• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4. Wujud Alih Kode

Alih kode adalah suatu peristiwa peralihan dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Analisis alih kode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemakaian bahasa Indonesia ke bahasa lain atau peralihan dari bahasa lain ke penggunaan bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa iklan yang disiarkan oleh Radio JPI tidak hanya menggunakan kata-kata dari bahasa Indonesia, tetapi juga kata- kata dari bahasa lain. Dari 26 data iklan, terdapat 8 iklan yang menampilkan alih kode. Analisis alih kode yang terdapat dalam data iklan komersial di radio dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Iklan Colombus

Penutur : si A

Mitra tutur : si B

Topik pembicaraan : perabotan kuno

Tujuan pembicaraan : saling mengingatkan

Situasi pembicaraan : di rumah, informal, dan santai Data Alih Kode (AK 1) :

A : “Kulo nuwun…” B : “Monggo, monggo…”

A : “Eh Bu, kok perabotane dari dulu kok nggak ganti-ganti to, Bu. I…ih, kuno banget lho, Bu.”

B : “Perabotan sekarang mahal-mahal.”

commit to user

adanya alih kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Dialog tersebut diawali penutur dengan menggunakan kata sapaan bahasa Jawa, yakni kulo nuwun. Mitra tutur, dengan latar kebahasaan yang sama, menanggapi sapaan tersebut dengan menggunakan bahasa Jawa pula. Penggunaan kalimat sapaan dalam bahasa Jawa dimaksudkan agar terkesan lebih akrab dan saling menghormati antara si A dan si B (pelaku iklan), serta lebih terdengar santai di telinga pendengar.

Pada saat si A memulai pembicaraan inti, dia beralih kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dialek Jakarta. Peralihan kode ini termasuk dalam alih kode yang bersifat intern atau ke dalam. Alih kode yang ditampilkan di atas dilatarbelakangi oleh faktor topik pembicaraan.

b. Iklan Purnama Steel Kanopi Kanopi

Penutur : si A (bapak)

Mitra tutur : si B (ibu)

Topik pembicaraan : rumah berkanopi

Tujuan pembicaraan : meminta pendapat

Situasi pembicaraan : di rumah, informal, dan santai Data Alih Kode (AK 2) :

A : “Gimana Bu, setelah teras kita ada kanopinya?”

B : “Bagus ya Pak. Eyup. Rumah kita terlihat makin cantik.”

Wacana iklan Purnama Steel Kanopi Kanopi berupa wacana dialog yang diperankan oleh dua orang pemeran iklan dan seorang narator. Pada dialog di atas menampilkan adanya alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. Dialog tersebut diawali penutur dengan menggunakan tuturan berupa kalimat pertanyaan dari bahasa Indonesia ragam santai. Pertanyaan tersebut dijawab si B atau mitra tutur dengan bahasa Indonesia pula, namun pada kalimat berikutnya mitra tutur mulai melakukan alih kode. Peralihan kode tersebut ditunjukkan dengan kata eyup. Peralihan di atas termasuk dalam alih kode ke dalam (intern) yang dilatarbelakangi faktor mitra tutur. Karena sama-sama memiliki latar kebahasaan yang sama, yakni bahasa Jawa, maka mitra tutur melakukan alih kode tersebut.

c. Iklan Meubel Jempol

Penutur : si A

Mitra tutur : si B

Topik pembicaraan : keinginan membeli tempat tidur Tujuan pembicaraan : menasehati untuk berhati-hati Situasi tuturan : informal dan santai

Data Alih Kode (AK 3) :

A : “Wa…h, habis dapat arisan ni, Kang. Pingin beli tempat tidur baru. Tadi itu ada orang yang ke sini nawarin. Harganya murah-murah lho, Kang.”

B : “Ati-ati lho, Yu.”

Wacana iklan Meubel Jempol berbentuk dialog dengan tanpa narator diperankan oleh dua orang, yakni si A dan si B. Latar cerita dalam iklan tersebut dibuat sesantai mungkin dengan ditandai adanya penggunaan kata panggilan Kang (saudara atau kakak laki-laki) dan Yu (saudara atau kakak perempuan). Pada awal dialog, si A sebagai penutur membuka pembicaraan dengan menggunakan bahasa Indonesia ragam santai. Penutur menyampaikan keinginannya untuk membeli tempat tidur baru karena baru saja mendapat arisan. Sebagai mitra tutur yang memiliki latar kebahasaan yang sama dengan penutur, si B menanggapi ucapan si A dengan menggunakan bahasa Jawa. Tanggapan yang diutarakannya hanya sekedar peringatan atau nasihat untuk berhati-hati kalau membeli tempat tidur. Hal ini ditunjukkan dengan kalimat ati-ati lho, Yu di atas. Peralihan kode yang dilakukan oleh si B sebagai mitra tutur termasuk dalam alih kode yang bersifat ke dalam.

