa tersebut mempunyai makna merk dagang yang telah diakui semua negara. Pencampuran kode tersebut termasuk dalam campur kode ke luar yang disebabkan faktor gengsi dan menciptakan kesan modern.
c. Iklan Produk Kosmetik
Iklan produk kosmetik merupakan iklan yang menawarkan barang-barang atau produk-produk kosmetik atau kecantikan. Iklan-iklan yang termasuk dalam kategori iklan produk kosmetik ada dua, yakni iklan New Give White dan iklan Hair Sense.
1) Iklan New Give White
Dalam iklan New Give White ada dua macam campur kode, yaitu campur kode frasa (CKF) dan campur kode kata (CKK). Penjelasan masing- masing campur kode dapat dilihat pada uraian di bawah ini.
a) Campur kode yang berwujud frasa
Moisturewhite-nya melembapkan plus bikin kulit kita putih tapi nggak kering. (CKF 27)
Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Frasa moisturewhite dipungut dari bahasa Inggris yang berarti pelembap yang memutihkan. Frasa asing di atas digunakan karena faktor ketepatan arti tuturan, sekedar gengsi dan menciptakan kesan modern. Pencampuran di atas termasuk dalam campur kode ke luar.
b) Campur kode yang berwujud kata
Kata plus merupakan kata dari bahasa Inggris yang berarti tambah. Kata plus disebabkan faktor gengsi dan memunculkan kesan modern. Pencampuran di atas termasuk dalam campur kode ke luar.
Moisturewhite-nya melembapkan plus bikin kulit kita putih tapi nggak kering. (CKK 28)
Bahasa dasar : bahasa Indonesia 2) Iklan Hair Sense
Dalam iklan Hair Sense juga hanya ada satu macam campur kode, yaitu campur kode kata (CKK). Kata adalah satuan bebas terkecil yang memiliki satu pengertian atau arti, baik dalam bentuk verba (kata kerja), nomina (kata benda), adjektiva (kata sifat), maupun bentuk-bentuk yang lain sesuai pembagian kata tersebut. Kata conditioner termasuk kata dari bahasa Inggris yang berarti pengkondisi atau sesuatu yang bisa digunakan untuk merawat.
Hair Sense mengandung protein sutra berfungsi sebagai conditioner khusus yang menjaga rambut tetap sehat, jadi tidak rusak dan menutup uban dengan sempurna. (CKK 28)
Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Kata conditioner disebabkan faktor keinginan pengiklan untuk menggunakan kata yang dirasa mantap dengan maksud tuturan iklan, sekedar
commit to user
gengsi, dan memunculkan kesan modern. Pencampuran di atas termasuk dalam campur kode ke luar.
d. Iklan Jasa
Iklan jasa merupakan iklan yang menawarkan barang-barang atau produk- produk berupa layanan jasa. Iklan-iklan yang termasuk dalam kategori iklan jasa di antaranya iklan Tabib Ibu Rizal, iklan BPR Trihasta Prasojo, iklan BPR Weleri Makmur, iklan PT Sarana Insan Mandiri, dan iklan Altolud.
1) Iklan Tabib Ibu Rizal
Dalam iklan Ale-Ale hanya terdapat satu macam campur kode, yaitu campur kode kata (CKK). Kata adalah satuan bebas terkecil yang memiliki satu pengertian atau arti, baik dalam bentuk verba (kata kerja), nomina (kata benda), adjektiva (kata sifat), maupun bentuk-bentuk yang lain sesuai pembagian kata tersebut.
Sakit nich senut…senut… (CKK 29) Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Kata senut adalah kata dalam bahasa Jawa yang digunakan oleh seseorang untuk mengungkapkan rasa sakit. Kata tersebut tidak memiliki padanan kata yang lain dalam bahasa Indonesia. Penggunaan unsur itu hanya untuk menyangatkan pesan atau ucapan yang disampaikan pengiklan. Pencampuran kata senut dalam tuturan yang berbahasa dasar bahasa Indonesia di atas dilatarbelakangi oleh faktor ketidakadaan padanan kata dalam bahasa Indonesia. Campur kode pada data di atas termasuk dalam campur kode yang bersifat ke dalam.