d. Iklan Teh Cap Nyapu Pekalongan

Penutur : Bu Ani

Mitra tutur : Jeng Tatik

Topik pembicaraan : perasaan tidak puas

Tujuan pembicaraan : mempertanyakan rasa keheranannya Situasi tuturan : di sebuah pasar, informal, dan santai

commit to user

Data Alih Kode (AK 4) :

Bu Ani : “Itu lho, Jeng. Bapaknya anak-anak masak dikasih tiap

hari kok nggak pernah puas.”

Jeng Tatik : “Opo? Nggak pernah puas?”

Wacana iklan Teh Cap Nyapu Pekalongan berbentuk dialog dengan disertai seorang narator. Iklan tersebut diperankan oleh dua orang, yakni si A dan si B. Dalam wacana iklan Teh Cap Nyapu Pekalongan muncul dua peristiwa alih kode yang berlatarbelakang mitra tutur. Pada data nomor 4 di atas, bu Ani sebagai penutur menggunakan bahasa Indonesia ragam santai. Penutur menceritakan ketidakpuasaan suaminya yang dianggapnya sudah keterlaluan. Si B, sebagai mitra tutur, menanggapi tuturan penutur tersebut dengan menggunakan bahasa Jawa berupa kalimat tanya Opo?. Tanggapan tersebut mitra tutur lanjutkan dengan penggunaan bahasa Indonesia ragam santai. Peralihan kode yang mitra tutur lakukan pada data di atas, dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia, merupakan alih kode yang bersifat ke dalam.

Data Alih Kode (AK 5) :

Bu Ani : “Teh Cap Nyapu Pekalongan? Belinya dimana to, Jeng?”

Jeng Tatik : “Ya di warung-warung, di toko-toko. Semua ada kok.

Coba dech, pasti nyes.”

Bu Ani : “Oo… ho oh, ho oh.”

Masih dalam iklan yang sama, alih kode kedua muncul pada dialog selanjutnya. Data dengan nomor 5 di atas merupakan data alih kode yang bersifat ke dalam. Penutur dalam tuturannya menggunakan bahasa Indonesia ragam santai dan ditanggapi mitra tutur dengan bahasa Indonesia ragam santai pula. Pada tuturan yang dilakukan penutur berikutnya, dia menggunakan bahasa Jawa dalam bentuk kalimat pernyataan setuju. Pada data di atas, peralihan kode tersebut ditunjukkan dengan kalimat Oo… ho oh, ho oh.

e. Iklan Tabib dr. Nita, MA.

Penutur : si A

Mitra tutur : si B

Tujuan pembicaraan : memberikan informasi pengobatan alternatif Situasi pembicaraan : di rumah, informal, dan santai

Data Alih Kode (AK 6) :

A : “Jam semene isih kemul sarung, klumbrak-klumbruk. Jane ki yo gene to, Mbak, Mbak?”

B : “Iki lho… ambeienku kumat.”

A : “Gampang, Mbak. Nyang nggone wae dr. Nita, M. A. Mesti beres…” Narator : Tabib Nita, M. A. ahli mengobati penyakit kewanitaan. Kanker payudara, keputihan separah apapun satu minggu sembuh total, ingin keturunan dua sampai tiga kali terapi langsung hamil.

Pada dialog di atas menampilkan adanya alih kode dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Dalam iklan di atas, pembicaraan yang dilakukan antara si A dan si B menggunakan bahasa Jawa. Pada saat narator mulai berdialog, dia melakukan alih kode ke bahasa Indonesia ragam resmi. Peralihan kode ini dilatarbelakangi faktor topik pembicaraan. Dialog yang diucapkan narator berupa topik tentang penjelasan pengobatan alternatif yang diiklankan.

f. Iklan BPR Trihasta Prasojo

Penutur : si A (ibu)

Mitra tutur : si B (bapak)

Topik pembicaraan : butuh dana

Tujuan pembicaraan : memberikan informasi tempat kredit Situasi tuturan : di rumah, informal, dan santai Data Alih Kode (AK 7) :

A : “Wa…h Pak, kita butuh dana banyak lho, Pak. Buat mantu.”

B : “Tenang saja, Buk. Kita ambil kredit di BPR Trihasta Prasojo saja. Piye?”

Wacana iklan BPR Trihasta Prasojo berupa dialog yang diperankan oleh tiga pelaku iklan dengan tanpa narator. Pada tuturan di atas menampilkan adanya alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. Peralihan ini termasuk dalam alih kode yang bersifat intern atau ke dalam. Alih kode yang ditampilkan di atas dilatarbelakangi oleh faktor mitra tutur. Antara penutur dengan mitra tutur,

commit to user

dilihat dari suasana dialog yang coba ditampilkan pengiklan, yaitu setting keluarga. Dengan latar kebahasaan yang sama di atas, memungkinkan penutur dan mitra tutur beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa atau sebaliknya.

Data Alih Kode (AK 8) :

B : “Angel piye to? Syaratnya ya umum saja. Fotokopi KTP suami istri dan KK yang masih berlaku, fotokopi surat nikah, slip gaji, jaminan BPKB dan SHM. Lebih detail lagi ya ke BPR Trihasta Prasojo saja.”

Pada dialog di atas, alih kode kembali muncul. Peralihan kode dilakukan dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Kalimat angel piye to? memiliki arti sulit bagaimana to? dalam bahasa Indonesia. Peralihan di atas termasuk dalam alih kode ke dalam yang dilatarbelakangi oleh topik pembicaraan. Bahasa Jawa digunakan untuk dialog dengan topik pembicaraan yang santai antarkeluarga, sedangkan bahasa Indonesia digunakan untuk dialog dengan topik pembicaraan tentang informasi penting dari produk yang diiklankan.

Data Alih Kode (AK 9) :

A : “Biar kreditnya cepet cair. Aku selak pingin mantu.”

Peralihan kode ketiga yang dimunculkan dalam iklan BPR Trihasta Prasojo dilatarbelakangi oleh faktor topik pembicaraan. Pada awal kalimat penutur menggunakan bahasa Indonesia untuk menyampaikan keunggulan produk yang diiklankan, sedangkan pada kalimat berikutnya penutur menggunakan bahasa Jawa untuk menyampaikan keinginannya mengadakan hajatan secepat-cepatnya. Peralihan di atas termasuk dalam alih kode yang bersifat ke dalam atau intern.

g. Iklan BPR Weleri Makmur

Penutur : Mas Cahyo

Mitra tutur : Mas Suryo

Topik pembicaraan : mengantar kuliah Tujuan pembicaraan : menanyakan tujuan pergi Situasi tuturan : di jalan, informal, dan santai Data Alih Kode (AK 10) :

Mas Cahyo : “Monggo Mas Suryo.”

Mas Cahyo : “Mau nganter anakku, si Danang, masuk kuliah.”

Wacana iklan BPR Weleri Makmur diperankan oleh dua orang pelaku dengan tanpa narator. Wacana iklan di atas berbentuk dialog. Dialog tersebut diawali dengan penggunaan bahasa Jawa berupa sapaan yang dilakukan oleh penutur. Selanjutnya, dialog dilakukan oleh mitra tutur yang menggunakan bahasa Indonesia. Pada tuturan berikutnya, penutur beralih kode menggunakan bahasa Indonesia ragam santai. Peralihan yang muncul pada data di atas merupakan alih kode ke dalam. Alih kode tersebut dilatarbelakangi faktor topik pembicaraan, yakni dari topik yang ringan hanya sekedar sapaan berubah ke topik tentang kuliah.

h. Iklan Hemaviton Jreng Data Alih Kode (AK 11) :

Jreng, jreng, ya Hemaviton Jreng. Jreng segarnya, jreng staminanya. Hehehe… ape gue kate.

Jreng segarnya, jreng khasiatnya.

Iklan Hemaviton Jreng merupakan iklan wacana monolog. Pada iklan ini muncul alih kode yang bersifat ke dalam, yakni bahasa Indonesia ke bahasa Betawi. Pengalihan tersebut ditandai dengan penggunaan kalimat ape gue kate. Kalimat tersebut merupakan kalimat tuturan dari bahasa Betawi. Pengalihan di atas dilatar belakangi faktor humor, yaitu agar tuturan lebih terdengar lucu dan menarik pendengar atau sasaran iklan.

commit to user

Dokumen terkait