2) Iklan BPR Trihasta Prasojo
Dalam iklan BPR Trihasta Prasojo terdapat tiga macam campur kode yang meliputi campur kode kata (CKK), campur kode baster (CKB), dan campur kode frasa (CKF). Berikut ini penjelasan masing-masing campur kode tersebut.
a) Campur kode yang berwujud kata Buat mantu. (CKK 31)
A…h Bapak iki, apa-apa kok andalane BPR Trihasta Prasojo. (CKK 32)
Bapak itu bener, Buk. (CKK 34)
Jangan-jangan syarate angel. (CKK 35) Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Penggunaan kata mantu, iki, bener, dan angel merupakan kata-kata yang diambil dari bahasa Jawa. Di dalam bahasa Indonesia, kata-kata tersebut sama maknanya dengan kata punya hajat, ini, benar, dan sulit. Pencampuran unsur suatu bahasa yang diambil dari bahasa daerah termasuk dalam campur kode ke dalam. Percampuran kata-kata tersebut dengan maksud ingin memunculkan suasana akrab dan santai antara pelaku-pelaku iklan, yaitu antaranggota keluarga. Pencampuran kode yang bersifat ke dalam di atas disebabkan faktor keinginan untuk memunculkan suasana kedaerahan dalam tuturan yang disampaikan pengiklan.
b) Campur kode yang berwujud baster
Baster adalah hasil perpaduan dua unsur bahasa yang membentuk satu makna. Campur kode yang berwujud baster ditunjukkan pada data di bawah ini.
A…h Bapak iki, apa-apa kok apa-apa kok andalane BPR Trihasta Prasojo. (CKB 33)
Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Kata andalane di atas merupakan perpaduan dua unsur bahasa dari dua bahasa yang berbeda, yakni bahasa Indonesia (kata andalan) dan bahasa Jawa (akhiran /e/). Kata tersebut jika ditulis dalam penulisan yang baku seharusnya berbunyi andalannya. Pencampuran kode yang bersifat ke dalam di atas dilatarbelakangi oleh faktor keinginan pengiklan untuk menciptakan suasana tuturan yang kedaerahan dan terdengar lebih luwes. c) Campur kode yang berwujud frasa
Frasa adalah satuan gramatikal yang merupakan kesatuan linguistik dan tidak melebihi batas fungsi atau jabatan kalimat. Frasa dari bahasa asing yang muncul pada data di bawah ini memiliki padanan makna
commit to user
Kalau gitu let’s go yo, Pak ke BPR Trihasta Prasojo. (CKF 36) Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Frasa let’s go mengindikasikan sebuah ajakan dengan penuh semangat terhadap suatu hal oleh penutur kepada mitra tutur. Frasa tersebut menunjukkan pencampuran kode yang bersifat ke luar yang dimaksudkan untuk memberikan kesan modern dan sekedar gengsi. 3) Iklan BPR Weleri Makmur
Dalam iklan BPR Weleri Makmur terdapat dua macam campur kode yang meliputi campur kode kata (CKK), campur kode baster (CKB), dan campur kode frasa (CKF). Berikut ini penjelasan masing-masing campur kode tersebut.
a) Campur kode yang berwujud kata Monggo Mas Suryo. (CKK 37)
Padahal anak saya juga pengen kuliah, tapi saya ini nggak gableg duit, blas. (CKK 38)
Kayak aku, kredit di BPR Weleri Makmur. (CKK 39)
Lha, BPR Weleri Makmur kuwi alamate mana to, Mas? (CKK 40) Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Pencampuran kode berwujud kata pada data di atas termasuk campur kode yang bersifat ke dalam. Kata monggo, pengen, blas, dan kuwi dipungut dari bahasa Jawa; sedangkan kata kayak dipungut dari bahasa Betawi. Kata-kata tersebut secara berurutan memiliki padanan makna dengan kata silahkan, ingin, sama sekali, seperti, dan itu dalam bahasa Indonesia. Pencampuran kode di atas dilatarbelakangi faktor keinginan untuk menghormati mitra tuturnya, ketidakadaan padanan kata, ketepatan maksud sebuah kata, dan memunculkan suasana kedaerahan. b) Campur kode yang berwujud baster
Sebelah utara prapatan Warung Pelem itu to? (CKB 41) Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Baster yang terbentuk karena perpaduan antara unsur bahasa Jawa dan bahasa Indonesia di atas merupakan pencampuran kode yang bersifat ke dalam. Bentuk baster prapatan yang seharusnya berbunyi perempatan
didasari oleh faktor keinginan untuk menciptakan kesan tuturan yang santai, akrab, dan mudah dipahami.
c) Campur kode yang berwujud frasa
Kalo’ nggak gableg duit, ya kredit saja. (CKF 42) Bahasa dasar : bahasa Indonesia
Frasa adalah satuan gramatikal yang merupakan kesatuan linguistik dan tidak melebihi batas fungsi atau jabatan kalimat. Frasa gableg duit, hasil adopsi dari frasa bahasa Jawa, mempunyai makna mampu menghasilkan uang lebih banyak dan lebih cepat. Pencampuran kode di atas merupakan campur kode ke dalam yang didasari pada faktor ketepatan dan kemantapan suatu tuturan, serta memberikan suasana tuturan yang kedaerahan.
4) Iklan PT Sarana Insan Mandiri